TAFSIR SURAT ALFATIHAH : 5 - GUS MUS (Terjemah Bahasa Indonesia)

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 11 вер 2024
  • GUSMUS
    Tafsir Surat Al-Fatihah ayat 5
    اِيَّاكَ hanya kepada Engkau, نَعْبُدُ kami menyembah وَاِيَّاكَ dan hanya kepada Engkau kami نَسْتَعِيْنُ kami meminta pertolongan.
    Setelah kamu dikenalkan oleh Gusti Allah Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Penyayang, Gusti Allah Ta’ala yang Mengusai Alam Semesta, yang Merajai Semua Alam, yang Menjadi Raja di Hari Kiamat, kamu dikasih tau untuk menghadap kepada Gusti Allah Ta’ala
    اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
    Kamu perhatikan redaksi Al-Qur’an, ketika menasehati diri sendiri mulai
    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤
    Itu kira-kira seperti kita ini sedang ngrembuk Gusti Allah, dalam Bahasa itu ada orang pertama yang berbicara, orang ketiga yang diajak bicara dan orang ketiga yang dibahas.
    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ sampai مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ Gusti Allah bagai pihak ketiga, Tuhan yang Merajai semua alam, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Penyayang, Tuhan yang Mengusai hari kemudian tapi selanjutnya اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ Gusti Allah menjadi pihak kedua. Kita langsung berhadapan dengan Gusti Allah Ta’ala.
    اِيَّاكَ hanya kepada Engkau Gusti نَعْبُدُ kami menyembah وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan, ini اِيَّاكَ نَعْبُدُ
    Kandungan surat Al-Fatihah, tauhid itu tadi berisi ibadah اِيَّاكَ نَعْبُدُ. Ibadah itu menjalakan semua perbuatan yang diperitahkan Allah Ta’ala, itu yang dinamakan ibadah.
    Kamu sholat itu menjalankan apa? Menjalankan perintah Gusti Allah, kamu berpuasa menjalakan perintah Gusti Allah, Kamu berzakat menjalakan perintah Gusti Allah, kamu berbuat baik terhadap istri menjalakan perintah Gusti Allah, kamu berbuat baik terhadap keluarga menjalakan perintah Gusti Allah, ibadah.
    Jadi ibadah itu bukan hanya yang keliatan saja, bukan hanya sholat, puasa, zakat dan mengaji bukan hanya itu, bahkan terkadang ada yang tidak terlihat seperti ibadah tetapi (bernilai) ibadah dan sebaliknya terlihatnya seperti ibadah tapi bukan ibadah. Contohnya apa? Contohnya itu tadi berbuat baik terhadap suami/istri, meskipun sudah terbiasa, itu (bernilai) ibadah, tidur bareng istri itu juga ibadah karena memang perintah Gusti Allah. Pergi ke pasar kok ibadah, loh, karena dia ke pasar niatnya untuk menafkahi anak dan istri. Bepergian kok ibadah, loh, karena dia bepergian niatnya untuk menafkahi anak dan istri, diperintahkan oleh Gusti Allah. Tapi ada yang kelihatannya ibadah padahal bukan, karena niatnya bukan (untuk ibadah). Seperti apa? Seperti orang yang membaca Al-Qur’an dalam MTQ, MTQ membaca Al-Qur’annya niatnya mencari pahala atau piala? Piala? piala itu (urusan) dunia. Kalau pahala itu untuk akhirat.
    اِيَّاكَ , bukan (menggunakan kalimat ) نَعْبُدُكَ tapi (kalimat) Gusti Allah didahulukan اِيَّاكَ hanya kepada Engkau Gusti نَعْبُدُ kami menyembah, bukan (menggunakan kalimat) نَعْبُدُكَ kami menyembah kepada Engkau, bukan seperti itu, kurang itu. (Tapi menggunakan kalimat) hanya kepada Engkau kami menyembah.
    وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ibadah tersebut tidak bisa (tanpa pertolongan Engkau), (seandainya) kamu anaknya seorang kiai, berkumpul dengan para santri kemudian mengajak mereka beribadah itu tidak akan bisa jika tidak diberi pertolongan oleh Gusti Allah. Makanya وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ.
    نَعْبُدُ itu syariat نَسْتَعِيْنُ merupakan hakikat. Hakiat Ibadahku karena diberi pertolongan oleh Gusti Allah. Jadi seseorang tidak boleh mengaku-ngaku, (ini) sembahyangku, sholatku. Oleh karenanya menurut para ulama ibadah itu ada tingkatannya, ada ibadah tingkatan bawah, kelas kambing itu ibadah karena ingin surga supaya tidak dijeburkan ke neraka, ini ibadah tingkatan bawah, tapi ini masih lumayan. Ada yang sholat karena mertua itu tidak masuk hitungan ibadah sama sekali, sholat kalau lagi ada mertua saja, itu tidak termasuk hitungan ibadah.
    Kamu perhatikan lagi redaksinya Al-Qur’an ini, memberitahu kita mengajari kita supaya tidak menjadi orang yang egois keberadannya. menurut Bahasa arab اِيَّاكَ hanya kepada Engkau aku menyembah, Bahasa arabnya yaitu اِيَّاكَ أَعْبُدُ , أَعْبُدُ .
    Hanya kepada Engkau aku meminta وَاِيَّاكَ أَسْتَعِيْنُ . tapi ini (redaksinya menggunakan kalimat) نَعْبُدُ, نَعْبُدُ ini jika menurut gramatika bahasa arab itu mutakallim ma’al ghoir (artinya untuk) yang bicara dan kawan-kawannya Bahasa indonesianya “kami”, “kami” atau “kita” tidak aku, kalau aku mutakallim wahid, kamu kalau sholat membaca sebanyak 17 kali kalimat itu, itu kamu bukan hanya meminta untuk diri sendiri saja, tapi meminta untuk semua teman-teman kamu juga karena kamu menggunakan نَسْتَعِيْنُ menggunakan huruf nun bukan أَسْتَعِيْنُ untuk mengingatkan kita jika kita ini tidak hidup sendirian tapi memiliki teman-teman dan keluarga. Jamaah itu sangat dipentingkan oleh agama islam sehinnga diberitahu untuk berjamaah 5 kali dalam sehari seminggu sekali lebih besar, setahun sekali lebih besar lagi.

КОМЕНТАРІ •