Pembagian 4 dalam konteks ini biasanya merujuk pada rasio 4:1 yang mencerminkan hubungan antara voltase dan lilitan trafo, di mana voltase sekunder menjadi seperempat dari voltase primer. Ini adalah konsep yang digunakan untuk memahami bagaimana trafo bekerja dalam meningkatkan atau menurunkan tegangan.
Trafo (transformator) berfungsi untuk mengubah tegangan listrik dari satu level ke level lain melalui prinsip induksi elektromagnetik. Berikut adalah penjelasan mengapa tegangan 220V yang diberikan pada lilitan primer trafo tidak menyebabkan korsleting: Desain Lilitan dan Isolasi: Lilitan pada trafo, baik primer maupun sekunder, dirancang dengan kawat yang memiliki isolasi yang cukup untuk menahan tegangan yang diberikan. Isolasi ini mencegah terjadinya hubungan pendek (short circuit) antara lilitan atau ke inti besi trafo. Resistansi Lilitan: Lilitan primer memiliki resistansi yang cukup untuk membatasi arus yang mengalir ketika tegangan 220V diterapkan. Resistansi ini, meskipun biasanya rendah, cukup untuk memastikan bahwa arus yang dihasilkan berada dalam batas aman yang tidak menyebabkan kerusakan atau korsleting. Induktansi: Saat arus AC diterapkan, induktansi dari lilitan primer menyebabkan terjadinya reaktansi induktif yang menambah impedansi keseluruhan dari lilitan primer. Reaktansi ini membatasi arus yang mengalir sesuai dengan hukum Ohm untuk AC (V = IZ, di mana Z adalah impedansi total termasuk resistansi dan reaktansi). Magnetisasi Inti: Tegangan AC yang diterapkan pada lilitan primer menyebabkan medan magnet bolak-balik dalam inti besi trafo. Medan magnet ini menginduksi tegangan di lilitan sekunder tanpa terjadi korsleting di lilitan primer. Arus Magnetisasi: Pada trafo, arus yang mengalir dalam lilitan primer (disebut arus magnetisasi) umumnya kecil dibandingkan dengan arus beban yang diambil dari lilitan sekunder. Arus magnetisasi ini diperlukan untuk menghasilkan medan magnet dalam inti besi dan biasanya cukup rendah sehingga tidak menimbulkan korsleting. Secara keseluruhan, trafo dirancang untuk bekerja dengan tegangan yang diberikan pada lilitan primer tanpa mengalami korsleting karena faktor-faktor di atas, termasuk desain yang tepat, isolasi yang memadai, dan properti induktansi lilitan
Kalo dari awal. Misalnya kita mau membuat trafo step down dari 220V menjadi 12V, misalnya 5A. Gimana cara menentukan jumlah lilitan kawat di Primer dan sekundernya, karena dg rumus di atas kita sdh tahu jumlah lilitan primernyanya ? Kalo sama sekali blm tahu jumlah lilitan Primer & sekundernya ?
@@JAGOLISTRIK - Contohnya dong Bang Jago. Vp & Vs kita sdh tahu misalnya Vp = 220V & Vs = 12V. Jadi berapa jumlah masing2 lilitan P&S dan berapa ukuran kawat utk 5A itu.
Ini dikarenakan ada induktansi dan resistansi pada kumparan trafo. Induktansi mengakibatkan GGL (gaya gerak listrik) atau EMF (electric motive force) yg melawan arus yg masuk. Jadi seolah2 ada tegangan lawan yg terbangkit pada trafo sehingga beda potential antara tegangan yg masuk dgn EMF jadi kecil. Selisih ini diserap oleh resistansi kawat dan berubah jadi panas. Gitu cerita ilmiahnya.
Tergantung dari daya trafo yg akan anda design. Misalnya anda mau bikin trafo 1 kW yg inputnya 220 V, maka arus primer 4,5 A. Bulatin aja jadi 5 A. Arus segini butuh kawat dgn luas penampang 1 mm², karena secara empiris tiap mm² kawat tembaga bisa menyalurkan arus 5 A. Demikian dgn cara yg sama bisa dihitung sekunder trafo nya.
Ada ketentuannya gak ya, tegangan dan arus dengan jumlah lilitan serta diameter di primer nya? Misal 220v berapa lilitan untuk menghasilkan 5a ampere pada trafo step down 12v 5a. Thanks gan.
Jumlah lilitan tergantung dari luas penampang kern. Secara empiris tiap Volt dibutuhkan 50 dibagi luas penampang kern bagian tengah. Angka 50 ini adalah frekuensi listrik di Indo. Kemampuan menghasilkan arus ditentukan oleh luas penampang kawat email nya. Secara empiris tiap mm² kawat tembaga mampu menghantarkan arus 5 Ampere. Cari tabel nya di internet.
Bang mau nanya seperti tadi kan itu ada Vp 220V dan Vs 110V truss sama Np 1500 dan Ns 7500 untuk jumlah lilitannya apakah ada pengaruhnya juga bang? Mengapa tidak Np 2 lilitan dan Ns 1 lilitan atau Np 10 lilitan Ns 5 lilitan,, maaf bg masih pemula soalnya hehe😅
Jumlah lilitan yang lebih banyak membantu memastikan bahwa medan magnet cukup kuat untuk menginduksi tegangan di kumparan sekunder. Rasio jumlah lilitan mengatur rasio tegangan antara primer dan sekunder, dan jumlah lilitan yang kecil tidak akan menghasilkan perbedaan tegangan yang diinginkan. Lilitan yang terlalu sedikit akan menghasilkan trafo yang tidak efisien dan tidak stabil dalam operasinya.
Secara empiris saja ya, kalau anda menggunakan kern EI maka ukur bagian tengah kern E nya dan tebal kern yg akan dirangkai. Ukur dlm cm lebar dikalikan tebal nya. Daya trafo = Kuadrat luas penampang kern bagian tengah. Jadi misalnya lebar bagian tengah 4 cm dan ketebalan lapis kern 5 cm, maka luas penampang untuk kumparan 20 cm² ini cukup untuk daya trafo 400 Watt.
Izin nanya, misal kita penggunaan genset 3phase untuk pemakaian perumahan, kan itu setiap rumah pemakaian yg berbeda2 ya. kalo kita lgsgkan dri genset, kan beban antar phase di generator akan beda2. Bisakah itu dipakein trafo agar bebannya seimbang?
ketika step up atau step down apakah ada yang hilang atau bertambah? apakah aliran listrik bisa diibaratkan seperti air yang mengalir dalam paralon? ketika step up. (paralon kecil ke paralon besar) tekanan air akan menurun ketika step down (paralon besar ke paralon kecil) tekanan air akan menaik.
Bukan begitu analoginya pada step up arus yang mengalir dari primer ke sekunder akan berkurang, sebaliknya step down arus yang mengalir dari primer ke sekunder akan naik. Kenapa arusnya diturunkan agar daya yang sampai ke beban tidak banyak berkurang(transmisi). Dan kenapa tegangannya diturunkan agar sesuai dengan kebutuhan beban (distribusi)
Berarti tegangan yang naik atau turun yah? Itu satuannya volt kan? Kalo ampere nya gimana kak? Sama ikut naik turun juga? Di video kakak tentang transmisi dari pembangkit ke rumah. Apakah ada perubahan ampere? Karena divideo tersebut hanya arus yang diceritakan.
Tentu saja ada daya yg hilang pada trafo berupa panas, getaran danmedan magnet yang bocor. Semuanya itu adalah rugi2 daya yg terjadi pada trafo baik step up maupun step down. Kerugian daya ini sekitar 5% untuk trafo yg baik pembuatannya.
Bang mau tanya saya pake pompa 2 buah masing masing 2hp dengan listrik 4400 va, tegangan pln 205-215 v kalo pompa nyala tegangan turun parah sampai 160-180 v arusnya kisaran 19 a, kira2 bisa gak tegangan dinaikan 230v pake trafo step up, terimakasih.
Kalau di step up sampai 220 V, belum tentu daya listrik terpasang anda cukup. Karena trafo step up membutuhkan daya dan ketika tegangannya jadi 220 V pompa akan menarik arus lebih dari 19 A untuk kedua pompa. Sedangkan MCB PLN kan cuman 20 A.
Menghubungkan trafo ke stabilizer secara umum aman, asalkan kapasitas dan tegangan listriknya cocok. Tetapi pastikan untuk memeriksa spesifikasi dan kapasitas keduanya agar tidak terjadi overload atau masalah lainnya.
Garis besarnya gini : Tegangan DC yg bentuk gelombangnya rata itu secara elektronik diubah bentuknya jadi pulsa/ segitiga/ sinus kemudian diatur secara beruntun gelombang diatas dan dibawah sumbu nol. Kemudian diperkuat dgn transistor/ mosfet dan dimasukkan ke trafo step up.
penyebab travonya berbunyi pada travo lampu TL jaman lawas dulu kenapa ya.. ?? dulu bunyi bengung gitu .? maaf pertanyaan awam listrik .. ingat masa kecil lihat Lampu 😁
Bisa karena getaran pada plat kern nya karena kurang padat atau bracketnya kurang kencang. Bisa juga karena rumah/ balok lampu beradu dgn trafo akibat ada rongga diantaranya.
Berarti pantograf yang ada di rel kereta itu make stafo up apa stafo step down maaf maaf salah edit maksudnya overhead line buat pantograf itu pendistribusian nya kayak gimana mekanisme nyaa
step down, Dimulai dari Overhead line (Listrik Aliran Atas - LAA) listrik masuk ke sistem kereta melalui pantograph kemudian melewati Circuit Breaker (CB) sebagai sistem proteksi/ pengaman yang akan memutus aliran listrik apabila terjadi gangguan. Kemudian listrik dilanjutkan masuk ke transformer untuk diturunkan tegangannya dengan trafo step-down. Dari trafo listrik masuk ke rectifier untuk diubah menjadi listrik DC. Selanjutnya, listrik DC masuk ke main inverter dan auxiliary inverter. Output dari main inverter adalah listrik AC 3 phasa untuk menggerakkan motor. Biasanya satu main inverter dapat menggerakkan hingga empat motor dengan susunan parallel, sesuai dengan daya inverter dan motor yang dipakai.
Rumus tsb hanya menghitung besarnya tegangan dan jlh lilitan di bgn primer dan sekunder trafo. Bgmn dgn luas penampang kawat yg digunakan dan cara menghitungnya?
Vp/Vs = Np/Ns = Is/Ip dari rumus itu bisa kita cari R kabel,,lalu gunakan rumus luas penampanh kabel R=p.(l/A), p hambatan jenia kabel, l panjang kawat, A luas penampang kabel
Luas penampang kawat yg digunakan pakai patokan tiap mm² kawat tembaga bisa untuk 5 Ampere. Jadi misalnya anda butuh trafo yg sanggup mengeluarkan arus 20 Ampere maka kawat yg dipakai 4 mm².
Tapi kenapa klo di mesin mobil / motor disebutnya ignition coil ( bahasa pasarnya koil ) bukan ignition transformator, padahal prinsipnya kerjanya sama, cuma beda arus yg digunakan AC utk trafo dan DC utk koil
Istilah ignition coil (koil pengapian) dan ignition transformer (transformator pengapian) memang merujuk pada perangkat yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan agar dapat menghasilkan percikan api di busi. Namun, ada beberapa alasan mengapa istilah "koil" lebih umum digunakan dalam konteks kendaraan seperti mobil dan motor: 1. Prinsip Kerja Koil Pengapian (Ignition Coil): Koil pengapian menggunakan arus DC dari aki mobil untuk menghasilkan medan magnet di kumparan primer. Ketika arus ini diputus (biasanya oleh pengendali pengapian), medan magnet yang terputus akan menghasilkan tegangan tinggi di kumparan sekunder. Ini menghasilkan voltase yang sangat tinggi (ratusan hingga ribuan volt) yang diperlukan untuk menghasilkan percikan api di busi. Transformator (Ignition Transformer): Transformator umumnya beroperasi dengan arus AC dan memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik untuk mengubah tegangan. Pada umumnya, transformator digunakan di sistem listrik untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dalam rangkaian AC, seperti pada sistem distribusi listrik. 2. Terminologi dan Konteks Penggunaan Istilah: Dalam konteks otomotif, istilah "koil" lebih umum digunakan karena itu lebih dikenal dan lebih ringkas. "Koil" juga menggambarkan bentuk fisik perangkat itu sendiri, yang sering kali berupa kumparan atau gulungan kawat. Fungsi Spesifik: Ignition coil secara khusus dirancang untuk aplikasi pengapian dalam mesin bakar, yang membuat istilah "koil" lebih sesuai dengan fungsi dan desain perangkat tersebut dalam konteks mobil dan motor. 3. Desain dan Efisiensi Koil Pengapian: Koil pengapian sering dirancang untuk memberikan lonjakan tegangan tinggi dengan cepat, yang diperlukan untuk memicu busi. Mereka juga memiliki desain yang lebih sederhana dibandingkan dengan transformator, yang lebih kompleks dan membutuhkan arus AC untuk beroperasi. Kinerja: Koil pengapian umumnya lebih efisien untuk aplikasi pengapian dalam kendaraan dibandingkan dengan transformator, yang mungkin tidak dapat memberikan respons yang cukup cepat dalam konteks yang sama. Kesimpulan Jadi, meskipun prinsip kerja ignition coil dan ignition transformer sama dalam hal peningkatan tegangan, istilah "koil" lebih tepat dan umum digunakan dalam konteks otomotif karena kesederhanaan, efisiensi, dan fungsi spesifiknya dalam menghasilkan percikan api di mesin bakar.
bisa saja,cuman tegangan inputnya harus disesuaikan dengan input trafo. dan harap perhatikan spesifikasi daya trafo agar tetap lebih besar di atas kebutuhan daya beban (daya peralatan yang digunakan).
Menentukan arusnya : Misalnya trafo dgn daya 100 Watt maka untuk primer 220 V arusnya 100/ 220 dibulatkan saja ½ A. Secara empiris tiap mm² kawat tembaga sanggup menghantarkan arus 5 A maka luas penampang kawat primer 0,1 mm². Diameternya tinggal dihitung saja spt cara anak SD. Untuk sekundernya dgn cara yg sama.
Diameter kawat lilitan trafo berpengaruh besar terhadap efisiensi, pemanasan, dan kapasitas arus. Pemilihan diameter yang tepat sangat penting untuk memastikan trafo bekerja secara optimal dan aman. Pastikan untuk menghitung kebutuhan daya dan arus sebelum menentukan ukuran kawat yang tepat. Untuk rumusnya, nanti saya bahas
maksudnya jeglek, kan? Itu tergantung jumlah lilitan input. Perlu diingat koslet itu terjadi karena arus terlampau tinggi hingga batas yang membuat mcb turun atau sekring putus, dalam tegangan tinggi batasnya lebih tinggi lagi, dan juga lilitan/kumparan itu juga termasuk beban jadi arusnya akan turun di sana, dayanya digunakan untuk menginduksi dan juga berubah menjadi panas.
Ini dikarenakan kumparan trafo punya nilai induktansi dan resistansi. Induktansi bila diberi tegangan akan menimbulkan GGL/ EMF yg melawan tegangan yg masuk sehingga selisih tegangannya tidak terlalu besar dan selisih teganngan ini resistansinya yg bekerja diubah jadi panas.
Setiap kabel ada KHA (kuat hantar arus) nya semakin besar watt beban,semakin besar pula arus yang mengalir pada kabel, arus besar berarti ukuran diameter kabel jg harus besar
Secara empiris patokkannya tiap 1 mm² kawat tembaga sanggup menghantarkan arus 5-7 Ampere. Untuk trafo sebaiknya diambil 5 Ampere. Jadi kalau anda mendesign trafo dgn arus 10 A misalnya maka dibutuhkan 2 mm² kawat tembaga. Ukurannya luas penampang ya, bukan diameter.
Tapi didunia ini semuanya pakai hukum efisiensi. Energi itu hanya berubah wujud tidak semua 100 %. Trafo listrik bisa panas dan bunyi karena efisiensi. Karena bisa panas rentan meledak. Jadilah lampunya padam.
Rasio jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder berbanding lurus dengan rasio tegangan input dan output. Misalnya, jika Anda memiliki trafo step-down yang mengubah 220V menjadi 12V, maka jumlah lilitan pada kumparan primer harus jauh lebih banyak daripada lilitan sekunder. Vp/Vs = Np/Ns , N= jumlah lilitan
Jangan lupa, ketika tegangan naik dengan step up maka arusnya akan turun, dan sebaliknya arusnya akan naik jika tegangannya diturunkan dengan step down, dalam kasus ini dengan asumsi dayanya sama maka arus di output jadi 2 kali arus input.
Bukan turun tapi turun dlm tanda kutip sesuai dg hukum kirchoff arus yg masuk sama dg arus yg keluar dari sini sdh terbsntahkan contoh soal Trafo step up 60 MVA dg tegangan primer 20 KV dan tegangan sekunder 150 KV...misalnya arus di primer mengalir arus 100A maka arus yg mengalir di tegangan sekunder adalah Vp/Vs=Is/Ip 20/150=Is/100 0,133=Is/100 Is/100=0.133 Is=0.133x 100 Is = 13.3 A....emang kelihatan turun tetapi sesungguhnya arus yg mengalir sama karena memakai wadah(tegangan lebih besar)atau dg rasio tegangan Vp dg Vs dan Ip dg Is jadi kecil,sekali lagi dlm tanda kutip....ibarat teh hangat di gelas yg kecil akan penuh dan kalau di taruh di gelas yg besarnya 2x lipat maka teh hangat tsb menjadi separuh gelas yg besar tadi...padahal volume teh hangat tadi sama...demikian kira-kira kalau ada yg salah mohon dimaafkan
penjelasan tentang transformator sangat detail dan bisa menambah ilmu bagi pemula kawan...
Sama2,,terimakasih🙏
kalo inti besi pada curent transfomator (ct untuk mengukur arus )
dipotong apa ada efeknya ?
Bagaimana dengan ukuran kabel lilitan yang berbeda? mohon pencerahan bang🙏
Sukses selalu bang,.
Karena banyak jalur ke distribusi selanjutnya
terima kasih kak penjelasannya mudah dimengerti, akhirnya paham juga cara kerja dan perhitungan trafo. Tapi kak, bagi 4 nya itu dapat darimana?
Pembagian 4 dalam konteks ini biasanya merujuk pada rasio 4:1 yang mencerminkan hubungan antara voltase dan lilitan trafo, di mana voltase sekunder menjadi seperempat dari voltase primer. Ini adalah konsep yang digunakan untuk memahami bagaimana trafo bekerja dalam meningkatkan atau menurunkan tegangan.
Ijin sve kak buat belajar
Silahkan👍
Tanya mas....kenpa lilitan primer trafo itu dikasi tegangan 220 volt tpi tidk koslet......
Maaf masih pemula ....
Trafo (transformator) berfungsi untuk mengubah tegangan listrik dari satu level ke level lain melalui prinsip induksi elektromagnetik. Berikut adalah penjelasan mengapa tegangan 220V yang diberikan pada lilitan primer trafo tidak menyebabkan korsleting:
Desain Lilitan dan Isolasi: Lilitan pada trafo, baik primer maupun sekunder, dirancang dengan kawat yang memiliki isolasi yang cukup untuk menahan tegangan yang diberikan. Isolasi ini mencegah terjadinya hubungan pendek (short circuit) antara lilitan atau ke inti besi trafo.
Resistansi Lilitan: Lilitan primer memiliki resistansi yang cukup untuk membatasi arus yang mengalir ketika tegangan 220V diterapkan. Resistansi ini, meskipun biasanya rendah, cukup untuk memastikan bahwa arus yang dihasilkan berada dalam batas aman yang tidak menyebabkan kerusakan atau korsleting.
Induktansi: Saat arus AC diterapkan, induktansi dari lilitan primer menyebabkan terjadinya reaktansi induktif yang menambah impedansi keseluruhan dari lilitan primer. Reaktansi ini membatasi arus yang mengalir sesuai dengan hukum Ohm untuk AC (V = IZ, di mana Z adalah impedansi total termasuk resistansi dan reaktansi).
Magnetisasi Inti: Tegangan AC yang diterapkan pada lilitan primer menyebabkan medan magnet bolak-balik dalam inti besi trafo. Medan magnet ini menginduksi tegangan di lilitan sekunder tanpa terjadi korsleting di lilitan primer.
Arus Magnetisasi: Pada trafo, arus yang mengalir dalam lilitan primer (disebut arus magnetisasi) umumnya kecil dibandingkan dengan arus beban yang diambil dari lilitan sekunder. Arus magnetisasi ini diperlukan untuk menghasilkan medan magnet dalam inti besi dan biasanya cukup rendah sehingga tidak menimbulkan korsleting.
Secara keseluruhan, trafo dirancang untuk bekerja dengan tegangan yang diberikan pada lilitan primer tanpa mengalami korsleting karena faktor-faktor di atas, termasuk desain yang tepat, isolasi yang memadai, dan properti induktansi lilitan
bang mau nanya itu inputnya fasa dan netral kah? output juga gitu?
Iya sama input ouput phase dan netral
@@JAGOLISTRIK bang apa ga meleduk yahh bang 😅
Kalo dari awal. Misalnya kita mau membuat trafo step down dari 220V menjadi 12V, misalnya 5A.
Gimana cara menentukan jumlah lilitan kawat di Primer dan sekundernya, karena dg rumus di atas kita sdh tahu jumlah lilitan primernyanya ? Kalo sama sekali blm tahu jumlah lilitan Primer & sekundernya ?
rumusnya Vp/Vs=Np/Ns=Is/Ip
@@JAGOLISTRIK - Contohnya dong Bang Jago. Vp & Vs kita sdh tahu misalnya Vp = 220V & Vs = 12V. Jadi berapa jumlah masing2 lilitan P&S dan berapa ukuran kawat utk 5A itu.
mas pangkal kumparan dan ujung kumparan khan di hubungkan dengn arus AC, phase dan netral, tetapi ko ga short ya??
Karena ada kumparan
@@JAGOLISTRIKwalah jawabanmu kok gitu ya ?
Ini dikarenakan ada induktansi dan resistansi pada kumparan trafo.
Induktansi mengakibatkan GGL (gaya gerak listrik) atau EMF (electric motive force) yg melawan arus yg masuk. Jadi seolah2 ada tegangan lawan yg terbangkit pada trafo sehingga beda potential antara tegangan yg masuk dgn EMF jadi kecil. Selisih ini diserap oleh resistansi kawat dan berubah jadi panas.
Gitu cerita ilmiahnya.
Mau tanya untuk menentukan jenis lilitannya memakai ukuran tembaga berapa pak? Untuk masing2 yang primer dengan yg sekunder, terima kasih.
Tinggal disesuaikan dengan arus yang melewati
Tergantung dari daya trafo yg akan anda design.
Misalnya anda mau bikin trafo 1 kW yg inputnya 220 V, maka arus primer 4,5 A. Bulatin aja jadi 5 A. Arus segini butuh kawat dgn luas penampang 1 mm², karena secara empiris tiap mm² kawat tembaga bisa menyalurkan arus 5 A.
Demikian dgn cara yg sama bisa dihitung sekunder trafo nya.
Tergantung kebutuhan😊😊😊
Iya betul,,ketika ingin tegangan rendah tegangan bisa di step down,,ketika ingin arusnya rendah tegangan bisa di step up
@@JAGOLISTRIK bisa bahas VFD kah cara kerja IGBT nya di dlm VFD
@@fachriadi5437 nanti dicoba
Bang mau tanya, contoh: trafo step up, berarti yang berubah itu volt dan ampere? Sementara watt nya itu sama?
iya betul
@@JAGOLISTRIK semua trafo ya bang bukan hanga step up
@@jakiminz7150 iya semua trafo
@@JAGOLISTRIK tapi bang, kan ada tu trafo di setiap jalan ke rumah rumah, itu bukannya dayanga di turunin sesuai kebutuhan?
Thanks info nya
Sama2 terimakasih
Sangat super
Terimakasih🙏
Ada ketentuannya gak ya, tegangan dan arus dengan jumlah lilitan serta diameter di primer nya? Misal 220v berapa lilitan untuk menghasilkan 5a ampere pada trafo step down 12v 5a. Thanks gan.
Bisa digunakan rumus Vp/Vs=Np/Ns=Is/Ip
Jumlah lilitan tergantung dari luas penampang kern. Secara empiris tiap Volt dibutuhkan 50 dibagi luas penampang kern bagian tengah. Angka 50 ini adalah frekuensi listrik di Indo.
Kemampuan menghasilkan arus ditentukan oleh luas penampang kawat email nya. Secara empiris tiap mm² kawat tembaga mampu menghantarkan arus 5 Ampere. Cari tabel nya di internet.
Kalo masalah daya (A), apakah tetap seperti input? Dan apakah bisa dayanya di gedekan?
bisa saja
Daya nggak bisa dibesarkan
Daya itu satuannya Watt (W) bukan A (Ampere).
Energi itu tidak bisa diciptakan termasuk tuhan sekalipun.
Daya = energi per satuan waktu.
Kerenn
Terimakasih🙏
Bang mau nanya seperti tadi kan itu ada Vp 220V dan Vs 110V truss sama Np 1500 dan Ns 7500 untuk jumlah lilitannya apakah ada pengaruhnya juga bang? Mengapa tidak Np 2 lilitan dan Ns 1 lilitan atau Np 10 lilitan Ns 5 lilitan,, maaf bg masih pemula soalnya hehe😅
Jumlah lilitan yang lebih banyak membantu memastikan bahwa medan magnet cukup kuat untuk menginduksi tegangan di kumparan sekunder.
Rasio jumlah lilitan mengatur rasio tegangan antara primer dan sekunder, dan jumlah lilitan yang kecil tidak akan menghasilkan perbedaan tegangan yang diinginkan.
Lilitan yang terlalu sedikit akan menghasilkan trafo yang tidak efisien dan tidak stabil dalam operasinya.
mas mana yg lbh baik,inti besi gabungan E dn I atau O?
yang biasa digunakan itu gabungan E dan I
Tanya Pak selain lilitan diameter kabel nggak berpengaruh pak....misalnya kabel kecil dialiri tegangan besar atau tertentu
Besar kecilnya lilitan/kabel disesuaikan dengam arus yang masuk dan keluar
Diameter/ luas penampang kawat trafo menentukan arus yg bisa mengalir dlm kawat (secara empiris tiap mm² kawat tembaga untuk 5 Ampere).
Jumlah lilitan trafo menentukan tegangan kerja trafo.
Klo hitung cara hitung jebutuhan kern nya bagai mana...biar lebih efesien, karena medan manet yg di transfer melewati kern..
Panjang cara hitungnya, beda trafo beda cara hitungnya,,nanti akan bahas
Secara empiris saja ya, kalau anda menggunakan kern EI maka ukur bagian tengah kern E nya dan tebal kern yg akan dirangkai. Ukur dlm cm lebar dikalikan tebal nya. Daya trafo = Kuadrat luas penampang kern bagian tengah.
Jadi misalnya lebar bagian tengah 4 cm dan ketebalan lapis kern 5 cm, maka luas penampang untuk kumparan 20 cm² ini cukup untuk daya trafo 400 Watt.
Izin nanya, misal kita penggunaan genset 3phase untuk pemakaian perumahan, kan itu setiap rumah pemakaian yg berbeda2 ya. kalo kita lgsgkan dri genset, kan beban antar phase di generator akan beda2. Bisakah itu dipakein trafo agar bebannya seimbang?
Tidak bisa, caranya hanya dengan sedemikian mungkin membuat beban agar mendekati seimbang paling tidak
@@JAGOLISTRIK oke makasih infonya
@@priyoprasetiyo sama2 terimakasih🙏
ketika step up atau step down apakah ada yang hilang atau bertambah?
apakah aliran listrik bisa diibaratkan seperti air yang mengalir dalam paralon?
ketika step up. (paralon kecil ke paralon besar) tekanan air akan menurun
ketika step down (paralon besar ke paralon kecil) tekanan air akan menaik.
Bukan begitu analoginya pada step up arus yang mengalir dari primer ke sekunder akan berkurang, sebaliknya step down arus yang mengalir dari primer ke sekunder akan naik. Kenapa arusnya diturunkan agar daya yang sampai ke beban tidak banyak berkurang(transmisi). Dan kenapa tegangannya diturunkan agar sesuai dengan kebutuhan beban (distribusi)
Ini listrik mas bukan air. Air berbeda dengan listrik, cara kerjanya air pakai hukum fluida dan hukum archimedes.
Berarti tegangan yang naik atau turun yah? Itu satuannya volt kan? Kalo ampere nya gimana kak? Sama ikut naik turun juga? Di video kakak tentang transmisi dari pembangkit ke rumah. Apakah ada perubahan ampere? Karena divideo tersebut hanya arus yang diceritakan.
@@ardee182 kalau arus justru sebaliknya, pada step up arus menjadi turun, pada step down arus menjadi naik
Tentu saja ada daya yg hilang pada trafo berupa panas, getaran danmedan magnet yang bocor. Semuanya itu adalah rugi2 daya yg terjadi pada trafo baik step up maupun step down. Kerugian daya ini sekitar 5% untuk trafo yg baik pembuatannya.
Pwrmisi kak izin tanya, buat aninasinya pakai apk apa ya? Soalnya butuh untuk pembelajaran
Tujuannya apa bang, tegangan yg di step up, stelah itu di step down lagi..
Disini penjelasannya ua-cam.com/video/YMPj9OETEXI/v-deo.html
Siip
👍
Bang mau tanya saya pake pompa 2 buah masing masing 2hp dengan listrik 4400 va, tegangan pln 205-215 v kalo pompa nyala tegangan turun parah sampai 160-180 v arusnya kisaran 19 a, kira2 bisa gak tegangan dinaikan 230v pake trafo step up, terimakasih.
Bisa
Kalau di step up sampai 220 V, belum tentu daya listrik terpasang anda cukup. Karena trafo step up membutuhkan daya dan ketika tegangannya jadi 220 V pompa akan menarik arus lebih dari 19 A untuk kedua pompa. Sedangkan MCB PLN kan cuman 20 A.
@@Sughi-z4d oke makasih pencerahanya. berarti harus naikan daya
Dijamper buat stabilizer listrik aman gak om?
Menghubungkan trafo ke stabilizer secara umum aman, asalkan kapasitas dan tegangan listriknya cocok. Tetapi pastikan untuk memeriksa spesifikasi dan kapasitas keduanya agar tidak terjadi overload atau masalah lainnya.
@@JAGOLISTRIK kalo tegangan input naik apa output ikut naik?
bang kumparan primer sama sekunder tembaganya menyatu ngga
Mimin ijin minta penjelasan tentang alat inverter itu seperti apa cara kerjanya
Inverter mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC
Garis besarnya gini :
Tegangan DC yg bentuk gelombangnya rata itu secara elektronik diubah bentuknya jadi pulsa/ segitiga/ sinus kemudian diatur secara beruntun gelombang diatas dan dibawah sumbu nol. Kemudian diperkuat dgn transistor/ mosfet dan dimasukkan ke trafo step up.
penyebab travonya berbunyi pada travo lampu TL jaman lawas dulu kenapa ya.. ?? dulu bunyi bengung gitu .? maaf pertanyaan awam listrik .. ingat masa kecil lihat Lampu 😁
Udah minta ganti itu,,atau ada yang longgar
Bisa karena getaran pada plat kern nya karena kurang padat atau bracketnya kurang kencang. Bisa juga karena rumah/ balok lampu beradu dgn trafo akibat ada rongga diantaranya.
Berarti pantograf yang ada di rel kereta itu make stafo up apa stafo step down maaf maaf salah edit maksudnya overhead line buat pantograf itu pendistribusian nya kayak gimana mekanisme nyaa
step down, Dimulai dari Overhead line (Listrik Aliran Atas - LAA) listrik masuk ke sistem kereta melalui pantograph kemudian melewati Circuit Breaker (CB) sebagai sistem proteksi/ pengaman yang akan memutus aliran listrik apabila terjadi gangguan. Kemudian listrik dilanjutkan masuk ke transformer untuk diturunkan tegangannya dengan trafo step-down. Dari trafo listrik masuk ke rectifier untuk diubah menjadi listrik DC. Selanjutnya, listrik DC masuk ke main inverter dan auxiliary inverter. Output dari main inverter adalah listrik AC 3 phasa untuk menggerakkan motor. Biasanya satu main inverter dapat menggerakkan hingga empat motor dengan susunan parallel, sesuai dengan daya inverter dan motor yang dipakai.
@@JAGOLISTRIK lalu kenapa listrik itu diubah jadi listrik DC bang
@@notitle1337 untuk diubah menjadi AC 3 phase
@@JAGOLISTRIK lah emang sebelumnya.... Yang dari overhead line itu bukan listrik AC ya bang?
@@notitle1337 untuk mengubah 1 phase ke 3 phase, diperlukan inverter, dan input inverter itu adalah DC
Rumus tsb hanya menghitung besarnya tegangan dan jlh lilitan di bgn primer dan sekunder trafo. Bgmn dgn luas penampang kawat yg digunakan dan cara menghitungnya?
Vp/Vs = Np/Ns = Is/Ip dari rumus itu bisa kita cari R kabel,,lalu gunakan rumus luas penampanh kabel R=p.(l/A), p hambatan jenia kabel, l panjang kawat, A luas penampang kabel
@@JAGOLISTRIK trimk banyak atas ilmunya... 🙏🙏🙏
@@erickzulhamri2140 sama2 terimakasih🙏
Luas penampang kawat yg digunakan pakai patokan tiap mm² kawat tembaga bisa untuk 5 Ampere.
Jadi misalnya anda butuh trafo yg sanggup mengeluarkan arus 20 Ampere maka kawat yg dipakai 4 mm².
Presentasinya bagus banget bang boleh tau ga pake aplikasi apa? 🙏
Cuman pake ppt aja
Sangat bermanfaat
Terimakasih🙏
Tapi kenapa klo di mesin mobil / motor disebutnya ignition coil ( bahasa pasarnya koil ) bukan ignition transformator, padahal prinsipnya kerjanya sama, cuma beda arus yg digunakan AC utk trafo dan DC utk koil
Istilah ignition coil (koil pengapian) dan ignition transformer (transformator pengapian) memang merujuk pada perangkat yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan agar dapat menghasilkan percikan api di busi. Namun, ada beberapa alasan mengapa istilah "koil" lebih umum digunakan dalam konteks kendaraan seperti mobil dan motor:
1. Prinsip Kerja
Koil Pengapian (Ignition Coil):
Koil pengapian menggunakan arus DC dari aki mobil untuk menghasilkan medan magnet di kumparan primer. Ketika arus ini diputus (biasanya oleh pengendali pengapian), medan magnet yang terputus akan menghasilkan tegangan tinggi di kumparan sekunder. Ini menghasilkan voltase yang sangat tinggi (ratusan hingga ribuan volt) yang diperlukan untuk menghasilkan percikan api di busi.
Transformator (Ignition Transformer):
Transformator umumnya beroperasi dengan arus AC dan memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik untuk mengubah tegangan. Pada umumnya, transformator digunakan di sistem listrik untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dalam rangkaian AC, seperti pada sistem distribusi listrik.
2. Terminologi dan Konteks
Penggunaan Istilah:
Dalam konteks otomotif, istilah "koil" lebih umum digunakan karena itu lebih dikenal dan lebih ringkas. "Koil" juga menggambarkan bentuk fisik perangkat itu sendiri, yang sering kali berupa kumparan atau gulungan kawat.
Fungsi Spesifik:
Ignition coil secara khusus dirancang untuk aplikasi pengapian dalam mesin bakar, yang membuat istilah "koil" lebih sesuai dengan fungsi dan desain perangkat tersebut dalam konteks mobil dan motor.
3. Desain dan Efisiensi
Koil Pengapian:
Koil pengapian sering dirancang untuk memberikan lonjakan tegangan tinggi dengan cepat, yang diperlukan untuk memicu busi. Mereka juga memiliki desain yang lebih sederhana dibandingkan dengan transformator, yang lebih kompleks dan membutuhkan arus AC untuk beroperasi.
Kinerja:
Koil pengapian umumnya lebih efisien untuk aplikasi pengapian dalam kendaraan dibandingkan dengan transformator, yang mungkin tidak dapat memberikan respons yang cukup cepat dalam konteks yang sama.
Kesimpulan
Jadi, meskipun prinsip kerja ignition coil dan ignition transformer sama dalam hal peningkatan tegangan, istilah "koil" lebih tepat dan umum digunakan dalam konteks otomotif karena kesederhanaan, efisiensi, dan fungsi spesifiknya dalam menghasilkan percikan api di mesin bakar.
Bang, kalau trafo step down di gunakan untuk step up bisa ga?
bisa saja,cuman tegangan inputnya harus disesuaikan dengan input trafo. dan harap perhatikan spesifikasi daya trafo agar tetap lebih besar di atas kebutuhan daya beban (daya peralatan yang digunakan).
@@JAGOLISTRIKtrafo step downya itu 15amper 220v to 48v. Kalau saya gunakan untuk step up, inpunya 48v kan bang?
Step up atau step down itu tergantung dari input atau outputnya yg digunakan.
Jadi primer dan sekundernya bisa saja dibolak balik.
Menentukan kapasitas arus pada trafo gimana bg?
Ini bukan membahas cara kerja transfomer tapi cara mengerjakan soal tentang transformer 😮😮😮😮
Kalau ga suka,,tinggal skip aja
mau tanya bang.. kenpa inti besinya ber bentuk shim2 yang di suaun jadi 1.. kenpa gx besi pejal aja
Banyak alasannya, salah satunya karena distribusi medan magnetnya lebih baik
Untuk menentukan amper dan diameter kawat, gimana om?
bisa pakai rumus Vp/Vs=Np/Ns=Is/Ip,,terus tinggal ditentukan KHA kuat hantar arusnya
@@JAGOLISTRIKitu mah bukan jawaban
Menentukan arusnya :
Misalnya trafo dgn daya 100 Watt maka untuk primer 220 V arusnya 100/ 220 dibulatkan saja ½ A.
Secara empiris tiap mm² kawat tembaga sanggup menghantarkan arus 5 A maka luas penampang kawat primer 0,1 mm².
Diameternya tinggal dihitung saja spt cara anak SD.
Untuk sekundernya dgn cara yg sama.
Bang untuk diameter kawat lilitan bagaimana cara hitungnya dan apa pengaruhnya besar kecil diameter kawat
Diameter kawat lilitan trafo berpengaruh besar terhadap efisiensi, pemanasan, dan kapasitas arus. Pemilihan diameter yang tepat sangat penting untuk memastikan trafo bekerja secara optimal dan aman. Pastikan untuk menghitung kebutuhan daya dan arus sebelum menentukan ukuran kawat yang tepat. Untuk rumusnya, nanti saya bahas
Kumparan sekunder misal d pegang apakah nyetrum
Kesetrum dong jika disentuh bagian konduktornya
Mengapa tidak konslet sumber ac melewati lilitan primer bang, ujungnya ketemu ya padahal
maksudnya jeglek, kan? Itu tergantung jumlah lilitan input. Perlu diingat koslet itu terjadi karena arus terlampau tinggi hingga batas yang membuat mcb turun atau sekring putus, dalam tegangan tinggi batasnya lebih tinggi lagi, dan juga lilitan/kumparan itu juga termasuk beban jadi arusnya akan turun di sana, dayanya digunakan untuk menginduksi dan juga berubah menjadi panas.
intinya si kalo lilitannya cukup itu aman, kalau terlalu sedikit tetap koslet juga
@@sheilaxlydia betul sekali👍
@@sheilaxlydia knapa inti besinya ga leleh ya ?
Ini dikarenakan kumparan trafo punya nilai induktansi dan resistansi.
Induktansi bila diberi tegangan akan menimbulkan GGL/ EMF yg melawan tegangan yg masuk sehingga selisih tegangannya tidak terlalu besar dan selisih teganngan ini resistansinya yg bekerja diubah jadi panas.
Bang kan di transformator ada tulisan 5A itu maksudnya bagaimana ya
Tulisan "5A" pada sebuah transformator biasanya mengacu pada arus maksimum yang dapat ditangani oleh lilitan tertentu dari transformator tersebut
Bang bahas yang hft dong
Ok next ya
Klo pengen tau brpa amper caranya gmn suhu, mohon jwbannya
nanti akan saya bahas
Apakah output trapo nyetrum?
Pasti nyetrum jg
@@JAGOLISTRIK kok bisa nyetrum padahal tidak terhubung langsung ke input
@@syamrifox ada tegangannya
Untuk perhitungan diameter kabel & ampere-nya bagaimana bang?
Setiap kabel ada KHA (kuat hantar arus) nya semakin besar watt beban,semakin besar pula arus yang mengalir pada kabel, arus besar berarti ukuran diameter kabel jg harus besar
@@JAGOLISTRIKNgaku jago listrik kok jawabannya ngambang gitu !
Secara empiris patokkannya tiap 1 mm² kawat tembaga sanggup menghantarkan arus 5-7 Ampere. Untuk trafo sebaiknya diambil 5 Ampere.
Jadi kalau anda mendesign trafo dgn arus 10 A misalnya maka dibutuhkan 2 mm² kawat tembaga.
Ukurannya luas penampang ya, bukan diameter.
Kalau yang distep up cuma ampere nya bisa nggak?
Tidak bisa
@@JAGOLISTRIK kalau untuk trafo step down 380 3 phasa ke 220 3 phasa itu gimana ya gelombang nya?
@@lycorislynnGelombangnya ya seperti trafo 380 V.
Bentuknya sinusoida untuk listrik PLN.
Kepanjangan Vp, Vs, Np,dan Ns apa pak
V tegangan N jumlah lilitan
Kalo trafo ct itu cara kerja gimana bang
Trafo CT output terbagi 2 tegangan dengan CT sebagai netralnya
@@JAGOLISTRIK maksdnya gimana bang bikin video nya dong hehe
@@phantex1527 ok nanti dibuatkan👍
Tapi didunia ini semuanya pakai hukum efisiensi. Energi itu hanya berubah wujud tidak semua 100 %. Trafo listrik bisa panas dan bunyi karena efisiensi. Karena bisa panas rentan meledak. Jadilah lampunya padam.
selain untuk menyesuaikan dengan tegangan beban, trafo jg bisa digunakan untuk effesiensi agar daya yang ditransmisikan mendekati ideal dengan step up
Bagaimana kok bisa tau lilitanya 1.500 bg???
Rasio jumlah lilitan pada kumparan primer dan sekunder berbanding lurus dengan rasio tegangan input dan output. Misalnya, jika Anda memiliki trafo step-down yang mengubah 220V menjadi 12V, maka jumlah lilitan pada kumparan primer harus jauh lebih banyak daripada lilitan sekunder.
Vp/Vs = Np/Ns , N= jumlah lilitan
Jangan lupa, ketika tegangan naik dengan step up maka arusnya akan turun, dan sebaliknya arusnya akan naik jika tegangannya diturunkan dengan step down, dalam kasus ini dengan asumsi dayanya sama maka arus di output jadi 2 kali arus input.
Iya betul,,terimakasih tambahannya👍
Bukan turun tapi turun dlm tanda kutip sesuai dg hukum kirchoff arus yg masuk sama dg arus yg keluar dari sini sdh terbsntahkan contoh soal
Trafo step up 60 MVA dg tegangan primer 20 KV dan tegangan sekunder 150 KV...misalnya arus di primer mengalir arus 100A
maka arus yg mengalir di tegangan sekunder adalah
Vp/Vs=Is/Ip
20/150=Is/100
0,133=Is/100
Is/100=0.133
Is=0.133x 100
Is = 13.3 A....emang kelihatan turun tetapi sesungguhnya arus yg mengalir sama karena memakai wadah(tegangan lebih besar)atau dg rasio tegangan Vp dg Vs dan Ip dg Is jadi kecil,sekali lagi dlm tanda kutip....ibarat teh hangat di gelas yg kecil akan penuh dan kalau di taruh di gelas yg besarnya 2x lipat maka teh hangat tsb menjadi separuh gelas yg besar tadi...padahal volume teh hangat tadi sama...demikian kira-kira kalau ada yg salah mohon dimaafkan
@@sumertanyoman5636sepertinya arusnya terbalik, rumusnya seharusnya seperti ini Vp/Vs = Is/Ip
Mau coba nanti takutnya konslet
😅😅😅😅
Ya alloh kenapa sih otakku, nonton berkali2 masih gak paham
Smmgaaat💪
Belajar ke pengertian n konsep" atau sifat" listrik, magnet dll
Itu harus semangat belajar elektronika lebih banyak lagi bang insya Allah nanti akan paham🙏🙏 😅😅
Hutangjanji
Maksudnya?