Ngaji Filsafat: Nashiruddin at-Thusi - Perjalanan Menuju Allah | Dr Fahruddin Faiz | Part 1
Вставка
- Опубліковано 12 гру 2024
- Ngaji Filsafat: Nashiruddin at-Thusi - Perjalanan Menuju Allah | Dr Fahruddin Faiz | Part 1
Bagaimana perjalanan manusia menuju Allah menurut pemikiran Nashiruddin at-Thusi? Dalam kajian ini, Dr. Fahruddin Faiz mengupas pandangan filsuf besar ini tentang hakikat perjalanan spiritual dan makna mendalam menuju Sang Pencipta.
Jangan lupa untuk like, comment, dan subscribe agar tidak ketinggalan bagian berikutnya dan kajian menarik lainnya.
Sebarkan video ini untuk berbagi manfaat kepada sesama! 🌟
⏯️ Playlist Ngaji Filsafat: Nashiruddin at-Thusi | Dr Fahruddin Faiz
📌 Ngaji Filsafat: Nashiruddin at-Thusi - Perjalanan Menuju Allah | Dr Fahruddin Faiz | Part 1
• Ngaji Filsafat: Nashir...
📌 Ngaji Filsafat: Zuhud - Perjalanan Menuju Allah - Nashiruddin at-Thusi | Dr Fahruddin Faiz | Part 2
• Ngaji Filsafat: Zuhud ...
📌 Ngaji Filsafat: Maqom - Maqom sebelum Hakekat - Nashiruddin at-Thusi | Dr Fahruddin Faiz | Part 3
• Ngaji Filsafat: Maqom ...
Simak juga Topic Berikut:
Ngaji Filsafat:
• Ngaji Filsafat Nur Muh...
Falsafah Jawa:
• Ngaji Filsafat - Falsa...
Akhlak dan Adab Rasulullah
• Ngaji Filsafat Nur Muh...
Filsafat Kebahagiaan - Tips Menemukan Bahagia
• Ngaji Filsafat | 4 Sum...
Filsafat Kehidupan - Untuk Hidup yang Lebih Baik dan Bijaksana
• Ngaji Filsafat: Harapa...
Note:
Ngaji Filsafat: Nashiruddin at-Thusi - Perjalanan Menuju Allah
Ngaji Filsafat 453
Edisi : Spiritual Journey - Menuju Allah
Bersama Dr. Fahruddin Faiz, M. Ag
Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta
Rabu, 04 Desember 2024
Channel ini telah memperoleh izin resmi untuk menyajikan kajian-kajian berharga dari Dr. Fahruddin Faiz, yang disampaikan di Masjid Jenderal Sudirman, Sleman, Yogyakarta.
Setiap thumbnail dirancang dengan penuh kehati-hatian, jauh dari hal-hal yang menyesatkan. Tujuannya adalah mengundang hati dan pikiran untuk mendalami, menyimak, memahami, serta meresapi intisari hikmah terbaik yang terkandung dalam setiap kajian.
Sumber:
YT MJS Channel
Website mjscolombo(dot)com
#studifilsafat #ngajifilsafat #fahrudinfaiz #drfahrudinfaiz #ngajifilsafatterbaru #channelngajifilsafat #kajianfilsafat #masjidjendralsudirman #mjschannel
Alhamdulillah
Hatur nuhun 🙏
Barokalloh
Aminnnn....
Ngaji ngalaf berkah Yai Faiz😊😊😊
semoga bermanfaat dan sehat selalu . . .
Mojokerto hadir
terimkasih sudah hadir...
Hadir...(Musafir JEPARA).🎉🎉❤🎉🎉
Makasih selalu hadir
The hadith you are referring to is as follows:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ " لَا يَبْلُغُ عِلْمٌ مَنْ لَا يَعْقِلُهُ حَامِلٌ عَلَى ظَهْرِهِ، رُوَاهُ الْبُخَارِيُّ ".
Terjemahan: Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda: "Ilmu tidak akan diperoleh (baligh/mencapai) oleh orang yang tidak memiliki akal (menggunakan akal) untuk itu, meskipun ia membawanya (ism faa'il, haamilun) di punggungnya."
[Referensi: Shahih al-Bukhari 75]
Huruf Hijaiyah
MATEMATIKA KETUHANAN
hadzaa zamaani hii هذا زمانه (ini jaman Nya)
Huruf Hijaiyah berjumlah 30. Yg 28 huruf yg mandiri, sedangkan hamzah ء huruf yg selalu numpang, dan lam alif لا huruf gabungan.
Hitungan Jawa 30 = 3+0 = 3 yaitu TRINITAS. Tuhan Langit - Tuhan Manusia - Tuhan Bumi. Di mana-mana itulah kepercayaan terhadap Tuhan dari jaman rekiplik...
Tuhan Langit - Tuhan Manusia - Tuhan Bumi di-Satu-kan atau di-Waahid-kan dengan lafazh Allaah الله jadi SATU Nama-Nya AHADun.
Huruf INDEPENDEN itu 28 = 2+8 = 10 => 1+0 = 1.
Yg 2 yaitu Ilaah dan Robb MENJELASKAN Yg 1 yaitu AHADun.
Lam Alif لا artinya HAMPA, kosong, yg tiada, yg tidak ada keberadaannya.
Hamzah ء adalah Yg Numpang. Pertanyaannya: Yg Numpangin Kamu Siapa?...
Hadir...( Karangpung, maiyahan, purwodadi)
ada aturan untuk penulisan huruf hamzah yang mana dia bisa numpang diatas huruf alif, wawu, atau ya'. Huruf hamzah juga bisa ditulis sendirian tanpa numpang diatas 3 huruf itu.. ( imla kelas 1 madrasah tsanawiyah)
$As-Salaamu alaikum....
@Eh, bentar-bentar... As-Salaam itu Nama Siapa? Bukankah itu Nama Allaah?
$Terus, alaikum عليكم kan artinya pada atau ('alaa = "on" dlm Bhs @Inggris, sesuatu di atas menempel pada sesuatu yg lain)?
$Lhah, berarti-berarti....
@... berarti, semua jadi Duta Perdamaian (arti As-Salaam)...???
$Tapi kan "eike" bukan finalis festival model.....
Kenapa doa selalu pake Allaahumma اللهم atau Robbii ربي? Gak pernah secara langsung sebut: Yaa Allaah يا الله....
Hhh... kagak dapet2 dolang buat bangun lab. tercanggih di dunia buat neliti Alquran detail-detail, cari asal usul kata dan susunan huruf, bahkan huruf-huruf itu asalnya dari mana? Baru aja ketemu, aslinya huruf-huruf itu mashdar/sumber, bukan kata benda, kayak huruf-huruf di awal surat: alif lam-mim, alif lam ra, ha-u-laa-i, termasuk alladzii, dll.
Allahumma ummatii ummatii (bangsaku... bangsaku...)
________
Tolong bahasa Arabnya, haditsnya lengkap?
Hadits lengkap yang memuat kalimat “أُمَّتِي أُمَّتِي” (ummatii, ummatii) adalah sebagai berikut:
### Hadits Lengkap
Dari Anas bin Malik, meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
**"أَرَحْمُ أُمَّتِي بِأُمَّتِي أَبُو بَكْرٍ، وَأَشَدُّهُمْ فِي أَمْرِ اللَّهِ عُمَرُ، وَأَصْدَقُهُمْ حَيَاءً عُثْمَانُ، وَأَعْلَمُهُمْ بِالْحَلَالِ وَالْحَرَامِ مُعَازِ بْنُ جَبَلٍ، وَأَفْرَضُهُمْ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ، وَأَقْرَأُهُمْ أَبِي بَكْرٍ، وَلِكُلِ أُمَّةٍ أَمِينٌ، وَأَمِينُ هَذِهِ الأُمَّةِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَاحِ."**[1]|
“Umatku yang paling penyayang terhadap umatku adalah Abu Bakar, yang paling setia di antara mereka dalam urusan Allah adalah Umar, yang paling ikhlas dalam kesopanan adalah Usman, dan yang paling berpengetahuan di antara mereka mengenai boleh dan haram adalah Mu' az.” Ibnu Jabal, Zayd Ibn Tsabit memimpin mereka, Abu Bakar memimpin mereka, dan setiap bangsa mempunyai Wali, dan Wali bangsa ini adalah Abu Ubaidah Ibnu al-Jaraah.”
Namun, frasa khusus "أُمَّتِي أُمَّتِي" tanpa konteks sebelumnya disebutkan dalam hadis lain:
**"اللَّهُمَّ أُمَّتِي أُمَّتِي..."** Frasa ini sering diikuti oleh ungkapan perhatian dan harapan untuk kesejahteraan umat Nabi.[4][6]
### Penafsiran
Syekh Sa'di menjelaskan bahwa frasa ini berarti "Ya Tuhan, umatku, umatku" dan mencerminkan kasih sayang dan belas kasihan Nabi yang mendalam terhadap umatnya. Dia berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan mereka, menekankan pentingnya mereka di mata Allah[4].