semoga anda menjadi orang penting di negeri ini memiliki kewenangan membuat kebijakan publik yang berlandaskan keputusan saintifik dan melibatkan multi disiplin keilmuan.
Praktiknya sulit. Lihat saja Anies. Sebelum masuk politik praktis dipandang sebagai seorang tokoh inspiratif progresif lewat gebrakan di dunia pendidikan. Sejak masuk politik praktis citranya dihancurkan sehancur-hancurnya. Saya khawatir Mas Bagus juga nanti akan dibilang omon-omon belaka.
Penetapan standard kebijakan umumnya Ilmuwan hanya pemanis. Mreka tidak punya kemerdekaan berikir dan perbicara yg akan menentukan kebijakan pemerintah. Saintis tdk dihargai, karena kebanyakn pemimpin dtg dri mreka tdk berpendidikan. Liat saja Mentei Pendidikan yg membawahi Institusi pendidikan tdk berlatar belakang Akademisi, sehigga sampai saat ini universitas tdk berkembang selayaknya sumber ilmuan. Selain itu, ada revolusi mental masyarakat pd 10 tahun terakhir, dimana pemimpin yg dtrima dri mreka yg bercuan. Dan kerusakan ini paling massive ditemukan di tingkat desa.
Saya sangat sepakat dengan judulnya, dan sangat sependapat dengan pandangan-pandangan Pak Bagus. Semoga ke depan, akan semakin banyak orang muda Indonesia yang sekualitas Pak Bagus, untuk melanjutkan pikiran dan mimpi Pak Gita....
Prof Bagus Mulyadi, anak saya juga di Nottingham University. Bln July thn lalu dia baru dpt gelar Ph.D. umur 29thn
Salut.. Semoga Tuhan senantiasa menjadikan anak bapak/ibu sebagai insan yang bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya umat. Dengan ilmu yang mampu menjadi berkat. Aamiin..
Sehat-sehat sekeluarga ya..
Terima kasih banyak ilmunya. Beliau ini orang baik yang harus selalu didukung dalam upaya membudidayakan scientific culture di Indonesia
"Pertama, dalam kondisi kesenjangan yang merajalela dan terhentinya mobilitas, mengulangi pesan bahwa kita bertanggung jawab atas nasib kita dan pantas mendapatkan apa yang kita dapatkan akan mengikis solidaritas dan mendemoralisasi mereka yang tertinggal akibat globalisasi.
Kedua, Bersikukuh bahwa gelar sarjana adalah jalan utama menuju pekerjaan terhormat dan kehidupan yang layak menciptakan prasangka kredensialis yang meremehkan martabat pekerjaan dan merendahkan mereka yang belum pernah mengenyam pendidikan tinggi.
Ketiga, bersikeras bahwa permasalahan sosial dan politik sebaiknya diselesaikan oleh para ahli yang berpendidikan tinggi dan netral nilai adalah sebuah kesombongan teknokratis yang merusak demokrasi dan melemahkan masyarakat biasa."
-Michael J. Sandel (Professor of Government Theory at Harvard Law School): The Tyranny of Merit.
Bukan harus Ilmuan, tapi at leas para ilmuan diajak untuk berdiskusi pak
Sebagai masyarakat yang netral dan ingin melihat keadaan yang lebih baik hujan dan air adalah salah satu hal yang saya amati, ketika terjadi misalkan banjir dan masyarakat marah sedih kecewa menjadi ragu dan pesimis kemudian mereka akan di hibur dengan dongeng yang indah, telah terbentuk samudra hindia baru di atas Batavia, telah terbentuk sungai Amazon baru di atas Borneo, sungai Brantas berpindah lokasi di atas kota Surabaya dst. Tidak ada scientist and engineers yang bicara. Guys ..! Tidak banyak yang bisa kita lakukan di atas Sana yang bisa kita lakukan adalah yang di bawah
Sebenernya pure sains ga bisa berdiri sendiri dalam mengatasi masalah seperti polusi. Harus holistik dari berbagai segi termasuk menghandle problem socialnya dengan social science. Bahkan juga harus termasuk, budaya dan spiritualitas.
yuk mulai yuk yang muda2 punya cita2 ke senayan juga. karena kalau hanya benci dan alergi sama pembuat kebijakan yang tua dan mental kolotnya akan terus bertelur disitu.. kita perbaharui lagi tali demokrasi di negeri ini, sudah banyak menumpuk pekerjaan yang ditunda ini.
Ayo Pak Prof masuk di kementerian LH/Kehutanan / Anggota dewan yg bisa buat aturan Scientifik Lingkungan sehingga bisa buat kbijakan Komprehensif ., walau pun ngeri nya mafia di Pemerintahan disana tak akan senang akan pemikiran nya ,
andai penelitian sosial kualitatif dan sains dgn fokus wilayah indonesia yang dikaji oleh para ilmuwan negara kita dikomunikasikan dengan para ahli ilmu pendidikan. andaikan ada bahasan serius multidisipliner di tiap kabupaten untuk merumuskan bersama kurikulum dan pendidikan di tiap daerah yang kemudian temuannya dishare dalam bentuk buku penerbit springer.
Perampasan aset harus segera di sahkan. Dan juga hukum mati koruptor.
Makasih bg dah buat konten yg cerdaskan bangsa....❤
saya yakin orang² yang pernah tampil di kenduri cinta adalah orang² yang memiliki niat yang baik untuk indonesia kaya mas bagus ini. semoga panjang umur dan sehat selalu mas bagus
Ilmu yg di share di channel Pak Bagus ini bermanfaat sekali. Kenapa channel bagus seperti ini sepi, yg di tonton malah tiktok yg ga da manfaatnya sama sekali
Krn d Konoha yg laku tentang kehaluan bkn tentang ilmu dan teknologi.. Apa lg ank mudanya sukanya hura2 tua masuk surga 😀😀
@@Bunga_keabadian grup kelurga + rt/rw isinya boomer kolot, mana mau mereka nerima materi bermanfaat seperti di video ini, justru di grup itu yg ada isinya gosip, flexing okb, arisan,
@@tomhanksact coba aja dipropaganda siapa tau mindset mereka geser ke hal yg lebih baik
Berapa lama negara kita dan berapa banyak manusia indonesia mampu berfikir seperti anda..respect pak Bagus
Nusantara adalah archipelago artinya kita terlahir-ibaratnya- dengan sayap, kenapa dipaksa harus berlari di darat, bukannya mengembangkan teknologi kelautan dan perkapalan yg sudah dilakukan pada zaman Majapahit
INDONESIA BISA MAJU harus PUNYA PEMIMPIN bukan PEMIMPI.
Scientis tidak harus di dengar Masyarakat, tapi WAJIB di dengar oleh pembuat Kebijakan, agar Analisa Masalah dan Pencarian Solusinya Tepat,
Mengatasi Macet dengan Melebarkan Jalan itu jelas tidak Scientific, Anggaran Pelebaran Jalan bisa digunakan Jauh Lebih Efisien jika digunakan untuk Membangun Public Tranport yang baik,
Pelebaran Jalan itu hanya akan efektif 1-2 tahun karena Habbit Masyarakat tidak berubah, tapi Ketika Public Tranport di bangun, bisa jadi Jangka Panjang, karena Habbit Masyarakat di rubah,
Jangan Mau di *BODOHI JEPANG* dengan Kampanye Motor atau Mobil yang di negara Mereka sendiri, Mayoritas Marsyarakatnya *Jalan Kaki* , atau memang sudah ada Perjanjian Politik Darah, antara Industri Otomotif, Dealer, Pemerintah dan Kontraktor Jalan?
tanpa peduli soal kemacetan, Strees, Polusi dan Global Warming?
Duuuh keren sekali Prof
Ternyata di luar sana (Indonesia) ada putra-putri Indonesia yg luar biasa terdidik/terpelajar yg bisa berkontribusi bagi negeri ini (Indonesia) namun terabaikan
Thankyou Pak Bagus
Resume
Supaya bisa menyelesaikan masalah masalah praktis
Harus di selesaikan dengan saintifik
Mengharus kan arus utama kan
Pola pikir saintifik
Pola pikir yang berbasis experimen
Pola pikir yang tidak berkonklusi 100 %
Polusi itu adalah wake up call
Indonesia harus fasih bicara suistanability
Yang semua nya adalah masalah saintifik
Japan+US + UK = leading di suistanability
Kolaborasi supaya reset mengarah pada penyelesaian masalah
UK royal Society
Dunia ini digerakkan self interrtst
Kebijakan kita akan reaktif dan atah
Kontinental Aproch
Komparatif advantage
Laut itu di lihat sebagai pemisahan
Bukan penghubung
Kebijakan swawanbada pangan dengan beras itu tidak menghormati Indonesia sebagai negara bahari
Sosiologi sebagai bangsa pelaut
Ilmu bumi berhutang banyak Kesultanan Yogyakarta pada Jawa Tengah
Ilmu an kolonial
Belanda datang di tuntun tangan nya untuk ambil data di tempat ritual ritual
Orang Jawa mengangap gunung adalah entitas yang hidup kegiatan tektonik nya detak napas
Ada poros
Kesultanan Yogyakarta dengan geological proses
Nyai roro Kidul adalah laut itu sendiri
Cikal bakal ilmu bumi yang di nikmati di imperial college
Amin. Tks ya pak
Tiongkok , jepang, rusia, jerman dan "post growth economic system "
Mgkn bisa di bahas lebih spesifik,
Krna kerusakan sangat berhubungan dgn ekonomi dan industri
Permasalahan fundamental di indonesia mengapa pakar2 saintifik tdk memliliki otoritas dlm regulasi kebijakan karena adanya "keyakinan fundamental" mengakar pada sosial masyarakat kita tentang "logika mistika" diatas segala fakta sains itu sendiri.
Contoh besarnya kedudukan pemangku adat/budaya/agama di suatu lingkungan "rawan bencana" akan menjunjung tinggi norma yg diyakini nenek moyangnya, meski pun fakta sains bisa meminimalisir kondisi riskan di lingkungan tersebut sudah terpatri "budaya nerimo ing pandum" (kepasrahan) yg kita sendiri tdk bisa jelaskan "perasaan" itu ditujukan kpd siapa? kpd Sang Pencipta tapi yg mana? kpd alam yg bagaimana? kpd moyang tapi moyang siapa?
Ketika dogma mistika semakin ditentang, maka akan berdalih bahwa kebenaran hakiki selalu ditentang oleh suatu hal yg tdk bisa dijelaskan fakta sains, meski bisa dihubungkan (cocoklogi) ke sains maka akan terjadi klaim sepihak & merasa paling benar.
Menurut saya bukan begitu. Masalahnya itu, kaum ilmuwan tidak pintar / tidak minat urusan sosial politik, karena ilmuwan itu spesifik sekali lingkup kerjanya. Dan ilmuwan interdisipliner itu jarang.
Meskipun diakui juga sebenernya ada pakem anti kaum muda dalam birokrasi, yang memiliki sikap skeptis dan dinilai cenderung idealis dan stand offish. Itu tidak cocok dengan sikap orang tua. Kurangnya pengalaman berorganisasi dan membuat kebijakan yang sesuai untuk kondisi di indonesia juga memperparah kondisi ini
@@kontoru22 keyakinan fundamental juga sarat akan muatan politis, memang kaum saintis tdk pandai dlm hal sosial politis tapi berusaha bekerja dobel, misal soal Amdal (keamanan lingkungan) itu saja udah melibatkan banyak sektor (pemangku adat, preman, mafia, dsb).
saya setuju ada "Trust Issue" yg terbentuk di masyarakat kita secara pragmatis sebagian besar "yakin/percaya" kepada orang2 yg sudah berumur tua berpengalaman (tetua adat, golongan, budaya, dsb). Sedangkan yg muda dianggap "kemarin sore" meskipun secara akademik lebih tinggi pencapaiannya.
@@KopiNonton itu kan dapat dimaklumi yah tadi menyoal mengenai kaum adat di daerah rawan bencana. Lha kalo yang contoh logika mistika mengakar di pemerintahan itu apa ? Saya jujur tidak melihat adanya keyakinan itu dalam taraf yang mengkhawatirkan. Yang ada adalah, saya melihat inersia, sikap malas berubah, berubah = ribet, yang menjadi masalah laten birokrasi Indonesia. Saya melihat naluri masyarakat dan lebih lebih pegawai pemerintah yang konformis itu lebih kepada kodrat kita sebagai manusia budaya saja, yang memang semenjak dulu sarat dengan konform untuk "tata tertib". ,sehingga kalau logika mistika alasannya, saya kurang setuju apabila skalanya adalah hingga pemerintah, apalagi ke tingkat pusat
@@kontoru22 logika mistika yg mengakar di pemerintahan yg secara "whole system" politik dipegang oleh mayoritas juga ada, tapi saya setuju secara politis "belum" dalam taraf menghawatirkan (rumornya karena jadi oposisi) dan tidak mengganggu di internal system.
Tapi... perangkat birokrasi (pejabat) kita kan tergantung pada masyarakat (objek birokrat), masyarakat sebagai objek yg dilayani tersebut "meyakini" suatu hal, misal harus org jawa yg memimpin, harus beragama mayoritas, dsb.
saya gk bermaksud bahwa logika mistika itu jadi salah, juga tdk membenarkan, netral... karena kajian diluar rasionalitas umum akan terus ada, dan itu riil fakta.
karena itulah untuk memperbaiki naluri (mindset) tersebut gk cukup sebatas aktor saintifik yg pakem di satu disiplin bidang ilmu saja, contohnya Prof. Agus Mulyadi ini paham juga soal budaya & sejarah.
Di sisi lain Ini menyebabkan kenapa para saintifik menggeluti bidang yg saling berseberangan, either dia akan tetap stay di jalur sains atau malah terjun ke logika mistika.
@@KopiNonton ah ok ok, faham saya golongan yang anda maksud yang mana. Terimakasih atas ketersediannya membalas argumen saya
Thank you Pak Bagus. You're the salt of the earth.
Thus, according to this perspective , people are honest or dishonest only to the extent that the trade-off favors a particular action (Hechter 1990; Lewicki 1984).
Rooted in the philosophies of Thomas Hobbes, Adam Smith, and the standard economic model of rational and selfish human behavior (i.e., homo economicus) is the belief that people carry out dishonest acts consciously and deliberatively by trading off the expected external benefits and costs of the dishonest act (Allingham and Sandmo 1972, Becker 1968).
Top banget
menarik sekali..bahkan di kemenag saja menurut saya lebih kebarat2an pengambilan kebijakan hibah penelitiannya
"Yang dekat" yg memberikan pengaruh para policy maker... Jadi, kebijakan yg dihasilkan orientasinya sebennrya untuk memberikan pekrrjaan para kolega
Luar biasa
luar biasa
Kapan kita belajar mekanika fluida lagi Prof?😁 saya masih suka nungguin video mekanika fluida dari Prof Bagus hehe
mantab banget
semangat terus pak!
Terkait kaitan Ilmu bumi dan kepercayaan masyarakat mengenai fenomena alam yang dipandang sebagai hidup, tidakkah itu yang malah menghentikan mereka untuk menganalisis bumi itu sendiri, karena bumi dianggap sebagai sakral dan tidak patut didekati atau bahkan dipahami secara mendalam oleh manusia? Tidakkah ini malah mendorong sikap "terima saja dan jangan banyak bertanya tentang yang lebih besar dari manusia"?
Terlepas dari itu, diskusi semacam ini memang penting karena membawa kita untuk berani dan mau melihat apa yang kita anggap sebagai given di dalam diri dan masyarakat.
Bravo Bro. Bagus Muljadi 👍👍👍
Jujur saya Sangat Kagum sama Anda Prof.
Pengen Foto bareng Dr.Bagus ❤
Panutan ku ❤❤❤ ❤❤❤
Keren....
Terima kasih untuk ilmunya🫡
ilmuwan yang ada di kekuasaan ya ada, kayak Pratikno, dalam beberapa pemberian Tempo, soaok tersebut malah dijadikan kaki tangan kekuasaan dan kayak gak punya suara sendiri terkait kebijakannya berbasis sains. gimana bentuk ideal sebuah komunitas sains terhadap kekuasaan?
Arah, pendekatan dan strategi politik di Indonesia saya lihat dominan dalam sudut pandang bisnis kapitalis, swasembada pangan sepertinya mundur ke belakang, potensi negeri agraris dan maritim tidak maksimal..
Alhamdulillah ada yg up masalah p sumbawa
🌹✨
DAMN! IMMA UR BIG FANS SIR!
Wong wong jos iki
Terima kasih❤
👍👍👍👍👍👍👍
👍
EPIC CONTENT!
Ilmu Filsafat-Ilmu Ekonomi-Ilmu MIPA-Ilmu Pemerintahan- Ilmu Hukum-Ilmu Engineering dsbnya KALAH DAN TERTINGGAL JAUH OLEH ILMU POLITIK di Indonesia... Menurut saya😅
Konsisten upload biar reachnya banyak om
Bagaimana peran pendidikan dalam mendukung upaya yang sangat teknikal ini ya Pak? Apakah cukup hanya menebar wacana saja?
Sudah beberapa kali nonton versi lengkapnya di Podcast Endgame, ga pernah bosan. Bagian paling saya sukai:
"Ada poros relationship antara Kesultanan Jogja dengan geological process yang ini adalah cikal bakal ilmu bumi yang saya nikmati di Imperial College di London, di Royal School of Mines" -Bagus Muljadi
Saya mahasiswa fisika yang juga sedang tertarik belajar ekonomi, politik, dan pertahanan, salah satu inspirasinya dari pembelajaran interdisipliner yang anda tekuni. Terima kasih banyak untuk ilmunya, Prof!
saya sekarang 18 tahun dan banyak sekali hal yang ingin saya cari tau dan belajar, tapi sayangnya sistem pendidikan indonesia ini tidak menumbuhkan curiosity kepada anak didik padahal semuanya berkesinambungan apalagi dalam mengambil keputusan dengan bijak.
Untung disini pak Gita nggk undang Dr Ryu Hasan 😅
Lihat kan kalo orang berilmu bicara itu ngk mengebu ngebu. Yang ngitip biasanya kosong otaknya. Apalagi yang suka motong pembicaraan
Kuliah gratis
Benar kak, saya orang sumbawa besar, yang merasakan betul dampak dari banjir setiap tahun, sumbawa yang tadinya hijau, Sekarang menjadi semakin panas, karena dampak penebangan pohon yang di ganti oleh jagung. Dan setiap musim hujan kami selalu takut ketika air kali naik.
Yang tadinya bukit2 kawasan semongkat hijau, dan jalur samota hijau, sekarang jadi ladang jagung.
Dan perlu di ketahui, kota sumbawa di kelilingi oleh kali besar, yaitu kali brangbara dan brang biji, jadi kalo banjir, satu kota terkena dampaknya, terkecuali kawasan bandara dan kantor bupati. Karena dataran tinggi.
Setiap mentri yang datang, tidak merubah kebijakan apa2, mentri yang dtang terakhir, menjadi gubernur Jawa Timur saat ini, dan sekarang, keadaannya justru malah makin parah. Semua pendatang semakin ugal2an menawar ladang warga, di beli untuk di tanami jagung.
Banjir terakhir 2017, banjir bandang. Dan setiap tahun selalu naik ketika Musim hujan .
Tolong di bantu solusinya kak, kami mengadu kemana dan kesiapa ? Tidak ada yang mendengar kami. 🙏🏻
Ya Tuhan, sedih bgt keadaan di Sumbawa, semoga kakak dan orang yg disana sehat2 dan sabar2 kak (kecuali yg ngerusak alam Sumbawa) 😭😭😭😭
udah gak bisa diaduin ke g*vernm*n kak, mari kita aduin ke Tuhan.