Assalamu'alaikum, saya Novianti Puspitasari perwakilan dari kelompok 1. Ijin menanggapi, untuk podcstnya jelas sekali poin pembicaraannya dapat diterima dengan jelas dan baik. Kami ingin bertanya terkait Refleksi pembelajaran disebut berupa pertanyaan dengan gambar tentang perasaan, kegiatan yg menarik, hal baru yg telah dipelajari, yang sudah dikuasai dan belum, saran untuk pertemuan berikutnya. Adakah tindak lanjut dari refleksi yang sudah di dapatkan? Apa tindak lanjut yang sudah dilakukan? Kemudian terkait reward, salah satunya disebutkan ada penghargaan, penghargaan sederhana apa yang pernah diberikan? Terimakasih
Waalaikumussalam Wr. Wb, terima kasih Mbak Novianti perwakilan kelompok 1 atas pertanyaannya. Saya perwakilan kelompok 2 izin menjawab pertanyaan terkait bentuk tindak lanjut yang dilakukan guru. Hasil refleksi yang telah dilakukan perlu untuk dilakukan tindak lanjut. Berikut beberapa tindak lanjut yang dilakukan oleh guru. - Tindak lanjut dari refleksi yang dilakukan guru adalah guru memberikan tanggapan terhadap hasil refleksi baik secara lisan maupun tulisan mengenai apa yang telah dirasakan oleh peserta didik, apa yang telah dikuasai dan belum dikuasai, serta saran yang diberikan oleh peserta didik. Tujuan diberikannya tanggapan adalah mengapreasiasi pendapat dan pengalaman peserta didik dan juga memberikan arahan supaya peserta didik dapat lebih memahami materi dan memperbaiki proses belajarnya. - Tindak lanjut lain yang dilakukan adalah memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya hasil refleksi menunjukan bahwa banyak peserta didik yang belum menguasai materi, guru dapat mengulang pembelajaran materi tersebut dengan metode pembelajaran lainnya. - Tidak lanjut lainnya adalah memberikan penguatan pemahaman materi terhadap peserta didik yang masih kurang. Apabila hasil refleksi menunjukan ada beberapa peserta didik yang belum menguasai materi, guru dapat memberikan pendampingan tambahan kepada peserta didik tersebut. Pertanyaan kedua terkait dengan reward/penghargaan, salah satu bentuk penghargaan yang pernah diberikan oleh guru adalah tambahan poin untuk penilaian. Peserta didik mengumpulkan poin reward selama proses kegiatan pembelajaran. Kemudian, di akhir semester, peserta didik dapat menukarkan poin reward tersebut menjadi tambahan poin penilaian untuk nilai akhir mereka. Terima kasih Sekiranya ada tanggapa lebih lanjut dari mbak Novianti🙏
Assalamualaikum Wr. Wb. Saya Isma Alliyatuz Zulfa perwakilan dari Kelompok 3 izin menanggapi video podcast yang telah dibuat oleh Kelompok 2, video podcast yang disajikan sudah sangat informatif dan memberikan pemahaman yang baru mengenai WHERE TO sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran. Kemudian, seperti yang telah dipaparkan oleh Kelompok 2 mengenai pentingnya melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, salah satunya dengan memberikan pertanyaan pemantik berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan seluruh peserta didik untuk berpartisipasi dan memiliki jawaban yang beragam. Namun, dalam praktiknya, sering kali kita menemui situasi di mana beberapa peserta didik hanya diam dan tidak memberikan respon terhadap pertanyaan yang diajukan. Menurut pandangan kelompok 2, apa saja faktor yang mungkin menjadi penyebab kurangnya respons tersebut? Bagaimana strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendorong keterlibatan peserta didik yang pasif dalam situasi seperti ini? Apakah ada pendekatan tertentu yang efektif untuk memastikan semua peserta didik merasa nyaman dan termotivasi untuk berkontribusi dalam kegiatan tanya jawab tentang pertanyaan pemantik? Terima kasih
Terima kasih banyak untuk tanggapannya Mba Isma dan teman-teman kelompok 3 Saya izin menjawab pertanyaan yang telah disampaikan Kurangnya respons dari peserta didik terhadap pertanyaan yang diajukan guru bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah rasa tidak percaya diri, terutama jika mereka merasa takut salah atau khawatir mendapatkan tanggapan negatif dari teman atau guru. Faktor lainnya bisa berupa kurangnya pemahaman terhadap materi yang ditanyakan, sehingga mereka merasa ragu untuk memberikan jawaban. Selain itu, ada kemungkinan peserta didik tidak tertarik dengan pertanyaan yang diajukan karena kurang relevan dengan pengalaman atau minat mereka. Lingkungan belajar yang kurang mendukung, seperti suasana yang terlalu kaku atau tegang, juga dapat menjadi penyebab peserta didik memilih untuk diam. Untuk mendorong keterlibatan peserta didik yang pasif, guru dapat menerapkan beberapa strategi. Salah satunya adalah menggunakan teknik bertanya yang bervariasi, seperti pertanyaan terbuka yang merangsang pemikiran atau pertanyaan berbasis pengalaman sehari-hari yang relevan dengan kehidupan siswa. Guru juga bisa memberi waktu berpikir yang cukup setelah mengajukan pertanyaan, sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memproses informasi. Pujian dan apresiasi terhadap setiap jawaban, baik yang benar maupun belum tepat, dapat membantu membangun kepercayaan diri siswa. Selain itu, guru dapat menerapkan pendekatan diskusi berpasangan atau kelompok kecil sebelum tanya jawab kelas, agar peserta didik merasa lebih nyaman berbagi ide dengan teman sebaya terlebih dahulu. Pendekatan yang efektif untuk memastikan semua peserta didik merasa nyaman dan termotivasi adalah menciptakan suasana kelas yang inklusif dan ramah. Guru dapat membangun hubungan personal dengan peserta didik melalui komunikasi yang hangat, mengenali keunikan masing-masing siswa, dan menunjukkan sikap yang suportif. Memberikan peluang bagi setiap peserta didik untuk berbicara, misalnya dengan giliran atau menggunakan alat bantu seperti kartu nama, dapat memastikan keterlibatan yang merata. Dengan cara ini, guru tidak hanya meningkatkan partisipasi aktif siswa tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan antusiasme dalam belajar. Terima kasih 😁
Assalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh. Saya Anni'mah perwakilan dari kelompok 4 ijin menanggapi video podcast yang telah dibuat oleh teman-teman kelompok 2. Video podcast dari teman-teman kelompok 2 sudah baik dan informatif sekali dalam penyampaian mengenai pembahasan WHERE TO sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran. Seperti yang telah disampaikan dalam podcast penilaian diri atau refleksi diri oleh peserta didik dapat dilakukan dengan guru memberikan pertanyaan secara lisan maupun tertulis (dengan emoticon), namun pada praktiknya guru lebih sering memberikan pertanyaan saja tentang bagaimana perasaan peserta didik setelah belajar, apakah materinya sulit, dan apakah ada yang belum faham materi yang dipelajari hari itu, serta yang menjawab pertanyaan tersebut (biasanya) tidak seluruh siswa yang ada di kelas. Menurut teman-teman kelompok 2, apakah pemberian pertanyaan yang dilakukan oleh guru tersebut bisa digunakan guru dalam menilai capaian belajar keseluruhan siswa di kelas? Terima kasih.
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, terima kasih Mbak Anni'mah perwakilan kelompok 4 atas pertanyaannya. Saya perwakilan kelompok 2 izin menjawab, pemberian pertanyaan reflektif oleh guru dapat menjadi bagian dari strategi pembelajaran untuk memahami pengalaman peserta didik, tetapi tidak cukup untuk menilai capaian belajar keseluruhan peserta didik di kelas. Metode ini perlu dilengkapi dengan alat penilaian lain yang lebih objektif dan terstruktur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menilai capaian belajar keseluruhan peserta didik di kelas, diantaranya: a) Pertanyaan reflektif seperti "Bagaimana perasaan peserta didik?" atau "Apakah materinya sulit?" cenderung bersifat subjektif dan tidak selalu menggambarkan capaian pembelajaran peserta didik secara objektif. Jawaban yang diberikan lebih mencerminkan pengalaman individu daripada pencapaian hasil belajar. b) Jika hanya sebagian peserta didik yang menjawab, hasil refleksi tersebut tidak bisa dianggap sebagai representasi dari keseluruhan kelas. c) Menilai capaian pembelajaran memerlukan ndikator yang lebih terukur dan spesifik, seperti hasil kerja tugas, tes, atau proyek. Pertanyaan reflektif lebih cocok untuk memahami aspek afektif atau respons peserta didik terhadap proses pembelajaran, bukan sebagai alat utama untuk menilai capaian akademik. d) Guru dapat mengombinasikan refleksi ini dengan metode lain, seperti lembar penilaian diri tertulis yang diisi seluruh peserta didik atau kuis singkat berbasis indikator capaian pembelajaran. Terima kasih, apabila ada tanggapan lain kami persilakan🙏🏼
Assalamu'alaikum, saya Novianti Puspitasari perwakilan dari kelompok 1. Ijin menanggapi, untuk podcstnya jelas sekali poin pembicaraannya dapat diterima dengan jelas dan baik. Kami ingin bertanya terkait Refleksi pembelajaran disebut berupa pertanyaan dengan gambar tentang perasaan, kegiatan yg menarik, hal baru yg telah dipelajari, yang sudah dikuasai dan belum, saran untuk pertemuan berikutnya. Adakah tindak lanjut dari refleksi yang sudah di dapatkan? Apa tindak lanjut yang sudah dilakukan? Kemudian terkait reward, salah satunya disebutkan ada penghargaan, penghargaan sederhana apa yang pernah diberikan? Terimakasih
Waalaikumussalam Wr. Wb, terima kasih Mbak Novianti perwakilan kelompok 1 atas pertanyaannya. Saya perwakilan kelompok 2 izin menjawab pertanyaan terkait bentuk tindak lanjut yang dilakukan guru. Hasil refleksi yang telah dilakukan perlu untuk dilakukan tindak lanjut. Berikut beberapa tindak lanjut yang dilakukan oleh guru.
- Tindak lanjut dari refleksi yang dilakukan guru adalah guru memberikan tanggapan terhadap hasil refleksi baik secara lisan maupun tulisan mengenai apa yang telah dirasakan oleh peserta didik, apa yang telah dikuasai dan belum dikuasai, serta saran yang diberikan oleh peserta didik. Tujuan diberikannya tanggapan adalah mengapreasiasi pendapat dan pengalaman peserta didik dan juga memberikan arahan supaya peserta didik dapat lebih memahami materi dan memperbaiki proses belajarnya.
- Tindak lanjut lain yang dilakukan adalah memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya hasil refleksi menunjukan bahwa banyak peserta didik yang belum menguasai materi, guru dapat mengulang pembelajaran materi tersebut dengan metode pembelajaran lainnya.
- Tidak lanjut lainnya adalah memberikan penguatan pemahaman materi terhadap peserta didik yang masih kurang. Apabila hasil refleksi menunjukan ada beberapa peserta didik yang belum menguasai materi, guru dapat memberikan pendampingan tambahan kepada peserta didik tersebut.
Pertanyaan kedua terkait dengan reward/penghargaan, salah satu bentuk penghargaan yang pernah diberikan oleh guru adalah tambahan poin untuk penilaian. Peserta didik mengumpulkan poin reward selama proses kegiatan pembelajaran. Kemudian, di akhir semester, peserta didik dapat menukarkan poin reward tersebut menjadi tambahan poin penilaian untuk nilai akhir mereka.
Terima kasih
Sekiranya ada tanggapa lebih lanjut dari mbak Novianti🙏
Assalamualaikum Wr. Wb. Saya Isma Alliyatuz Zulfa perwakilan dari Kelompok 3 izin menanggapi video podcast yang telah dibuat oleh Kelompok 2, video podcast yang disajikan sudah sangat informatif dan memberikan pemahaman yang baru mengenai WHERE TO sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran. Kemudian, seperti yang telah dipaparkan oleh Kelompok 2 mengenai pentingnya melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, salah satunya dengan memberikan pertanyaan pemantik berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan seluruh peserta didik untuk berpartisipasi dan memiliki jawaban yang beragam. Namun, dalam praktiknya, sering kali kita menemui situasi di mana beberapa peserta didik hanya diam dan tidak memberikan respon terhadap pertanyaan yang diajukan. Menurut pandangan kelompok 2, apa saja faktor yang mungkin menjadi penyebab kurangnya respons tersebut? Bagaimana strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendorong keterlibatan peserta didik yang pasif dalam situasi seperti ini? Apakah ada pendekatan tertentu yang efektif untuk memastikan semua peserta didik merasa nyaman dan termotivasi untuk berkontribusi dalam kegiatan tanya jawab tentang pertanyaan pemantik?
Terima kasih
Terima kasih banyak untuk tanggapannya Mba Isma dan teman-teman kelompok 3
Saya izin menjawab pertanyaan yang telah disampaikan
Kurangnya respons dari peserta didik terhadap pertanyaan yang diajukan guru bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah rasa tidak percaya diri, terutama jika mereka merasa takut salah atau khawatir mendapatkan tanggapan negatif dari teman atau guru. Faktor lainnya bisa berupa kurangnya pemahaman terhadap materi yang ditanyakan, sehingga mereka merasa ragu untuk memberikan jawaban. Selain itu, ada kemungkinan peserta didik tidak tertarik dengan pertanyaan yang diajukan karena kurang relevan dengan pengalaman atau minat mereka. Lingkungan belajar yang kurang mendukung, seperti suasana yang terlalu kaku atau tegang, juga dapat menjadi penyebab peserta didik memilih untuk diam.
Untuk mendorong keterlibatan peserta didik yang pasif, guru dapat menerapkan beberapa strategi. Salah satunya adalah menggunakan teknik bertanya yang bervariasi, seperti pertanyaan terbuka yang merangsang pemikiran atau pertanyaan berbasis pengalaman sehari-hari yang relevan dengan kehidupan siswa. Guru juga bisa memberi waktu berpikir yang cukup setelah mengajukan pertanyaan, sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memproses informasi. Pujian dan apresiasi terhadap setiap jawaban, baik yang benar maupun belum tepat, dapat membantu membangun kepercayaan diri siswa. Selain itu, guru dapat menerapkan pendekatan diskusi berpasangan atau kelompok kecil sebelum tanya jawab kelas, agar peserta didik merasa lebih nyaman berbagi ide dengan teman sebaya terlebih dahulu.
Pendekatan yang efektif untuk memastikan semua peserta didik merasa nyaman dan termotivasi adalah menciptakan suasana kelas yang inklusif dan ramah. Guru dapat membangun hubungan personal dengan peserta didik melalui komunikasi yang hangat, mengenali keunikan masing-masing siswa, dan menunjukkan sikap yang suportif. Memberikan peluang bagi setiap peserta didik untuk berbicara, misalnya dengan giliran atau menggunakan alat bantu seperti kartu nama, dapat memastikan keterlibatan yang merata. Dengan cara ini, guru tidak hanya meningkatkan partisipasi aktif siswa tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan antusiasme dalam belajar.
Terima kasih 😁
@@IqbalCandraMaulanaTerima kasih Mas Iqbal Candra dan Kelompok 2 atas jawabannya🙏🏼
Assalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh. Saya Anni'mah perwakilan dari kelompok 4 ijin menanggapi video podcast yang telah dibuat oleh teman-teman kelompok 2. Video podcast dari teman-teman kelompok 2 sudah baik dan informatif sekali dalam penyampaian mengenai pembahasan WHERE TO sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran. Seperti yang telah disampaikan dalam podcast penilaian diri atau refleksi diri oleh peserta didik dapat dilakukan dengan guru memberikan pertanyaan secara lisan maupun tertulis (dengan emoticon), namun pada praktiknya guru lebih sering memberikan pertanyaan saja tentang bagaimana perasaan peserta didik setelah belajar, apakah materinya sulit, dan apakah ada yang belum faham materi yang dipelajari hari itu, serta yang menjawab pertanyaan tersebut (biasanya) tidak seluruh siswa yang ada di kelas. Menurut teman-teman kelompok 2, apakah pemberian pertanyaan yang dilakukan oleh guru tersebut bisa digunakan guru dalam menilai capaian belajar keseluruhan siswa di kelas?
Terima kasih.
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, terima kasih Mbak Anni'mah perwakilan kelompok 4 atas pertanyaannya. Saya perwakilan kelompok 2 izin menjawab, pemberian pertanyaan reflektif oleh guru dapat menjadi bagian dari strategi pembelajaran untuk memahami pengalaman peserta didik, tetapi tidak cukup untuk menilai capaian belajar keseluruhan peserta didik di kelas. Metode ini perlu dilengkapi dengan alat penilaian lain yang lebih objektif dan terstruktur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menilai capaian belajar keseluruhan peserta didik di kelas, diantaranya:
a) Pertanyaan reflektif seperti "Bagaimana perasaan peserta didik?" atau "Apakah materinya sulit?" cenderung bersifat subjektif dan tidak selalu menggambarkan capaian pembelajaran peserta didik secara objektif. Jawaban yang diberikan lebih mencerminkan pengalaman individu daripada pencapaian hasil belajar.
b) Jika hanya sebagian peserta didik yang menjawab, hasil refleksi tersebut tidak bisa dianggap sebagai representasi dari keseluruhan kelas.
c) Menilai capaian pembelajaran memerlukan ndikator yang lebih terukur dan spesifik, seperti hasil kerja tugas, tes, atau proyek. Pertanyaan reflektif lebih cocok untuk memahami aspek afektif atau respons peserta didik terhadap proses pembelajaran, bukan sebagai alat utama untuk menilai capaian akademik.
d) Guru dapat mengombinasikan refleksi ini dengan metode lain, seperti lembar penilaian diri tertulis yang diisi seluruh peserta didik atau kuis singkat berbasis indikator capaian pembelajaran.
Terima kasih, apabila ada tanggapan lain kami persilakan🙏🏼