ATRAKSI ONDEL-ONDEL DI JALANAN

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 22 січ 2025
  • Suatu hari menjelang sore di jalanan dekat Markas Besar TNI dikawasan Cilangkap - Jakarta Timur, sekelompok remaja dari Pondok Gede beristirahat sejenak setelah melakukan perjalanan nandak (bahasa Betawi) atau mengamen dengan menggunakan ondel-ondel komplit dengan alat musik yang mengiringi gerakan Ondel-Ondel yang terdiri dari alat musik gesek Tehyan, Gendang, Gong, Kenong serta gerobak kecil untuk membawa peralatan sound system.
    Mereka melakukan perjalanan pulang pergi hingga belasan kilometer dari markas Sanggar Kesenian mereka hingga kembali ke titik awal lagi. Dan, saya mengikuti mereka hanya sekitar 3 kilometer saja.
    Mereka paham bahwa Pemerintah Provinsi Jakarta bersama sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Betawi berencana melarang ondel-ondel yang dimanfaatkan sebagai sarana mengamen.
    Namun, mereka menyangkal jika kegiatan yang mereka lakukan adalah mengamen walaupun mereka tetap menyodorkan tempat uang ke masyarakat yang ada di warung, dirumah ataupun ditempat lainnya. Dan, ada juga warga yang secara tulus iklas memberikan sejumlah uang tanpa diminta oleh mereka.
    Kegiatan yang mereka lakukan berbeda dengan kelompok lainnya yang hanya membawa musik rekaman yang ditaruh di gerobak kecil dan Ondel-Ondelnya tidak banyak gerakan.
    Mereka melakukan ini, memainkan alat musik tradisional Betawi sambil berjalan hingga belasan kilometer, sebagai latihan dan juga bagaimana menggerakkan Ondel-Ondel dengan berbagai gerakan. Dan pastinya, kegiatan mereka dijalanan adalah sebagai wujud Pelestarian Kebudayaan Betawi dengan memperkenalkan Ondel-Ondel sebagai salah satu dari beberapa Ikon Budaya Betawi ke masyarakat.
    Dalam Budaya Betawi, Ondel-Ondel awalnya digunakan untuk menolak bala. Seiring dengan perkembangan zaman, ondel-ondel mulai ambil bagian dalam keramaian berbagai acara masyarakat, seperti penyambutan tamu kehormatan, arak-arakan pengantin sunat, sampai pesta pernikahan.

КОМЕНТАРІ • 143