Luarbiasa ternyata hanya di katulik tahu asal-usul dari hari hingga semua riwayat hidup para nabi sampai sang benar tradisi suci Ampe sekarang.mantap 👍🙏katkitnya Romo Bayu Istimor.
Luar biasa penguraian dan penjelasannya sangat menambah pemahaman saya, yg sdg belajar sbg orang seberang yg menerima Yesus sbg Tuhan dan Juru Selamat saya. Dg hormat saya berterimakasih. Dg tetap sangat hormat pula, kalau tdk usah diselingi dg ha ha he he disertai penghakiman. Hal mana saya rasa akan lebih berbobot tetap ber kualitas dan bijaksana. Tuhan Memberkati 🙏
Dengar itu para ustad jgn asal mangap salah lagi sok tau sok jago sok pinter dgr ini baik2 tuhan yesus memberkati amen aku katolik ya tetap katolik banyak agama dimuka bumi hanya satu pilihan yg terbaik buat saya ya katolik
Matur nuwun Romo, pemaparan yg luar biasa memberi info, ilmu seputar gereja dan tradisinya yg sangat akurat, semoga Romo selalu sehat dan terus berbagi ilmu, Tuhan amberkahi amin 🙏
Kalau melihat rotinya saja, tampaknya ukuran roti masa itu umumnya memang besar/lebar bundar, tentunya bisa saja bervariasi ukurannya - jadinya masih layak dipecah utk beberapa orang apalagi utk jatah anak2. Tetapi saat itu Yesus hanya mengambil satu roti lalu dibagikan utk dimakan (berbagi) dgn pesan khusus 'inilah tubuh-Ku' - dari pesan itu bisa diartikan bhw Yesus tdk menjadikan semua roti yg tersedia saat itu sebagai tubuhNya, melainkan hanya satu roti yg diedarkan itu saja. Hal itu menjadi logis krn Yesus juga cuma seorang.
🤣🤣🤣🤣🤣klw tetangga nonton pasti auto puyeng,dan bilang ini ngarang,atw apalah yg biasanya sering diasumsikan mereka,bukannya belajar tetapi berbicara berlandaskan asumsi subyektif.terimaksih byk Romo.
Terimakasih Romo Bayu 🙏 Bangga sekali memiliki Romo yg pintar & paham alkitab shg kami mudah mencerna apa isi alkitab dg benar menurut versi gereja Katolik 🙏
Hehe... Klu mau share perlu mantap dulu ilmunya, ya 'Mo. Sekarang kita semua sama-sama tahu ya, Pak/Bu, jadi gak salah lagi... Thanks, Romo Bayu, God bless🙏
AKU BANGGA AMAT SANGAT MENJADI ORANG KATOLIK DI INDONESIA, DI TENGAH - TENGAH MAYORITAS YANG BERAGAMA ISLAM..... PUJI DAN SYUKUR KEPADA TUHAN...... AMEN...... ALLELUYA.......
Terima kasih Romo, untuk pengertian kata Minggu. Ketika saya masih kecil di daerah pedalaman, hari minggu adalah hari istrahatnya Tuhan. Karena selama 6 hari Tuhan mengadakan kegiatannya. Hari yang terakhir ialah hari ke 7, hari Minggu Tuhan istrahat. Hari Minggu orang-orang Katolik menghormatinya sebagai hari Tuhan untuk ikut misa. Kalau salah mohon maaf, saya diajarkan begitu di daerah pedalaman.
Kejadian 2 ayat 3. Allah mmberkati harike 7 dan mnguduskanya. Dari kcil saya taunya minggu hari k 7.alasanya ada d ktb. Kjadian. Mohon pnjelasan Romo. Mohon maaf sblmnya.
- Hari : terang dan gelap hr pertama disebut hari Minggu, hr kedua disebut hari Senin,..... - Shabat: berhenti. - Sabat : bulan baru, bulan purnama. 2Raj.4:23, Hos.2:10, Amos 8:5. - hr Minggu SD hr Minggu 8 hr (delapan hari) - SM: PL.:Kej.17:12 (1-27), Kej.21:4 (1-7). M: PB: Lukas 2:21 Dan ketika genap delapan hari.... (Lukas 2:21-40). Lahir di adat-tradisi Yahudi. - 25 Des SD 1 Jan (8 hari), Tahun Baru Masehi. - Natal tanggal tetap, tgl.25 Desember, hari berubah - Paskah hari tetap, hr Minggu,tgl.berubah. - Yoh. 20:1-10 Mat. 28:1-10 Mrk. 16:1-8 Luk. 24:1-12. + Wahyu 1:17:18. era sekarang ada yg kerja utk kebutuhan jasmani, 5 hari kerja (Senin SD Jumat), 1 hari (Sabtu) berhenti,libur, kerja jasmani, mempersiapkan diri rohani "kuduskan" utk esok hari pertama Minggu beribadah/misa bersama umat seiman di Gereja.
Woooooooooooooooo, trimakasih byk Romo Bayu atas penjelasan yg begitu runut. Semoga orang katolik awam dpt memahami hal ini dan bisa mencerahkan saudara kita Kristen protestan
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU? Ayat keenam (Yohanes 20:19) Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Ayat ini mencatat pertemuan murid Yesus pada malam hari kebangkitan itu dan juga mencatat alasan mengapa mereka berkumpul dengan pintu terkunci: “Karena takut kepada orang-orang Yahudi.” Motivasi mereka dalam perkumpulan itu ialah ketidakpercayaan dan takut, bukan iman dan kebaktian. Ada beberapa orang mengatakan bahwa rasul-rasul itu berkumpul untuk merayakan kebangkitan Yesus, tetapi Markus 16:14 dan Lukas 24:41 menunjukkan bahwa kebanyakan rasul itu berada dalam suasana sedih dan belum percaya pada kebangkitan Yesus sampai Ia menampakkan diri (Breaden 2002, hlm 132). Finley (2010) juga memberikan penjelasan: Ya benar! Tetapi pokok penting untuk ditanyakan di sini adalah: Mengapa mereka berkumpul? Apakah tujuan perkumpulan mereka? Murid-murid Yesus baru saja menyaksikan kematian Tuhannya. Seluruh harapan mereka hancur. Ketakutan dan keragu-raguan kelihatan seperti gunung di hadapan mereka. Alkitab menyatakan bahwa mereka ”... berkumpul karena takut kepada orang-orang Yahudi...” Itu sebabnya semua pintu dikunci, Yesus datang kepada mereka untuk memberitahukan kebangkitan dan kemenangan-Nya. Sekarang kita merayakan berita penting itu melalui perjamuan kudus dan upacara baptisan (I Kor 11:24-27; Roma 6:2-20). Tetapi tidak ada perintah untuk berbakti pada hari pertama itu (Finley, 2010, hlm 130). WA: 08113820891
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU? Ayat kesembilan (Wahyu 1:10) Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, Ayat ini menyinggung seorang secara harfiah - Yohanes: suatu tempat secara harfiah-Pulau Patmos: keadaan secara harfiah- dikuasai oleh Roh, dan waktu secara harfiah- “Hari Tuhan”. Ini membuktikan dan tidak diragukan lagi bahwa dalam era Kristiani, Allah masih memiliki satu hari yang dinyatakan-Nya sebagai milik-Nya sendiri. Namun tidak ada angka yang dikaitkan dalam ayat ini, misalnya pertama, kedua, ketiga, dsb. Atau tidak baik bagi kita untuk menerka hari keberapa dari minggu itu yang dimaksudkan di sini. Hanya Alkitab yang dibiarkan untuk memecahkan pertanyaan ini. Untuk mengetahui hari yang keberapa dari minggu itu dinyatakan Allah menjadi milik-Nya, kita harus membuka ayat lain, Misalnya Keluaran 20:8-11; Yesaya 58:13,14; Yehezkiel 20:12, 20; Markus 2:27, 28. Ayat-ayat ini membuktikan bahwa satu-satunya hari dalam minggu itu yang dinyatakan Allah sebagai milik-Nya adalah hari ketujuh. Jika kita bertekad untuk membiarkan Alkitab dan hanya Alkitab yang memecahkan permasalahan ini, maka hanya hari Sabatlah satu-satunya “hari Tuhan” yang benar (Breaden 2002, hlm 133, 134). Yohanes yang mendapat Wahyu dari Tuhan di Pulau Patmos adalah orang yang sama yang menulis salah satu Kitab Injil yaitu kitab Yohanes (Pinkoski 1998, hlm 43), yang ditulis tahun 80-95 M (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, hlm 1694). Dia juga menulis kitab I Yohanes, II Yohanes, III Yohanes tahun 85-95 M, (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, hlm 2115, 2130, 2134). Kitab Wahyu diitulis tahun 90-96 M (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, hlm 2147). Yohanes paham benar tentang perbedaan hari pertama (Minggu) dan hari Tuhan (Sabat) karena dua kali sebelumnya, Yohanes berkesempatan menunjukkan hari “Minggu” dengan menyebutnya sebagai “hari pertama dalam minggu”. Yohanes menyebut hari pertama untuk hari kebangkitan Yesus dan hari penampakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya (Yohanes 20:1 dan Yohanes 20:19). Yohanes juga tahu betul bahwa hanya hari Sabat yang disebut hari Tuhan (Keluaran 20:10; Ulangan 5:14; Yesaya 58:13; Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5). Jika hari Minggu yang dirujuk sebagai “hari Tuhan” dalam Wahyu 1:10 oleh Yohanes seperti yang selama ini dipahami oleh kebanyakan umat Kristen yang menyucikan hari Minggu, maka tentu dia menulis “ Pada hari pertama minggu itu aku dikuasai oleh Roh...” (Silalahi 2008, hlm 97) seperti yang telah ditulisnya dalam Yohanes 20:1 dan Yohanes 20:19. Selain itu, dalam kurun waktu yang sama (80-96 M), Yohanes menulis empat kitab yaitu kitab Yohanes; I, II, III Yohanes; dan kitab Wahyu dan mustahil Yohanes mengacaukan pikiran pembacanya dengan menyebut hari pertama sebagai hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 karena dia tahu bahwa Allah tidak pernah menyatakannya sebagai hari-Ku atau hari kudus-Ku. Yesus pun tidak pernah berfirman untuk menjadikan hari kebangkitan-Nya (hari pertama) sebagai hari kudus-Nya atau Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari pertama (hari Minggu). Dalam menulis keempat kitabnya, kita yakin bahwa Yohanes selalu diilhamkan Allah karena segala tulisan diilhamkan Allah (II Timotius 3:16). Allah tidak mungkin mengilhami Yohanes untuk menulis/menyebut hari Tuhan merujuk ke hari pertama/hari Minggu karena akan bertentangan dengan apa yang Allah ucapkan sendiri dari mulutnya bahwa: “...hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu...” . Tuhan juga menyebut hari Sabat adalah hari kudus-Nya (Yesaya 58:13). Ingat, Allah berkata, “..., dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah” (Mazmur 89:35). Baca juga Yesaya 40:8 dan Ulangan 4:2. Pada waktu Yohanes menulis kitab Wahyu, hari Minggu tidak pernah dikuduskan atau disucikan oleh orang Kristen. Berkhof dan Enklaar (2009 hlm 49) dalam bukunya SEJARAH GEREJA mengungkapkan bahwa baru pada abad keempat dikeluarkan undang-undang penyucian hari Minggu. Hal ini juga terdapat dalam Kamus Alkitab (Browning 2010, hlm 272). Ini berarti hari Minggu tidak pernah dianggap suci atau kudus oleh gereja sebelum undang-undang itu dikeluarkan. Dengan demikian pada waktu Yohanes dikuasai oleh Roh pada hari Tuhan (Wahyu 1:10), hari yang dimaksudkannya adalah hari Sabat dan bukanlah hari Minggu seperti yang selama ini dipercayai oleh kebanyakan orang Kristen yang memelihara hari Minggu karena menurut Vierra (2006 hlm 88,89) pada abad-abad pertama hari Sabat (hari Sabtu) yang benar telah dipelihara oleh semua orang Kristen. Lebih lanjut Vierra menjelaskan bahwa orang-orang Kristen menjaga kehormatan Allah, dan percaya bahwa hukum-hukum-Nya adalah kekal Mereka juga dengan setia menjaga kesucian dari hukum-hukum-Nya (Vierra 2006, hlm 89). Pengudusan hari Minggu itu dilakukan manusia (pihak gereja) dan sudah jelas bukan merupakan perintah Allah. Hanya hari Sabat yang disebut hari Kudus (Yesaya 58:13) karena hanya hari Sabat yang diberkati dan dikuduskan Allah (Kejadian 2:3) di antara tujuh hari dalam satu pekan (Kejadian 2:2,3). Allah juga tidak mungkin memberi ilham yang berbeda kepada Yohanes. Allah tidak mungkin mengilhami Yohanes ketika dia menulis dalam Yohanes 20:1 dan Yohanes 20:19 untuk menyebut hari Minggu sebagai hari pertama dan ketika menulis kitab Wahyu 1:10 Allah tiba-tiba memberinya ilham untuk menggantikan hari Sabat menjadi hari Minggu sebagai hari Tuhan. Jika yang dimaksudkan Yohanes dalam Wahyu 1:10 dengan hari Tuhan sebagai hari pertama (Minggu) maka tulisannya akan bertentangan dengan ratusan bahkan ribuan ayat dalam Alkitab yang ditulis oleh penulis lainnya. Pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah mungkinkah Allah tidak konsisten dalam mengilhami para hamba-Nya sehingga menyatakan dua hari yang berbeda (hari pertama dan hari ketujuh) sebagai sama-sama hari Tuhan? Mungkinkah Allah mengilhami Yohanes untuk menyebut hari pertama (Minggu) sebagai hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 sementara Allah mengucapkan dengan mulutnya sendiri bahwa hari ketujuh/hari Sabat adalah hari-Nya (Keluaran 20:11) atau hari kudus-Nya (Yesaya 58:13)? Tidak, Allah itu konsisten dengan ucapannya karena apa yang keluar dari bibir Allah tidak akan Dia ubah (Mazmur 89:35). Apakah manusia yang membaca Alkitab pernah menyadari dirinya salah tafsir atau salah mengerti terhadap ayat-ayat yang belum jelas? Walaupun penulis Alkitab banyak (± 40 orang) dengan latar belakangnya masing-masing ternyata isinya tidak bertentangan. Ini menunjukkan bahwa sumbernya adalah Satu, yaitu Tuhan sendiri (Kuntaraf dan Kuntaraf 2008, hlm 56, 59-60). Dengan demikian, Yohanes tidak mungkin bertentangan dengan Musa, Yehezkiel, Yeremia, Yesaya, Nahemia, Amos, Matius, Markus, Lukas, dll yang telah menulis hari Sabat sebagai hari Tuhan karena baik Yohanes maupun para nabi dan para murid Yesus lainnya memiliki satu sumber, yaitu Allah. Mereka diilhami oleh Allah dalam menulis Alkitab (II Timotius 3:16). Yohanes telah memberi perbedaan yang jelas antara hari Minggu dengan menyebutnya sebagai hari pertama (Yohanes 20:1 dan Yohanes 20:19) dan hari Sabat yang ditulisnya sebagai hari Tuhan (Wahyu 1:10) WA: 08113820891
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU? Ayat kedelapan ( I Korintus 16:2) Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing - sesuai dengan apa yang kamu peroleh - menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang. Agar tidak salah paham tentang ayat ini, marilah kita membaca penjelasan dalam Alkitab Edisi Studi dan Alitab Penuntun Hidup Berkelimpahan mengenai I Kor 16:1-3: Pengumupulan uang-ke Yerusalem-menyampaikan pemberianmu: Meskipun Paulus lebih banyak memberitakan Injil di Asia, Makedonia, dan Yunani, ia tetap peduli terhadap jemaat Kristen di Palestina dan mengumpulkan uang untuk mendukung mereka yang miskin di sana (Alkitab Edisi Studi, 2011 hlm 1887). Selain itu dalam I Korintus pasal 16 Paulus memberikan petunjuk mengenai pengumpulan uang bagi orang percaya yang miskin di Yerusalem, menjelaskan rencananya untuk hari depan dan berbicara tentang rekan kerjanya dalam Tuhan (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan 2010, hlm 1940) Metcalf (2011) memberi catatan: Perhatikan tidak ada disebutkan gereja atau pertemuan ketika Paulus memperingatkan orang-orang suci untuk menyimpan di rumah sejumlah uang sesuai dengan apa yang diperolehnya dari Allah. Masing-masing "menyimpan di rumah." dan mereka harus menyimpannya hingga itu diperlukan. Paulus menganjurkan pemberian yang sistematis dengan menabung, bukan secara mendadak. Alasan Paulus mengumpulkan pada hari Minggu, karena pada Jumat petang orang akan menutup tokonya lalu bersedia untuk hari Sabat. Kemudian, pada hari Minggu pagi mereka akan memeriksa hasil penjualan minggu sebelumnya. Ayat ini tidak menyatakan kesucian hari Minggu. Paulus tidak menyebutkan suatu pemungutan yang tetap setiap minggu, tetapi ini adalah suatu pemberian/ proyek khusus, yang diadakan oleh gereja-gereja bukan Yahudi untuk orang-orang suci yang miskin di Yerusalem. Paulus membawa pemberian itu dengan utusan-utusan tertentu dari setiap kelompok yang akan mempersembahkan tanda kasih itu. Baca I Korintus 16:34; Roma 15:24-28. Ini juga disebutkan lagi dalam II Korintus 8:1-4 dan II Korintus 9:1-5 (Metcalf 2011, hlm 107). Finley (2010) juga menjelaskan: Ada orang yang merasa, Paulus menganjurkan pengumpulan persembahan di gereja pada hari pertama dalam minggu itu. Lalu mereka menggunakan ayat ini untuk menyokong penyucian hari Minggu. Analisis yang cermat atas ayat itu dan juga analisis atas seluruh isinya, sesuai dengan konteksnya membuktikan sebaliknya. Rasul Paulus sedang mengajukan satu proyek khusus demi kepentingan umat-umat Tuhan yang miskin di Yerusalem (ayat tiga). Jadi dia menganjurkan supaya orang-orang Kristen di Korintus mengasingkan satu jumlah tertentu dari pendapatan mereka untuk umat percaya di Yerusalem setiap hari pertama setiap minggu. Alasan Paulus untuk rencana itu karena biasa orang pada masa itu memeriksa keuangan dari hasil usaha minggu sebelumnya pada tiap-tiap hari pertama (Minggu) pagi untuk persediaan usahanya pada minggu berikutnya. Pada hari Jumat petang mereka akan menutup toko-tokonya lalu bersedia untuk hari Sabat. Kemudian pada hari Minggu pagi mereka akan memeriksa hasil usaha/penjualan minggu sebelumnya. Paulus hanya meminta kepada mereka untuk memisahkan sejumlah uang setiap minggu supaya bila dia datang, pemberian itu sudah tersedia untuk dibawa ke Yerusalem. Upacara “memisahkan” secara harfiah berarti “oleh dia sendiri”: Dalam naskah bahasa Yunani ucapan itu juga sepadan artinya dengan kata bahasa Inggris “di rumah”. Jadi Paulus meminta mereka melakukan pemisahan uang itu di rumah, bukan seperti dikatakan beberapa orang, pada saat kumpulan di gereja. Sebaliknya untuk menegakkan perbaktian pada hari Minggu, ayat ini jelas sekali menunjukkan bahwa tidak ada pengertian khusus dikaitkan pada hari pertama itu (Finley 2010, 130-131). Dengan demikian maka kita sudah selesai membahas kedelapan ayat Perjanjian Baru yang menyinggung masalah “hari pertama dari minggu itu”. Selanjutnya kita akan membahas ayat yang kesembilan yang mengatakan “Hari Tuhan” yang dianggap beberapa orang sebagai kunci untuk kesucian hari Minggu.” (Breaden 2002, hlm 133). WA: 08113820891
SAMBUNGAN >>> Bagaimana Sejarahnya Sehingga Hari Minggu disebut Hari Tuhan (dominggo) oleh kebanyakan orang Kristen sekrang ini? Dalam penjelasan tentang Latar Belakang Kitab Wahyu dalam Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan yang dicetak oleh Lembaga Alkitab Indonesia hlm 2147, waktu penulisan Kitab Wahyu oleh Yohanes adalah sekitar tahun 90-96 M. Jadi, ketika Yohanes menulis kitab Wahyu pada tahun 90-96 M, sudah pasti yang dia sebutkan sebagai hari Tuhan (Wahyu 1:10) adalah hari Sabat (sesuai dengan yang diketahuinya dari kitab Taurat, kitab para nabi lainnya dan juga dia mendengar dengan telinganya sendiri waktu Tuhan Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai Tuhan atas hari Sabat, bukanTuhan atas hari pertama atau Tuhan atas hari Minggu karena istilah hari Minggu sebagai “hari Tuhan” baru dipopulerkan ke dalam gereja oleh Sylvester, bishop Roma itu 268-274 tahun kemudian (tahun 364 M) setelah Yohanes menulis Kitab Wahyu. Istilah hari Minggu sebagai “hari Tuhan” adalah istilah populer menurut bishop itu dan sudah tentu istilah itu tidak berdasarkan Alkitab, bahkan jika anda membuka Strong’s Concordance untuk “The Lord’s Day” di situ tertulis ”hari Tuhan” yaitu hari yang biasa kita sebut Sunday (hari Minggu) (Shelton dan Quinn 2007, hlm 65). “Hari Tuhan” adalah Sunday (hari Minggu) dalam Strong’s Concordance itu tentu merujuk ke “hari Tuhan” dalam Kanon 29 Katolik di atas dan bukan kepada hari Tuhan menurut Alkitab seperti yang dimaksudkan Yohanes dalam Wahyu 1:10 itu. Meskipun dalam Strong’s Concordance merujuk “The Lord’s Day” sebagai Sunday (hari Minggu/hari Tuhan) sehingga kebanyakan umat Kristen menganggap kata “hari Tuhan” dalam Wahyu1:10 sebagai hari Minggu, tidak ada ayat Firman Tuhan dalam Alkitab yang dapat dijadikan dasar untuk menerima hal itu. Hari Tuhan menurut Alkitab adalah hari Sabat (Keluaran 20:10; Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5; dan masih banyak ayat lainnya dalam Alkitab). Hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 adalah hari Sabat, sebab Tuhan menyebut Sabat “Hari kudus-Ku” (Yesaya 58:13) (Wieland 2006, hlm 35) dan Tuhan Yesus juga mengatakan: Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat (Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5) atau (for the Son of Man is Lord of the Sabbath. Matthew 12:8- Alkitab Today’s English Version, 1992 atau So the Son of Man is Lord over the Sabbat. Matthew 12:8- Alkitab Contemporary English Version, 1995 atau For the Son of man is Lord even of the sabbath day - Matthew 12:8 - Alkitab King James Version). Tuhan atas hari Sabat artinya Dialah pemilik dan yang berkuasa atas hari Sabat itu. Hari Tuhan adalah hari atas mana Kristus adalah Tuhan (Matius 12:8; Markus 2:28; Keluaran 20:11) (Metcalf 2011, hlm 106). Dari keterangan Silalahi, Pinkoski, dan Browning di atas maka jelaslah bagi kita bahwa istilah hari Minggu sebagai “hari Tuhan” tidak digunakan oleh para murid dan para rasul termasuk Yohanes. Mereka menyebut hari Minggu itu dengan hari pertama. Gerejalah yang akhirnya menetapkan hari Minggu sebagai hari Tuhan dan hampir semua umat Kristen menerima sebutan itu sampai sekarang. Allah tidak pernah memberi wewenang dengan alasan apapun, kepada siapapun, betapapun besar kekuasaannya, betapapun banyak dan tinggi gelarnya, betapa pun banyak hikmat yang dimilikinya supaya merubah hukum atau titah-Nya untuk mengingat dan menguduskan hari-Nya (Sabat/Sabtu) dengan hari pertama karena Allah itu sempurna (Matius 5:48) dan Taurat-Nya sempurna (Mazmur 19:8). Allah itu kekal (Kejadian 21:33), titah-Nya kekal (Mazmur 111:7-8; Matius 5:18; Lukas 16:17). Sepuluh Perintah Allah atau yang kita kenal dengan hukum Allah (Keluaran 31:18) diucapkan langsung oleh mulut Allah (Keluaran 20:1). Apa yang keluar dari mulut Allah tidak akan dirubah-Nya (Mazmur 89:35). Setiap manusia yang melanggar firman/hukum yang diucapkannya harus mati karena Allah berfirman. “...siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat, pastilah ia dihukum mati,...” (Keluaran 31:14). “Pelanggaran terhadap hukum Allah adalah dosa” (I Yohanes 3:4). Paulus menulis bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Lebih jauh Rasul Yakobus menambahkan: “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya” (Yakobus 2:10). Dengan kata lain, rasul Yakobus mengatakan jika kita menuruti 10 perintah/hukum Allah tetapi mengabaikan salah satu perintah/hukum maka kita bersalah terhadap seluruh hukum itu. Artinya jika kita menuruti 9 hukum Allah yang lain tetapi kita mengabaikan hukum-Nya yang keempat (hukum tentang hari Sabat) maka kita bersalah terhadap seluruh hukum itu. Demikian juga jika kita menuruti 9 hukum termasuk hukum hari Sabat tetapi kita mengabaikan satu hukum-Nya yang lain, misalnya hukum yang ketujuh (jangan berzinah) maka kita bersalah terhadap seluruh hukum itu. Hanya umat Kristen yang berpedoman pada Alkitab dan hanya Alkitab (sola scriptura) yang tidak setuju menyebut hari pertama/Ahad/Minggu sebagai “hari Tuhan”. Alkitab menegaskan berulang-ulang bahwa hari Sabat (Sabtu) atau hari ketujuhlah yang disebut hari Tuhan (Keluaran 20:10; Ulangan 5:14; Yesaya 58:13; Matius 12 :8; Markus 2:28; Lukas 6:5). Jon Paulin, Ph.D, seorang penulis buku “The Gospel From Patmos” yang diterbitkan oleh The Philippine Publishing House tahun 2003, dekan Fakultas Teologi di Loma Linda University dan seorang spesialis dalam Kajian tulisan-tulisan Rasul Yohanes menjelaskan tentang arti Wahyu 1:10 Apa yang Yohanes maksudkan dengan "Hari Tuhan"? Kapan rasul menerima penglihatannya? Karena para sarjana melihat teks ini, mereka tidak menemukan pertanyaan yang mudah dijawab. Mereka menawarkan setidaknya lima pilihan yang masuk akal. Pertama adalah hari yang kita sebut Sabtu. Sabtu adalah hari ketujuh dalam seminggu pada kalender Ibrani, yang dikenal orang Yahudi sebagai hari Sabat. Alkitab sering mengacu pada Sabat sebagai. "hari Tuhan." Dalam Yesaya 58, Tuhan sendiri berbicara tentang hari Sabat sebagai "hari-Ku yang kudus." Dan dalam Markus 2:27, 28 Yesus menyatakan bahwa Dia adalah “Tuhan atas Hari Sabat” Jadi pilihan pendapat Alkitab yang kuat bagi pemahaman Yohanes adalah bahwa ia menyinggung teks-teks sebelumnya untuk mengidentifikasi hari Sabat sebagai hari di mana penglihatan itu datang. Karena ia menunjukkan banyak kepentingan dalam perintah Sabat dalam pasal 14, saya yakin ini adalah pilihan terbaik. Pilihan kedua adalah hari sekarang bernama Minggu. Tulisan Kristen dari abad kedua (sedekat 35-40 tahun setelah kitab Wahyu) jelas menggunakan istilah "Hari Tuhan" sebagai kiasan untuk hari Minggu. Ide yang dikembangkan dalam kaitannya dengan kenyataan bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama minggu itu (Minggu kami), jadi "Hari Tuhan" yang bisa menyinggung itu. Tapi kita tidak punya bukti bahwa umat Kristen pada abad pertama memelihara hari Minggu sebagai hari perhentian menggantikan Sabat hari ketujuh (Paulien 2007, hlm 25). Pilihan yang sisa tidak ditulis di sini karena tidak berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Jadi, sekarang kita memiliki bukti yang positif bahwa kesucian hari Minggu, tidak mendapat tempat dan teladan dan pengajaran Yesus, dan tidak pernah menjadi sebagian dari iman yang disampaikan kepada orang yang kudus (Yudas 1:3). Kebiasaan untuk memelihara hari Minggu itu telah dibuktikan tanpa dasar akitabiah. Satu-satunya dasar yang dimiliki untuk pemeliharaan hari Minggu itu adalah TRADISI, yang nama lainnya adalah “hukum manusia” (Matius 15: 6, 9). Kesimpulan ini akan menjadi goncangan besar bagi bebarapa orang pemelihara hari Minggu yang sadar. Bagaimana kita menghubungkan diri kita dengan situasi yang menantang seperti ini? Ada dua jalan terbuka bagi kita: Matius 12:30 “ Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. Posisi yang paling aman bagi kita adalah berdiri di tempat di mana Yesus berdiri dalam masalah ini. Selalu aman untuk mengikuti kemana saja dipimpin Yesus. Yohanes 8:12: ... barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”(Breaden 2002, hal 134). WA: 08113820891
Bagaimana sejarahnya sehingga hari Minggu disebut hari Tuhan (dominggo) oleh kebanyakan orang Kristen sekarang ini? Untuk memahami hari Tuhan menurut Yohanes dalam Wahyu 1:10, umat Kristen harus hati-hati membedakannya agar tidak sesat karena ada dua versi hari tentang hal itu. Pertama, hari Tuan/hari Kaisar (The Lord’s Day atau Dies Domini) yang merujuk kepada hari pertama (hari Minggu) dan kedua, adalah hari Tuhan yang merujuk kepada hari Sabat (menurut kepercayaan Kristen dan Yahudi dalam Kitab Suci mereka). Di zaman Kekaisaran Roma, hari pertama tiap pekan (Dies Solis, Sunday) disebut Dies Domini/ the Lord’s Day, artinya “ hari Tuan”. Yang dimaksud Tuan di sini adalah Kaisar, karena setiap hari Dies Solis, sang Kaisar menerima pembayaran pajak untuk dimasukkan ke perbendaharaannya. Orang-orang kafir penyembah Dewa Matahari juga merayakan Dies Solis sebagai “hari Matahari yang dimuliakan.”(the venerable day of the Sun). Hari Dies Solis adalah hari untuk menyembah Dewa Matahari, Sol. Pemerintah Roma membuang Yohanes ke Pulau Patmos karena kesaksiannya tentang Yesus. Apa anda pikir Yohanes akan mau mengikuti Dies Solis, hari untuk menghormati Kaisar Roma dan dewa Matahari Roma sebagai hari Tuhan Yesus?. Tentu Saja Tidak. Yohanes menguduskan hari Sabat (Sabtu) seperti Yesus. Dia tahu Tuhan menyebut hari ketujuh sebagai Hari Kudus-Ku (Yesaya 58:13). Dia mendengar dengan telinganya sendiri waktu Tuhan Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai Tuhan atas hari Sabat (Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5). Sebagai murid Yesus yang paling dekat dengan-Nya, bukankah logis kalau sewaktu Yohanes menuliskan hari Tuhan, yang dimaksudnya adalah hari Sabtu? (Shelton dan Quinn 2007, hlm 64). Hari pertama (Minggu) disebut “hari Tuhan” bukan di dalam Alkitab, tetapi di dalam Kanon 29 Katolik yang dibuat pada Konsili Laodekia (bukan konsili universal melainkan diselenggarkan oleh Katolik Roma), pada tahun 364 M. Sebutan “hari Tuhan” untuk hari pertama, pertama kali dibuat oleh Sylvester, bishop Roma (Silalahi 2008, hlm 97 dan Pinkoski 1988, hlm 42). Mereka menetapkan dalam kanon 29 bahwa: “Orang-orang Kristen tidak seharusnya seperti orang Yahudi dan bermalas-malasan pada hari Sabtu, tetapi harus bekerja pada hari itu, tetapi pada hari Tuhan (Minggu) mereka secara khusus menghormati; dan sebagai orang Kristen, harus jika memungkinkan tidak bekerja pada hari itu tetapi jika mereka seperti orang Yahudi, mereka akan dikucilkan dari Kristus” (Pinkoski 1998, hlm 42). W.R.F Browning (2010), seorang pengarang Kamus Alkitab menambahkan: Minggu Bagi orang Kristen, hari pertama dalam sepekan. Orang Yunani dan Romawi mengenal tujuh planet dan menamakan hari-hari seminggu menurut planet itu: salah satu adalah dies solis, kemudian ada dies martis, dan seterusnya. Semula orang Kristen menggunakan nama-nama hari yang sama dengan orang Yahudi, sehingga hari terakhir adalah “Sabat”, dan hari sebelumnya adalah malam Sabat. Sejak abad ke-4, Gereja mengambil alih nama-nama dari planet-planet dan simbolisme yang kaya sekitar matahari dan terangnya dirasa tepat bagi Gereja yang menyembah Kristus, Matahari Sejati, pada “harinya Tuhan” yang adalah sebutan sejak zaman Perjanjian Baru (PB) (Wahyu 1:10). Cerita-cerita “Paskah dari Injil-injil (Markus 16:2; Matius 28:1; Lukas 28:1; Yohanes 20:1) semunya menyebut hari pertama dari minggu” itu. Delapan hari kemudian (Yohanes 20:26) adalah hari Minggu/Ahad berikut, yaitu seminggu kemudian (Browning, 2010, hlm 272). Meskipun Browning dan Alkitab Edisi Studi dalam penjelasannya juga merujuk hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 kepada hari Minggu hari kebangkitan (Browning 2010, hlm 133) (Alkitab Edisi Studi 2011, hlm 2048), sudah cukup jelas bagi kita dari penjelasan Browning sendiri di atas (Browning 2010, hlm 272) bahwa semula orang Kristen menggunakan nama-nama hari yang sama dengan orang Yahudi dan gereja lah yang merubah hari Sabat ke hari Minggu dan menjadikannya sebagai hari Tuhan padahal injil-injil itu tidak pernah menyebut hari pertama sebagai hari Tuhan meskipun hari itu adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari dalam kubur. Jika gereja atau manusia melakukan perubahan pada hukum Allah yang keempat dengan menjadikan hari Minggu sebagai hari yang kudus atau hari Tuhan sementara perintah Allah mengatakan bahwa hari ketujuh/Sabat adalah adalah hari Sabat Tuhan Allah (Keluaran 20:10) atau hari Kudus-Nya (Yesaya 58:13) manakah yang harus diikuti oleh umat Kristen? Ketika Yesus berdoa: “...Firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17: 17). Karena ingat dan kuduskan hari Sabat adalah Firman Allah maka umat Tuhan yang mengingat dan menguduskan hari tersebut disebut pelaku kebenaran (pelaku firman). Manusia tidak dapat menguduskan hari lain selain yang telah dikuduskan oleh Allah dan Dia tidak pernah memberi wewenang/hak kepada siapapun untuk merubah hukum-Nya dengan menguduskan hari lain di luar hari yang telah dikuduskan-Nya. Agama Kristen muncul pertama kali di Yerusalem dan kemudian berkembang ke daerah-daerah sekitarnya termasuk AntIokia dan Roma, dari Roma berkembang terus ke daratan Eropa lainnya termasuk ke Spanyol dan Portugis. Dengan demikian istilah populer “hari Tuhan” yang dibuat oleh Sylvester, bishop Roma itu diterima oleh masyarakat Portugis, Spanyol, dan semua umat Kristen yang menguduskan hari Minggu. Dari buku-buku Sejarah Indonesia kita mengetahui bahwa bangsa Eropa yang mula-mula datang dan menjajah Indonesia adalah Portugis, kemudian disusul Spanyol. Portugis menyebut hari Minggu sebagai domingo atau “hari Tuhan” berdasarkan Kanon 29 Katolik pada Konsili Laodekia di atas. Pada masa penjelajahan Portugis di Indonesia setiap hari Minggu mereka mengunjungi gereja untuk beribadah di hari pertama. Penduduk pribumi (orang Indonesia) yang melihat hal ini sering bertanya-tanya tentang kebiasaan baru tersebut. Dan mereka pun menjawab bahwa mereka melakukan demi “Domingo”. Dalam bahasa Portugis lama “Domingo” berarti Tuhan. Bahasa Spanyol untuk hari Minggu juga adalah Domingo. Semula kata ini dieja menjadi “Dominggo” atau “Dominggu” dalam Bahasa Melayu lama. Baru sekitar akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, kata ini dieja sebagai Minggu sesuai dengan lidah Indonesia. www.dwina.net/2010/12/sejarah-nama-nama-hari-versi-bangsa.html (diakses 6 November 2011). >>>BERSAMBUNG KE >>>Dalam Penjelasan...
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU? Ayat kelima (Yohanes 20:1) Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Ayat ini juga mencatat kunjungan Maria dan penemuannya bahwa kuburan itu sudah terbuka. Ternyata kelima ayat Alkitab tersebut tidak perlu menahan kita lama dalam usaha untuk mencari bukti dari Alkitab Perjanjian Baru mengenai kesucian hari Minggu. Kelima ayat di atas hanya mencatat bahwa Yesus bangkit dari kubur pada hari pertama minggu itu, dan bahwa kuburannya yang sudah kosong itu dikunjungi beberapa rasul Yesus pada pagi hari itu. Walaupun bagaimana, ayat-ayat ini tidak merekam teladan Ilahi untuk memelihara hari pertama dalam minggu itu. Ayat itu tidak berisi perintah Ilahi untuk memeliharanya. Tidak mengandung hal yang suci pada hari pertama itu dan tidak memberi alasan untuk dipelihara. Dari segi lain, ayat ini menunjukkan bahwa rasul-rasul Kristus melakukan hari pertama itu sebagai hari kerja biasa karena mereka sudah siap untuk meminyaki dan menaruh rempah-rempah pada tubuh Yesus pada hari pertama, suatu pekerjaan yang mereka tidak mau lakukan pada hari Sabat (Breaden 2002, hlm 131-132). Maria mengunjungi makam sementara hari masih gelap (Perhatikan ayat-ayat di atas tidak mengindikasikan bahwa adanya kekudusan hari tersebut, karena mereka bahkan belum tahu bahwa Yesus telah bangkit (Finley 2008, hlm 54) Finley (2010) menambahkan bahwa kelima ayat di atas menunjukkan bukti sejarah bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama minggu itu. Jelas sekali tidak satu pun ayat-ayat tersebut bahkan hanya untuk menganjurkan sedikit pun untuk berbakti pada hari itu. Tampak terbukti bahwa pengikut-pengikut Yesus terdekat sekalipun tidak menganggap hari pertama minggu itu sebagai hari perbaktian. Perhatikan bahwa mereka datang ke kubur untuk memberi rempah-rempah pada mayat Yesus pada hari pertama itu, sesudah mereka”... beristirahat pada hari Sabat sesuai dengan hukum Taurat (Lukas 23:56). Jadi jelas kelihatan bahwa murid-murid Yesus adalah pemelihara-pemelihara hari Sabat (Finley 2010, hlm 129). Mari kita periksa tiga ayat yang sisa dengan teliti sekali. WA: 08113820891
Apakah hari Sabat Tuhan yang asli yang ditulis dalam Alkitab sudah hilang? Jawab: Apabila tuntutan hari Sabat Alkitab itu dikemukakan sekarang ini, akan timbul suatu sanggahan yang umum, yaitu: “Siapa yang tahu hari yang mana sebenarnya hari Sabat itu? Sabat yang asli itu sudah hilang jejaknya.” Untuk menyokong sanggahan ini mereka mengemukakan bahwa ribuan tahun telah lewat sejak zaman Alkitab, dan di antara perpindahan penduduk, peperangan, revolusi, dan perubahan adat istiadat dan kalender, susunan hari-hari dalam minggu sudah pasti mengalami kekacauan. Jadi sanggahan ini diulangi lagi. “Tidak ada seorang pun yang tahu hari mana hari Sabat itu, mungkin hari Rabu atau mungkin juga hari lain!” Sekarang, kekuatan apa yang ada di balik sanggahan itu? Apakah hari Sabat yang asli itu sudah hilang dan tak dapat dikembalikan lagi? Apakah semua manusia yang sudah beradab itu menjadi bingung mengenai susunan hari-hari dalam pekan itu? Apakah perubahan dalam penanggalan itu telah menghilangkan Sabat pekan penciptaan itu sehingga menjadi barang langka yang tak dapat dicari lagi? Jawabannya ialah “Tidak.” Sesungguhnya tidak ada warisan yang lebih lengkap dari zaman dahulu dan yang lebih utuh dari pekan tujuh hari itu. Tidak ada fakta dari zaman yang sudah lalu atau zaman sekarang ini yang lebih pasti dari urutan hari-hari dalam minggu itu” Para ilmuwan, ahli perbintangan, sejarahwan dan para gerejawan bersatu dan sependapat bahwa demikianlah halnya. Ada tiga kenyataan atau bukti-bukti yang sudah diteliti dengan seksama dan diakui kebenarannya yang bisa menunjang kepastian ini. Ketiganya adalah (1) Alkitab, (2) Sejarah Kalender, dan (3) Ilmu perbintangan. Ada tiga titik periksa yang penting artinya yang membuat kita dapat menentukan urutan hari dalam seminggu dan posisi hari ketujuh dalam minggu itu. Titik periksa No. 1-Pemberian Manna (Keluaran 16:4-35) Semenjak zaman penciptaan pada waktu Allah mengasingkan hari yang ketujuh sebagai hari Sabat mingguan, para bapa telah mencatat dengan teliti hari, bulan, dan tahun/contohnya, catatan nabi Nuh dan Air Bah, Kejadian 7:11,12,24; 8:4,5, dsb). Tetapi jika manusia bingung dan lalai, Allah tidak akan melupakannya, dan pada zaman Musa, Ia menjauhkan semua dasar kebingungan atau kebimbangan dengan cara mujizat yang dramatis, secara umum, dan jangka lama. Pemberian manna itu berlaku dengan konsisten, dengan pola rangkap tiga dalam waktu empat puluh tahun. Pertama, manna turun dua kali lipat banyaknya pada hari keenam (Jumat). Kedua, tidak turun manna pada hari ketujuh (Sabtu). Ketiga, manna porsi kedua yang disisakan pada hari keenam masih segar dan manis pada hari Sabat (Sabtu). Jelaslah bagi Musa dan umat Israel bahwa tidak perlu menghitung-hitung yang mana hari Sabat. Allah sendiri menyatakan secara sah dan tanpa kesalahan yang mana hari Sabat itu dengan mujizat rangkap tiga yang sangat jelas dan terulang terus selama lebih dari 2000 kali dalam kurun waktu empat dekade. Orang yang bimbang sekalipun tidak akan minta bukti bagi yang lebih baik daripada itu. Titik Periksa No. 2-Kebiasaan Kristus dan Rasul-rasul-Nya (Lukas 4:16; 23:54-56) Pada zaman antara pemberian manna dan zaman Kristus, bangsa Yahudi menggunakan satu jenis kalender dan mencatat waktu secara teliti. Namun, walaupun manusia kehilangan hari Sabat itu, Allah tidak bingung. Kebiasaan Yesus untuk memelihara hari Sabat (lihat kata-kata “menurut kebiasaan-Nya” dalam Lukas 4:16) membuktikan bahwa bangsa Yahudi tidak kehilangan jejak hari Sabat sampai pada zaman Tuhan Yesus, karena Ia memelihara hari hari yang dipelihara bangsa Yahudi sebagai hari Sabat. Rasul-rasul itu juga menghormati hari ketujuh sebagaimana bangsa Yahudi memeliharanya, yaitu “hari Sabat sesuai dengan hukum Taurat” (Lukas 23:56) Jika seandainya bangsa Yahudi salah dalam perhitungan hari Sabat itu, sudah tentu Yesus akan meralat hal itu. Menurut titik periksa No. 2 ini, kedudukan hari ketujuh tidak ditinggalkan dalam kabut kebingungan. Karena selama kurun waktu tiga puluh tahun, hari ketujuh itu dinyatakan lagi, tetapi bukan dengan mujizat yang umum seperti pemberian manna melainkan dengan kebiasaan mingguan “Tuhan hari Sabat itu” sendiri. (Markus 2:27, 28). Titik periksa No. 3-Pemeliharaan dan perayaan hari Raya Paskah. Tidak mungkin hari ketujuh itu bisa hilang dalam kurun waktu 2000 tahun yaitu sejak zaman Kristus hingga sekarang ini, karena beberapa alasan sebagai berikut: 1) Pemeliharaan hari Raya Paskah secara modern di seluruh dunia dewasa ini, yang memperingati hari penyaliban Kristus pada hari Jumat Agung. Perhentian-Nya di dalam kubur pada hari Sabtu Paskah. Perayaan hari-hari raya Paskah ini oleh umum pada zaman sekarang ini adalah suatu fakta yang membuktikan bahwa hari ketujuh yang benar tidak pernah hilang jejak selama zaman Kristiani. Tiga bukti berikutnya memberi dukungan atas kesaksian hari Paskah: 2) Tiga kalender yang selaras telah dipakai secara berdampingan hampir sepanjang zaman Kekristenan. Ketiga kelender tersebut adalah kalender Yahudi, Kalender Gregorian/Kristiani (Masehi) dan kalender Islam (Hijriah). Walaupun ada perbedaan dalam beberapa hal, ketiga-tiganya sesuai mengenai urutan hari-hari dalam minggu itu. Hari Sabtu dalam ketiga kalender tersebut sama dengan hari ketujuh. 3) Tidak pernah ada perubahan kalender yang mempengaruhi urutan hari-hari dalam seminggu. Contohnya, perubahan kalender dalam era Kristiani dari “gaya lama” (Kalennder Julian) ke “gaya baru” (Kalender Gregorian) yang digunakan di beberapa negara Eropa pada tahun 1582 dan di England pada 1752 memerlukan penyesuaian yang agak lama dengan cara mengurangi beberapa tanggal dalam satu bulan. Tetapi panyesuaian itu hanya mempengaruhi tanggal dari bulan itu tetapi bukan hari-hari dari minggu itu. Ada satu bulan yang diperpendek tetapi tidak menganggu urutan atau nama-nama hari dari pecan itu. 4) Bukti terakhir untuk menghilangkan bayangan keragu-raguan ialah ilmu perbintangan. Jika seorang ahli perbintangan dikurung selama enam hari dalam sebuah gua di bawah tanah tanpa jam dan kalender atau alat apapun sehingga ia hilang jejak perhitungan hari, hanya dalam beberapa jam di dalam sebuah teropong bintang akan menyanggupkan dia untuk mengetahui dengan tepat hari apa yang sebenarnya waktu ia keluar dari gua itu. Dengan ilmu pengetahuannya, walaupun tidak ada kalender tercetak di hadapannya, ia bisa saja mengetahui waktu dan penanggalan dengan memeriksa posisi dan gerakan bintang-bintang di langit. Kesimpulan Jika seseorang tinggal di pengasingan tanpa kalender-apakah ia seorang Yahudi, Islam, atau Kristen-mungkin saja ia bisa kehilangan jejak satu hari atau mungkin beberapa hari, lalu ia bingung hari apa gerangan hari ini. Tetapi setelah ia menghubungi temannya atau keluarganya, mereka akan memberitahu kepadanya kekeliruan penanggalannya dan segera bisa meralat kekeliruan itu. Perorangan, masyarakat, dan bangsa-bangsa selalu memelihara penanggalan dengan alat-alat otomatik sehingga tidak memungkinkan untuk kehilangan hari ketujuh atau hari lain dari minggu itu dalam seluruh dunia pada waktu yang bersamaan. Referensi: Breaden, F. 2002. Penuntun Alat Peraga Baru. Cetakan Ketiga) Indonesian Publishing House. Bandung. WA: 08113820891
Mengapa dahulu, rotinya dipecah-pecahkan ? Apakah krn rotinya berukuran besar ? Mengapa bukan satu roti per orang ? Apakah disengaja sbg menunjukkan hanya ada satu tubuh Kristus dan semuanya memperoleh bagian dari satu roti hidup ?
HARI APAKAH HARI SABAT ITU? Saya pernah berdiskusi tentang hukum keempat dengan adik saya Won dan suaminya pada tahun 2010. Mereka berdua adalah pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI). Saya mengatakan kepadanya bahwa hari Sabat adalah hari Sabtu dan kita seharusnya menjadikannya sebagai hari perhentian untuk berbakti di gereja pada hari tersebut tetapi hal itu disanggahnya. Dia mengatakan bahwa Sabtu adalah hari Sabat Yahudi dan Minggu adalah hari Sabat Kristen. Jawabannya sangat tidak alkitabiah karena dari Keluaran 20:8-11 kita dapat membaca bersama bahwa hari Sabat bukanlah hari Sabat Yahudi melainkan Hari Sabat Tuhan dengan kata lain hari Sabat adalah hari Tuhan, Allah kita. Keluaran 20:8-11 Ingat dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetap hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya dan Ia berhenti pada hari ketujuh, itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hari Sabat adalah hari Tuhan didukung oleh pernyataan Yesus sendiri dalam Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5. Kata Yesus lagi kepada mereka: Anak Manusia adalah TUHAN atas hari Sabat.” Atau dengan kata lain dari Matius 12:8; Markus 2:28; dan Lukas 6:5 di atas bahwa hari Sabat adalah milik-Nya (Finley, 2010. hlm 27). Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa hari Sabat adalah hari Tuhan. Tambahan pula bahwa tidak ada perintah Allah untuk mengingat dan menguduskan hari pertama (Minggu) dan Anak Manusia bukanlah TUHAN atas hari pertama atau TUHAN atas hari Minggu sehingga hari Minggu bukanlah hari Sabat menurut Alkitab meskipun Tuhan Yesus bangkit pada hari tersebut. Allah juga tidak plin plan dalam berfirman dengan mula-mula menjadikan hari Sabat sebagai hari-Nya atau hari yang diberkati dan dikuduskan-Nya dan kemudian mengubah firman-Nya itu menjadi hari Minggu. Allah itu kekal (Kejadian 22:33) demikian juga Hukum-Nya kekal (Mazmur 111:7,9; Matius 5:18). Allah itu konsisten dalam berfirman. Sekali Dia berfirman: “Ingat dan kuduskanlah hari Sabat...” maka Firman-Nya itu kekal atau berlaku sampai selama-lamanya alias tidak bisa berubah dan tidak boleh dirubah atau disalahtafsirkan. Hanya manusia yang plin-plan atau berubah-ubah atau tidak konsisten dalam memahami Firman Tuhan. Meskipun saya telah memberitahukan ayat-ayat Firman Tuhan bahwa hari Sabat adalah hari Sabtu, adik saya yang didukung oleh suaminya tetap bersikeras menganggap bahwa hari Sabat Kristen adalah hari Minggu dan ketetapan tentang hari Minggu sebagai hari perhentian dan perbaktian orang Kristen untuk menggantikan hari Sabat telah disetujui oleh semua pemimpin gereja di Kota Laodekia dan lebih lanjut dikatakannya bahwa ketetapan itu diilhami oleh Roh Kudus. Akan hal itu, Finley 2009 menerangkan Kita bisa menguduskan hanya apa yang sudah dikuduskan Allah. Manusia tidak dapat menguduskan sesuatu. Dengan kata lain, manusia tidak dapat menguduskan satu hari di luar hari yang dikuduskan Allah. Allah hanya menguduskan hari Sabat (Finley 2009, hlm 69) Tentang kesepakatan di Laodekia yang menyatakan bahwa kesepakatan itu diilhami oleh Roh Kudus sangat menggelikan semua orang yang punya akal. Pekerjaaan Roh Kudus adalah menuntun manusia untuk menuruti Perintah Allah. Mungkinkah Roh Kudus menuntun para pemimpin gereja pada waktu itu kepada ketidaktaatan terhadap perintah Allah khususnya perintah keempat? Roh Kudus adalah Allah, sama dengan Yesus dan Bapa adalah Allah. Mungkinkah Allah bertentangan dengan diri-Nya sendiri? Mungkinkah Roh Kudus menuntun manusia agar bertentangan dengan perintah-Nya untuk memelihara hari Sabat dalam Keluaran 20:8-11? Mungkinkah Roh Kudus bertentangan dengan teladan yang diberikan Yesus yang menguduskan hari Sabat sepanjang hidup-Nya? Jawabannya tidak mungkin Roh Kudus menuntun manusia kepada pelanggaran terhadap perintah Allah. Roh Kudus juga tidak bertentangan dengan teladan yang diberikan Tuhan Yesus dalam memelihara hari Sabat. Adik saya, Won, terus mendebat saya dengan sedikit berkelit mengatakan bahwa yang terdapat dalam Alkitab tentang hari ketujuh itu adalah hari Sabat dan bukan hari Sabtu sehingga menganggap hari Sabtu sebagai hari Sabat adalah kekeliruan. Selain itu ada orang yang berkata bahwa hari pertama itu hari Senin, sehingga hari ketujuh itu hari Minggu. Tidak begitu kata Alkitab. Tentang hal itu marilah kita membaca penjelasan beberapa literatur: Paling sedikit, ada 5 cara yang dapat kita gunakan untuk mengetahui hari Sabat adalah hari ketujuh atau hari Sabtu: 1. Alkitab Kita orang Indonesia ini harus bersyukur karena bahasa kita mirip dengan bahasa Ibrani yang asli tertulis di Alkitab. Mari kita lihat di internet tulisan asli Kitab Kejadian pasal 1 dan 2, yang punya Strong Dictionary akan mudah mendapatkannya dalam Alkitab Perjanjian Lama sebagai berikut: Kejadian 1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. Kata “pertama” ini tulisan aslinya אחד ['echâd] dan dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “Ahad”. Ahad itu hari apa? Bagi generasi yang tua-tua tentunya masih ingat bahwa hari Ahad adalah Hari Minggu! Ahad itu artinya yang kesatu, yang pertama. Selanjutnya jika kita teruskan, maka kita temukan bahwa: Hari yang kedua (Kej. 1:8) itu tulisan aslinya שׁני [shênı̂y, shay-nee'] dan dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “Senin”! Masih mirip, kan? Hari ketiga (Kej. 1:13) itu tulisan aslinya שׁלישׁי [shelı̂yshı̂y, shel-ee-shee'] dan dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “Selasa”. Mirip kan? Hari keempat (Kej. 1:19) itu tulisan aslinya רבעי רביעי [rebı̂y‛ı̂y rebi‛ı̂y, reb-ee-ee'] dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “Rabu”! Hari kelima (Kej. 1:23) itu tulisan aslinya חמשּׁי חמישׁי [chămishshı̂y, kham-ish-shee'] jelas kan dalam bahasa Indonesianya apa? “Kamis”. Hari keenam (Kej 1:31) tulisan aslinya שׁשּׁי [shishshı̂y, shish-shee' ] nah ini agak beda dalam bahasa Indonesianya, karena bahasa Indonesianya “Jumat” diambil dari bahasa Arab “Jumu’ah” yang artinya hari berkumpul. Zaman dahulu hari Jumat adalah hari pasar, orang-orang datang untuk berjualan bahan pangan, karena besoknya hari ketujuh, orang-orang Yahudi tidak berjualan, tidak ada pasar. Mereka berhenti bekerja. Hari ketujuh (Kej. 2:3) tulisan aslinya שׁבעי שׁביעי [shebı̂y‛ı̂y, sheb-ee-ee' ]. Bahasa Indonesianya “Sabtu”, tidak salah kan? Nah, di ayat yang sama dikatakan bahwa Tuhan berhenti bekerja pada hari ketujuh itu, dan kata “berhenti bekerja” itu tulisan aslinya שׁבת [shâbath]. Maka, tidak bisa diperdebatkan lagi bahwa hari yang ketujuh dalam satu minggu itu jatuhnya pada hari Sabtu, dan bukan pada hari Minggu, atau hari-hari lainnya. Sejak awal penciptaan dunia, hingga kini, siklus 7 hari yang berulang-ulang itu tetap dipelihara oleh Tuhan, sehingga walaupun perhitungan kalender mengalami perubahan, itu sama sekali tidak mempengaruhi siklus 7 hari seminggu yang kekal. Selain itu, dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan jelas mengatakan bahwa Yesus disalibkan pada hari persiapan (Lukas 23:54). Pengikut-pengikut-Nya yang setia beristirahat pada hari Sabat seperti yang difirmankan (Lukas 23:55-56) dan Yesus bangkit dari kubur-Nya pada hari pertama (Lukas 24:1; Markus 16:9). Pada umunya orang Kristen mengakui bahwa Yesus disalibkan dan mati pada hari persiapan, hari Jumat yang disebut sekarang ini dengan Jumat Agung dan kemudian beristrahat pada besok harinya dan bangkit pada hari pertama-Minggu. Jadi hari Sabat adalah hari yang berada diantara hari Jumat dan hari Minggu, atau hari yang ketujuh-Sabtu (Finley 2008, hlm.51 dan Finley 2010, hlm 27-29). WAAAA; 08113820891
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU? Ayat ketujuh (Kisah Para Rasul 20:7) Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam. Tentang ayat ini marilah kita membaca beberapa penjelasan dalam berbagai sumber. Ayat ini merekam/mencatat suatu pertemuan sekelompok umat Kristen dalam suatu kota kecil pada hari pertama minggu itu. Namun dalam konteks ayat ini dinyatakan bahwa itu adalah pertemuan khusus yang diadakan sebagai pertemuan perpisahan untuk menghormati Paulus. Ini adalah juga suatu peristiwa yang agak lain dari yang lain karena kematian seorang anak muda pada pertemuan itu dan keajaiban yang membawa dia hidup kembali sehingga pertemuan itu dapat dilanjutkan lagi (ayat 8-12). Tidak ada bukti dalam ayat ini bahwa pertemuan ini atau pertemuan Kristiani lain semacam ini berlangsung secara tetap dan teratur sebagai kumpulan kebaktian pada hari pertama dari minggu itu. Tidak ada bukti bahwa mereka atau umat Kristen lainnya mengasingkan seluruh hari pertama untuk kegiatan keagamaan. Ayat ini menyatakan bahwa pertemuan perpisahan semalam suntuk itu dilakukan bukan dihubungkan dengan hari perhentian dan kebaktian, tetapi diadakan karena kegiatan umum, kegiatan sehari-hari seperti mengadakan perjalanan. Tidak ada gelar yang suci diberikan pada hari pertama itu dan tidak terbukti juga bahwa umat Kristen di Troas atau di tempat lain mempunyai kebiasaan untuk mengadakan perjamuan kudus pada setiap hari pertama. Sebenarnya tidak mungkin kita membuktikan dari ayat ini bahwa Perjamuan Kudus dilakukan pada pertemuan itu karena tidak disebut mengenai anggur dan lagi pula istilah “memecahkan roti” sering digunakan dalam Perjanjian Baru sebagai makan yang biasa (Lukas 24:30, 35; Kisah Para Rasul 2:42, 46; 27:35). Jadi untuk menemukan bukti tentang kesucian hari Minggu kita harus membaca ayat yang tidak ada dalam Alkitab. Selain dari keterangan di atas, perkumpulan itu menurut catatan mulai menjelang tengah malam yang kita sebut sekarang ini Sabtu Malam atau malam Minggu. Jika pertemuan itu diadakan pada hari Sabtu malam maka perkumpulan itu berlanjut hingga beberapa jam sesudah hari Minggu modern (ayat 11) (Breaden 2002, hlm 132-133). Menurut Alkitab, setiap hari dimulai pada saat matahari terbenam dan berakhir pada saat matahari terbenam 24 jam sesudahnya (Kejadian 1:5,8,13,19,23,31; Imamat 23:32) dan bagian yang gelap dari suatu hari (biasa disebut malam) adalah bagian yang lebih dulu. Jadi Sabat dimulai pada matahari terbenam Jumat petang dan berkhir pada matahari terbenam hari Sabtu petang. Pertemuan di Kisah 20 ini terjadi di bagian yang gelap dari hari Minggu, atau yang biasa kita sebut Sabtu malam. The New English Bible mencatat Kisah 20 ini begini: “Pada Sabtu malam, ketika kami berkumpul...” Waktu itu adalah pertemuan Sabtu malam, dan berlangsung hingga tengah malam. Paulus sedang mengucapkan selamat tinggal dan dia tahu dia tidak akan bertemu lagi dengan orang-orang itu sampai akhir hidupnya (ayat 25). Pantas saja dia berbicara begitu lama! (Ibadah Sabat biasa tidak akan berlangsung sampai tengah malam). Paulus bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pemecahan roti di sini tidak mengandung makna “suci” sama sekali, karena mereka memecahkan roti setiap hari (Kisah 2:46). Tak ada tersirat di Alkitab bahwa hari pertama adalah hari suci. Juga tidak ada bukti sekecil apapun bahwa Sabat telah diubah. Tanpa makna penting sama sekali, peristiwa ini ditulis hanya untuk mencatat mujizat bangkitnya Eutikhus sesudah dia jatuh sampai mati dari jendela tingkat tiga. Di Yehezkiel 46:1, Tuhan menyebut hari Minggu/hari pertama sebagai salah satu dari enam hari “kerja”. The Delegates of the Oxford University Press and The Syndics of The Cambridge University Press, 1961,1970. Digunakan atas izin. (Buku 07 Hari yang Lenyap dari Catatan Sejarah 2004, hlm 9). Finley (2008) menyatakan bahwa pertemuan itu dilakukan pada malam hari. Dilakukan pada saat bagian malam di hari pertama dalam minggu (Kisah 20:7). Alkitab menyatakan bahwa malam hari mendahului siang hari (Kejadian 1:15). Hari Sabat dipelihara dari hari Jumat saat matahari terbenam hingga hari Sabtu sore saat matahari terbenam (Imamat 23:32 dan Markus 1:32). Jika pertemuan itu dilakukan pada malam hari di hari pertama minggu itu jelaslah bahwa pertemuan itu dilakukan pada hari Sabtu malam. Paulus telah mengadakan pertemuan dengan orang-orang percaya sepanjang hari Sabatnya. Dia akan berangkat pada besok harinya, hari Minggu, jadi pertemuan itu dilanjutkan hingga hari Sabtu malam. Besok harinya Minggu, Paulus mengadakan perjalanan dengan berjalan kaki ke Asos kemudian berlayar ke Metilene. Untuk mendukung pernyataan bahwa pertemuan itu diadakan pada Sabtu malam, marilah kita melihat ayat yang sama dalam beberapa versi Alkitab. Dalam terjemahan NEB (Finley 2008 hlm 50-51), Alkitab Today’s English Version, Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari dan Alkitab Perjanjian Baru terjemahan Bahasa Sabu (bahasa daerah asal penulis) Kisah 20:7 juga menegaskan bahwa hari yang dimaksud di sini ialah hari Sabtu malam karena Paulus akan mengadakan perjalanan di hari Minggu. Untuk lebih jelasnya mari kita baca Kisah 20:7 itu dalam tiga versi bahasa (Inggris, Indonesia, dan Sabu): On Saturday evening we gathered together for the fellowship meal. Paul spoke to the people and kept on speaking until midnight, since he was going to leave the next day (Acts 20:7 dari Alkitab Elektronik, Alkitab Today’s English Version, Lembaga Alkitab Indonesia, 1992). atau Malam minggu kami berkumpul untuk makan bersama secara bersaudara. Paulus bercakap-cakap dengan orang-orang, karena besoknya ia berniat berangkat. Sampai tengah malam Paulus berbicara terus. (Alkitab Elektronik-Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari, Lembaga Alkitab Indonesia 1985). atau Pa dhara maddha do ta hedhape lodho Migu ta pekupu ke jhi ta nga'a hela'u-la'u mii tuahhu he. Ta pedai-dai lii ke Paulus nga ddau he rowi bhale ma jhammi-ae ne do ddhei ta pekaddhi ke jhi. Tade dhai hape la awe telora maddha he, pee koma Paulus nga pedai lii teru (Alkitab Elektronik-Perjanjian Baru Sabu, Lembaga Alkitab Indonesia 1999). (Pa dhara maddha do ta hedhape lodho Migu artinya pada malam menjelang/sebelum hari Minggu atau yang sekarang disebut dengan malam Minggu/ Sabtu malam). Jika Paulus menganggap bahwa hari Minggu adalah hari yang suci untuk menghormati kebangkitan Yesus, mengapa dia harus menghabiskan seluruh waktunya di hari Minggu itu untuk mengadakan perjalanan dan tidak mengadakan kebaktian? Catatan ini menunjukkan bahwa Paulus adalah pemelihara hari Sabat/Sabtu (Kisah Para Rasul 13:14, 42-44; Kisah Para Rasul 16:13; Kisah Para Rasul 17:2; dan Kisah Para Rasul 18:4) (Finley 2008 hlm 50-51). BERSAMBUNG KE >>>>Alkitab Edisi Studi
Itulah perlu gereja yg Apostolik yg selalu mewarisi pengajaran pengajaran terhadap alkitab sehingga tidak menafsirkan semaunya sendiri. Dr sejak semula gereja perdana selalu memandang "memecahkan roti" sebagai sebuah perayaan mengenang malam perjamuan terakhir. Jd bukan makan2 biasa. Pengajaran yg berbeda baru muncul di abad2 sekarang dan itupun hanya merupakan sebuah reka-reka semata karena mmg tidak punya garis Apostolik yg jelas.
HARI APAKAH HARI SABAT ITU? 3. Astronomi Para ahli astronomi yang terkemuka di dunia menyatakan bahwa siklus mingguan tidak pernah berubah. Pusat-pusat astronomi seperti Royal Naval Observatorium di Amerika Serikat dan The Royal Greenwich Observatory di Inggris menegaskan bahwa siklus mingguan itu bersifat tetap. .(Finley 2008, hlm 51). 4. Sejarah Orang-orang Yahudi adalah pemelihara hari Sabat yang tepat sepanjang masa. Selama lebih 4000 tahun mereka telah memelihara hari Sabtu sebagai hari Sabat yang benar (Finley 2008, hlm 51). Selain itu umat Kristen Tewahedo Ortodoks Ethiopia di Afrika masih tetap melestarikan pemeliharaan hari Sabat sejak abad pertama. Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia (dalam bahasa Amarik:Yäityop'ya ortodoks täwahedo bétäkrestyan) adalah Gereja Ortodoks di Ethiopia yang merupakan bagian dari Gereja Ortodox Koptik sampai tahun 1959, ketika gereja ini mendapat usukupnya sendiri. Gereja Tewahedo Ortodoks Etiopia adalah gereja yang sejak abad pertama memelihara hari ketujuh yang sering kita sebut hari Sabat atau hari Sabtu. (id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Tewahedo_Ortodoks_Ethiopia, diakses 13 Februari 2012). 5. Kalender Modern Kalau kalender zaman dulu hari Minggu posisinya selalu di ujung kiri dan Sabtu di ujung kanan, menandakan hari ke-1 itu Minggu dan ke-7 itu Sabtu. Tapi kalender akhir zaman ini kelihatannya sudah mulai berusaha mengaburkan kebenaran dengan meletakkan hari Senin di kiri dan Minggu di kanan. Orang yang membuat kalender dengan menjadikan hari Senin sebagai hari pertama dan hari Minggu sebagai hari ketujuh bertentangan dengan isi alkitab, bahkan telah menyangkal Allah sebagai pencipta dunia ini. Meski demikian, masih banyak kalender modern yang selalu memulai penanggalannya dengan hari Ahad/Minggu (hari pertama) pada sisi sebelah kiri dan mengakhirinya dengan Sabtu (hari ketujuh) pada sisi sebelah kanan tiap-tiap pekan. WA: 08113820891
HARI APAKAH HARI SABAT ITU? 2. Bahasa Lebih dari 140 bahasa dunia, kata hari yang ketujuh adalah “Sabat”. Bahasa menjadi satu kesaksian bagi pemeliharaan hari Sabat sepanjang zaman (Finley 2008, hlm.51 dan Finley 2010, hlm 29-30). Lebih jauh, Finley (2009, hlm 80) menyatakan berbagai bahasa di dunia ini menyebut hari ketujuh/Sabtu sebagai hari Sabat: Rusia, Ukraina, dan Bulgaria menyebut hari ketujuh itu adalah “Sobbota”; Arab (As Sabat), Ibrani (Yom Has-Sabat). Bahasa-bahasa dunia, membuatnya sangat jelas, hari yang kita sebut Sabtu dalam bahasa Inggris disebut “Sabbath” atau Saturday. Dan Inilah nama-nama hari dalam sepekan menurut bahasa Ibrani Ibrani Indonesia - Yom Ahad Minggu/Ahad - Yom Sheni Senin - Yom Sheusih Selasa - Yom Reuni Rabu - Yom Khamisi Kamis - Yom Hashiasisi Jumat - Yom Has-Sabat Sabtu
Kita juga bisa menggunakan alat penerjemah seperti Google Translate untuk membuktikan bahwa hari Sabat adalah hari ketujuh atau hari Sabtu, seperti yang anda akan baca di bawah ini. Hari ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Bulgaria adalah събота Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Bosnia adalah Subota Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Belarusia adalah Субота Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Catalan adalah Dissabte Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Corsican adalah Sabatu Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Kroasia adalah Subota Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Czech adalah Sobota Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Belanda adalah Zaterdag Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Filipina adalah Sabado Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Perancis adalah Samedi Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Galician adalah Sábado Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Jerman adalah Samstag Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Yunani adalah Σάββατο Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Hungaria adalah Szombat Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Italia adalah Sabato Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Makedonia adalah Сабота Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Melayu adalah Sabtu Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Mallese adalah is-Sibt Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Polandia adalah Sobota Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Portugis adalah Sábado Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Rumania adalah sâmbătă Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Rusia adalah суббота Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Serbia adalah субота Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Slovakia adalah Sobota Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Slovenia adalah Sobota Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Spanyol adalah Sábado Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Ukraina adalah Субота Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Latin adalah Sabbatum Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Georgia adalah Sabati Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Sudan adalah Saptu Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Somalia adalah Sabti (Sumber: Google Translate) Berbagai bahasa daerah di Indonesia juga memberi kesaksian bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat atau hari ketujuh dalam pekan/minggu: Hari Sabat/Sabtu dalam berbagai Bahasa Daerah di Indonesia dikutip dari Alkitab elektronik terbitan Lembaga Alkitab Indonesia dalam berbagai bahasa: 1) Bugis: Esso Saba’e (Assureng 20:8-11; Markus 2:28) atau Esso mapituero (Ibrani 4:9) 2) Angkola: Ari Sabat (Haruruar 20:8-11; Markus 2:28) atau ari papituhon (Ibrani 4:9) 3) Jawa: Dina Sabbat (Pangentasan 20:8-11; Markus 2:28) atau dina kapitu (Ibrani 4:9) 4) Karo: Wari Sabat (Keluaren 20:8-11; Markus 2:28) atau wari si pepituken (Heber 4:9) 5) Makassar: Allo Pammari-marianga (Kalappasang 20:8-11; Markus 2:29) atau allo makatujua (Ibrani 4:9) 6) Madura: Are Sabat/Are Sabbada (Kalowaran 20:8-11; Markus 2:28) atau are sekapeng peto’ (Ibrani 4:9) 7) Pakpak Dairi: Ari Sabat (II Musa 20:8-11; Markus 2:28) atau ari pepituken (Heber 4:9) 8) Simalungun: Ari Sabat (II Musa 20:8-11; Markus 20:8-11)/ ari Parsaranan (II Musa 16:25) atau Parsaranan Sabat (Heb 4:9) 9) Sunda: Poe Sabat (Budalan 20:8-11; Markus 2:28) atau Poe nu katujuh (Ibrani 4:9) 10) Timor/Dawan: Neno Snasat/neno hitu (Keluaran 20:8-11; Nai Markus 2:28; Ibrani 4:0) 11) Toraja: Allo Katorroan (Katassuran 20:8; Markus 2:28; Ibrani 4:9) atau allo ma’pempitu (Katassuran 20:11) 12) Sabu: Lodho Pengaha-ihi (Markus 2:28) atau Lodho do kepidu (Ibrani 4:9) 13) Mentawai: Gogoi Sabbat (Markus 2:28) atau Gogoi Sikapitunia (Ibrani 4:9) 14) Uma: Eo pepuea’ (Markus 2:28) atau Eo kapitu (Ibrani 4:9) 15) Serawai: Aghi Sabat (Markus 2:28) atau Aghi ketujua (Ibrani 4:9) 16) Maanyan: Anrau Sabat (Markus 2:28) atau anrau sa Kapitu (Ibrani 4:9) 17) Ledo: Eo penonto (i Markus 2:28) atau Eo kapapituna (Ibrani 4:9) 18) Ot Danum: Ondou Sabat (Markus 2:28) atau Ondou ijo kopihtu (Ibrani 4:9) 19) Ngaju: Andau Sabat (Markus 2:28) atau Andau kaujue (Ibrani 4:9) 20) Naica: Sabat (Markus 2:28) 21) Pamona: Eo Umapo (Nai Markus 2:28) atau Eo kapapitu (Ibrani 4:9) (Sumber: Alkitab Elektronik dalam Berbagai Bahasa, Lembaga Alkitab Indonesia) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Cetakan Pertama. Edisi Keempat, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 saya mendapati: Sabtu artinya hari ketujuh dalam jangka waktu satu minggu (halaman 1197) Minggu artinya hari pertama dalam jangka waktu satu minggu (halaman 916) Senin artinya hari kedua dalam jangka waktu satu minggu (halaman 1273) Selasa artinya hari ketiga dalam jangka waktu satu minggu (halaman 1250) Rabu artinya hari keempat dalam jangka waktu satu minggu (halaman 1127) Kamis artinya hari kelima dalam jangka waktu satu minggu (halaman 613) Jumat artinya hari keenam dalam jangka waktu satu minggu (halaman 592) Bahkan ketika saya mencari kata sabat pada kamus tersebut saya kemudian menemukan: Sabat artinya hari ketujuh (hari Tuhan beristirahat sesudah menciptakan alam semesta menurut kitab Taurat, Sabtu (hlm 1196). Saya juga mencari nama-nama hari dalam The World Book Encyclopedia dan hasilnya dapat kita baca di bawah ini: Sunday is the first day of the week among Christian peoples (The World Book Encyclopedia. 1992. So-Sz, Volume 18, page 423-424, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Minggu adalah hari pertama dalam pekan di antara orang Kristen. Monday is the second day of the week. (The World Book Encyclopedia. 1992. M, Volume 13, page 545, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Senin adalah hari kedua dalam pekan. Tuesday is the name of the third day of the week. (The World Book Encyclopedia. 1992. T, Volume 19, page 436, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Selasa adalah nama hari ketiga dalam pekan. Wednesday is the English name for the fourth day of the week. (The World Book Encyclopedia. 1992. W, Volume 21, hlm 130, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Rabu adalah hari keempat dalam pekan. Thursday is the fifth day of the week. (The World Book Encyclopedia. 1992. T, Volume 19, hlm 233, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Kamis adalah hari kelima dalam pekan. Friday is the sixth day of the week (The Worl Book Encyclopedia. 1992. F, Volume 7, hlm 459, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Jumat adalah hari keenam dalam pekan. Saturday is the Sabbath among the Jews and the Seventh Day Adventist. Most employers give their workers either a half holiday or a full holiday on Saturday. (The World Book Encyclopedia. 1992. S-Sn, Volume 17, hlm 99, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Sabtu adalah Sabat menurut orang Yahudi dan Advent Hari Ketujuh. Kebanyakan majikan memberi para pekerja mereka setengah atau satu hari libur penuh pada hari Sabtu. Sabbath is the rest day of the Jews, it falls on Saturday, the seventh day of the week. In Biblical times, the Sabbath was a joyous, holy day. People stop working, visited the Temple, and offered extra sacrifices. One of the Ten Commandments (Exodus 20:8-11) requires resting on the Sabbath. The World Book Encyclopedia. 1992. S-Sn, Volume 17, hlm 4, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Sabat adalah hari perhentian Yahudi, hari itu jatuh pada hari Sabtu, hari ketujuh dalam pekan. Pada zaman alkitab, Sabat adalah hari yang penuh kegirangan dan suci. Orang-orang berhenti bekerja, mengunjungi tempat ibadah dan memberikan korban tambahan. Salah satu dari Sepuluh Hukum (Keluaran 20:8-11) mengharuskan perhentian pada hari Sabat Dalam bahasa Arab, nama-nama hari-nya disebut berdasarkan urutan: satu, dua, tiga, sampai tujuh, yakni ahad, itsnain, tsalatsah, arba’ah, khamsah, sittah, dan sab’ah. Khusus untuk hari keenam, dipilih nama yang berbeda yaitu Jum’at. Alasannya orang arab ingin mengingatkan umat Muslim di seluruh dunia bahwa pada Hari Jum’at Allah telah memerintahkan seluruh umat muslim untuk melaksanakan Sholat Sunnat pada Hari Jum’at. Di Indonesia, nama-nama hari dalam bahaa Arab itu mengalami perubahan sesuai dengan lidah orang Indonesia dan juga mengikuti apa yang ditangkap oleh pendengaran (telinga) orang Indonesia. Maka, kitapun mengenal hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at dan Sabtu. Akan tetapi anehnya jika kita sebagai orang Indonesia mengikut penghafalan orang Arab dalam menyebutkan nama hari, lalu kenapa kita tidak menyebut Ahad pada hari Minggu? Ternyata khusus untuk hari Minggu kita berpindah mengikut orang Portugis www.dwina.net/2010/12/sejarah-nama-nama-hari-versi-bangsa.html (diakses 6 November 2011). WA: 08113820891
Selamat menikmati hari sabat, sobat Ini juga alkitabiah dan kekal karena perkataan Tuhan Yesus. Berlandaskan petrus Tuhan Yesus mendirikan gerejaNya, berarti gereja yang meneruskan tradisi para rasul adalah gereja yang didirikan Tuhan Yesus, bagaimana dengan gereja anda. Pada malam perjamuan terakhir Tuhan Yesus membagikan roti dan piala berisi anggur kepada murid-muridNya lalu berpesan lakukan ini sebagai peringatan akan Daku, gereja kami selalu mengadakan ekaristi, bagaimana dengan gereja anda. Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-muridnya apa yang kamu ikat didunia akan terikat di surga, apa yang kamu lepas di dunia akan terlepas di surga, berarti hak para rasul untuk mengampuni dosa. Gereja kami punya sakramen pengampunan dosa, bagai mana dengan gerejamu sobat. Tuha Yesus menyerahkan kunci sorga kepada petrus, berarti petrus ditunjuk untuk memimpin gerejaNya. Gereja kami pimpinannya paus di vatikan sebagai penerus petrus, bagaimana dengan gerejamu sobat. Para pemimpin gereja kami juga yang mengkanonkan kitab suci yang sekarang anda pakai untuk mempertentang gereja kami. Mohon maaf sobatku jika pernyataanku menyakiti hatimu. Salam damai.
Yg bilang Sabtu atau Sabat bukan hari ke 7 siapa ? Kelender gregorian jg tetap menempatkan hari Sabtu sebagai hari ke 7. Yg beruba hanyalah hari peribadatan. Hari minggu sebagai pertama kebangkitan Yesus sebagai puncak iman kristiani. Banyak denonasi gereja yg bingung apakah beriman kristen atau yudaisme. Yesus saja tidak memelihara hari sabat , bagaimana menyembuhkan orang pada hari sabat dll ,
Slmt siang romo Bayu.Mau bertanya...ko berbeda pengertian Hari minggu di perjanjian lama dan perjanjian baru romo. Dlm perjanjian lama Tuhan beristirahat dari karya penciptaannya,sedangkan perjanjian baru hari minggu adlh hari pertama.Mohon pencerahannya.tks
KAPAN PERHENTIAN HARI MINGGU DIMULAI? Menurut sejarah, sekitar tahun 120 AD, permusuhan terhadap paham dan praktik Yudaisme dari bangsa Romawi yang berkuasa saat itu, menjadi semakin parah. Pada tahun 132-135 AD Kaisar Roma Hadrian menangkap semua orang Yahudi dan memulangkan mereka ke Palestina. Maka untuk mengelakkan diri dari penangkapan dan penyiksaan, orang-orang Kristen di Roma dan Alexandria yang lemah imannya, tidak berani melanjutkan ibadah hari sabat - yang di mata bangsa Romawi termasuk praktek Yudaisme. Agar mereka bisa tetap beribadah, mereka lalu beribadah pada hari pertama dalam minggu tersebut, supaya sama dengan yang dilakukan orang-orang Roma yang menyembah dewa matahari pada hari yang pertama juga. Pada tahun 312 AD Kaisar Constantine dari Roma mengaku menjadi Kristen. Maka pada tanggal 7 Maret 321 AD, keluarlah Sunday Law-nya (UU Hari Minggu) yang pertama: “On the venerable Day of the Sun let the magistrates and people residing in cities rest, and let all workshops be closed. In the country, however, persons engaged in agriculture may freely and lawfully continue their pursuits; because it often happens that another day is not so suitable for grain-sowing or for vine-planting; lest by neglecting the proper moment for such operations the bounty of heaven should be lost.” (Given the 7th day of March, Crispus and Constantine being consuls each of them for the second time [A.D. 321].)” Source: Codex Justinianus, lib. 3, tit. 12, 3; trans. in Philip Schaff, History of the Christian Church, Vol.3 (5th ed.; New York: Scribner, 1902), p.380, note 1. “Pada hari Matahari yang dihormati (1) semua pejabat dan rakyat yang tinggal di kota-kota, harus berhenti bekerja, dan semua tempat kerja ditutup. Namun, di pedesaan mereka yang mengerjakan agraria, boleh dengan bebas dan sah melanjutkan pekerjaan mereka; karena sering terjadi hari yang lain tidak cocok untuk menabur benih atau untuk menanam; sehingga dengan mengabaikan saat yang tepat untuk tindakan-tindakan tersebut, kemakmuran yang diberikan langit bisa hilang.” [terjemahannya] Note (1): Karena sebelum menjadi Kristen, Constantine adalah seorang penyembah dewa matahari, perhatikan pada Sunday Law-nya yang pertama didekritkan tanggal 7 Maret 321AD, dia masih menyebut hari Minggu sebagai “the venerable Day of the Sun” = “hari Matahari yang dihormati”. Jadi jelas bahwa hari Minggu yang sampai sekarang namanya masih tetap SUNday (dalam hampir semua bahasa di Eropa), tadinya adalah hari penyembahan kepada dewa matahari. Pada tahun 325 AD, Constantine ikut mengepalai Konsili Pertama Nicea. Pada tahun 330 AD, Constantine memindahkan ibukotanya dari Roma ke Constantinople [Istambul], sehingga meninggalkan tahta di Roma kosong, yang kemudian diserahkan keturunannya kepada Paus Roma sebagai penerusnya. Dengan semakin kuatnya posisi Kepausan, maka pada tahun 364 AD, Konsili di Laodecea mengesahkan perpindahan kesucian hari yang ketujuh ke hari yang pertama. Pada tahun 364 AD itulah gereja Katolik mengeluarkan 29 Canon Laws. Dan no.XXIX mengatakan: “Christians must not judaize by resting on the Sabbath, but must work on that day, rather honouring the Lord's Day; and, if they can, resting then as Christians. But if any shall be found to be judaizers, let them be anathema from Christ.” (Percival Translation). “Orang-orang Kristen tidak boleh mempraktekkan yudaisme dengan berhenti bekerja pada hari sabat, tetapi harus bekerja pada hari itu, sebaliknya menghormati hari Minggu; dan apabila mereka bisa, berhenti pada hari itu sebagai orang-orang Kristen. Tetapi siapa pun yang didapati mempraktekkan yudaisme, biarlah mereka dikucilkan (diekskomunikasi) dari Kristus.” Jadi jelaslah bahwa ibadah pada hari pertama (hari Minggu/hari Matahari=Sunday), baru terjadi jauh setelah kematian Yesus Kristus di kayu salib. Menurut Anda, apakah Tuhan berkenan pengikut-pengikut-Nya mengalokasikan kepada-Nya hari yang dulunya (dari zaman Babilon) dialokasikan kepada penyembahan berhala dewa matahari? Hari yang sampai sekarang masih memakai stempel (cap) “matahari” pada namanya (SUNday, Zondag, Sontag, dll.)? Apakah hal ini tidak membuat Tuhan murka? Padahal Tuhan sudah lebih dulu (sejak penciptaan dunia) menentukan memilih hari ketujuh sebagai hari milik-Nya! WA: 08113820891
Mengapa dahulu, rotinya dipecah-pecahkan ? Apakah krn rotinya berukuran besar ? Mengapa bukan satu roti per orang ? Apakah disengaja sbg menunjukkan hanya ada satu tubuh Kristus dan semuanya memperoleh bagian dari satu roti (tubuh Kristus) ?
hari matahari atau sunday ini yang disalah artikan dan disalah pahami oleh para tetangga karena disesatkan oleh pengajaran yg salah oleh para guru mereka.... 😄
Kapan kalender Gregorian mulai dipakai dlm konteks tahun Masehi ? Sebelum kalender Gregorian dlm thn Masehi, berarti kita masih menggunakan kalender Ibrani - apa betul bgt Romo ?
KESAKSIAN GEREJA KATOLIK MENGENAI PERUBAHAN HARI SABAT Apakah ada kekuasaan Alkitab untuk mengubah hari Sabat dari hari ketujuh (Sabtu) ke hari pertama (Minggu) dari minggu itu? Siapa yang memberi wewenang kepada Paus untuk mengubah Hukum Allah? Jawab: Jika hanya Alkitab sebagai petunjuk bagi umat Kristen, maka umat Masehi Advent Hari Ketujuh lah yang benar dalam pemeliharaan hari Sabat bersama-sama dengan bangsa Yahudi. Tidaklah aneh melihat bahwa mereka yang mengaku Alkitabiah satu-satunya jadi guru mereka harus mengikuti tradisi Gereja itu (The Question Box Answer hlm 179, Bertrand L. Conway, Kata Pengantar oleh Cardinal Gibbons.The Paulist Press, New York, 1923) Tanya: Yang manakah hari Sabat itu? Jawab: Hari Sabtu adalah hari Sabat. Tanya: Mengapa kita memelihara hari Minggu dan bukan hari Sabat? Jawab: Kita memelihara hari Minggu gantinya hari Sabtu karena Gereja Katolik pada konsili Laodekia (Tahun 336 TM) telah memindahkan kekudusan hari Sabtu ke hari Minggu (The Convert’s Cathechism Catholic Doctrine hlm 60.Peter Geiermann, London 1934. Disahkan oleh Vatican pada tanggal 25 Januari 1910). WA: 0813820891
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU? Suatu keberuntungan yang menggoda sedang menanti orang yang menemukan ayat Alkitab dimana tercatat penunjukkan hari Minggu sebagai hari perhentian dan perbaktian bagi umat Kristiani, dan perintah untuk memelihara hari Minggu itu. Walau ribuan dolar ditawarkan bagi yang menemukan ayat tersebut dan walau diadakan pencarian dengan intensif, ayat yang menyesatkan tidak ada. Kata “Hari Minggu” juga tidak terdapat di dalam Alkitab. Namun ada (8) delapan ayat dalam Alkitab Perjanjian Baru yang menyinggung “hari pertama dalam minggu,” dan ada satu ayat yang mengatakan “hari Tuhan”. Karena argumentasi mereka tentang kesucian hari Minggu didasarkan atas ayat-ayat tersebut maka kita perlu teliti dengan seksama. 9 (sembilan) ayat dalam Alkitab Perjanjian Baru yang disalahmengerti oleh miliran umat Kristen di seluruh dunia untuk menjadikan hari Minggu/hari Ahad (hari pertama dalam satu pekan) sebagai hari perhentian: Ayat pertama (Matius 28:1) Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Ayat ini menyatakan bahwa pada pagi-pagi buta hari pertama minggu itu, sesudah lewat hari Sabat, sahabat-sahabat Yesus datang untuk melihat kuburan-Nya. Namun tidak ada gelar kesucian diberikan pada hari pertama itu, tidak ada saran untuk menguduskan yang dihubungkan dengan ayat itu, dan tidak ada perintah untuk memeliharanya. Memaksakan ayat ini untuk menjadikan hari Minggu sebagai hari perhentian seperti hari Sabat TUHAN Allah, hanya akan membuat ayat ini bertentangan dengan Hukum Allah yang IV dan masih banyak ayat lainnya yang memerintahkan untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat TUHAN Allah pada hari ketujuh. Ingat, ayat-ayat Alkitab mulai dari Kejadian-Wahyu tidak akan pernah saling bertentangan. Jangan ada orang yang mempertentangkan ayat-ayat dalam Alkitab. Yang bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab hanyalah pemahaman manusia atau orangnya tetapi sejatinya, ayat-ayat dalam Alkitab tidak akan pernah bertentangan satu sama lain karena segala tulisan diilhamkan Allah ( 2 Timotius 3:16). WA: 08113820891
Luarbiasa ternyata hanya di katulik tahu asal-usul dari hari hingga semua riwayat hidup para nabi sampai sang benar tradisi suci Ampe sekarang.mantap 👍🙏katkitnya Romo Bayu Istimor.
Luar biasa penguraian dan penjelasannya sangat menambah pemahaman saya, yg sdg belajar sbg orang seberang yg menerima Yesus sbg Tuhan dan Juru Selamat saya.
Dg hormat saya berterimakasih.
Dg tetap sangat hormat pula, kalau tdk usah diselingi dg ha ha he he disertai penghakiman.
Hal mana saya rasa akan lebih berbobot tetap ber kualitas dan bijaksana.
Tuhan Memberkati 🙏
Semakin mencerahkan bagi awam Katolik Romo. Terimakasih banyak Romo.
Dengar itu para ustad jgn asal mangap salah lagi sok tau sok jago sok pinter dgr ini baik2 tuhan yesus memberkati amen aku katolik ya tetap katolik banyak agama dimuka bumi hanya satu pilihan yg terbaik buat saya ya katolik
Terimakasih Pastor, Penjelasannya sangat mencerahkan. Semoga bisa bermanfaat bagi yg menyimak. AMEN. 🙏🏻
Haleluya puji Tuhan. Saya paling suka pencerahan dr Romo. Tuhan Yesus memberkati 🙏❤️✝️
Matur nuwun Romo, pemaparan yg luar biasa memberi info, ilmu seputar gereja dan tradisinya yg sangat akurat, semoga Romo selalu sehat dan terus berbagi ilmu, Tuhan amberkahi amin 🙏
Kalau melihat rotinya saja, tampaknya ukuran roti masa itu umumnya memang besar/lebar bundar, tentunya bisa saja bervariasi ukurannya - jadinya masih layak dipecah utk beberapa orang apalagi utk jatah anak2.
Tetapi saat itu Yesus hanya mengambil satu roti lalu dibagikan utk dimakan (berbagi) dgn pesan khusus 'inilah tubuh-Ku' - dari pesan itu bisa diartikan bhw Yesus tdk menjadikan semua roti yg tersedia saat itu sebagai tubuhNya, melainkan hanya satu roti yg diedarkan itu saja.
Hal itu menjadi logis krn Yesus juga cuma seorang.
Luar biasa Romo,pengetahuan iman sy ttg agama katolik semakin berkualitas,terima kasih Romo,somoga Romo tetap sehat 🙏🙏
🤣🤣🤣🤣🤣klw tetangga nonton pasti auto puyeng,dan bilang ini ngarang,atw apalah yg biasanya sering diasumsikan mereka,bukannya belajar tetapi berbicara berlandaskan asumsi subyektif.terimaksih byk Romo.
Apalagi para pengikut ellen 🤣
Wkwkwk......
Tetangga itu niatnya jualan aja Mo. UUD
BDG , kagem semua Romo khususnya yg berdomisili di plsok dan pedalaman , smg tetap di bri kesehatan ketabahan dll
Biasalah Kalau tetangga kita semua muanya diakui oleh mereka........bukan begitu bukan
Terus Lanjuuuut Pater Bayu beri pelajaran ke penjuru dunia ...muwaantul poll👍⁷
Terima kasih pastor Bayu atas pencerahannya, Tuhan Yesus memberkati.
Shalom Romo trm ksh pencerahannya yg membuat saya lbh mengerti walaupun masa kecil dl misanya dlm bhs latin tp gak ngerti br sekrg jls
Mantap romo penjelasanya sgt jelas dan lengkap mksh
Terimakasih Romo Bayu 🙏
Bangga sekali memiliki Romo yg pintar & paham alkitab shg kami mudah mencerna apa isi alkitab dg benar menurut versi gereja Katolik 🙏
Luar biasa, pengetahuan yang sangat fundamental. Terima kasih Romo, saya semakin diberkati dan makin mantap menjadi umat Katolik.
Terima kasih Romo atas pencerahan mu untuk kami.semoga Romo sehat selalu
Thanks Romo. Hallelujah
Terima kasih Romo, kami jadi lebih memahami atas kekayaan Ekaristi sedetil2nya semoga Romo selalu sehat 🙏🙏🙏
Terimakasih Romo Bayu, sangat mencerahkan Tuhan Yesus memberkati selalu 🙏🙏🙏
Hehe... Klu mau share perlu mantap dulu ilmunya, ya 'Mo. Sekarang kita semua sama-sama tahu ya, Pak/Bu, jadi gak salah lagi...
Thanks, Romo Bayu, God bless🙏
Beritakan terus injil kebenaran, agar banyak orang yang diselamatkan.
Selamat sore Romo Bayu..
Terima kasih Katekesenya..Tuhan Yesus Memberkati .
Terima kasih rm. Bayu🙏
Matur nuwun Rama Bayu atas ilmunya.
Semoga para pemabok agama yg koplak mau belajar secara waras….
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Mantap Romo ini tambah LG wawasan km,SMG Romo slalu dbri kesehatan yg Baik oleh Tuhan utk slalu menambah ilmu km, many many thanks
Terima kasih Romo, atas penjelasannya semoga kita umat Kristen Katolik semakin paham, saya sangat senang dengar nya Romo.
Terima kasih Romo ,atas penjelasannya saya sebagai awam kristen katolik semakin mamahi
Salve Terimakasih Romo Atas Pencerahannya. Katolik Ku Keren🙏🏻🙏🏻🙏🏻👍👍👍
Terima kasih Romo...,atas pencerahannya....
Terimakasih pencerahannya kakak, Tuhan Yesus Memberkati 🙏🙏🙏
Terima kasih Rama Bayu 🙏🙏
Terima kasih ROMO pengajaran nya bagus sekali
Tks pencerahannya, Romo.👍
GOD bless...🙏💖
Terima kasih Rm.Bayu penjelasaannya
Trimakasih Romo dgn penjelasannya. 🙏
Sungguh luar biasa gereja katolik.
Terima kasih romo🙏
Katekese ini luar biasa sangat meneguhkan iman Kekatolikan kita👍👍
Matur nuwun Romo Bayu atas ilmunya
Thanks father Pace e Bene 🙏🙏🙏salam sehat
Terima kasih Romo atas prncerahan nya.
Terima kasih Romo ....
Terimakasih Romo atas pencerahan ini... Tuhan Yesus memberkati.....
Terimakasih rama Bayu 🙏⛪🙏
Terima kasih Romo Bayu 🙏
GBU....🕊️🙏
Ini isinya "daging" semua! Mantap Romo 👍👍👍 Katolik ku memang keren 😎
Berkah Dalem Romo 🙏
Terima kasih Romo atas penjelasannya.
Terimakasih kasih Romo.
AKU BANGGA AMAT SANGAT MENJADI ORANG KATOLIK DI INDONESIA, DI TENGAH - TENGAH MAYORITAS YANG BERAGAMA ISLAM..... PUJI DAN SYUKUR KEPADA TUHAN...... AMEN...... ALLELUYA.......
Tuhan Yesus memberkati jemaat katolik
🙏
Terimakasih Padre 🙏
Terima kasih Romo
Trimakasih romo. Semoga sehat selalu
Terima kasih Romo🙏🙏
Makasih Romo pencerahan nya
Terima kasih Romo 🙏
Penjelasan Romo sangat mudah kami pahami 🙏
Terimakasih penjelasannya Bapak Pastor.
Bapak Pastor ya 😃
terimakasih Romo, Penjelasan yg sangat nyata. Shalom dari Sabah, Malaysia
Terima kasih Romo, untuk pengertian kata Minggu. Ketika saya masih kecil di daerah pedalaman, hari minggu adalah hari istrahatnya Tuhan. Karena selama 6 hari Tuhan mengadakan kegiatannya. Hari yang terakhir ialah hari ke 7, hari Minggu Tuhan istrahat. Hari Minggu orang-orang Katolik menghormatinya sebagai hari Tuhan untuk ikut misa. Kalau salah mohon maaf, saya diajarkan begitu di daerah pedalaman.
Kejadian 2 ayat 3.
Allah mmberkati harike 7 dan mnguduskanya.
Dari kcil saya taunya minggu hari k 7.alasanya ada d ktb. Kjadian.
Mohon pnjelasan Romo.
Mohon maaf sblmnya.
Iya mas Andri sama.
Setau saya hri minggu itu hari k 7.
Ada d kjdian 2 ayat 3.
Saya jd sdkt bingung.
Mohon maaf sblmny.
Mklum wong ndeso.
Hari Minggu kalau dari tradisi Yahudi hari pertama echad, bukan hari ke tujuh yaitu sabat
- Hari : terang dan gelap
hr pertama disebut hari
Minggu, hr kedua
disebut hari Senin,.....
- Shabat: berhenti.
- Sabat : bulan baru,
bulan purnama.
2Raj.4:23, Hos.2:10,
Amos 8:5.
- hr Minggu SD hr Minggu
8 hr (delapan hari)
- SM: PL.:Kej.17:12 (1-27),
Kej.21:4 (1-7).
M: PB: Lukas 2:21
Dan ketika genap
delapan hari....
(Lukas 2:21-40).
Lahir di adat-tradisi
Yahudi.
- 25 Des SD 1 Jan (8 hari),
Tahun Baru Masehi.
- Natal tanggal tetap,
tgl.25 Desember,
hari berubah
- Paskah hari tetap,
hr Minggu,tgl.berubah.
- Yoh. 20:1-10
Mat. 28:1-10
Mrk. 16:1-8
Luk. 24:1-12.
+ Wahyu 1:17:18.
era sekarang ada yg kerja utk kebutuhan jasmani, 5 hari kerja (Senin SD Jumat), 1 hari (Sabtu) berhenti,libur, kerja jasmani, mempersiapkan diri rohani "kuduskan" utk esok hari pertama Minggu beribadah/misa bersama umat seiman di Gereja.
Terimakasih Romo
terima kasih Romo pencerahannya, luar biasa, berkah Dalam nggih Mo, tetap sehat tetap bahagia dalam pelayanan, Amin
Mau ke mana lagi? Pokoknya harus di Hari Sabat. Harus Hari Sabat. Pokok e, pokok e. Capek, deh!
Terimakasih banyak romo penkelasannya.
Terimakasih Romo 😇🙏🏻
Trimakasih romo
Katolik itu..luar biasa 👍👍👍
Mantap romo penjelasan nya mudah di mengerti trimakasi romo 🙏🏼
Berkah Dalem
Terimakasih Romo atas pencerahanx,biar ttgg sebelah mengerti dan TDK asbun
Happy SABBATH 🌹 Sabtu 🌹🙏🌈🌏✡️🕎☦️✝️🌹🙏🌈🌏
Ya mo kami baru tau pengalaman baru ini
Terima kasih pastor
Terimakasih Romo ....berkah dalem 🙏
Woooooooooooooooo, trimakasih byk Romo Bayu atas penjelasan yg begitu runut. Semoga orang katolik awam dpt memahami hal ini dan bisa mencerahkan saudara kita Kristen protestan
Trmksh Rm Bayu pencerahan yang Jepang ( jelas gampang)
Ngih Romo...
Amen
Amin
Termksih penjelasannya romo , ust somat yg salah ngomong krn pengetahuannya cuma sejengkal
Iya Romo Bayu, bagaimana dengan penciptaan trimakasih BD Amin
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU?
Ayat keenam (Yohanes 20:19)
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Ayat ini mencatat pertemuan murid Yesus pada malam hari kebangkitan itu dan juga mencatat alasan mengapa mereka berkumpul dengan pintu terkunci: “Karena takut kepada orang-orang Yahudi.” Motivasi mereka dalam perkumpulan itu ialah ketidakpercayaan dan takut, bukan iman dan kebaktian.
Ada beberapa orang mengatakan bahwa rasul-rasul itu berkumpul untuk merayakan kebangkitan Yesus, tetapi Markus 16:14 dan Lukas 24:41 menunjukkan bahwa kebanyakan rasul itu berada dalam suasana sedih dan belum percaya pada kebangkitan Yesus sampai Ia menampakkan diri (Breaden 2002, hlm 132).
Finley (2010) juga memberikan penjelasan:
Ya benar! Tetapi pokok penting untuk ditanyakan di sini adalah: Mengapa mereka berkumpul? Apakah tujuan perkumpulan mereka? Murid-murid Yesus baru saja menyaksikan kematian Tuhannya. Seluruh harapan mereka hancur. Ketakutan dan keragu-raguan kelihatan seperti gunung di hadapan mereka. Alkitab menyatakan bahwa mereka ”... berkumpul karena takut kepada orang-orang Yahudi...” Itu sebabnya semua pintu dikunci, Yesus datang kepada mereka untuk memberitahukan kebangkitan dan kemenangan-Nya. Sekarang kita merayakan berita penting itu melalui perjamuan kudus dan upacara baptisan (I Kor 11:24-27; Roma 6:2-20). Tetapi tidak ada perintah untuk berbakti pada hari pertama itu (Finley, 2010, hlm 130). WA: 08113820891
🙏🙏🙏🙏
Terima ksh Romo atas pengajaranyg selalu saya dapat dari you tube Romo Bayu, tapi kalo ada yg mau sy tanyakan apakah boleh sy tuliskan disini?
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU?
Ayat kesembilan (Wahyu 1:10)
Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
Ayat ini menyinggung seorang secara harfiah - Yohanes: suatu tempat secara harfiah-Pulau Patmos: keadaan secara harfiah- dikuasai oleh Roh, dan waktu secara harfiah- “Hari Tuhan”. Ini membuktikan dan tidak diragukan lagi bahwa dalam era Kristiani, Allah masih memiliki satu hari yang dinyatakan-Nya sebagai milik-Nya sendiri. Namun tidak ada angka yang dikaitkan dalam ayat ini, misalnya pertama, kedua, ketiga, dsb. Atau tidak baik bagi kita untuk menerka hari keberapa dari minggu itu yang dimaksudkan di sini. Hanya Alkitab yang dibiarkan untuk memecahkan pertanyaan ini. Untuk mengetahui hari yang keberapa dari minggu itu dinyatakan Allah menjadi milik-Nya, kita harus membuka ayat lain, Misalnya Keluaran 20:8-11; Yesaya 58:13,14; Yehezkiel 20:12, 20; Markus 2:27, 28. Ayat-ayat ini membuktikan bahwa satu-satunya hari dalam minggu itu yang dinyatakan Allah sebagai milik-Nya adalah hari ketujuh. Jika kita bertekad untuk membiarkan Alkitab dan hanya Alkitab yang memecahkan permasalahan ini, maka hanya hari Sabatlah satu-satunya “hari Tuhan” yang benar (Breaden 2002, hlm 133, 134).
Yohanes yang mendapat Wahyu dari Tuhan di Pulau Patmos adalah orang yang sama yang menulis salah satu Kitab Injil yaitu kitab Yohanes (Pinkoski 1998, hlm 43), yang ditulis tahun 80-95 M (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, hlm 1694). Dia juga menulis kitab I Yohanes, II Yohanes, III Yohanes tahun 85-95 M, (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, hlm 2115, 2130, 2134). Kitab Wahyu diitulis tahun 90-96 M (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, hlm 2147). Yohanes paham benar tentang perbedaan hari pertama (Minggu) dan hari Tuhan (Sabat) karena dua kali sebelumnya, Yohanes berkesempatan menunjukkan hari “Minggu” dengan menyebutnya sebagai “hari pertama dalam minggu”. Yohanes menyebut hari pertama untuk hari kebangkitan Yesus dan hari penampakan diri-Nya kepada murid-murid-Nya (Yohanes 20:1 dan Yohanes 20:19). Yohanes juga tahu betul bahwa hanya hari Sabat yang disebut hari Tuhan (Keluaran 20:10; Ulangan 5:14; Yesaya 58:13; Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5). Jika hari Minggu yang dirujuk sebagai “hari Tuhan” dalam Wahyu 1:10 oleh Yohanes seperti yang selama ini dipahami oleh kebanyakan umat Kristen yang menyucikan hari Minggu, maka tentu dia menulis “ Pada hari pertama minggu itu aku dikuasai oleh Roh...” (Silalahi 2008, hlm 97) seperti yang telah ditulisnya dalam Yohanes 20:1 dan Yohanes 20:19. Selain itu, dalam kurun waktu yang sama (80-96 M), Yohanes menulis empat kitab yaitu kitab Yohanes; I, II, III Yohanes; dan kitab Wahyu dan mustahil Yohanes mengacaukan pikiran pembacanya dengan menyebut hari pertama sebagai hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 karena dia tahu bahwa Allah tidak pernah menyatakannya sebagai hari-Ku atau hari kudus-Ku. Yesus pun tidak pernah berfirman untuk menjadikan hari kebangkitan-Nya (hari pertama) sebagai hari kudus-Nya atau Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari pertama (hari Minggu). Dalam menulis keempat kitabnya, kita yakin bahwa Yohanes selalu diilhamkan Allah karena segala tulisan diilhamkan Allah (II Timotius 3:16). Allah tidak mungkin mengilhami Yohanes untuk menulis/menyebut hari Tuhan merujuk ke hari pertama/hari Minggu karena akan bertentangan dengan apa yang Allah ucapkan sendiri dari mulutnya bahwa: “...hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu...” . Tuhan juga menyebut hari Sabat adalah hari kudus-Nya (Yesaya 58:13). Ingat, Allah berkata, “..., dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah” (Mazmur 89:35). Baca juga Yesaya 40:8 dan Ulangan 4:2.
Pada waktu Yohanes menulis kitab Wahyu, hari Minggu tidak pernah dikuduskan atau disucikan oleh orang Kristen. Berkhof dan Enklaar (2009 hlm 49) dalam bukunya SEJARAH GEREJA mengungkapkan bahwa baru pada abad keempat dikeluarkan undang-undang penyucian hari Minggu. Hal ini juga terdapat dalam Kamus Alkitab (Browning 2010, hlm 272). Ini berarti hari Minggu tidak pernah dianggap suci atau kudus oleh gereja sebelum undang-undang itu dikeluarkan. Dengan demikian pada waktu Yohanes dikuasai oleh Roh pada hari Tuhan (Wahyu 1:10), hari yang dimaksudkannya adalah hari Sabat dan bukanlah hari Minggu seperti yang selama ini dipercayai oleh kebanyakan orang Kristen yang memelihara hari Minggu karena menurut Vierra (2006 hlm 88,89) pada abad-abad pertama hari Sabat (hari Sabtu) yang benar telah dipelihara oleh semua orang Kristen. Lebih lanjut Vierra menjelaskan bahwa orang-orang Kristen menjaga kehormatan Allah, dan percaya bahwa hukum-hukum-Nya adalah kekal Mereka juga dengan setia menjaga kesucian dari hukum-hukum-Nya (Vierra 2006, hlm 89). Pengudusan hari Minggu itu dilakukan manusia (pihak gereja) dan sudah jelas bukan merupakan perintah Allah. Hanya hari Sabat yang disebut hari Kudus (Yesaya 58:13) karena hanya hari Sabat yang diberkati dan dikuduskan Allah (Kejadian 2:3) di antara tujuh hari dalam satu pekan (Kejadian 2:2,3). Allah juga tidak mungkin memberi ilham yang berbeda kepada Yohanes. Allah tidak mungkin mengilhami Yohanes ketika dia menulis dalam Yohanes 20:1 dan Yohanes 20:19 untuk menyebut hari Minggu sebagai hari pertama dan ketika menulis kitab Wahyu 1:10 Allah tiba-tiba memberinya ilham untuk menggantikan hari Sabat menjadi hari Minggu sebagai hari Tuhan. Jika yang dimaksudkan Yohanes dalam Wahyu 1:10 dengan hari Tuhan sebagai hari pertama (Minggu) maka tulisannya akan bertentangan dengan ratusan bahkan ribuan ayat dalam Alkitab yang ditulis oleh penulis lainnya. Pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah mungkinkah Allah tidak konsisten dalam mengilhami para hamba-Nya sehingga menyatakan dua hari yang berbeda (hari pertama dan hari ketujuh) sebagai sama-sama hari Tuhan? Mungkinkah Allah mengilhami Yohanes untuk menyebut hari pertama (Minggu) sebagai hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 sementara Allah mengucapkan dengan mulutnya sendiri bahwa hari ketujuh/hari Sabat adalah hari-Nya (Keluaran 20:11) atau hari kudus-Nya (Yesaya 58:13)? Tidak, Allah itu konsisten dengan ucapannya karena apa yang keluar dari bibir Allah tidak akan Dia ubah (Mazmur 89:35).
Apakah manusia yang membaca Alkitab pernah menyadari dirinya salah tafsir atau salah mengerti terhadap ayat-ayat yang belum jelas?
Walaupun penulis Alkitab banyak (± 40 orang) dengan latar belakangnya masing-masing ternyata isinya tidak bertentangan. Ini menunjukkan bahwa sumbernya adalah Satu, yaitu Tuhan sendiri (Kuntaraf dan Kuntaraf 2008, hlm 56, 59-60). Dengan demikian, Yohanes tidak mungkin bertentangan dengan Musa, Yehezkiel, Yeremia, Yesaya, Nahemia, Amos, Matius, Markus, Lukas, dll yang telah menulis hari Sabat sebagai hari Tuhan karena baik Yohanes maupun para nabi dan para murid Yesus lainnya memiliki satu sumber, yaitu Allah. Mereka diilhami oleh Allah dalam menulis Alkitab (II Timotius 3:16). Yohanes telah memberi perbedaan yang jelas antara hari Minggu dengan menyebutnya sebagai hari pertama (Yohanes 20:1 dan Yohanes 20:19) dan hari Sabat yang ditulisnya sebagai hari Tuhan (Wahyu 1:10) WA: 08113820891
Baru aku tahu 😁
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU?
Ayat kedelapan ( I Korintus 16:2)
Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing - sesuai dengan apa yang kamu peroleh - menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.
Agar tidak salah paham tentang ayat ini, marilah kita membaca penjelasan dalam Alkitab Edisi Studi dan Alitab Penuntun Hidup Berkelimpahan mengenai I Kor 16:1-3:
Pengumupulan uang-ke Yerusalem-menyampaikan pemberianmu: Meskipun Paulus lebih banyak memberitakan Injil di Asia, Makedonia, dan Yunani, ia tetap peduli terhadap jemaat Kristen di Palestina dan mengumpulkan uang untuk mendukung mereka yang miskin di sana (Alkitab Edisi Studi, 2011 hlm 1887). Selain itu dalam I Korintus pasal 16 Paulus memberikan petunjuk mengenai pengumpulan uang bagi orang percaya yang miskin di Yerusalem, menjelaskan rencananya untuk hari depan dan berbicara tentang rekan kerjanya dalam Tuhan (Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan 2010, hlm 1940)
Metcalf (2011) memberi catatan:
Perhatikan tidak ada disebutkan gereja atau pertemuan ketika Paulus memperingatkan orang-orang suci untuk menyimpan di rumah sejumlah uang sesuai dengan apa yang diperolehnya dari Allah. Masing-masing "menyimpan di rumah." dan mereka harus menyimpannya hingga itu diperlukan. Paulus menganjurkan pemberian yang sistematis dengan menabung, bukan secara mendadak. Alasan Paulus mengumpulkan pada hari Minggu, karena pada Jumat petang orang akan menutup tokonya lalu bersedia untuk hari Sabat. Kemudian, pada hari Minggu pagi mereka akan memeriksa hasil penjualan minggu sebelumnya. Ayat ini tidak menyatakan kesucian hari Minggu. Paulus tidak menyebutkan suatu pemungutan yang tetap setiap minggu, tetapi ini adalah suatu pemberian/ proyek khusus, yang diadakan oleh gereja-gereja bukan Yahudi untuk orang-orang suci yang miskin di Yerusalem. Paulus membawa pemberian itu dengan utusan-utusan tertentu dari setiap kelompok yang akan mempersembahkan tanda kasih itu. Baca I Korintus 16:34; Roma 15:24-28. Ini juga disebutkan lagi dalam II Korintus 8:1-4 dan II Korintus 9:1-5 (Metcalf 2011, hlm 107).
Finley (2010) juga menjelaskan:
Ada orang yang merasa, Paulus menganjurkan pengumpulan persembahan di gereja pada hari pertama dalam minggu itu. Lalu mereka menggunakan ayat ini untuk menyokong penyucian hari Minggu. Analisis yang cermat atas ayat itu dan juga analisis atas seluruh isinya, sesuai dengan konteksnya membuktikan sebaliknya. Rasul Paulus sedang mengajukan satu proyek khusus demi kepentingan umat-umat Tuhan yang miskin di Yerusalem (ayat tiga). Jadi dia menganjurkan supaya orang-orang Kristen di Korintus mengasingkan satu jumlah tertentu dari pendapatan mereka untuk umat percaya di Yerusalem setiap hari pertama setiap minggu. Alasan Paulus untuk rencana itu karena biasa orang pada masa itu memeriksa keuangan dari hasil usaha minggu sebelumnya pada tiap-tiap hari pertama (Minggu) pagi untuk persediaan usahanya pada minggu berikutnya. Pada hari Jumat petang mereka akan menutup toko-tokonya lalu bersedia untuk hari Sabat. Kemudian pada hari Minggu pagi mereka akan memeriksa hasil usaha/penjualan minggu sebelumnya. Paulus hanya meminta kepada mereka untuk memisahkan sejumlah uang setiap minggu supaya bila dia datang, pemberian itu sudah tersedia untuk dibawa ke Yerusalem.
Upacara “memisahkan” secara harfiah berarti “oleh dia sendiri”: Dalam naskah bahasa Yunani ucapan itu juga sepadan artinya dengan kata bahasa Inggris “di rumah”. Jadi Paulus meminta mereka melakukan pemisahan uang itu di rumah, bukan seperti dikatakan beberapa orang, pada saat kumpulan di gereja. Sebaliknya untuk menegakkan perbaktian pada hari Minggu, ayat ini jelas sekali menunjukkan bahwa tidak ada pengertian khusus dikaitkan pada hari pertama itu (Finley 2010, 130-131).
Dengan demikian maka kita sudah selesai membahas kedelapan ayat Perjanjian Baru yang menyinggung masalah “hari pertama dari minggu itu”. Selanjutnya kita akan membahas ayat yang kesembilan yang mengatakan “Hari Tuhan” yang dianggap beberapa orang sebagai kunci untuk kesucian hari Minggu.” (Breaden 2002, hlm 133). WA: 08113820891
Di Indonesia kepada seluruh bangsa Indonesia khususnya saudaraku muslim untuk tidak mempersoalkan hari minggu atau ahad.
SAMBUNGAN >>> Bagaimana Sejarahnya Sehingga Hari Minggu disebut Hari Tuhan (dominggo) oleh kebanyakan orang Kristen sekrang ini?
Dalam penjelasan tentang Latar Belakang Kitab Wahyu dalam Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan yang dicetak oleh Lembaga Alkitab Indonesia hlm 2147, waktu penulisan Kitab Wahyu oleh Yohanes adalah sekitar tahun 90-96 M. Jadi, ketika Yohanes menulis kitab Wahyu pada tahun 90-96 M, sudah pasti yang dia sebutkan sebagai hari Tuhan (Wahyu 1:10) adalah hari Sabat (sesuai dengan yang diketahuinya dari kitab Taurat, kitab para nabi lainnya dan juga dia mendengar dengan telinganya sendiri waktu Tuhan Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai Tuhan atas hari Sabat, bukanTuhan atas hari pertama atau Tuhan atas hari Minggu karena istilah hari Minggu sebagai “hari Tuhan” baru dipopulerkan ke dalam gereja oleh Sylvester, bishop Roma itu 268-274 tahun kemudian (tahun 364 M) setelah Yohanes menulis Kitab Wahyu. Istilah hari Minggu sebagai “hari Tuhan” adalah istilah populer menurut bishop itu dan sudah tentu istilah itu tidak berdasarkan Alkitab, bahkan jika anda membuka Strong’s Concordance untuk “The Lord’s Day” di situ tertulis ”hari Tuhan” yaitu hari yang biasa kita sebut Sunday (hari Minggu) (Shelton dan Quinn 2007, hlm 65). “Hari Tuhan” adalah Sunday (hari Minggu) dalam Strong’s Concordance itu tentu merujuk ke “hari Tuhan” dalam Kanon 29 Katolik di atas dan bukan kepada hari Tuhan menurut Alkitab seperti yang dimaksudkan Yohanes dalam Wahyu 1:10 itu. Meskipun dalam Strong’s Concordance merujuk “The Lord’s Day” sebagai Sunday (hari Minggu/hari Tuhan) sehingga kebanyakan umat Kristen menganggap kata “hari Tuhan” dalam Wahyu1:10 sebagai hari Minggu, tidak ada ayat Firman Tuhan dalam Alkitab yang dapat dijadikan dasar untuk menerima hal itu. Hari Tuhan menurut Alkitab adalah hari Sabat (Keluaran 20:10; Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5; dan masih banyak ayat lainnya dalam Alkitab). Hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 adalah hari Sabat, sebab Tuhan menyebut Sabat “Hari kudus-Ku” (Yesaya 58:13) (Wieland 2006, hlm 35) dan Tuhan Yesus juga mengatakan: Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat (Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5) atau (for the Son of Man is Lord of the Sabbath. Matthew 12:8- Alkitab Today’s English Version, 1992 atau So the Son of Man is Lord over the Sabbat. Matthew 12:8- Alkitab Contemporary English Version, 1995 atau For the Son of man is Lord even of the sabbath day - Matthew 12:8 - Alkitab King James Version). Tuhan atas hari Sabat artinya Dialah pemilik dan yang berkuasa atas hari Sabat itu. Hari Tuhan adalah hari atas mana Kristus adalah Tuhan (Matius 12:8; Markus 2:28; Keluaran 20:11) (Metcalf 2011, hlm 106).
Dari keterangan Silalahi, Pinkoski, dan Browning di atas maka jelaslah bagi kita bahwa istilah hari Minggu sebagai “hari Tuhan” tidak digunakan oleh para murid dan para rasul termasuk Yohanes. Mereka menyebut hari Minggu itu dengan hari pertama. Gerejalah yang akhirnya menetapkan hari Minggu sebagai hari Tuhan dan hampir semua umat Kristen menerima sebutan itu sampai sekarang. Allah tidak pernah memberi wewenang dengan alasan apapun, kepada siapapun, betapapun besar kekuasaannya, betapapun banyak dan tinggi gelarnya, betapa pun banyak hikmat yang dimilikinya supaya merubah hukum atau titah-Nya untuk mengingat dan menguduskan hari-Nya (Sabat/Sabtu) dengan hari pertama karena Allah itu sempurna (Matius 5:48) dan Taurat-Nya sempurna (Mazmur 19:8). Allah itu kekal (Kejadian 21:33), titah-Nya kekal (Mazmur 111:7-8; Matius 5:18; Lukas 16:17). Sepuluh Perintah Allah atau yang kita kenal dengan hukum Allah (Keluaran 31:18) diucapkan langsung oleh mulut Allah (Keluaran 20:1). Apa yang keluar dari mulut Allah tidak akan dirubah-Nya (Mazmur 89:35). Setiap manusia yang melanggar firman/hukum yang diucapkannya harus mati karena Allah berfirman. “...siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat, pastilah ia dihukum mati,...” (Keluaran 31:14). “Pelanggaran terhadap hukum Allah adalah dosa” (I Yohanes 3:4). Paulus menulis bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Lebih jauh Rasul Yakobus menambahkan: “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya” (Yakobus 2:10). Dengan kata lain, rasul Yakobus mengatakan jika kita menuruti 10 perintah/hukum Allah tetapi mengabaikan salah satu perintah/hukum maka kita bersalah terhadap seluruh hukum itu. Artinya jika kita menuruti 9 hukum Allah yang lain tetapi kita mengabaikan hukum-Nya yang keempat (hukum tentang hari Sabat) maka kita bersalah terhadap seluruh hukum itu. Demikian juga jika kita menuruti 9 hukum termasuk hukum hari Sabat tetapi kita mengabaikan satu hukum-Nya yang lain, misalnya hukum yang ketujuh (jangan berzinah) maka kita bersalah terhadap seluruh hukum itu. Hanya umat Kristen yang berpedoman pada Alkitab dan hanya Alkitab (sola scriptura) yang tidak setuju menyebut hari pertama/Ahad/Minggu sebagai “hari Tuhan”. Alkitab menegaskan berulang-ulang bahwa hari Sabat (Sabtu) atau hari ketujuhlah yang disebut hari Tuhan (Keluaran 20:10; Ulangan 5:14; Yesaya 58:13; Matius 12 :8; Markus 2:28; Lukas 6:5).
Jon Paulin, Ph.D, seorang penulis buku “The Gospel From Patmos” yang diterbitkan oleh The Philippine Publishing House tahun 2003, dekan Fakultas Teologi di Loma Linda University dan seorang spesialis dalam Kajian tulisan-tulisan Rasul Yohanes menjelaskan tentang arti Wahyu 1:10
Apa yang Yohanes maksudkan dengan "Hari Tuhan"? Kapan rasul menerima penglihatannya? Karena para sarjana melihat teks ini, mereka tidak menemukan pertanyaan yang mudah dijawab. Mereka menawarkan setidaknya lima pilihan yang masuk akal. Pertama adalah hari yang kita sebut Sabtu. Sabtu adalah hari ketujuh dalam seminggu pada kalender Ibrani, yang dikenal orang Yahudi sebagai hari Sabat. Alkitab sering mengacu pada Sabat sebagai. "hari Tuhan." Dalam Yesaya 58, Tuhan sendiri berbicara tentang hari Sabat sebagai "hari-Ku yang kudus." Dan dalam Markus 2:27, 28 Yesus menyatakan bahwa Dia adalah “Tuhan atas Hari Sabat” Jadi pilihan pendapat Alkitab yang kuat bagi pemahaman Yohanes adalah bahwa ia menyinggung teks-teks sebelumnya untuk mengidentifikasi hari Sabat sebagai hari di mana penglihatan itu datang. Karena ia menunjukkan banyak kepentingan dalam perintah Sabat dalam pasal 14, saya yakin ini adalah pilihan terbaik.
Pilihan kedua adalah hari sekarang bernama Minggu. Tulisan Kristen dari abad kedua (sedekat 35-40 tahun setelah kitab Wahyu) jelas menggunakan istilah "Hari Tuhan" sebagai kiasan untuk hari Minggu. Ide yang dikembangkan dalam kaitannya dengan kenyataan bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama minggu itu (Minggu kami), jadi "Hari Tuhan" yang bisa menyinggung itu. Tapi kita tidak punya bukti bahwa umat Kristen pada abad pertama memelihara hari Minggu sebagai hari perhentian menggantikan Sabat hari ketujuh (Paulien 2007, hlm 25). Pilihan yang sisa tidak ditulis di sini karena tidak berkaitan dengan topik yang sedang dibahas.
Jadi, sekarang kita memiliki bukti yang positif bahwa kesucian hari Minggu, tidak mendapat tempat dan teladan dan pengajaran Yesus, dan tidak pernah menjadi sebagian dari iman yang disampaikan kepada orang yang kudus (Yudas 1:3). Kebiasaan untuk memelihara hari Minggu itu telah dibuktikan tanpa dasar akitabiah. Satu-satunya dasar yang dimiliki untuk pemeliharaan hari Minggu itu adalah TRADISI, yang nama lainnya adalah “hukum manusia” (Matius 15: 6, 9). Kesimpulan ini akan menjadi goncangan besar bagi bebarapa orang pemelihara hari Minggu yang sadar. Bagaimana kita menghubungkan diri kita dengan situasi yang menantang seperti ini?
Ada dua jalan terbuka bagi kita:
Matius 12:30 “ Siapa yang tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa yang tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. Posisi yang paling aman bagi kita adalah berdiri di tempat di mana Yesus berdiri dalam masalah ini. Selalu aman untuk mengikuti kemana saja dipimpin Yesus. Yohanes 8:12: ... barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”(Breaden 2002, hal 134). WA: 08113820891
Hari Minggu ya Hari Tuhan Bangkit , alkitabia jg loh salahnya di mana ?
Bagaimana sejarahnya sehingga hari Minggu disebut hari Tuhan (dominggo) oleh kebanyakan orang Kristen sekarang ini?
Untuk memahami hari Tuhan menurut Yohanes dalam Wahyu 1:10, umat Kristen harus hati-hati membedakannya agar tidak sesat karena ada dua versi hari tentang hal itu. Pertama, hari Tuan/hari Kaisar (The Lord’s Day atau Dies Domini) yang merujuk kepada hari pertama (hari Minggu) dan kedua, adalah hari Tuhan yang merujuk kepada hari Sabat (menurut kepercayaan Kristen dan Yahudi dalam Kitab Suci mereka).
Di zaman Kekaisaran Roma, hari pertama tiap pekan (Dies Solis, Sunday) disebut Dies Domini/ the Lord’s Day, artinya “ hari Tuan”. Yang dimaksud Tuan di sini adalah Kaisar, karena setiap hari Dies Solis, sang Kaisar menerima pembayaran pajak untuk dimasukkan ke perbendaharaannya. Orang-orang kafir penyembah Dewa Matahari juga merayakan Dies Solis sebagai “hari Matahari yang dimuliakan.”(the venerable day of the Sun). Hari Dies Solis adalah hari untuk menyembah Dewa Matahari, Sol. Pemerintah Roma membuang Yohanes ke Pulau Patmos karena kesaksiannya tentang Yesus. Apa anda pikir Yohanes akan mau mengikuti Dies Solis, hari untuk menghormati Kaisar Roma dan dewa Matahari Roma sebagai hari Tuhan Yesus?. Tentu Saja Tidak. Yohanes menguduskan hari Sabat (Sabtu) seperti Yesus. Dia tahu Tuhan menyebut hari ketujuh sebagai Hari Kudus-Ku (Yesaya 58:13). Dia mendengar dengan telinganya sendiri waktu Tuhan Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai Tuhan atas hari Sabat (Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5). Sebagai murid Yesus yang paling dekat dengan-Nya, bukankah logis kalau sewaktu Yohanes menuliskan hari Tuhan, yang dimaksudnya adalah hari Sabtu? (Shelton dan Quinn 2007, hlm 64).
Hari pertama (Minggu) disebut “hari Tuhan” bukan di dalam Alkitab, tetapi di dalam Kanon 29 Katolik yang dibuat pada Konsili Laodekia (bukan konsili universal melainkan diselenggarkan oleh Katolik Roma), pada tahun 364 M. Sebutan “hari Tuhan” untuk hari pertama, pertama kali dibuat oleh Sylvester, bishop Roma (Silalahi 2008, hlm 97 dan Pinkoski 1988, hlm 42). Mereka menetapkan dalam kanon 29 bahwa:
“Orang-orang Kristen tidak seharusnya seperti orang Yahudi dan bermalas-malasan pada hari Sabtu, tetapi harus bekerja pada hari itu, tetapi pada hari Tuhan (Minggu) mereka secara khusus menghormati; dan sebagai orang Kristen, harus jika memungkinkan tidak bekerja pada hari itu tetapi jika mereka seperti orang Yahudi, mereka akan dikucilkan dari Kristus” (Pinkoski 1998, hlm 42).
W.R.F Browning (2010), seorang pengarang Kamus Alkitab menambahkan:
Minggu Bagi orang Kristen, hari pertama dalam sepekan. Orang Yunani dan Romawi mengenal tujuh planet dan menamakan hari-hari seminggu menurut planet itu: salah satu adalah dies solis, kemudian ada dies martis, dan seterusnya. Semula orang Kristen menggunakan nama-nama hari yang sama dengan orang Yahudi, sehingga hari terakhir adalah “Sabat”, dan hari sebelumnya adalah malam Sabat. Sejak abad ke-4, Gereja mengambil alih nama-nama dari planet-planet dan simbolisme yang kaya sekitar matahari dan terangnya dirasa tepat bagi Gereja yang menyembah Kristus, Matahari Sejati, pada “harinya Tuhan” yang adalah sebutan sejak zaman Perjanjian Baru (PB) (Wahyu 1:10). Cerita-cerita “Paskah dari Injil-injil (Markus 16:2; Matius 28:1; Lukas 28:1; Yohanes 20:1) semunya menyebut hari pertama dari minggu” itu. Delapan hari kemudian (Yohanes 20:26) adalah hari Minggu/Ahad berikut, yaitu seminggu kemudian (Browning, 2010, hlm 272).
Meskipun Browning dan Alkitab Edisi Studi dalam penjelasannya juga merujuk hari Tuhan dalam Wahyu 1:10 kepada hari Minggu hari kebangkitan (Browning 2010, hlm 133) (Alkitab Edisi Studi 2011, hlm 2048), sudah cukup jelas bagi kita dari penjelasan Browning sendiri di atas (Browning 2010, hlm 272) bahwa semula orang Kristen menggunakan nama-nama hari yang sama dengan orang Yahudi dan gereja lah yang merubah hari Sabat ke hari Minggu dan menjadikannya sebagai hari Tuhan padahal injil-injil itu tidak pernah menyebut hari pertama sebagai hari Tuhan meskipun hari itu adalah hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus dari dalam kubur. Jika gereja atau manusia melakukan perubahan pada hukum Allah yang keempat dengan menjadikan hari Minggu sebagai hari yang kudus atau hari Tuhan sementara perintah Allah mengatakan bahwa hari ketujuh/Sabat adalah adalah hari Sabat Tuhan Allah (Keluaran 20:10) atau hari Kudus-Nya (Yesaya 58:13) manakah yang harus diikuti oleh umat Kristen? Ketika Yesus berdoa: “...Firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17: 17). Karena ingat dan kuduskan hari Sabat adalah Firman Allah maka umat Tuhan yang mengingat dan menguduskan hari tersebut disebut pelaku kebenaran (pelaku firman). Manusia tidak dapat menguduskan hari lain selain yang telah dikuduskan oleh Allah dan Dia tidak pernah memberi wewenang/hak kepada siapapun untuk merubah hukum-Nya dengan menguduskan hari lain di luar hari yang telah dikuduskan-Nya.
Agama Kristen muncul pertama kali di Yerusalem dan kemudian berkembang ke daerah-daerah sekitarnya termasuk AntIokia dan Roma, dari Roma berkembang terus ke daratan Eropa lainnya termasuk ke Spanyol dan Portugis. Dengan demikian istilah populer “hari Tuhan” yang dibuat oleh Sylvester, bishop Roma itu diterima oleh masyarakat Portugis, Spanyol, dan semua umat Kristen yang menguduskan hari Minggu. Dari buku-buku Sejarah Indonesia kita mengetahui bahwa bangsa Eropa yang mula-mula datang dan menjajah Indonesia adalah Portugis, kemudian disusul Spanyol. Portugis menyebut hari Minggu sebagai domingo atau “hari Tuhan” berdasarkan Kanon 29 Katolik pada Konsili Laodekia di atas. Pada masa penjelajahan Portugis di Indonesia setiap hari Minggu mereka mengunjungi gereja untuk beribadah di hari pertama. Penduduk pribumi (orang Indonesia) yang melihat hal ini sering bertanya-tanya tentang kebiasaan baru tersebut. Dan mereka pun menjawab bahwa mereka melakukan demi “Domingo”. Dalam bahasa Portugis lama “Domingo” berarti Tuhan. Bahasa Spanyol untuk hari Minggu juga adalah Domingo. Semula kata ini dieja menjadi “Dominggo” atau “Dominggu” dalam Bahasa Melayu lama. Baru sekitar akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, kata ini dieja sebagai Minggu sesuai dengan lidah Indonesia. www.dwina.net/2010/12/sejarah-nama-nama-hari-versi-bangsa.html (diakses 6 November 2011). >>>BERSAMBUNG KE >>>Dalam Penjelasan...
Kenapa Anda tidak sepenuhnya menjadi orang Yahudi? Atau sudah benarkah Anda memperlakukan Sabat secara Hukum Musa?
Boleh saya tunggu jawaban Anda.
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU?
Ayat kelima (Yohanes 20:1)
Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
Ayat ini juga mencatat kunjungan Maria dan penemuannya bahwa kuburan itu sudah terbuka. Ternyata kelima ayat Alkitab tersebut tidak perlu menahan kita lama dalam usaha untuk mencari bukti dari Alkitab Perjanjian Baru mengenai kesucian hari Minggu. Kelima ayat di atas hanya mencatat bahwa Yesus bangkit dari kubur pada hari pertama minggu itu, dan bahwa kuburannya yang sudah kosong itu dikunjungi beberapa rasul Yesus pada pagi hari itu.
Walaupun bagaimana, ayat-ayat ini tidak merekam teladan Ilahi untuk memelihara hari pertama dalam minggu itu. Ayat itu tidak berisi perintah Ilahi untuk memeliharanya. Tidak mengandung hal yang suci pada hari pertama itu dan tidak memberi alasan untuk dipelihara. Dari segi lain, ayat ini menunjukkan bahwa rasul-rasul Kristus melakukan hari pertama itu sebagai hari kerja biasa karena mereka sudah siap untuk meminyaki dan menaruh rempah-rempah pada tubuh Yesus pada hari pertama, suatu pekerjaan yang mereka tidak mau lakukan pada hari Sabat (Breaden 2002, hlm 131-132). Maria mengunjungi makam sementara hari masih gelap (Perhatikan ayat-ayat di atas tidak mengindikasikan bahwa adanya kekudusan hari tersebut, karena mereka bahkan belum tahu bahwa Yesus telah bangkit (Finley 2008, hlm 54)
Finley (2010) menambahkan bahwa kelima ayat di atas menunjukkan bukti sejarah bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama minggu itu. Jelas sekali tidak satu pun ayat-ayat tersebut bahkan hanya untuk menganjurkan sedikit pun untuk berbakti pada hari itu. Tampak terbukti bahwa pengikut-pengikut Yesus terdekat sekalipun tidak menganggap hari pertama minggu itu sebagai hari perbaktian. Perhatikan bahwa mereka datang ke kubur untuk memberi rempah-rempah pada mayat Yesus pada hari pertama itu, sesudah mereka”... beristirahat pada hari Sabat sesuai dengan hukum Taurat (Lukas 23:56). Jadi jelas kelihatan bahwa murid-murid Yesus adalah pemelihara-pemelihara hari Sabat (Finley 2010, hlm 129).
Mari kita periksa tiga ayat yang sisa dengan teliti sekali. WA: 08113820891
Apakah hari Sabat Tuhan yang asli yang ditulis dalam Alkitab sudah hilang?
Jawab:
Apabila tuntutan hari Sabat Alkitab itu dikemukakan sekarang ini, akan timbul suatu sanggahan yang umum, yaitu: “Siapa yang tahu hari yang mana sebenarnya hari Sabat itu? Sabat yang asli itu sudah hilang jejaknya.”
Untuk menyokong sanggahan ini mereka mengemukakan bahwa ribuan tahun telah lewat sejak zaman Alkitab, dan di antara perpindahan penduduk, peperangan, revolusi, dan perubahan adat istiadat dan kalender, susunan hari-hari dalam minggu sudah pasti mengalami kekacauan. Jadi sanggahan ini diulangi lagi. “Tidak ada seorang pun yang tahu hari mana hari Sabat itu, mungkin hari Rabu atau mungkin juga hari lain!”
Sekarang, kekuatan apa yang ada di balik sanggahan itu? Apakah hari Sabat yang asli itu sudah hilang dan tak dapat dikembalikan lagi? Apakah semua manusia yang sudah beradab itu menjadi bingung mengenai susunan hari-hari dalam pekan itu? Apakah perubahan dalam penanggalan itu telah menghilangkan Sabat pekan penciptaan itu sehingga menjadi barang langka yang tak dapat dicari lagi?
Jawabannya ialah “Tidak.” Sesungguhnya tidak ada warisan yang lebih lengkap dari zaman dahulu dan yang lebih utuh dari pekan tujuh hari itu. Tidak ada fakta dari zaman yang sudah lalu atau zaman sekarang ini yang lebih pasti dari urutan hari-hari dalam minggu itu”
Para ilmuwan, ahli perbintangan, sejarahwan dan para gerejawan bersatu dan sependapat bahwa demikianlah halnya. Ada tiga kenyataan atau bukti-bukti yang sudah diteliti dengan seksama dan diakui kebenarannya yang bisa menunjang kepastian ini. Ketiganya adalah (1) Alkitab, (2) Sejarah Kalender, dan (3) Ilmu perbintangan.
Ada tiga titik periksa yang penting artinya yang membuat kita dapat menentukan urutan hari dalam seminggu dan posisi hari ketujuh dalam minggu itu.
Titik periksa No. 1-Pemberian Manna (Keluaran 16:4-35)
Semenjak zaman penciptaan pada waktu Allah mengasingkan hari yang ketujuh sebagai hari Sabat mingguan, para bapa telah mencatat dengan teliti hari, bulan, dan tahun/contohnya, catatan nabi Nuh dan Air Bah, Kejadian 7:11,12,24; 8:4,5, dsb). Tetapi jika manusia bingung dan lalai, Allah tidak akan melupakannya, dan pada zaman Musa, Ia menjauhkan semua dasar kebingungan atau kebimbangan dengan cara mujizat yang dramatis, secara umum, dan jangka lama. Pemberian manna itu berlaku dengan konsisten, dengan pola rangkap tiga dalam waktu empat puluh tahun.
Pertama, manna turun dua kali lipat banyaknya pada hari keenam (Jumat). Kedua, tidak turun manna pada hari ketujuh (Sabtu). Ketiga, manna porsi kedua yang disisakan pada hari keenam masih segar dan manis pada hari Sabat (Sabtu).
Jelaslah bagi Musa dan umat Israel bahwa tidak perlu menghitung-hitung yang mana hari Sabat. Allah sendiri menyatakan secara sah dan tanpa kesalahan yang mana hari Sabat itu dengan mujizat rangkap tiga yang sangat jelas dan terulang terus selama lebih dari 2000 kali dalam kurun waktu empat dekade. Orang yang bimbang sekalipun tidak akan minta bukti bagi yang lebih baik daripada itu.
Titik Periksa No. 2-Kebiasaan Kristus dan Rasul-rasul-Nya (Lukas 4:16; 23:54-56)
Pada zaman antara pemberian manna dan zaman Kristus, bangsa Yahudi menggunakan satu jenis kalender dan mencatat waktu secara teliti. Namun, walaupun manusia kehilangan hari Sabat itu, Allah tidak bingung.
Kebiasaan Yesus untuk memelihara hari Sabat (lihat kata-kata “menurut kebiasaan-Nya” dalam Lukas 4:16) membuktikan bahwa bangsa Yahudi tidak kehilangan jejak hari Sabat sampai pada zaman Tuhan Yesus, karena Ia memelihara hari hari yang dipelihara bangsa Yahudi sebagai hari Sabat. Rasul-rasul itu juga menghormati hari ketujuh sebagaimana bangsa Yahudi memeliharanya, yaitu “hari Sabat sesuai dengan hukum Taurat” (Lukas 23:56)
Jika seandainya bangsa Yahudi salah dalam perhitungan hari Sabat itu, sudah tentu Yesus akan meralat hal itu.
Menurut titik periksa No. 2 ini, kedudukan hari ketujuh tidak ditinggalkan dalam kabut kebingungan. Karena selama kurun waktu tiga puluh tahun, hari ketujuh itu dinyatakan lagi, tetapi bukan dengan mujizat yang umum seperti pemberian manna melainkan dengan kebiasaan mingguan “Tuhan hari Sabat itu” sendiri. (Markus 2:27, 28).
Titik periksa No. 3-Pemeliharaan dan perayaan hari Raya Paskah.
Tidak mungkin hari ketujuh itu bisa hilang dalam kurun waktu 2000 tahun yaitu sejak zaman Kristus hingga sekarang ini, karena beberapa alasan sebagai berikut:
1) Pemeliharaan hari Raya Paskah secara modern di seluruh dunia dewasa ini, yang memperingati hari penyaliban Kristus pada hari Jumat Agung. Perhentian-Nya di dalam kubur pada hari Sabtu Paskah. Perayaan hari-hari raya Paskah ini oleh umum pada zaman sekarang ini adalah suatu fakta yang membuktikan bahwa hari ketujuh yang benar tidak pernah hilang jejak selama zaman Kristiani.
Tiga bukti berikutnya memberi dukungan atas kesaksian hari Paskah:
2) Tiga kalender yang selaras telah dipakai secara berdampingan hampir sepanjang zaman Kekristenan. Ketiga kelender tersebut adalah kalender Yahudi, Kalender Gregorian/Kristiani (Masehi) dan kalender Islam (Hijriah). Walaupun ada perbedaan dalam beberapa hal, ketiga-tiganya sesuai mengenai urutan hari-hari dalam minggu itu. Hari Sabtu dalam ketiga kalender tersebut sama dengan hari ketujuh.
3) Tidak pernah ada perubahan kalender yang mempengaruhi urutan hari-hari dalam seminggu. Contohnya, perubahan kalender dalam era Kristiani dari “gaya lama” (Kalennder Julian) ke “gaya baru” (Kalender Gregorian) yang digunakan di beberapa negara Eropa pada tahun 1582 dan di England pada 1752 memerlukan penyesuaian yang agak lama dengan cara mengurangi beberapa tanggal dalam satu bulan. Tetapi panyesuaian itu hanya mempengaruhi tanggal dari bulan itu tetapi bukan hari-hari dari minggu itu. Ada satu bulan yang diperpendek tetapi tidak menganggu urutan atau nama-nama hari dari pecan itu.
4) Bukti terakhir untuk menghilangkan bayangan keragu-raguan ialah ilmu perbintangan. Jika seorang ahli perbintangan dikurung selama enam hari dalam sebuah gua di bawah tanah tanpa jam dan kalender atau alat apapun sehingga ia hilang jejak perhitungan hari, hanya dalam beberapa jam di dalam sebuah teropong bintang akan menyanggupkan dia untuk mengetahui dengan tepat hari apa yang sebenarnya waktu ia keluar dari gua itu. Dengan ilmu pengetahuannya, walaupun tidak ada kalender tercetak di hadapannya, ia bisa saja mengetahui waktu dan penanggalan dengan memeriksa posisi dan gerakan bintang-bintang di langit.
Kesimpulan
Jika seseorang tinggal di pengasingan tanpa kalender-apakah ia seorang Yahudi, Islam, atau Kristen-mungkin saja ia bisa kehilangan jejak satu hari atau mungkin beberapa hari, lalu ia bingung hari apa gerangan hari ini. Tetapi setelah ia menghubungi temannya atau keluarganya, mereka akan memberitahu kepadanya kekeliruan penanggalannya dan segera bisa meralat kekeliruan itu. Perorangan, masyarakat, dan bangsa-bangsa selalu memelihara penanggalan dengan alat-alat otomatik sehingga tidak memungkinkan untuk kehilangan hari ketujuh atau hari lain dari minggu itu dalam seluruh dunia pada waktu yang bersamaan.
Referensi:
Breaden, F. 2002. Penuntun Alat Peraga Baru. Cetakan Ketiga) Indonesian Publishing House. Bandung. WA: 08113820891
Mengapa dahulu, rotinya dipecah-pecahkan ?
Apakah krn rotinya berukuran besar ?
Mengapa bukan satu roti per orang ?
Apakah disengaja sbg menunjukkan hanya ada satu tubuh Kristus dan semuanya memperoleh bagian dari satu roti hidup ?
HARI APAKAH HARI SABAT ITU?
Saya pernah berdiskusi tentang hukum keempat dengan adik saya Won dan suaminya pada tahun 2010. Mereka berdua adalah pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI). Saya mengatakan kepadanya bahwa hari Sabat adalah hari Sabtu dan kita seharusnya menjadikannya sebagai hari perhentian untuk berbakti di gereja pada hari tersebut tetapi hal itu disanggahnya. Dia mengatakan bahwa Sabtu adalah hari Sabat Yahudi dan Minggu adalah hari Sabat Kristen. Jawabannya sangat tidak alkitabiah karena dari Keluaran 20:8-11 kita dapat membaca bersama bahwa hari Sabat bukanlah hari Sabat Yahudi melainkan Hari Sabat Tuhan dengan kata lain hari Sabat adalah hari Tuhan, Allah kita.
Keluaran 20:8-11
Ingat dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetap hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya dan Ia berhenti pada hari ketujuh, itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Hari Sabat adalah hari Tuhan didukung oleh pernyataan Yesus sendiri dalam Matius 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5. Kata Yesus lagi kepada mereka: Anak Manusia adalah TUHAN atas hari Sabat.” Atau dengan kata lain dari Matius 12:8; Markus 2:28; dan Lukas 6:5 di atas bahwa hari Sabat adalah milik-Nya (Finley, 2010. hlm 27). Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa hari Sabat adalah hari Tuhan. Tambahan pula bahwa tidak ada perintah Allah untuk mengingat dan menguduskan hari pertama (Minggu) dan Anak Manusia bukanlah TUHAN atas hari pertama atau TUHAN atas hari Minggu sehingga hari Minggu bukanlah hari Sabat menurut Alkitab meskipun Tuhan Yesus bangkit pada hari tersebut. Allah juga tidak plin plan dalam berfirman dengan mula-mula menjadikan hari Sabat sebagai hari-Nya atau hari yang diberkati dan dikuduskan-Nya dan kemudian mengubah firman-Nya itu menjadi hari Minggu. Allah itu kekal (Kejadian 22:33) demikian juga Hukum-Nya kekal (Mazmur 111:7,9; Matius 5:18). Allah itu konsisten dalam berfirman. Sekali Dia berfirman: “Ingat dan kuduskanlah hari Sabat...” maka Firman-Nya itu kekal atau berlaku sampai selama-lamanya alias tidak bisa berubah dan tidak boleh dirubah atau disalahtafsirkan. Hanya manusia yang plin-plan atau berubah-ubah atau tidak konsisten dalam memahami Firman Tuhan.
Meskipun saya telah memberitahukan ayat-ayat Firman Tuhan bahwa hari Sabat adalah hari Sabtu, adik saya yang didukung oleh suaminya tetap bersikeras menganggap bahwa hari Sabat Kristen adalah hari Minggu dan ketetapan tentang hari Minggu sebagai hari perhentian dan perbaktian orang Kristen untuk menggantikan hari Sabat telah disetujui oleh semua pemimpin gereja di Kota Laodekia dan lebih lanjut dikatakannya bahwa ketetapan itu diilhami oleh Roh Kudus. Akan hal itu, Finley 2009 menerangkan
Kita bisa menguduskan hanya apa yang sudah dikuduskan Allah. Manusia tidak dapat menguduskan sesuatu. Dengan kata lain, manusia tidak dapat menguduskan satu hari di luar hari yang dikuduskan Allah. Allah hanya menguduskan hari Sabat (Finley 2009, hlm 69)
Tentang kesepakatan di Laodekia yang menyatakan bahwa kesepakatan itu diilhami oleh Roh Kudus sangat menggelikan semua orang yang punya akal. Pekerjaaan Roh Kudus adalah menuntun manusia untuk menuruti Perintah Allah. Mungkinkah Roh Kudus menuntun para pemimpin gereja pada waktu itu kepada ketidaktaatan terhadap perintah Allah khususnya perintah keempat? Roh Kudus adalah Allah, sama dengan Yesus dan Bapa adalah Allah. Mungkinkah Allah bertentangan dengan diri-Nya sendiri? Mungkinkah Roh Kudus menuntun manusia agar bertentangan dengan perintah-Nya untuk memelihara hari Sabat dalam Keluaran 20:8-11? Mungkinkah Roh Kudus bertentangan dengan teladan yang diberikan Yesus yang menguduskan hari Sabat sepanjang hidup-Nya? Jawabannya tidak mungkin Roh Kudus menuntun manusia kepada pelanggaran terhadap perintah Allah. Roh Kudus juga tidak bertentangan dengan teladan yang diberikan Tuhan Yesus dalam memelihara hari Sabat.
Adik saya, Won, terus mendebat saya dengan sedikit berkelit mengatakan bahwa yang terdapat dalam Alkitab tentang hari ketujuh itu adalah hari Sabat dan bukan hari Sabtu sehingga menganggap hari Sabtu sebagai hari Sabat adalah kekeliruan. Selain itu ada orang yang berkata bahwa hari pertama itu hari Senin, sehingga hari ketujuh itu hari Minggu. Tidak begitu kata Alkitab. Tentang hal itu marilah kita membaca penjelasan beberapa literatur:
Paling sedikit, ada 5 cara yang dapat kita gunakan untuk mengetahui hari Sabat adalah hari ketujuh atau hari Sabtu:
1. Alkitab
Kita orang Indonesia ini harus bersyukur karena bahasa kita mirip dengan bahasa Ibrani yang asli tertulis di Alkitab. Mari kita lihat di internet tulisan asli Kitab Kejadian pasal 1 dan 2, yang punya Strong Dictionary akan mudah mendapatkannya dalam Alkitab Perjanjian Lama sebagai berikut:
Kejadian 1:5
Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Kata “pertama” ini tulisan aslinya אחד ['echâd] dan dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “Ahad”. Ahad itu hari apa? Bagi generasi yang tua-tua tentunya masih ingat bahwa hari Ahad adalah Hari Minggu! Ahad itu artinya yang kesatu, yang pertama.
Selanjutnya jika kita teruskan, maka kita temukan bahwa:
Hari yang kedua (Kej. 1:8) itu tulisan aslinya שׁני [shênı̂y, shay-nee'] dan dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “Senin”! Masih mirip, kan?
Hari ketiga (Kej. 1:13) itu tulisan aslinya שׁלישׁי [shelı̂yshı̂y, shel-ee-shee'] dan dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “Selasa”. Mirip kan?
Hari keempat (Kej. 1:19) itu tulisan aslinya רבעי רביעי [rebı̂y‛ı̂y rebi‛ı̂y, reb-ee-ee'] dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya “Rabu”!
Hari kelima (Kej. 1:23) itu tulisan aslinya חמשּׁי חמישׁי [chămishshı̂y, kham-ish-shee'] jelas kan dalam bahasa Indonesianya apa? “Kamis”.
Hari keenam (Kej 1:31) tulisan aslinya שׁשּׁי [shishshı̂y, shish-shee' ] nah ini agak beda dalam bahasa Indonesianya, karena bahasa Indonesianya “Jumat” diambil dari bahasa Arab “Jumu’ah” yang artinya hari berkumpul. Zaman dahulu hari Jumat adalah hari pasar, orang-orang datang untuk berjualan bahan pangan, karena besoknya hari ketujuh, orang-orang Yahudi tidak berjualan, tidak ada pasar. Mereka berhenti bekerja.
Hari ketujuh (Kej. 2:3) tulisan aslinya שׁבעי שׁביעי [shebı̂y‛ı̂y, sheb-ee-ee' ]. Bahasa Indonesianya “Sabtu”, tidak salah kan?
Nah, di ayat yang sama dikatakan bahwa Tuhan berhenti bekerja pada hari ketujuh itu, dan kata “berhenti bekerja” itu tulisan aslinya שׁבת [shâbath].
Maka, tidak bisa diperdebatkan lagi bahwa hari yang ketujuh dalam satu minggu itu jatuhnya pada hari Sabtu, dan bukan pada hari Minggu, atau hari-hari lainnya. Sejak awal penciptaan dunia, hingga kini, siklus 7 hari yang berulang-ulang itu tetap dipelihara oleh Tuhan, sehingga walaupun perhitungan kalender mengalami perubahan, itu sama sekali tidak mempengaruhi siklus 7 hari seminggu yang kekal.
Selain itu, dalam Alkitab Perjanjian Baru dengan jelas mengatakan bahwa Yesus disalibkan pada hari persiapan (Lukas 23:54). Pengikut-pengikut-Nya yang setia beristirahat pada hari Sabat seperti yang difirmankan (Lukas 23:55-56) dan Yesus bangkit dari kubur-Nya pada hari pertama (Lukas 24:1; Markus 16:9). Pada umunya orang Kristen mengakui bahwa Yesus disalibkan dan mati pada hari persiapan, hari Jumat yang disebut sekarang ini dengan Jumat Agung dan kemudian beristrahat pada besok harinya dan bangkit pada hari pertama-Minggu. Jadi hari Sabat adalah hari yang berada diantara hari Jumat dan hari Minggu, atau hari yang ketujuh-Sabtu (Finley 2008, hlm.51 dan Finley 2010, hlm 27-29). WAAAA; 08113820891
Anda debat aja langsung dgn Romo Bayu ini
Dari mana Advent Advent it berdiri tahun berapa ya???
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU?
Ayat ketujuh (Kisah Para Rasul 20:7)
Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam.
Tentang ayat ini marilah kita membaca beberapa penjelasan dalam berbagai sumber.
Ayat ini merekam/mencatat suatu pertemuan sekelompok umat Kristen dalam suatu kota kecil pada hari pertama minggu itu. Namun dalam konteks ayat ini dinyatakan bahwa itu adalah pertemuan khusus yang diadakan sebagai pertemuan perpisahan untuk menghormati Paulus. Ini adalah juga suatu peristiwa yang agak lain dari yang lain karena kematian seorang anak muda pada pertemuan itu dan keajaiban yang membawa dia hidup kembali sehingga pertemuan itu dapat dilanjutkan lagi (ayat 8-12). Tidak ada bukti dalam ayat ini bahwa pertemuan ini atau pertemuan Kristiani lain semacam ini berlangsung secara tetap dan teratur sebagai kumpulan kebaktian pada hari pertama dari minggu itu. Tidak ada bukti bahwa mereka atau umat Kristen lainnya mengasingkan seluruh hari pertama untuk kegiatan keagamaan. Ayat ini menyatakan bahwa pertemuan perpisahan semalam suntuk itu dilakukan bukan dihubungkan dengan hari perhentian dan kebaktian, tetapi diadakan karena kegiatan umum, kegiatan sehari-hari seperti mengadakan perjalanan. Tidak ada gelar yang suci diberikan pada hari pertama itu dan tidak terbukti juga bahwa umat Kristen di Troas atau di tempat lain mempunyai kebiasaan untuk mengadakan perjamuan kudus pada setiap hari pertama. Sebenarnya tidak mungkin kita membuktikan dari ayat ini bahwa Perjamuan Kudus dilakukan pada pertemuan itu karena tidak disebut mengenai anggur dan lagi pula istilah “memecahkan roti” sering digunakan dalam Perjanjian Baru sebagai makan yang biasa (Lukas 24:30, 35; Kisah Para Rasul 2:42, 46; 27:35). Jadi untuk menemukan bukti tentang kesucian hari Minggu kita harus membaca ayat yang tidak ada dalam Alkitab. Selain dari keterangan di atas, perkumpulan itu menurut catatan mulai menjelang tengah malam yang kita sebut sekarang ini Sabtu Malam atau malam Minggu. Jika pertemuan itu diadakan pada hari Sabtu malam maka perkumpulan itu berlanjut hingga beberapa jam sesudah hari Minggu modern (ayat 11) (Breaden 2002, hlm 132-133).
Menurut Alkitab, setiap hari dimulai pada saat matahari terbenam dan berakhir pada saat matahari terbenam 24 jam sesudahnya (Kejadian 1:5,8,13,19,23,31; Imamat 23:32) dan bagian yang gelap dari suatu hari (biasa disebut malam) adalah bagian yang lebih dulu. Jadi Sabat dimulai pada matahari terbenam Jumat petang dan berkhir pada matahari terbenam hari Sabtu petang. Pertemuan di Kisah 20 ini terjadi di bagian yang gelap dari hari Minggu, atau yang biasa kita sebut Sabtu malam. The New English Bible mencatat Kisah 20 ini begini: “Pada Sabtu malam, ketika kami berkumpul...” Waktu itu adalah pertemuan Sabtu malam, dan berlangsung hingga tengah malam. Paulus sedang mengucapkan selamat tinggal dan dia tahu dia tidak akan bertemu lagi dengan orang-orang itu sampai akhir hidupnya (ayat 25). Pantas saja dia berbicara begitu lama! (Ibadah Sabat biasa tidak akan berlangsung sampai tengah malam). Paulus bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pemecahan roti di sini tidak mengandung makna “suci” sama sekali, karena mereka memecahkan roti setiap hari (Kisah 2:46). Tak ada tersirat di Alkitab bahwa hari pertama adalah hari suci. Juga tidak ada bukti sekecil apapun bahwa Sabat telah diubah. Tanpa makna penting sama sekali, peristiwa ini ditulis hanya untuk mencatat mujizat bangkitnya Eutikhus sesudah dia jatuh sampai mati dari jendela tingkat tiga. Di Yehezkiel 46:1, Tuhan menyebut hari Minggu/hari pertama sebagai salah satu dari enam hari “kerja”. The Delegates of the Oxford University Press and The Syndics of The Cambridge University Press, 1961,1970. Digunakan atas izin. (Buku 07 Hari yang Lenyap dari Catatan Sejarah 2004, hlm 9).
Finley (2008) menyatakan bahwa pertemuan itu dilakukan pada malam hari. Dilakukan pada saat bagian malam di hari pertama dalam minggu (Kisah 20:7). Alkitab menyatakan bahwa malam hari mendahului siang hari (Kejadian 1:15). Hari Sabat dipelihara dari hari Jumat saat matahari terbenam hingga hari Sabtu sore saat matahari terbenam (Imamat 23:32 dan Markus 1:32). Jika pertemuan itu dilakukan pada malam hari di hari pertama minggu itu jelaslah bahwa pertemuan itu dilakukan pada hari Sabtu malam. Paulus telah mengadakan pertemuan dengan orang-orang percaya sepanjang hari Sabatnya. Dia akan berangkat pada besok harinya, hari Minggu, jadi pertemuan itu dilanjutkan hingga hari Sabtu malam. Besok harinya Minggu, Paulus mengadakan perjalanan dengan berjalan kaki ke Asos kemudian berlayar ke Metilene. Untuk mendukung pernyataan bahwa pertemuan itu diadakan pada Sabtu malam, marilah kita melihat ayat yang sama dalam beberapa versi Alkitab. Dalam terjemahan NEB (Finley 2008 hlm 50-51), Alkitab Today’s English Version, Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari dan Alkitab Perjanjian Baru terjemahan Bahasa Sabu (bahasa daerah asal penulis) Kisah 20:7 juga menegaskan bahwa hari yang dimaksud di sini ialah hari Sabtu malam karena Paulus akan mengadakan perjalanan di hari Minggu. Untuk lebih jelasnya mari kita baca Kisah 20:7 itu dalam tiga versi bahasa (Inggris, Indonesia, dan Sabu):
On Saturday evening we gathered together for the fellowship meal. Paul spoke to the people and kept on speaking until midnight, since he was going to leave the next day (Acts 20:7 dari Alkitab Elektronik, Alkitab Today’s English Version, Lembaga Alkitab Indonesia, 1992).
atau
Malam minggu kami berkumpul untuk makan bersama secara bersaudara. Paulus bercakap-cakap dengan orang-orang, karena besoknya ia berniat berangkat. Sampai tengah malam Paulus berbicara terus. (Alkitab Elektronik-Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari, Lembaga Alkitab Indonesia 1985).
atau
Pa dhara maddha do ta hedhape lodho Migu ta pekupu ke jhi ta nga'a hela'u-la'u mii tuahhu he. Ta pedai-dai lii ke Paulus nga ddau he rowi bhale ma jhammi-ae ne do ddhei ta pekaddhi ke jhi. Tade dhai hape la awe telora maddha he, pee koma Paulus nga pedai lii teru (Alkitab Elektronik-Perjanjian Baru Sabu, Lembaga Alkitab Indonesia 1999).
(Pa dhara maddha do ta hedhape lodho Migu artinya pada malam menjelang/sebelum hari Minggu atau yang sekarang disebut dengan malam Minggu/ Sabtu malam).
Jika Paulus menganggap bahwa hari Minggu adalah hari yang suci untuk menghormati kebangkitan Yesus, mengapa dia harus menghabiskan seluruh waktunya di hari Minggu itu untuk mengadakan perjalanan dan tidak mengadakan kebaktian? Catatan ini menunjukkan bahwa Paulus adalah pemelihara hari Sabat/Sabtu (Kisah Para Rasul 13:14, 42-44; Kisah Para Rasul 16:13; Kisah Para Rasul 17:2; dan Kisah Para Rasul 18:4) (Finley 2008 hlm 50-51).
BERSAMBUNG KE >>>>Alkitab Edisi Studi
Itulah perlu gereja yg Apostolik yg selalu mewarisi pengajaran pengajaran terhadap alkitab sehingga tidak menafsirkan semaunya sendiri. Dr sejak semula gereja perdana selalu memandang "memecahkan roti" sebagai sebuah perayaan mengenang malam perjamuan terakhir. Jd bukan makan2 biasa.
Pengajaran yg berbeda baru muncul di abad2 sekarang dan itupun hanya merupakan sebuah reka-reka semata karena mmg tidak punya garis Apostolik yg jelas.
Bahas hari Minggu karena ada yang minta diganti Ahad.
Alasannya tahu sendirilah...
Pengen beda krn ada rasa tak suka - maklumlah pujaan beda.
😀
HARI APAKAH HARI SABAT ITU?
3. Astronomi
Para ahli astronomi yang terkemuka di dunia menyatakan bahwa siklus mingguan tidak pernah berubah. Pusat-pusat astronomi seperti Royal Naval Observatorium di Amerika Serikat dan The Royal Greenwich Observatory di Inggris menegaskan bahwa siklus mingguan itu bersifat tetap. .(Finley 2008, hlm 51).
4. Sejarah
Orang-orang Yahudi adalah pemelihara hari Sabat yang tepat sepanjang masa. Selama lebih 4000 tahun mereka telah memelihara hari Sabtu sebagai hari Sabat yang benar (Finley 2008, hlm 51). Selain itu umat Kristen Tewahedo Ortodoks Ethiopia di Afrika masih tetap melestarikan pemeliharaan hari Sabat sejak abad pertama. Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia (dalam bahasa Amarik:Yäityop'ya ortodoks täwahedo bétäkrestyan) adalah Gereja Ortodoks di Ethiopia yang merupakan bagian dari Gereja Ortodox Koptik sampai tahun 1959, ketika gereja ini mendapat usukupnya sendiri. Gereja Tewahedo Ortodoks Etiopia adalah gereja yang sejak abad pertama memelihara hari ketujuh yang sering kita sebut hari Sabat atau hari Sabtu. (id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Tewahedo_Ortodoks_Ethiopia, diakses 13 Februari 2012).
5. Kalender Modern
Kalau kalender zaman dulu hari Minggu
posisinya selalu di ujung kiri dan Sabtu di ujung kanan, menandakan hari ke-1 itu Minggu dan ke-7 itu Sabtu. Tapi kalender akhir zaman ini kelihatannya sudah mulai berusaha mengaburkan kebenaran dengan meletakkan hari Senin di kiri dan Minggu di kanan. Orang yang membuat kalender dengan menjadikan hari Senin sebagai hari pertama dan hari Minggu sebagai hari ketujuh bertentangan dengan isi alkitab, bahkan telah menyangkal Allah sebagai pencipta dunia ini. Meski demikian, masih banyak kalender modern yang selalu memulai penanggalannya dengan hari Ahad/Minggu (hari pertama) pada sisi sebelah kiri dan mengakhirinya dengan Sabtu (hari ketujuh) pada sisi sebelah kanan tiap-tiap pekan. WA: 08113820891
HARI APAKAH HARI SABAT ITU?
2. Bahasa
Lebih dari 140 bahasa dunia, kata hari yang ketujuh adalah “Sabat”. Bahasa menjadi satu kesaksian bagi pemeliharaan hari Sabat sepanjang zaman (Finley 2008, hlm.51 dan Finley 2010, hlm 29-30). Lebih jauh, Finley (2009, hlm 80) menyatakan berbagai bahasa di dunia ini menyebut hari ketujuh/Sabtu sebagai hari Sabat: Rusia, Ukraina, dan Bulgaria menyebut hari ketujuh itu adalah “Sobbota”; Arab (As Sabat), Ibrani (Yom Has-Sabat). Bahasa-bahasa dunia, membuatnya sangat jelas, hari yang kita sebut Sabtu dalam bahasa Inggris disebut “Sabbath” atau Saturday.
Dan Inilah nama-nama hari dalam sepekan menurut bahasa Ibrani
Ibrani Indonesia
- Yom Ahad Minggu/Ahad
- Yom Sheni Senin
- Yom Sheusih Selasa
- Yom Reuni Rabu
- Yom Khamisi Kamis
- Yom Hashiasisi Jumat
- Yom Has-Sabat Sabtu
Kita juga bisa menggunakan alat penerjemah seperti Google Translate untuk membuktikan bahwa hari Sabat adalah hari ketujuh atau hari Sabtu, seperti yang anda akan baca di bawah ini.
Hari ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Bulgaria adalah събота
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Bosnia adalah Subota
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Belarusia adalah Субота
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Catalan adalah Dissabte
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Corsican adalah Sabatu
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Kroasia adalah Subota
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Czech adalah Sobota
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Belanda adalah Zaterdag
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Filipina adalah Sabado
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Perancis adalah Samedi
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Galician adalah Sábado
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Jerman adalah Samstag
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Yunani adalah Σάββατο
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Hungaria adalah Szombat
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Italia adalah Sabato
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Makedonia adalah Сабота
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Melayu adalah Sabtu
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Mallese adalah is-Sibt
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Polandia adalah Sobota
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Portugis adalah Sábado
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Rumania adalah sâmbătă
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Rusia adalah суббота
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Serbia adalah субота
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Slovakia adalah Sobota
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Slovenia adalah Sobota
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Spanyol adalah Sábado
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Ukraina adalah Субота
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Latin adalah Sabbatum
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Georgia adalah Sabati
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Sudan adalah Saptu
Hari Ketujuh atau Sabat/Sabtu dalam Bahasa Somalia adalah Sabti
(Sumber: Google Translate)
Berbagai bahasa daerah di Indonesia juga memberi kesaksian bahwa hari Sabtu adalah hari Sabat atau hari ketujuh dalam pekan/minggu:
Hari Sabat/Sabtu dalam berbagai Bahasa Daerah di Indonesia dikutip dari Alkitab elektronik terbitan Lembaga Alkitab Indonesia dalam berbagai bahasa:
1) Bugis: Esso Saba’e (Assureng 20:8-11; Markus 2:28) atau Esso mapituero (Ibrani 4:9)
2) Angkola: Ari Sabat (Haruruar 20:8-11; Markus 2:28) atau ari papituhon (Ibrani 4:9)
3) Jawa: Dina Sabbat (Pangentasan 20:8-11; Markus 2:28) atau dina kapitu (Ibrani 4:9)
4) Karo: Wari Sabat (Keluaren 20:8-11; Markus 2:28) atau wari si pepituken (Heber 4:9)
5) Makassar: Allo Pammari-marianga (Kalappasang 20:8-11; Markus 2:29) atau allo makatujua (Ibrani 4:9)
6) Madura: Are Sabat/Are Sabbada (Kalowaran 20:8-11; Markus 2:28) atau are sekapeng peto’ (Ibrani 4:9)
7) Pakpak Dairi: Ari Sabat (II Musa 20:8-11; Markus 2:28) atau ari pepituken (Heber 4:9)
8) Simalungun: Ari Sabat (II Musa 20:8-11; Markus 20:8-11)/ ari Parsaranan (II Musa 16:25) atau Parsaranan Sabat (Heb 4:9)
9) Sunda: Poe Sabat (Budalan 20:8-11; Markus 2:28) atau Poe nu katujuh (Ibrani 4:9)
10) Timor/Dawan: Neno Snasat/neno hitu (Keluaran 20:8-11; Nai Markus 2:28; Ibrani 4:0)
11) Toraja: Allo Katorroan (Katassuran 20:8; Markus 2:28; Ibrani 4:9) atau allo ma’pempitu (Katassuran 20:11)
12) Sabu: Lodho Pengaha-ihi (Markus 2:28) atau Lodho do kepidu (Ibrani 4:9)
13) Mentawai: Gogoi Sabbat (Markus 2:28) atau Gogoi Sikapitunia (Ibrani 4:9)
14) Uma: Eo pepuea’ (Markus 2:28) atau Eo kapitu (Ibrani 4:9)
15) Serawai: Aghi Sabat (Markus 2:28) atau Aghi ketujua (Ibrani 4:9)
16) Maanyan: Anrau Sabat (Markus 2:28) atau anrau sa Kapitu (Ibrani 4:9)
17) Ledo: Eo penonto (i Markus 2:28) atau Eo kapapituna (Ibrani 4:9)
18) Ot Danum: Ondou Sabat (Markus 2:28) atau Ondou ijo kopihtu (Ibrani 4:9)
19) Ngaju: Andau Sabat (Markus 2:28) atau Andau kaujue (Ibrani 4:9)
20) Naica: Sabat (Markus 2:28)
21) Pamona: Eo Umapo (Nai Markus 2:28) atau Eo kapapitu (Ibrani 4:9)
(Sumber: Alkitab Elektronik dalam Berbagai Bahasa, Lembaga Alkitab Indonesia)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Cetakan Pertama. Edisi Keempat, Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 saya mendapati:
Sabtu artinya hari ketujuh dalam jangka waktu satu minggu (halaman 1197)
Minggu artinya hari pertama dalam jangka waktu satu minggu (halaman 916)
Senin artinya hari kedua dalam jangka waktu satu minggu (halaman 1273)
Selasa artinya hari ketiga dalam jangka waktu satu minggu (halaman 1250)
Rabu artinya hari keempat dalam jangka waktu satu minggu (halaman 1127)
Kamis artinya hari kelima dalam jangka waktu satu minggu (halaman 613)
Jumat artinya hari keenam dalam jangka waktu satu minggu (halaman 592)
Bahkan ketika saya mencari kata sabat pada kamus tersebut saya kemudian menemukan: Sabat artinya hari ketujuh (hari Tuhan beristirahat sesudah menciptakan alam semesta menurut kitab Taurat, Sabtu (hlm 1196).
Saya juga mencari nama-nama hari dalam The World Book Encyclopedia dan hasilnya dapat kita baca di bawah ini:
Sunday is the first day of the week among Christian peoples (The World Book Encyclopedia. 1992. So-Sz, Volume 18, page 423-424, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Minggu adalah hari pertama dalam pekan di antara orang Kristen.
Monday is the second day of the week. (The World Book Encyclopedia. 1992. M, Volume 13, page 545, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Senin adalah hari kedua dalam pekan.
Tuesday is the name of the third day of the week. (The World Book Encyclopedia. 1992. T, Volume 19, page 436, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Selasa adalah nama hari ketiga dalam pekan.
Wednesday is the English name for the fourth day of the week. (The World Book Encyclopedia. 1992. W, Volume 21, hlm 130, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Rabu adalah hari keempat dalam pekan.
Thursday is the fifth day of the week. (The World Book Encyclopedia. 1992. T, Volume 19, hlm 233, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Kamis adalah hari kelima dalam pekan.
Friday is the sixth day of the week (The Worl Book Encyclopedia. 1992. F, Volume 7, hlm 459, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Jumat adalah hari keenam dalam pekan.
Saturday is the Sabbath among the Jews and the Seventh Day Adventist. Most employers give their workers either a half holiday or a full holiday on Saturday. (The World Book Encyclopedia. 1992. S-Sn, Volume 17, hlm 99, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Artinya Sabtu adalah Sabat menurut orang Yahudi dan Advent Hari Ketujuh. Kebanyakan majikan memberi para pekerja mereka setengah atau satu hari libur penuh pada hari Sabtu.
Sabbath is the rest day of the Jews, it falls on Saturday, the seventh day of the week. In Biblical times, the Sabbath was a joyous, holy day. People stop working, visited the Temple, and offered extra sacrifices. One of the Ten Commandments (Exodus 20:8-11) requires resting on the Sabbath. The World Book Encyclopedia. 1992. S-Sn, Volume 17, hlm 4, Library of Congress Catalog Card Number 90-71848). Sabat adalah hari perhentian Yahudi, hari itu jatuh pada hari Sabtu, hari ketujuh dalam pekan. Pada zaman alkitab, Sabat adalah hari yang penuh kegirangan dan suci. Orang-orang berhenti bekerja, mengunjungi tempat ibadah dan memberikan korban tambahan. Salah satu dari Sepuluh Hukum (Keluaran 20:8-11) mengharuskan perhentian pada hari Sabat
Dalam bahasa Arab, nama-nama hari-nya disebut berdasarkan urutan: satu, dua, tiga, sampai tujuh, yakni ahad, itsnain, tsalatsah, arba’ah, khamsah, sittah, dan sab’ah. Khusus untuk hari keenam, dipilih nama yang berbeda yaitu Jum’at. Alasannya orang arab ingin mengingatkan umat Muslim di seluruh dunia bahwa pada Hari Jum’at Allah telah memerintahkan seluruh umat muslim untuk melaksanakan Sholat Sunnat pada Hari Jum’at.
Di Indonesia, nama-nama hari dalam bahaa Arab itu mengalami perubahan sesuai dengan lidah orang Indonesia dan juga mengikuti apa yang ditangkap oleh pendengaran (telinga) orang Indonesia. Maka, kitapun mengenal hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at dan Sabtu. Akan tetapi anehnya jika kita sebagai orang Indonesia mengikut penghafalan orang Arab dalam menyebutkan nama hari, lalu kenapa kita tidak menyebut Ahad pada hari Minggu? Ternyata khusus untuk hari Minggu kita berpindah mengikut orang Portugis
www.dwina.net/2010/12/sejarah-nama-nama-hari-versi-bangsa.html (diakses 6 November 2011). WA: 08113820891
Ente advent yah
Selamat menikmati hari sabat, sobat
Ini juga alkitabiah dan kekal karena perkataan Tuhan Yesus.
Berlandaskan petrus Tuhan Yesus mendirikan gerejaNya, berarti gereja yang meneruskan tradisi para rasul adalah gereja yang didirikan Tuhan Yesus, bagaimana dengan gereja anda.
Pada malam perjamuan terakhir Tuhan Yesus membagikan roti dan piala berisi anggur kepada murid-muridNya lalu berpesan lakukan ini sebagai peringatan akan Daku, gereja kami selalu mengadakan ekaristi, bagaimana dengan gereja anda.
Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-muridnya apa yang kamu ikat didunia akan terikat di surga, apa yang kamu lepas di dunia akan terlepas di surga, berarti hak para rasul untuk mengampuni dosa. Gereja kami punya sakramen pengampunan dosa, bagai mana dengan gerejamu sobat.
Tuha Yesus menyerahkan kunci sorga kepada petrus, berarti petrus ditunjuk untuk memimpin gerejaNya.
Gereja kami pimpinannya paus di vatikan sebagai penerus petrus, bagaimana dengan gerejamu sobat.
Para pemimpin gereja kami juga yang mengkanonkan kitab suci yang sekarang anda pakai untuk mempertentang gereja kami.
Mohon maaf sobatku jika pernyataanku menyakiti hatimu. Salam damai.
Yg bilang Sabtu atau Sabat bukan hari ke 7 siapa ? Kelender gregorian jg tetap menempatkan hari Sabtu sebagai hari ke 7. Yg beruba hanyalah hari peribadatan. Hari minggu sebagai pertama kebangkitan Yesus sebagai puncak iman kristiani. Banyak denonasi gereja yg bingung apakah beriman kristen atau yudaisme. Yesus saja tidak memelihara hari sabat , bagaimana menyembuhkan orang pada hari sabat dll ,
@Mencari Kebenaran emang sdh dibutahkan karena anda tidak memahami sejarah, nonton aja lagi sejarah gereja yg jg dibawakan oleh Romo Bayu
Slmt siang romo Bayu.Mau bertanya...ko berbeda pengertian Hari minggu di perjanjian lama dan perjanjian baru romo.
Dlm perjanjian lama Tuhan beristirahat dari karya penciptaannya,sedangkan perjanjian baru hari minggu adlh hari pertama.Mohon pencerahannya.tks
KAPAN PERHENTIAN HARI MINGGU DIMULAI?
Menurut sejarah, sekitar tahun 120 AD, permusuhan terhadap paham dan praktik Yudaisme dari bangsa Romawi yang berkuasa saat itu, menjadi semakin parah. Pada tahun 132-135 AD Kaisar Roma Hadrian menangkap semua orang Yahudi dan memulangkan mereka ke Palestina. Maka untuk mengelakkan diri dari penangkapan dan penyiksaan, orang-orang Kristen di Roma dan Alexandria yang lemah imannya, tidak berani melanjutkan ibadah hari sabat - yang di mata bangsa Romawi termasuk praktek Yudaisme. Agar mereka bisa tetap beribadah, mereka lalu beribadah pada hari pertama dalam minggu tersebut, supaya sama dengan yang dilakukan orang-orang Roma yang menyembah dewa matahari pada hari yang pertama juga.
Pada tahun 312 AD Kaisar Constantine dari Roma mengaku menjadi Kristen. Maka pada tanggal 7 Maret 321 AD, keluarlah Sunday Law-nya (UU Hari Minggu) yang pertama:
“On the venerable Day of the Sun let the magistrates and people residing in cities rest, and let all workshops be closed. In the country, however, persons engaged in agriculture may freely and lawfully continue their pursuits; because it often happens that another day is not so suitable for grain-sowing or for vine-planting; lest by neglecting the proper moment for such operations the bounty of heaven should be lost.” (Given the 7th day of March, Crispus and Constantine being consuls each of them for the second time [A.D. 321].)” Source: Codex Justinianus, lib. 3, tit. 12, 3; trans. in Philip Schaff, History of the Christian Church, Vol.3 (5th ed.; New York: Scribner, 1902), p.380, note 1.
“Pada hari Matahari yang dihormati (1) semua pejabat dan rakyat yang tinggal di kota-kota, harus berhenti bekerja, dan semua tempat kerja ditutup. Namun, di pedesaan mereka yang mengerjakan agraria, boleh dengan bebas dan sah melanjutkan pekerjaan mereka; karena sering terjadi hari yang lain tidak cocok untuk menabur benih atau untuk menanam; sehingga dengan mengabaikan saat yang tepat untuk tindakan-tindakan tersebut, kemakmuran yang diberikan langit bisa hilang.” [terjemahannya]
Note (1): Karena sebelum menjadi Kristen, Constantine adalah seorang penyembah dewa matahari, perhatikan pada Sunday Law-nya yang pertama didekritkan tanggal 7 Maret 321AD, dia masih menyebut hari Minggu sebagai “the venerable Day of the Sun” = “hari Matahari yang dihormati”. Jadi jelas bahwa hari Minggu yang sampai sekarang namanya masih tetap SUNday (dalam hampir semua bahasa di Eropa), tadinya adalah hari penyembahan kepada dewa matahari.
Pada tahun 325 AD, Constantine ikut mengepalai Konsili Pertama Nicea. Pada tahun 330 AD, Constantine memindahkan ibukotanya dari Roma ke Constantinople [Istambul], sehingga meninggalkan tahta di Roma kosong, yang kemudian diserahkan keturunannya kepada Paus Roma sebagai penerusnya. Dengan semakin kuatnya posisi Kepausan, maka pada tahun 364 AD, Konsili di Laodecea mengesahkan perpindahan kesucian hari yang ketujuh ke hari yang pertama. Pada tahun 364 AD itulah gereja Katolik mengeluarkan 29 Canon Laws. Dan no.XXIX mengatakan:
“Christians must not judaize by resting on the Sabbath, but must work on that day, rather honouring the Lord's Day; and, if they can, resting then as Christians. But if any shall be found to be judaizers, let them be anathema from Christ.” (Percival Translation).
“Orang-orang Kristen tidak boleh mempraktekkan yudaisme dengan berhenti bekerja pada hari sabat, tetapi harus bekerja pada hari itu, sebaliknya menghormati hari Minggu; dan apabila mereka bisa, berhenti pada hari itu sebagai orang-orang Kristen. Tetapi siapa pun yang didapati mempraktekkan yudaisme, biarlah mereka dikucilkan (diekskomunikasi) dari Kristus.”
Jadi jelaslah bahwa ibadah pada hari pertama (hari Minggu/hari Matahari=Sunday), baru terjadi jauh setelah kematian Yesus Kristus di kayu salib.
Menurut Anda, apakah Tuhan berkenan pengikut-pengikut-Nya mengalokasikan kepada-Nya hari yang dulunya (dari zaman Babilon) dialokasikan kepada penyembahan berhala dewa matahari? Hari yang sampai sekarang masih memakai stempel (cap) “matahari” pada namanya (SUNday, Zondag, Sontag, dll.)? Apakah hal ini tidak membuat Tuhan murka? Padahal Tuhan sudah lebih dulu (sejak penciptaan dunia) menentukan memilih hari ketujuh sebagai hari milik-Nya! WA: 08113820891
Mengapa dahulu, rotinya dipecah-pecahkan ?
Apakah krn rotinya berukuran besar ?
Mengapa bukan satu roti per orang ?
Apakah disengaja sbg menunjukkan hanya ada satu tubuh Kristus dan semuanya memperoleh bagian dari satu roti (tubuh Kristus) ?
hari matahari atau sunday ini yang disalah artikan dan disalah pahami oleh para tetangga karena disesatkan oleh pengajaran yg salah oleh para guru mereka.... 😄
Kapan kalender Gregorian mulai dipakai dlm konteks tahun Masehi ?
Sebelum kalender Gregorian dlm thn Masehi, berarti kita masih menggunakan kalender Ibrani - apa betul bgt Romo ?
KESAKSIAN GEREJA KATOLIK MENGENAI PERUBAHAN HARI SABAT
Apakah ada kekuasaan Alkitab untuk mengubah hari Sabat dari hari ketujuh (Sabtu) ke hari pertama (Minggu) dari minggu itu? Siapa yang memberi wewenang kepada Paus untuk mengubah Hukum Allah?
Jawab: Jika hanya Alkitab sebagai petunjuk bagi umat Kristen, maka umat Masehi Advent Hari Ketujuh lah yang benar dalam pemeliharaan hari Sabat bersama-sama dengan bangsa Yahudi. Tidaklah aneh melihat bahwa mereka yang mengaku Alkitabiah satu-satunya jadi guru mereka harus mengikuti tradisi Gereja itu (The Question Box Answer hlm 179, Bertrand L. Conway, Kata Pengantar oleh Cardinal Gibbons.The Paulist Press, New York, 1923)
Tanya: Yang manakah hari Sabat itu?
Jawab: Hari Sabtu adalah hari Sabat.
Tanya: Mengapa kita memelihara hari Minggu dan bukan hari Sabat?
Jawab: Kita memelihara hari Minggu gantinya hari Sabtu karena Gereja Katolik pada konsili Laodekia (Tahun 336 TM) telah memindahkan kekudusan hari Sabtu ke hari Minggu (The Convert’s Cathechism Catholic Doctrine hlm 60.Peter Geiermann, London 1934. Disahkan oleh Vatican pada tanggal 25 Januari 1910). WA: 0813820891
ADAKAH KEKUDUSAN HARI MINGGU DIAJARKAN DALAM ALKITAB PERJANJIAN BARU?
Suatu keberuntungan yang menggoda sedang menanti orang yang menemukan ayat Alkitab dimana tercatat penunjukkan hari Minggu sebagai hari perhentian dan perbaktian bagi umat Kristiani, dan perintah untuk memelihara hari Minggu itu. Walau ribuan dolar ditawarkan bagi yang menemukan ayat tersebut dan walau diadakan pencarian dengan intensif, ayat yang menyesatkan tidak ada. Kata “Hari Minggu” juga tidak terdapat di dalam Alkitab.
Namun ada (8) delapan ayat dalam Alkitab Perjanjian Baru yang menyinggung “hari pertama dalam minggu,” dan ada satu ayat yang mengatakan “hari Tuhan”. Karena argumentasi mereka tentang kesucian hari Minggu didasarkan atas ayat-ayat tersebut maka kita perlu teliti dengan seksama.
9 (sembilan) ayat dalam Alkitab Perjanjian Baru yang disalahmengerti oleh miliran umat Kristen di seluruh dunia untuk menjadikan hari Minggu/hari Ahad (hari pertama dalam satu pekan) sebagai hari perhentian:
Ayat pertama (Matius 28:1)
Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
Ayat ini menyatakan bahwa pada pagi-pagi buta hari pertama minggu itu, sesudah lewat hari Sabat, sahabat-sahabat Yesus datang untuk melihat kuburan-Nya. Namun tidak ada gelar kesucian diberikan pada hari pertama itu, tidak ada saran untuk menguduskan yang dihubungkan dengan ayat itu, dan tidak ada perintah untuk memeliharanya.
Memaksakan ayat ini untuk menjadikan hari Minggu sebagai hari perhentian seperti hari Sabat TUHAN Allah, hanya akan membuat ayat ini bertentangan dengan Hukum Allah yang IV dan masih banyak ayat lainnya yang memerintahkan untuk mengingat dan menguduskan hari Sabat TUHAN Allah pada hari ketujuh. Ingat, ayat-ayat Alkitab mulai dari Kejadian-Wahyu tidak akan pernah saling bertentangan. Jangan ada orang yang mempertentangkan ayat-ayat dalam Alkitab. Yang bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab hanyalah pemahaman manusia atau orangnya tetapi sejatinya, ayat-ayat dalam Alkitab tidak akan pernah bertentangan satu sama lain karena segala tulisan diilhamkan Allah ( 2 Timotius 3:16). WA: 08113820891
Aduh ini tafsir ngarang2 aja