Bedah Editorial MI - Teladan Taat Hukum dari Joe Biden

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 16 вер 2024
  • MetroTV, DI mata sebagian orang, menjadi pemimpin adalah kenikmatan. Apalagi, menjadi pemimpin sebuah negara adidaya seperti Amerika Serikat (AS). Bagi warga negara yang bukan adikuasa, tentu tidak terbayang besar, luas, dan dalamnya pengaruh dan kuasa yang dimiliki.
    Belum lagi, penghargaan dan pengakuan yang dimiliki oleh seorang presiden AS, baik dari warga negara sendiri maupun negara lain.
    Akan tetapi, Presiden AS Joe Biden kini harus mengalami sisi lain dari beragam kekuasaan yang dia miliki. Karena, menjadi pemimpin negara demokrasi di era modern tentu bukan di masa kerajaan.
    Di zaman kerajaan, penguasa bisa semena-mena dan sewenang-wenang sesuka hatinya. Syukur-syukur ada negara yang dipimpin oleh raja yang berpihdak serta memerhatikan sulitnya hidup rakyat, bukan sekadar memungut pajak.
    Presiden negara demokrasi juga bukanlah seperti kisah legenda. Mereka adalah pemimpin hasil pilihan rakyat, bukan keturunan dari kekuatan alam seperti matahari, bulan, ataupun penjelmaan dewa. Walhasil, Joe Biden tetap harus tunduk pada beragam aturan yang ada sehebat apa pun dirinya.
    Demokrasi telah membatasi kuasanya hanya di pilar eksekutif. Dia tidak berkewenangan untuk memasuki pilar legislatif maupun judikatif.
    Di akhir masa kekuasaanya, Biden tetap tegar dan menghargai putusan pengadilan atas putranya, Hunter Biden. Presiden Biden terbukti konsisten untuk tidak mengintervensi atau cawe-cawe urusan hukum yang menjerat putra bungsunya itu.
    Hunter adalah satu-satunya putra Presiden Biden yang masih hidup. Dan, pada 5 September, Hunter mengaku bersalah atas sembilan dakwaan kasus pelanggaran pidana perpajakan.
    Sebelumnya, pada Juni 2024, Hunter telah divonis bersalah oleh juri atas dakwaan berbohong tentang penggunaan narkoba saat mengisi formulir pembelian pistol pada 2018.
    Itulah lambang ketaatan hukum. Indonesia bisa dan perlu untuk belajar dari kejadian yang menimpa Presiden Biden meski nun jauh di sana. AS memang telah menerapkan pembagian kekuasaan yang jelas antara tiga pilar demokrasi, yakni eksekutif, legislatif, judikatif. Karena, pembedaan tersebut telah menjadi hakikat dari demokrasi dan mencerminkan mekanisme.
    Di antara pilar itu dijalankan sedemikian rupa sehingga antartiga pilar itu tidak memungkinkan untuk saling menguasai. Ada penghormatan dari eksekutif terhadap legislatif dan yudikatif, begitu pula sebaliknya. Tidak ada cerita hukum tunduk pada kekuasaan. Dan, itu semua dijalankan sangat ketat, tanpa kompromi.
    Selain sistem pemerintahan yang sudah berjalan, pribadi Biden juga menampilkan integritas dan konsistensi. Ada kesesuaian antara omongan dan tindakan. Termasuk tidak menggunakan hak sebagai presiden untuk memberikan pengampunan khusus jika Hunter terbukti bersalah.
    Biden pantang mempraktikkan beda antara omongan dan tindakan. Ia bukan tipe pemimpun yang dari mulut mengaku tidak akan intervensi, akan tetapi tindakannya justru sibuk lobi sana sini. Mengaku tidak cawe-cawe, tapi semua bisa merasakan kenyataan yang berbeda.
    Bila pemimpin tidak konsisten, publik tinggal menunggu waktu saja akan ada perilaku diskriminatif. Aturan hendak diubah. Kemandirian pilar kekuasaan lain dijarah. Semua hanya untuk mewujudkan angan-angan dan kepentingan pribadi dan keluarga semata.
    Karena itulah, publik kerap menyaksikan gaya pemimpin yang berbeda antara di depan dan belakang panggung. Publik sudah lelah dengan itu semua. Publik mendambakan pemimpin layaknya Joe Biden yang berintegritas dan konsisten. Bukan pemimpin yang hanya mengaku memiliki integritas dan konsistensi, tapi terus-terusan menjalankan kekuatan dramaturgi.
    #bedaheditorialmi joebiden #presidentofamerica #america #amerikaserikat #president #Metrotv
    -----------------------------------------------------------------------
    Follow juga sosmed kami untuk mendapatkan update informasi terkini!
    Website: www.metrotvnew...
    Facebook: / metrotv
    Instagram: / metrotv
    Twitter: / metro_tv
    TikTok: / metro_tv
    Metro Xtend: xtend.metrotvn...

КОМЕНТАРІ • 8

  • @fidyanuryastuti8910
    @fidyanuryastuti8910 День тому

    Ayo rakyat Indonesia kita dukung hukum biar tidak ada lagi orang orang yang melanggar hukum se enak nya...kawal kawal kawal lawan 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻

  • @RahulKhan-ox8jw
    @RahulKhan-ox8jw 5 днів тому

    Jika kotak kosong menang, suara tetap tidak bisa di ulang bung.

  • @sutoyopiala3989
    @sutoyopiala3989 8 днів тому

    Gufron pasti jdi Komisioner KPK bahkan bisa jdi Ketua KPK😅, teladan taat hukum Joe Biden nggk akan terwujud di Indonesia, sangat sulit.

  • @MrBenkho
    @MrBenkho 2 дні тому

    Salah banget mengenai Biden. Biden tidal bisa kasih Pardon sampai anaknya di vonis. Liat Aja nanti sebelum diselesai menjabat, anak nya akan di Pardon.

  • @alitmadesutarsa9943
    @alitmadesutarsa9943 8 днів тому

    Teladan hukum di Amerika. Kita Indon sulit seperti itu.

  • @satryawiguna8806
    @satryawiguna8806 6 днів тому

    Teladan Perusak Hukum & Demokrasi Dari Mulyono

  • @bungakana42
    @bungakana42 2 дні тому

    Kalau di konoha,, pemimpinnya harus di tes IQ dulu,,, karena presidennya belenk2...

  • @adiriyanto1692
    @adiriyanto1692 5 днів тому

    metro tv maen 2 kaki