🔴AMBIL "ISLAM-NYA" BUANG "ARAB-NYA", KARENA KITA INI INDONESIA | SEBAGAI TAMU HARUSNYA "NYADAR" YA.!

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 7 вер 2024
  • AMBIL "ISLAM-NYA" BUANG "ARAB-NYA", KARENA KITA INI INDONESIA | SEBAGAI TAMU HARUSNYA "NYADAR" YA..!
    Istilah ini merujuk pada fakta sejarah penyebaran Islam di wilayah Nusantara, yang disebutnya dengan cara pendekatan budaya, tidak dengan doktrin yang kaku dan keras.
    Para wali atau ulama leluhur kita berhasil menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara berhadapan dengan Majapahit, Sriwijaya, tanpa kekerasan. Menunjukkan Islam itu berperadaban, bermartabat, disiplin, dan bersih penampilannyam
    Islam Nusantara sebenarnya bukan istilah yang harus diperdebatkan. Kita tidak mengada-ada dengan terminologi itu seolah baru. Kami hanya mengingatkan, Islam yang saat sekarang, yang menjunjung tinggi toleransi, saling menghormati, beradab, dan berbudaya, adalah Islam kita di Nusantara ini.
    Kita lihat keadaan umat Islam di Timur Tengah. Perang saudara tidak berkesudahan. Di Irak, Suriah, Yaman, Somalia, Afganistan, Mesir, Libya.
    Karena itu, NU mengangkat simbol Islam Nusantara, artinya Islam atau umat Islam yang berkembang di kawasan Nusantara, yang kita warisi dari para wali atau ulama leluhur kita. Mereka telah berhasil menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara, mereka berhadapan dengan Majapahit, Sriwijaya, dan kerajaan-kerajaan lain. Berhasil mengislamkan bangsa ini tanpa kekerasan, tanpa berdarah-darah, tapi dengan pendekatan budaya akhlakul karimah. Menunjukkan Islam itu beradab, bermartabat, disiplin, dan bersih penampilannya.
    Islam Nusantara itu artinya Islam yang tidak menghapus budaya, Islam yang tidak memusuhi tradisi, Islam yang tidak menafikan atau menghilangkan kultur. Islam Nusantara adalah Islam yang mensinergikan nilai-nilai universal bersifat teologis dari Tuhan yang ilahiah dengan kultur budaya tradisi yang bersifat kreativitas manusia atau insaniah.
    Islamnya kuat karena didukung budaya. Budaya menjadi lestari karena dipoles oleh Islam. Kecuali tradisi yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam, itu jelas kita tolak. Misalnya dalam ritualnya ada hubungan seks bebas. Tapi kirim doa orang mati 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1.000 hari kita lestarikan. Kita isi dengan tahlilan, zikir-zikir kepada Allah.
    Para Wali (Songo) terkenal jago sekali dalam hal (memadukan budaya dan nilai-nilai Islam). Sunan Kudus melarang orang Kudus menyembelih sapi untuk menghormati perasaan orang Hindu yang baru masuk Islam tapi masih tersinggung melihat sapi disembelih. Sampai sekarang, di Kudus tidak ada soto sapi, yang ada soto kerbau.
    Begitu pula kalau masuk masjid atau musala, kakinya harus bersih, caranya bukan ditulis lepas sandal, batas suci. Tidak begitu. Di depan pintu masuk ada air. Jadi orang masuk masjid pasti kakinya nyemplung air. Dakwah model itulah yang kita maksud Islam Nusantara. Menggabungkan antara Islam dan budaya.
    Ada preseden Islam yang terbuka dengan budaya?
    Seperti dulu juga sahabat (Nabi Muhammad) sangat terbuka terhadap budaya luar. Contohnya kubah masjid. Itu bukan dari Arab, tapi dari Romawi. Setelah Islam menyebar ke Barat, melihat istana, gedung-gedung besar, gereja pakai kubah, maka diambil kubah itu untuk masjid, sehingga tidak banyak tiang di dalamnya.
    Begitu pula kalau mau detail ilmu kalam. Islam itu sebenarnya sistem dan metodenya terpengaruh filsafat walaupun isinya adalah dalam rangka mentauhidkan Tuhan. Tapi sistem berpikirnya terpengaruh filsafat Yunani. Itulah Islam yang terbuka.
    Islam Indonesia itu bukan Islam Arab, tidak harus pakai gamis, tidak harus pakai sorban. Tidak. Islam Indonesia adalah Islam khas Indonesia. Hal terpenting adalah substansinya, yaitu berakhlak Islam, beribadah. Gamis, celana, sarung, tidak urusan itu.
    Kita tidak bisa hanya (berpegang pada) Alquran-hadis saja. Akal pun harus dipakai, yakni ijma dan qiyas. Ahlus Sunnah Waljamaah itu mensinergikan antara Alquran, hadis, dan akal.
    Akal itu kalau akalnya orang banyak kolektif namanya ijma atau konsensus. Kalau akalnya sporadis atau satu-satu namanya qiyas. Alquran-hadis sebagai dasarnya. Semua ilmu pengetahuan dalam Islam adalah kreativitas manusia. Nabi Muhammad tidak mengajarkan ilmu. Tetapi, supaya ibadah kita atau berislamnya seperti Nabi Muhammad, kita harus dengan ilmu.
    Baca Alquran seperti Nabi, harus dengan ilmu tajwid. Kalau yang mengatakan yang segala macam itu adalah bid'ah, berarti semua ilmu yang kreativitas manusia artinya bi'dah, dong. Ilmu tajwid, tafsir, hadis, balaghah, sastra Arab, teologi, ilmu kalam tidak ada di zaman Nabi Muhammad.
    Islam kita itu yang dibawa Wali Songo. Membawa keharmonisan dan kedamaian. Sama sekali tidak membawa radikalisme atau mengkafir-kafirkan orang. Tidak sama sekali.
    ***
    TONTON VIDEONYA SAMPAI SELESAI, BIAR GAK GAGAL FAHAM... APALAGI KITA BANGSA INDONESIA, HARUS RAJIN MINIMAL TAU SEJARAH BANGSA INI.
    #AMBILISLAMNYABUANGARABNYA #politikidentitas #pemimpinmasadepan

КОМЕНТАРІ • 1

  • @nyiblorongofficial5786
    @nyiblorongofficial5786 Рік тому +2

    Berantas habis kelompok pendukung ISIS, Jangan sampai Indonesia jadi Yaman.
    Khilafah segera diusir dari bumi Pertiwi.