Kakek buyut sy SOKARIO dan KAMTARI... punya anak SOERATMAN menikah dengan USREG ... punya anak 9 perempuan semua.... usreg punya saudara namanya kasmiNa... dan punya anak namanya roeswandy guru dalang di pacitan
Betul, Bupati Pacitan pertama Bpk Notopuro. Dan punya Macan jaman itu. Yen wong pacitan nyebut gogor. Bila ad momen tertentu macan tersebut suka menampakan diri di wilayah Arjosari dan punung. Klo saya sendiri asli Kecamatan sudimoro. Tpi skrg tinggal di wilayah Kabupaten pandeglang Banten
Klo ibu dari pangeran Diponegoro. Sejarah dulu. Itu dari Dukuh sambi. Desa Kalak.tapi itu sejarah jaman dulu. Klo sejarah jaman skrg beda. Banyak yg kebalik
mohon maaf jika salah jangan di bully, bupati pertama pacitan itu bukankah eyang notopuro, ya memang betul mungkin dulu namanya masih tumengung, tapi kan sudah melakukan hal pemerintahan di pacitan, karna sya senderi pernah baja di babat tanah pacitan ya walau sedikit, dan sya juga masih keturunan ke 8 eyang notopuro
Eyang Karangjati adalah anak dari Kanjeng Jimat. Bekerja di Ponorogo pada masa penjajahan Belanda. Saat itu Eyang Karangjati di tes hafalan, jika hafal maka wilayahnya akan menjadi daerah bebas pajak. Setelah berhasil menghafalnya sebelum subuh, beliau malah dibunuh saat berada diatas kudanya. Mbah Nadi, Mbah Kerto Lesono adalah keturunan dari Eyang Karangjati. Eyang Karangjati dibawa ke Pacitan dengan membawa 9 sapi dan kerbau, rombongan dari Ponorogo tersebut cukup banyak. Setiap istirahat di masjid maka menyembelih 1 ekor untuk dimakan, setelah sampai di Desa Mangunharjo Arjosari Pacitan, eyang karangjati dimakamkan.
Beliau seperjuangan seumuran mbhku Raden Sutopo giri saudara ipar pngeran Diponegoro,jika mbhku meningal di daerah Wonogiri jika AQ generasi ke 8 karena juga mbhku dulu menetang Belanda bersama2 laskar Diponegoro 🙏🙏🙏
Pd waktu thn 1948.pacitan perang dgn Trenggalek. Pihak pacitan mempertahankan kecamatan panggul. Tapi pd wktu itu Trenggalek di bantu oleh tulungagung kediri dan madiun. Yg jd mengganjal. Knp madiun bantu Trenggalek.
Makam Kanjeng Jimat, Saksi Bisu Sejarah Penyebaran Islam di Pacitan. Pacitan - Jalan menanjak menjadi rute awal menuju makam Kanjeng Jimat. Pada 400 meter pertama, jalan berlapis paving. Di kanan kirinya terdapat komplek pekaman umum. Pengunjung dapat menggunakan motor hingga sampai di area parkir. Selanjutnya, peziarah harus menapaki 180 anak tangga sebelum mencapai puncak Giri Sampurno, tempat bersemayam jasad Kanjeng Jimat. Tokoh yang berperan penting bagi penyebaran Islam di Pacitan. Ia juga dikenal sebagai bupati ketiga di daerah yang juga dikenal dengan sebutan Wengker Kidul. Setibanya di puncak, sebuah bangunan berbentuk rumah langsung terlihat. Ada pintu utama yang selalu terkunci. Di sebelah kirinya sebuah musala berdiri lengkap dengan tempat wudhu. Tempat ibadah ini diperuntukkan bagi pengunjung yang hendak salat. Rasa lelah usai menapaki puluhan anak tangga mendadak sirna. Semilir angin di antara rindangnya pepohonan di area setinggi 80 mdpl tersebut membuat tubuh kembali bugar. Begitulah situs sejarah di Dusun Kebonredi, Desa Tanjungsari yang banyak dikunjungi peziarah.
Eyang Karangjati adalah anak dari Kanjeng Jimat. Bekerja di Ponorogo pada masa penjajahan Belanda. Saat itu Eyang Karangjati di tes hafalan, jika hafal maka wilayahnya akan menjadi daerah bebas pajak. Setelah berhasil menghafalnya sebelum subuh, beliau malah dibunuh saat berada diatas kudanya. Mbah Nadi, Mbah Kerto Lesono adalah keturunan dari Eyang Karangjati. Eyang Karangjati dibawa ke Pacitan dengan membawa 9 sapi dan kerbau, rombongan dari Ponorogo tersebut cukup banyak. Setiap istirahat di masjid maka menyembelih 1 ekor untuk dimakan, setelah sampai di Desa Mangunharjo Arjosari Pacitan, eyang karangjati dimakamkan.
Nderek nyimak.
njih sedulurku
Kanjeng jimat ada lagi di Trenggalek dan Nganjuk
Salam damel juru kunci niki apa adanya ikhlas dan tawaduk banget beliaunya 🙏
Sa es tu mas
Subhanallah ini Om Agus Kuncen Makam Kanjeng Jimat,Salam Rahayu 🙏🙏
Dulu pacitan punya 13 Kecamatan. Tapi pd thn 1948.satu Kecamatan pisah dan gabung dgn Kab. Trenggalek. Yaitu Kec. Panggul.
Kakek buyut sy SOKARIO dan KAMTARI... punya anak SOERATMAN menikah dengan USREG ... punya anak 9 perempuan semua.... usreg punya saudara namanya kasmiNa... dan punya anak namanya roeswandy guru dalang di pacitan
Sehat selalu untuk keluarganya mas ton
Sehat ya pak agus
Betul, Bupati Pacitan pertama Bpk Notopuro. Dan punya Macan jaman itu. Yen wong pacitan nyebut gogor. Bila ad momen tertentu macan tersebut suka menampakan diri di wilayah Arjosari dan punung. Klo saya sendiri asli Kecamatan sudimoro. Tpi skrg tinggal di wilayah Kabupaten pandeglang Banten
Makame daerah mana ms
Jl. Tj. Rejo, Kebonredi, Tanjungsari, Kec. Pacitan, Kabupaten Pacitan,
Nderek nyimak.mas rahayu
Klo ibu dari pangeran Diponegoro. Sejarah dulu. Itu dari Dukuh sambi. Desa Kalak.tapi itu sejarah jaman dulu. Klo sejarah jaman skrg beda. Banyak yg kebalik
mohon maaf jika salah jangan di bully, bupati pertama pacitan itu bukankah eyang notopuro, ya memang betul mungkin dulu namanya masih tumengung, tapi kan sudah melakukan hal pemerintahan di pacitan, karna sya senderi pernah baja di babat tanah pacitan ya walau sedikit, dan sya juga masih keturunan ke 8 eyang notopuro
Eyang Karangjati adalah anak dari Kanjeng Jimat. Bekerja di Ponorogo pada masa penjajahan Belanda. Saat itu Eyang Karangjati di tes hafalan, jika hafal maka wilayahnya akan menjadi daerah bebas pajak. Setelah berhasil menghafalnya sebelum subuh, beliau malah dibunuh saat berada diatas kudanya.
Mbah Nadi, Mbah Kerto Lesono adalah keturunan dari Eyang Karangjati. Eyang Karangjati dibawa ke Pacitan dengan membawa 9 sapi dan kerbau, rombongan dari Ponorogo tersebut cukup banyak. Setiap istirahat di masjid maka menyembelih 1 ekor untuk dimakan, setelah sampai di Desa Mangunharjo Arjosari Pacitan, eyang karangjati dimakamkan.
8
Beliau seperjuangan seumuran mbhku Raden Sutopo giri saudara ipar pngeran Diponegoro,jika mbhku meningal di daerah Wonogiri jika AQ generasi ke 8 karena juga mbhku dulu menetang Belanda bersama2 laskar Diponegoro 🙏🙏🙏
Sehat selalu buat keluarga besarnya om
Beliau juga seperjuangan serta santri mbhku Kiai Ageng Hasan Besari ponorogo AQ genarasi ke 10 beliau
@@ediprayitno9985 alhamdulillah
Pd waktu thn 1948.pacitan perang dgn Trenggalek. Pihak pacitan mempertahankan kecamatan panggul. Tapi pd wktu itu Trenggalek di bantu oleh tulungagung kediri dan madiun. Yg jd mengganjal. Knp madiun bantu Trenggalek.
Maka. Soal penghianat itu sdh ad sjk lama dan pacitan mengalami dan org pacitan pun ad segelintir yg meniru
Ibunya pangeran Diponegoro berasal dari pacitan
Makam Kanjeng Jimat, Saksi Bisu Sejarah Penyebaran Islam di Pacitan.
Pacitan - Jalan menanjak menjadi rute awal menuju makam Kanjeng Jimat. Pada 400 meter pertama, jalan berlapis paving. Di kanan kirinya terdapat komplek pekaman umum. Pengunjung dapat menggunakan motor hingga sampai di area parkir.
Selanjutnya, peziarah harus menapaki 180 anak tangga sebelum mencapai puncak Giri Sampurno, tempat bersemayam jasad Kanjeng Jimat. Tokoh yang berperan penting bagi penyebaran Islam di Pacitan. Ia juga dikenal sebagai bupati ketiga di daerah yang juga dikenal dengan sebutan Wengker Kidul.
Setibanya di puncak, sebuah bangunan berbentuk rumah langsung terlihat. Ada pintu utama yang selalu terkunci. Di sebelah kirinya sebuah musala berdiri lengkap dengan tempat wudhu. Tempat ibadah ini diperuntukkan bagi pengunjung yang hendak salat.
Rasa lelah usai menapaki puluhan anak tangga mendadak sirna. Semilir angin di antara rindangnya pepohonan di area setinggi 80 mdpl tersebut membuat tubuh kembali bugar. Begitulah situs sejarah di Dusun Kebonredi, Desa Tanjungsari yang banyak dikunjungi peziarah.
Eyang Karangjati adalah anak dari Kanjeng Jimat. Bekerja di Ponorogo pada masa penjajahan Belanda. Saat itu Eyang Karangjati di tes hafalan, jika hafal maka wilayahnya akan menjadi daerah bebas pajak. Setelah berhasil menghafalnya sebelum subuh, beliau malah dibunuh saat berada diatas kudanya.
Mbah Nadi, Mbah Kerto Lesono adalah keturunan dari Eyang Karangjati. Eyang Karangjati dibawa ke Pacitan dengan membawa 9 sapi dan kerbau, rombongan dari Ponorogo tersebut cukup banyak. Setiap istirahat di masjid maka menyembelih 1 ekor untuk dimakan, setelah sampai di Desa Mangunharjo Arjosari Pacitan, eyang karangjati dimakamkan.