AKU, BULAN, DAN BINTANG (Short Movie)

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 13 вер 2024
  • Aku, Bulan, dan Bintang.
    Dalam gelapnya malam, selalu ada bulan yang menerangi, membimbing kita dengan cahayanya yang lembut namun pasti. Begitu pula dengan sosok ayah dalam kehidupan kita. Seperti bulan, ia mungkin terlihat jauh, tapi kehadirannya selalu terasa. Ayah adalah penunjuk arah, yang tak pernah lelah berjuang demi keluarganya. Dalam setiap langkahnya, ada cinta yang terpendam, ada harapan yang ia titipkan pada anak-anaknya untuk menjadi lebih baik dari dirinya.
    Di sisi lain, ada bintang yang menghiasi langit malam, memberikan keindahan yang tak terhingga. Bintang adalah sosok ibu, yang dengan kesabarannya, selalu ada di setiap momen kehidupan kita. Ibu adalah sinar yang tak pernah padam, yang selalu menjaga, menguatkan, dan memberikan cahaya cinta di setiap sudut hati kita. Bintang-bintang mungkin kecil dan tak selalu terlihat jelas, tapi mereka selalu ada, setia menemani bulan, menghadirkan kehangatan dalam dinginnya malam.
    "Aku, Bulan, dan Bintang" adalah kisah tentang cinta dan pengorbanan, tentang dua sosok luar biasa yang berjuang tanpa henti untuk kebahagiaan kita. Mereka adalah dua kekuatan yang saling melengkapi, dua hati yang tak pernah lelah memberikan yang terbaik, meski dalam diam sekalipun. Dalam setiap hembusan angin malam, dalam setiap detik waktu yang berlalu, perjuangan mereka adalah bukti nyata bahwa cinta sejati tak perlu selalu terlihat, namun selalu dirasakan.
    Poem:
    Semuanya dimulai saat palu takdir mengetuk
    Ia secara halus memindahkan patok patok hidup
    Memaksa ego jatuh ke titik terbawah
    Mengambil alih bahagia yang menetap sudah lama
    Pikir kami begitu saat ia tiba
    Namun bintang dan bulan kompak bersinar
    Memberi arah dan ikhlas
    Menyuntik kuat dan tegar
    Memeluk dengan semangat yang hangat
    Derap Langkah menjadi iringan yang akrab
    Matahari menjadi penonton yang selalu sigap
    Hitungan demi hitungan
    Teriakan demi teriakan
    Hingga peluh yang mendekap tubuh
    Lantas Kembali tangisan menghujam
    Kaki kami menahan lara
    Tangan kami menggenggam Lelah
    Hati kami penuh dengan keluh kesah
    Liur kami tak hentinya menumpahkan doa
    Lidah pun sudah terbiasa mengecap kata menyerah
    Saat raga sempoyongan bertahan
    Saat jemari meraba raba sisa kekuatan
    Langit selalu paham
    Cantik birunya yang menenangkan
    Manis jingganya yang menyenangkan
    Indah pelanginya yang mendebarkan
    Rintiknya yang malu malu membelai
    Namun diam diam memenuhi kolam kekuatan
    Mungkin Bahasa sebelumnya terlalu sukar
    Izinkan mulutku mengunyah kata terimakasih
    Lalu mengurainya menjadi Bahasa cinta
    Kepada dua sosok
    Kepada sosok ibu yang raganya sakit
    Namun doanya selalu mencakar langit
    Yang suaranya ringkih namun kasihnya
    Selalu tertata rapih
    Lalu kepada sosok ayah pahlawan bertulang besi
    Yang tidurnya diantara pergantian hari
    Namun sayangnya tak tertandingi
    Yang tubuhnya remuk berantakan
    Namun senyumnya kokoh dan melindungi
    Izinkanlah sekali lagi ku cumbui bahagia
    Bersama kepingan kasih yang selalu melindungi
    Izinkanlah sekali lagi ku kecup harapan
    Bersama kepingan indah yang selalu membelai
    Izinkanlah sekali lagi kuucapkan terimakassih
    Kepada sosok orang tua yang kusayangi
    Thanks to W.I.N.R.C:
    Alief Resky Saputra Irwan / @ikkissss
    Fathu Rahman Al-Haer / @kx.rsa
    Muh. Fikri Sunaryo / @vikrisunaryo
    Andi Pahlefyan Pratama / @lefyan_tama

КОМЕНТАРІ • 1