CARA BERWUDHU SESUAI SUNNAH NABI DAN SEBAB PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA…

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 1 жов 2024
  • CARA BERWUDHU SESUAI SUNNAH NABI DAN SEBAB PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA…
    Jangan lupa like, komen, shere, dan SUBSCRIBE channel ini agar kalian tidak ketinggalan update terbaru dari channel ini.
    Ust.Alnof diDebat oleh WAHABI:
    • DEBAT WAHABI vs ASWAJA...
    Tonton juga:
    Jalan pulang dari wahabi menuju ASWAJA syekh 'Adil Al-Syu'aibi • SYEKH MANTAN WAHABI BO...
    _________________________________
    Social media:
    Email: masjidnurulfajar@gmail.com
    Yt: Nurul Fajar Online
    iG: @nurul_fajar_online
    Fb: Masjid Nurul Fajar
    #wahabi #ceramahustadzabdulsomad #viral
    #terbaru #ahlisunnahwaljamaah #kajianislam #alnofdinar #bidhansava2021 #viralkan #ceramahustadzabdulsomad #idrusramli #viral #trending

КОМЕНТАРІ • 94

  • @Gus_ian
    @Gus_ian 4 місяці тому +1

    Test test

  • @SabirFf-ld1ks
    @SabirFf-ld1ks 4 місяці тому

    semangat pak Ustadz ,,,,,jangan pernah lelah menyampaikan kebenaran👍👍

  • @OmAlfi-wt4zv
    @OmAlfi-wt4zv 4 місяці тому

    Mulia di atas manhaj salaf dg pemahaman para sahabat nabi khulafaur rasyidin . Sayyidina Ali bin Abithalib ADLH SAHABAT NABI. Sayyidina USMAN BIN AFFAN jg adlh SAHABAT NABI. jadi...dua - dua nya adlh sahabat nabi. Dua - dua nya adlh.... it's OKE. Silahkn kalian pilih sesuai pilihan kalian...🙂🙂🙂🙂 Asal jangan..." TIDAK BISA !!! dari Riwayat Sayyidina Ali yg PALING SHAHIH, INI YG WAJIB & HARUS KITA PILIH. YG LAIN JANGAN !!! mk...ubah sj motto KITA dg : Mulia di atas manhaj Salaf dg pemahaman SEBAGIAN SAHABAT NABI 🙂🙂🙂🙂😂😂😂

  • @alimahmud467
    @alimahmud467 4 місяці тому

    Sudah kami LIKE n Subscribe Ust ALNOF

  • @maulanasyahrani6300
    @maulanasyahrani6300 4 місяці тому

    Wahabi itu kompor fitnah ditengah2 umat Islam, TDK ada hadits ttg alat musik Haram secara mutlak
    1. Alat kemaluan wanita kalo dipakai zina jelas HARAM
    2. SUTERA ternyata HARAM kalo dipakai laki laki
    3. HAMR BS HARAM BS SUNNAH BS WAJIB tergantung penggunaan, kalo didunia medis WAJIB utk operasi bedah Cesar suntik dll
    4. ALAT2 MUSIK MUBAH bs MAKRUH bs HARAM bs SUNNAH bs WAJIB
    kalo Wahabi mengharamkan musik mk kalian jangan keluar rumah ke restoran, bandara, MALL, HP kalian penuh ring tone, WAHABI jangan MUNAFIK yaaa....?!!!! Lagi2 perjuangan kebangsaan itu hasil karya musisi, di MEKKAH DAN MADINAH jg pakai alat musik SPT sound sistem, mikrofon, alat perindah suara misal delay, reverb, echo dll
    Seruling Nabi Daud AS jg wahabi haramkan secara otomatis

  • @wijiharto561
    @wijiharto561 4 місяці тому

    Nara sumber Wahabi/salafi atau Aswaja atau Muhammadiyah, knp bertanya? supaya anak cucu kita faham

  • @jrytjhdrm918
    @jrytjhdrm918 4 місяці тому

    Ulama Su' Adalah Da'i-Da'i Yang Menyeru Kepada Jahannam.
    Oleh : Ustadz Abu Hamzah As-Sanuwi.
    Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis daripada gula, namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan).
    Allah berfirman,
    "Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Ku-berikan) kalian tertipu, ataukah kalian berani kepada-Ku ❓ Demi diri-Ku, Aku bersumpah, Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka), sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.”
    (H.R. Tirmidzi)
    Sesuai dengan namanya, ulama su’ (buruk) tentu pekerjaan-nya merusak, mengacau, dan menyesatkan. Disebut ulama karena baju dan lisannya seperti ulama, disebut su’ karena perbuatan, ajakan, dan hatinya jahat. Oleh karena itu ulama su’ termasuk jenis manusia yang berbulu domba namun berhati serigala. Ulama su’ sekarang ini adalah generasi penerus dari ulama su’ zaman dahulu. Ulama su’ mengajarkan tipu-daya untuk mencari celah-celah hukum Allah, sehingga mereka bisa memakan harta secara batil seperti kisah penduduk yang menghalalkan mencari ikan pada hari Sabtu dengan tipu-daya yang cukup terkenal itu, atau menghalalkan bangkai dengan cara mencairkannya menjadi minyak lalu dijual dan dimakan harganya.
    Ulama su’ adalah peringkat ulama yang paling rendah, paling buruk, dan paling merugi. Ia adalah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, dan tidak mengajarkannya kepada manusia. Di samping itu, ia mengajak kepada kejahatan dan kesesatan. Ia menyuguhkan keburukan dalam bentuk kebaikan. Ia menggambarkan kebatilan dengan gambar sebuah kebenaran. Ada kalanya karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan, atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Atau ada juga yang melakukan itu karena sengaja menentang Allah dan Rasul-Nya demi menciptakan kerusakan di muka bumi ini. Mereka tidak lain adalah para khalifah setan dan para wakil Dajjal.
    Di antara ulama su’ ada juga kelompok yang mengajak kepada kebaikan, namun tidak pernah memberikan keteladanan. Karena itu, Ibnul Qayyim berkata,
    "Ulama su’ duduk di depan pintu surga, dan mengajak manusia untuk masuk ke dalamnya dengan ucapan dan seruan-seruan mereka. Dan mengajak manusia untuk masuk ke dalam neraka dengan perbuatan dan tindakannya. Ucapan mereka berkata kepada manusia, "Kemarilah ❗ Kemarilah ❗" Sedangkan perbuatan mereka berkata, "Janganlah engkau dengarkan seruan mereka. Seandainya seruan mereka itu benar, tentu mereka adalah orang yang pertama kali memenuhi seruan itu.”
    (Al-Fawaid, Ibnul Qayyim, hal. 61)
    Diriwayatkan bahwa Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberi wahyu kepada Nabi Daud alaihis salam,
    "Wahai Daud, janganlah engkau jadikan antara Aku dengan dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia, sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbah-Ku. Karena sesungguhnya mereka adalah para begal yang membegal jalannya hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan bermunajat dari hati mereka.”
    (Jami’ Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Bar, 1/193)
    Asy-Sya’bi berkata : "Akan ada sekelompok penduduk surga yang melongok, melihat sekelompok penduduk neraka. Lalu penduduk surga menyapa mereka dengan penuh keheranan, 'Apa yang membuat kalian masuk neraka, padahal kami masuk surga karena jasa didikan dan ajaranmu ❓'
    Mereka menjawab : 'Sesungguhnya kami memerintahkan kalian melakukan kebaikan, namun kami sendiri tidak melaksanakannya'."
    Allah telah mencela orang-orang semacam ini sejak zaman Nabi Musa alaihis salam, dan mengabadikan hinaan itu di dalam kitab suci sepanjang masa. Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) ❓ Maka tidakkah kamu berpikir ❓"
    (Q.S. Al-Baqarah : 44) (Mukhtashar Jami’ Bayanul Ilmi, Ahmad bin Umar Al-Bairuti, hal. 165)
    Contohnya banyak sekali, seperti ulama yang di dalam muktamar telah memutuskan keharaman musik, lalu setelah pulang ke pesantrennya ternyata di rumahnya terang-terangan memutar kaset-kaset nyanyian, atau bahkan santrinya direstui membentuk grup musik atau qosidah. Ada lagi ulama yang dengan manisnya mengatakan bahwa tugasnya adalah berdakwah demi kesejahteraan Islam, namun di waktu lain ia malah membolehkan bahkan mengajak untuk memilih orang-orang kafir sebagai pemimpin, dan lain sebagainya.
    Satu lagi termasuk kelompok ulama su’ yaitu ulama yang mengajak kepada kebaikan, tetapi dengan cara-cara kefasikan, seperti berdakwah dengan musik dan gendingan. Mulutnya mengajak ke surga, sementara tangan dan kakinya mengajak orang lain untuk bergoyang mengikuti setan. Atau berdakwah dengan menggunakan metode lawak, sehingga ungkapan yang kotor dan contoh-contoh yang seronok menjadi bumbu wajib di dalam setiap ceramahnya, karena target keberhasilannya adalah puasnya hadirin, pemirsa, dan pendengar, dengan gelak tawa dan senyuman lebar sebanyak mungkin. Tema dan isi dakwah pun dipilih dan dikemas sesuai dengan selera para panitia dan pengunjung. Mulutnya mengajak kepada iman, namun lawakan dan kebanyolannya melupakan akhirat. Intinya adalah ia mencari “ridha manusia”. Jenis ulama penghibur (pelawak dan pemusik) ini tidak mengikuti aturan dakwah dalam syariat Islam, tetapi mengikuti nafsu setan demi mengejar ridha manusia. Mereka lupa akan ancaman Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 'Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan (resiko mendapat) murka manusia, maka Allah akan mencukupinya dari manusia. Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan (menyebabkan) kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dirinya kepada manusia.”
    (HR. Tirmidzi, no. 2419)
    Alhasil ulama su’ adalah perusak agama, pemadam sunnah, pelindung bid’ah, pelopor maksiat. Sesungguhnya tepat ungkapan Ibnul Mubarak, "Tidaklah merusak agama ini melainkan para raja, ulama su’, dan para rahibnya. Hal ini karena manusia ini bergantung kepada ulama (ahli ilmu dan amal), ubbad (ahli ibadah), dan muluk (umara, aghniya’). Jika mereka baik, manusia akan baik, dan jika mereka rusak, pasti dunia menjadi rusak."
    (Tafsir Ibnu Katsir, 2/462)
    Umar bertanya kepada Ziyad bin Hudair, "Apakah kamu mengerti apa yang merusak Islam ❓"
    Ziyad menjawab : "Tidak."
    Umar berkata, "Tergelincirnya seorang alim, debatnya orang munafik -dengan ayat Al-Qur’an-, dan (penetapan) hukumnya para imam yang menyesatkan.”
    (Riwayat Ad-Darimi)
    Ulama su’ sejatinya adalah da’i-da’i neraka. Dalam hadits Hudzaifah, ketika ia bertanya kepada Rasulullah, "Sesungguhnya kita dahulu ada dalam kejahiliahan, lalu Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan ❓"
    Beliau menjawab dalam ucapannya yang panjang sampai berkata, "Ya, para da’i di ambang pintu Jahannam. Siapa yang mendatangi ajakannya pasti akan mereka lemparkan ke dalamnya.”
    (H.R. Al-Bukhari : 7084, dll)
    Ulama su’ adalah musuh Allah, mereka sebegitu buruknya karena memutarbalikkan urusan, maka benar-benar terbalik. Seharusnya salah seorang dari mereka bisa menjadi pengajak dan penyeru kepada jalan Allah, ternyata mereka sesat dan menyesatkan, mengajak kepada jalan setan.
    (Dari ucapan Ali radhiallahu anhu, Ad-Dakwatut Tammah, Abdullah Al-Hadrami, h. 42).
    Ulama su’ adalah ulama fasik yang akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka sebelum para penyembah berhala, karena salahnya orang yang mengerti tidak sama dengan orang yang tidak mengerti.
    (Mukhtashar Jami’ Bayanil Ilmi, 164)

  • @alimahmud467
    @alimahmud467 4 місяці тому

    Maju terus pantang mundur Ust Dr KH ALNOF, dan Ust 2 ASWAJA, Ratusan Juta Ummat Rosululloh AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH ini SANGAT MENDUKUNG PENDAPAT Antum Ust

  • @alimahmud467
    @alimahmud467 4 місяці тому

    Maju terus pantang mundur Ust Dr KH ALNOF, dan Ust 2 ASWAJA, Ratusan Juta Ummat Rosululloh AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH ini SANGAT MENDUKUNG PENDAPAT Antum Ust

  • @hadiborneo155
    @hadiborneo155 4 місяці тому +6

    Tetap ikut ulama ahlusunahwaljamaah☝

  • @sitiafrida8656
    @sitiafrida8656 4 місяці тому

    Ngajinya wudhu biasanya wahabi coba bahas tauhid syirik bidah

  • @faqihqih6563
    @faqihqih6563 4 місяці тому

    Tolong bahas yg naik haji masuk goa dong

  • @beninurda2370
    @beninurda2370 4 місяці тому +2

    Dari kabupaten Tangerang, kecamatan Panongan.
    Semoga sehat selalu ustadz Alnof

  • @Nangka_gedeManis
    @Nangka_gedeManis 4 місяці тому +2

    Cerahkan terus Ustad, biar wahabi salafi mengerti

    • @ominrrominrr1321
      @ominrrominrr1321 4 місяці тому

      di Nabi Saw kalauShalat Fardhu 5(Lima) waktu tetap di seleksi olah para sahabat, tolon keluarkan orang2Munafik dari msjidKu, mk kalau Laki2ditarik janggotnya sambil berkata keluar kau dari Mesji Nabi yg suci kau orang2kotor munafik Juga yg Pwrmpuan rambutnya ditarik, subhanallah msjid suci,

    • @Nangka_gedeManis
      @Nangka_gedeManis 4 місяці тому

      @@ominrrominrr1321 waduh halu deh, cerita ini ngambil dari mana,

    • @kiyaumanday6976
      @kiyaumanday6976 4 місяці тому +1

      sepakat om,
      wahabi ga guna ngajak perang idiologi karna para wahabi mengajarkan dusta, sok ngaku paling salaf tp mengajarkan dusta hati hati umat di era sekarang wajib pilih2 ulama yg di ikuti pembelajarannya, karena kalau kena dokren wahabi udah di pastikan dusta melulu.

    • @jrytjhdrm918
      @jrytjhdrm918 4 місяці тому

      Ulama Su' Adalah Da'i-Da'i Yang Menyeru Kepada Jahannam.
      Oleh : Ustadz Abu Hamzah As-Sanuwi.
      Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis daripada gula, namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan).
      Allah berfirman,
      "Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Ku-berikan) kalian tertipu, ataukah kalian berani kepada-Ku ❓ Demi diri-Ku, Aku bersumpah, Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka), sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.”
      (H.R. Tirmidzi)
      Sesuai dengan namanya, ulama su’ (buruk) tentu pekerjaan-nya merusak, mengacau, dan menyesatkan. Disebut ulama karena baju dan lisannya seperti ulama, disebut su’ karena perbuatan, ajakan, dan hatinya jahat. Oleh karena itu ulama su’ termasuk jenis manusia yang berbulu domba namun berhati serigala. Ulama su’ sekarang ini adalah generasi penerus dari ulama su’ zaman dahulu. Ulama su’ mengajarkan tipu-daya untuk mencari celah-celah hukum Allah, sehingga mereka bisa memakan harta secara batil seperti kisah penduduk yang menghalalkan mencari ikan pada hari Sabtu dengan tipu-daya yang cukup terkenal itu, atau menghalalkan bangkai dengan cara mencairkannya menjadi minyak lalu dijual dan dimakan harganya.
      Ulama su’ adalah peringkat ulama yang paling rendah, paling buruk, dan paling merugi. Ia adalah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, dan tidak mengajarkannya kepada manusia. Di samping itu, ia mengajak kepada kejahatan dan kesesatan. Ia menyuguhkan keburukan dalam bentuk kebaikan. Ia menggambarkan kebatilan dengan gambar sebuah kebenaran. Ada kalanya karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan, atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Atau ada juga yang melakukan itu karena sengaja menentang Allah dan Rasul-Nya demi menciptakan kerusakan di muka bumi ini. Mereka tidak lain adalah para khalifah setan dan para wakil Dajjal.
      Di antara ulama su’ ada juga kelompok yang mengajak kepada kebaikan, namun tidak pernah memberikan keteladanan. Karena itu, Ibnul Qayyim berkata,
      "Ulama su’ duduk di depan pintu surga, dan mengajak manusia untuk masuk ke dalamnya dengan ucapan dan seruan-seruan mereka. Dan mengajak manusia untuk masuk ke dalam neraka dengan perbuatan dan tindakannya. Ucapan mereka berkata kepada manusia, "Kemarilah ❗ Kemarilah ❗" Sedangkan perbuatan mereka berkata, "Janganlah engkau dengarkan seruan mereka. Seandainya seruan mereka itu benar, tentu mereka adalah orang yang pertama kali memenuhi seruan itu.”
      (Al-Fawaid, Ibnul Qayyim, hal. 61)
      Diriwayatkan bahwa Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberi wahyu kepada Nabi Daud alaihis salam,
      "Wahai Daud, janganlah engkau jadikan antara Aku dengan dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia, sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbah-Ku. Karena sesungguhnya mereka adalah para begal yang membegal jalannya hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan bermunajat dari hati mereka.”
      (Jami’ Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Bar, 1/193)
      Asy-Sya’bi berkata : "Akan ada sekelompok penduduk surga yang melongok, melihat sekelompok penduduk neraka. Lalu penduduk surga menyapa mereka dengan penuh keheranan, 'Apa yang membuat kalian masuk neraka, padahal kami masuk surga karena jasa didikan dan ajaranmu ❓'
      Mereka menjawab : 'Sesungguhnya kami memerintahkan kalian melakukan kebaikan, namun kami sendiri tidak melaksanakannya'."
      Allah telah mencela orang-orang semacam ini sejak zaman Nabi Musa alaihis salam, dan mengabadikan hinaan itu di dalam kitab suci sepanjang masa. Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) ❓ Maka tidakkah kamu berpikir ❓"
      (Q.S. Al-Baqarah : 44) (Mukhtashar Jami’ Bayanul Ilmi, Ahmad bin Umar Al-Bairuti, hal. 165)
      Contohnya banyak sekali, seperti ulama yang di dalam muktamar telah memutuskan keharaman musik, lalu setelah pulang ke pesantrennya ternyata di rumahnya terang-terangan memutar kaset-kaset nyanyian, atau bahkan santrinya direstui membentuk grup musik atau qosidah. Ada lagi ulama yang dengan manisnya mengatakan bahwa tugasnya adalah berdakwah demi kesejahteraan Islam, namun di waktu lain ia malah membolehkan bahkan mengajak untuk memilih orang-orang kafir sebagai pemimpin, dan lain sebagainya.
      Satu lagi termasuk kelompok ulama su’ yaitu ulama yang mengajak kepada kebaikan, tetapi dengan cara-cara kefasikan, seperti berdakwah dengan musik dan gendingan. Mulutnya mengajak ke surga, sementara tangan dan kakinya mengajak orang lain untuk bergoyang mengikuti setan. Atau berdakwah dengan menggunakan metode lawak, sehingga ungkapan yang kotor dan contoh-contoh yang seronok menjadi bumbu wajib di dalam setiap ceramahnya, karena target keberhasilannya adalah puasnya hadirin, pemirsa, dan pendengar, dengan gelak tawa dan senyuman lebar sebanyak mungkin. Tema dan isi dakwah pun dipilih dan dikemas sesuai dengan selera para panitia dan pengunjung. Mulutnya mengajak kepada iman, namun lawakan dan kebanyolannya melupakan akhirat. Intinya adalah ia mencari “ridha manusia”. Jenis ulama penghibur (pelawak dan pemusik) ini tidak mengikuti aturan dakwah dalam syariat Islam, tetapi mengikuti nafsu setan demi mengejar ridha manusia. Mereka lupa akan ancaman Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 'Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan (resiko mendapat) murka manusia, maka Allah akan mencukupinya dari manusia. Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan (menyebabkan) kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dirinya kepada manusia.”
      (HR. Tirmidzi, no. 2419)
      Alhasil ulama su’ adalah perusak agama, pemadam sunnah, pelindung bid’ah, pelopor maksiat. Sesungguhnya tepat ungkapan Ibnul Mubarak, "Tidaklah merusak agama ini melainkan para raja, ulama su’, dan para rahibnya. Hal ini karena manusia ini bergantung kepada ulama (ahli ilmu dan amal), ubbad (ahli ibadah), dan muluk (umara, aghniya’). Jika mereka baik, manusia akan baik, dan jika mereka rusak, pasti dunia menjadi rusak."
      (Tafsir Ibnu Katsir, 2/462)
      Umar bertanya kepada Ziyad bin Hudair, "Apakah kamu mengerti apa yang merusak Islam ❓"
      Ziyad menjawab : "Tidak."
      Umar berkata, "Tergelincirnya seorang alim, debatnya orang munafik -dengan ayat Al-Qur’an-, dan (penetapan) hukumnya para imam yang menyesatkan.”
      (Riwayat Ad-Darimi)
      Ulama su’ sejatinya adalah da’i-da’i neraka. Dalam hadits Hudzaifah, ketika ia bertanya kepada Rasulullah, "Sesungguhnya kita dahulu ada dalam kejahiliahan, lalu Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan ❓"
      Beliau menjawab dalam ucapannya yang panjang sampai berkata, "Ya, para da’i di ambang pintu Jahannam. Siapa yang mendatangi ajakannya pasti akan mereka lemparkan ke dalamnya.”
      (H.R. Al-Bukhari : 7084, dll)
      Ulama su’ adalah musuh Allah, mereka sebegitu buruknya karena memutarbalikkan urusan, maka benar-benar terbalik. Seharusnya salah seorang dari mereka bisa menjadi pengajak dan penyeru kepada jalan Allah, ternyata mereka sesat dan menyesatkan, mengajak kepada jalan setan.
      (Dari ucapan Ali radhiallahu anhu, Ad-Dakwatut Tammah, Abdullah Al-Hadrami, h. 42).
      Ulama su’ adalah ulama fasik yang akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka sebelum para penyembah berhala, karena salahnya orang yang mengerti tidak sama dengan orang yang tidak mengerti.
      (Mukhtashar Jami’ Bayanil Ilmi, 164)

    • @BovenDigoel-x6j
      @BovenDigoel-x6j 4 місяці тому

      Wahabi paling Qoran Sunnah katanya dia

  • @masruhan9178
    @masruhan9178 4 місяці тому

    Cukup jelas, dan lengkap! Terima kasih ustad, sangat mencerahkan, bermanfaat;
    Hati - hati ustad,
    Suatu saat ustad Alnov. akan diserang oleh pengikut wahabi salafi dan diberi label ulama' su' , sebagai ustad menyesatkan, ustad yang mengajak ke neraka; karena bertentangan dengan keterangan da'i wahabi salafi, yang menjelaskan rukun wudhu' ada 2, yakni mengusap wajah dan tangan selain itu sunnah;
    Teruskan, dalam menyampaikan kebenaran, walau akan mendapat cacian,

    • @arizalsaputra-qj8lb
      @arizalsaputra-qj8lb 4 місяці тому

      Da'i yang mna yg blang rkun wudhu 2, pngin tw dong. Syukron

  • @BarenObeAlam100rb
    @BarenObeAlam100rb 4 місяці тому

    اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ‎ ماشاءاللہ جزاك اللهُ‎ الحَمْدُ ِلله bisa menyimak d2nga jelas

  • @mastumba783
    @mastumba783 4 місяці тому +2

    Jelasss ustadz, lanjutkan❤❤❤

  • @duliduli7909
    @duliduli7909 4 місяці тому

    Apalagi manusia sudah milyaran jumlahnya jaman manusia masih sedikit saja berbeda mazab ada Syafi'i ada Hambali ada Hanafi ada Maliki tuh masih sedikit jumlah manusia tapi cara tafsirnya berbeda beda kecuali jaman Rosululloh empat sahabat nabi masih ikutin apa yang di ajarkan Rosululloh jaman sekarang pada jual ajaran Rosululloh saling mengklaim yang paling benar 😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅😅

  • @kayangan_mujur
    @kayangan_mujur 4 місяці тому +2

    Mantap pak ustadz

  • @aleeabraham7808
    @aleeabraham7808 4 місяці тому +1

    Kalau cuma ibadah harian. Ikut guru ngaji di musholah itu cukup. Sholat,wudhu. Puasa dll.. Jangan sampai niat nambah ilmu/referensi karena kebencian dg kelompok lain.. Itu udah pasti sesat hasilnya

    • @solehaaja6813
      @solehaaja6813 4 місяці тому +2

      nah guru ngaji di musholla itu juga punya pedoman dan landasan nya ke ulama mana

    • @jrytjhdrm918
      @jrytjhdrm918 4 місяці тому

      Ulama Su' Adalah Da'i-Da'i Yang Menyeru Kepada Jahannam.
      Oleh : Ustadz Abu Hamzah As-Sanuwi.
      Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis daripada gula, namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan).
      Allah berfirman,
      "Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Ku-berikan) kalian tertipu, ataukah kalian berani kepada-Ku ❓ Demi diri-Ku, Aku bersumpah, Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka), sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.”
      (H.R. Tirmidzi)
      Sesuai dengan namanya, ulama su’ (buruk) tentu pekerjaan-nya merusak, mengacau, dan menyesatkan. Disebut ulama karena baju dan lisannya seperti ulama, disebut su’ karena perbuatan, ajakan, dan hatinya jahat. Oleh karena itu ulama su’ termasuk jenis manusia yang berbulu domba namun berhati serigala. Ulama su’ sekarang ini adalah generasi penerus dari ulama su’ zaman dahulu. Ulama su’ mengajarkan tipu-daya untuk mencari celah-celah hukum Allah, sehingga mereka bisa memakan harta secara batil seperti kisah penduduk yang menghalalkan mencari ikan pada hari Sabtu dengan tipu-daya yang cukup terkenal itu, atau menghalalkan bangkai dengan cara mencairkannya menjadi minyak lalu dijual dan dimakan harganya.
      Ulama su’ adalah peringkat ulama yang paling rendah, paling buruk, dan paling merugi. Ia adalah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, dan tidak mengajarkannya kepada manusia. Di samping itu, ia mengajak kepada kejahatan dan kesesatan. Ia menyuguhkan keburukan dalam bentuk kebaikan. Ia menggambarkan kebatilan dengan gambar sebuah kebenaran. Ada kalanya karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan, atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Atau ada juga yang melakukan itu karena sengaja menentang Allah dan Rasul-Nya demi menciptakan kerusakan di muka bumi ini. Mereka tidak lain adalah para khalifah setan dan para wakil Dajjal.
      Di antara ulama su’ ada juga kelompok yang mengajak kepada kebaikan, namun tidak pernah memberikan keteladanan. Karena itu, Ibnul Qayyim berkata,
      "Ulama su’ duduk di depan pintu surga, dan mengajak manusia untuk masuk ke dalamnya dengan ucapan dan seruan-seruan mereka. Dan mengajak manusia untuk masuk ke dalam neraka dengan perbuatan dan tindakannya. Ucapan mereka berkata kepada manusia, "Kemarilah ❗ Kemarilah ❗" Sedangkan perbuatan mereka berkata, "Janganlah engkau dengarkan seruan mereka. Seandainya seruan mereka itu benar, tentu mereka adalah orang yang pertama kali memenuhi seruan itu.”
      (Al-Fawaid, Ibnul Qayyim, hal. 61)
      Diriwayatkan bahwa Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberi wahyu kepada Nabi Daud alaihis salam,
      "Wahai Daud, janganlah engkau jadikan antara Aku dengan dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia, sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbah-Ku. Karena sesungguhnya mereka adalah para begal yang membegal jalannya hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan bermunajat dari hati mereka.”
      (Jami’ Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Bar, 1/193)
      Asy-Sya’bi berkata : "Akan ada sekelompok penduduk surga yang melongok, melihat sekelompok penduduk neraka. Lalu penduduk surga menyapa mereka dengan penuh keheranan, 'Apa yang membuat kalian masuk neraka, padahal kami masuk surga karena jasa didikan dan ajaranmu ❓'
      Mereka menjawab : 'Sesungguhnya kami memerintahkan kalian melakukan kebaikan, namun kami sendiri tidak melaksanakannya'."
      Allah telah mencela orang-orang semacam ini sejak zaman Nabi Musa alaihis salam, dan mengabadikan hinaan itu di dalam kitab suci sepanjang masa. Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) ❓ Maka tidakkah kamu berpikir ❓"
      (Q.S. Al-Baqarah : 44) (Mukhtashar Jami’ Bayanul Ilmi, Ahmad bin Umar Al-Bairuti, hal. 165)
      Contohnya banyak sekali, seperti ulama yang di dalam muktamar telah memutuskan keharaman musik, lalu setelah pulang ke pesantrennya ternyata di rumahnya terang-terangan memutar kaset-kaset nyanyian, atau bahkan santrinya direstui membentuk grup musik atau qosidah. Ada lagi ulama yang dengan manisnya mengatakan bahwa tugasnya adalah berdakwah demi kesejahteraan Islam, namun di waktu lain ia malah membolehkan bahkan mengajak untuk memilih orang-orang kafir sebagai pemimpin, dan lain sebagainya.
      Satu lagi termasuk kelompok ulama su’ yaitu ulama yang mengajak kepada kebaikan, tetapi dengan cara-cara kefasikan, seperti berdakwah dengan musik dan gendingan. Mulutnya mengajak ke surga, sementara tangan dan kakinya mengajak orang lain untuk bergoyang mengikuti setan. Atau berdakwah dengan menggunakan metode lawak, sehingga ungkapan yang kotor dan contoh-contoh yang seronok menjadi bumbu wajib di dalam setiap ceramahnya, karena target keberhasilannya adalah puasnya hadirin, pemirsa, dan pendengar, dengan gelak tawa dan senyuman lebar sebanyak mungkin. Tema dan isi dakwah pun dipilih dan dikemas sesuai dengan selera para panitia dan pengunjung. Mulutnya mengajak kepada iman, namun lawakan dan kebanyolannya melupakan akhirat. Intinya adalah ia mencari “ridha manusia”. Jenis ulama penghibur (pelawak dan pemusik) ini tidak mengikuti aturan dakwah dalam syariat Islam, tetapi mengikuti nafsu setan demi mengejar ridha manusia. Mereka lupa akan ancaman Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 'Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan (resiko mendapat) murka manusia, maka Allah akan mencukupinya dari manusia. Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan (menyebabkan) kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dirinya kepada manusia.”
      (HR. Tirmidzi, no. 2419)
      Alhasil ulama su’ adalah perusak agama, pemadam sunnah, pelindung bid’ah, pelopor maksiat. Sesungguhnya tepat ungkapan Ibnul Mubarak, "Tidaklah merusak agama ini melainkan para raja, ulama su’, dan para rahibnya. Hal ini karena manusia ini bergantung kepada ulama (ahli ilmu dan amal), ubbad (ahli ibadah), dan muluk (umara, aghniya’). Jika mereka baik, manusia akan baik, dan jika mereka rusak, pasti dunia menjadi rusak."
      (Tafsir Ibnu Katsir, 2/462)
      Umar bertanya kepada Ziyad bin Hudair, "Apakah kamu mengerti apa yang merusak Islam ❓"
      Ziyad menjawab : "Tidak."
      Umar berkata, "Tergelincirnya seorang alim, debatnya orang munafik -dengan ayat Al-Qur’an-, dan (penetapan) hukumnya para imam yang menyesatkan.”
      (Riwayat Ad-Darimi)
      Ulama su’ sejatinya adalah da’i-da’i neraka. Dalam hadits Hudzaifah, ketika ia bertanya kepada Rasulullah, "Sesungguhnya kita dahulu ada dalam kejahiliahan, lalu Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan ❓"
      Beliau menjawab dalam ucapannya yang panjang sampai berkata, "Ya, para da’i di ambang pintu Jahannam. Siapa yang mendatangi ajakannya pasti akan mereka lemparkan ke dalamnya.”
      (H.R. Al-Bukhari : 7084, dll)
      Ulama su’ adalah musuh Allah, mereka sebegitu buruknya karena memutarbalikkan urusan, maka benar-benar terbalik. Seharusnya salah seorang dari mereka bisa menjadi pengajak dan penyeru kepada jalan Allah, ternyata mereka sesat dan menyesatkan, mengajak kepada jalan setan.
      (Dari ucapan Ali radhiallahu anhu, Ad-Dakwatut Tammah, Abdullah Al-Hadrami, h. 42).
      Ulama su’ adalah ulama fasik yang akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka sebelum para penyembah berhala, karena salahnya orang yang mengerti tidak sama dengan orang yang tidak mengerti.
      (Mukhtashar Jami’ Bayanil Ilmi, 164)

    • @masruhan9178
      @masruhan9178 4 місяці тому +2

      Kalau penjelasan dari ustad Kholid Basalamah yang menproklomatirkan diri sebagai orang yang paling sunah;,
      rukun Wudhu' ada 2, yakni membasuh wajah, dan tangan sampai siku,
      Yang lain sunah,
      Ini bagaimana ustad, ?

    • @BovenDigoel-x6j
      @BovenDigoel-x6j 4 місяці тому

      ​@@masruhan9178betul tu, dia kan hidup dijaman rasul

  • @NurHadi-qf9kl
    @NurHadi-qf9kl 4 місяці тому

    mungkin jumlah hadis yg diterima oleh masing2 ulama, beda2.
    Yg hadisnya paling banyak, itu yg lebih layak buat diikuti

    • @kahfyali1586
      @kahfyali1586 4 місяці тому

      Kalo saya melihatnya tidak begitu..
      1;
      Satu kalimat sebelah memaknai (tafsir)
      Sebelah secara harfiah
      Saat yg biasa memahami secara harfiah lalu mamahami lalu tafsir..
      Sebelah yg biasa memaknai secara tafsir malah memaknai secara harfiah..
      Kebolak balik...

    • @jrytjhdrm918
      @jrytjhdrm918 4 місяці тому

      Ulama Su' Adalah Da'i-Da'i Yang Menyeru Kepada Jahannam.
      Oleh : Ustadz Abu Hamzah As-Sanuwi.
      Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis daripada gula, namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan).
      Allah berfirman,
      "Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Ku-berikan) kalian tertipu, ataukah kalian berani kepada-Ku ❓ Demi diri-Ku, Aku bersumpah, Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka), sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.”
      (H.R. Tirmidzi)
      Sesuai dengan namanya, ulama su’ (buruk) tentu pekerjaan-nya merusak, mengacau, dan menyesatkan. Disebut ulama karena baju dan lisannya seperti ulama, disebut su’ karena perbuatan, ajakan, dan hatinya jahat. Oleh karena itu ulama su’ termasuk jenis manusia yang berbulu domba namun berhati serigala. Ulama su’ sekarang ini adalah generasi penerus dari ulama su’ zaman dahulu. Ulama su’ mengajarkan tipu-daya untuk mencari celah-celah hukum Allah, sehingga mereka bisa memakan harta secara batil seperti kisah penduduk yang menghalalkan mencari ikan pada hari Sabtu dengan tipu-daya yang cukup terkenal itu, atau menghalalkan bangkai dengan cara mencairkannya menjadi minyak lalu dijual dan dimakan harganya.
      Ulama su’ adalah peringkat ulama yang paling rendah, paling buruk, dan paling merugi. Ia adalah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, dan tidak mengajarkannya kepada manusia. Di samping itu, ia mengajak kepada kejahatan dan kesesatan. Ia menyuguhkan keburukan dalam bentuk kebaikan. Ia menggambarkan kebatilan dengan gambar sebuah kebenaran. Ada kalanya karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan, atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Atau ada juga yang melakukan itu karena sengaja menentang Allah dan Rasul-Nya demi menciptakan kerusakan di muka bumi ini. Mereka tidak lain adalah para khalifah setan dan para wakil Dajjal.
      Di antara ulama su’ ada juga kelompok yang mengajak kepada kebaikan, namun tidak pernah memberikan keteladanan. Karena itu, Ibnul Qayyim berkata,
      "Ulama su’ duduk di depan pintu surga, dan mengajak manusia untuk masuk ke dalamnya dengan ucapan dan seruan-seruan mereka. Dan mengajak manusia untuk masuk ke dalam neraka dengan perbuatan dan tindakannya. Ucapan mereka berkata kepada manusia, "Kemarilah ❗ Kemarilah ❗" Sedangkan perbuatan mereka berkata, "Janganlah engkau dengarkan seruan mereka. Seandainya seruan mereka itu benar, tentu mereka adalah orang yang pertama kali memenuhi seruan itu.”
      (Al-Fawaid, Ibnul Qayyim, hal. 61)
      Diriwayatkan bahwa Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberi wahyu kepada Nabi Daud alaihis salam,
      "Wahai Daud, janganlah engkau jadikan antara Aku dengan dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia, sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbah-Ku. Karena sesungguhnya mereka adalah para begal yang membegal jalannya hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan bermunajat dari hati mereka.”
      (Jami’ Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Bar, 1/193)
      Asy-Sya’bi berkata : "Akan ada sekelompok penduduk surga yang melongok, melihat sekelompok penduduk neraka. Lalu penduduk surga menyapa mereka dengan penuh keheranan, 'Apa yang membuat kalian masuk neraka, padahal kami masuk surga karena jasa didikan dan ajaranmu ❓'
      Mereka menjawab : 'Sesungguhnya kami memerintahkan kalian melakukan kebaikan, namun kami sendiri tidak melaksanakannya'."
      Allah telah mencela orang-orang semacam ini sejak zaman Nabi Musa alaihis salam, dan mengabadikan hinaan itu di dalam kitab suci sepanjang masa. Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) ❓ Maka tidakkah kamu berpikir ❓"
      (Q.S. Al-Baqarah : 44) (Mukhtashar Jami’ Bayanul Ilmi, Ahmad bin Umar Al-Bairuti, hal. 165)
      Contohnya banyak sekali, seperti ulama yang di dalam muktamar telah memutuskan keharaman musik, lalu setelah pulang ke pesantrennya ternyata di rumahnya terang-terangan memutar kaset-kaset nyanyian, atau bahkan santrinya direstui membentuk grup musik atau qosidah. Ada lagi ulama yang dengan manisnya mengatakan bahwa tugasnya adalah berdakwah demi kesejahteraan Islam, namun di waktu lain ia malah membolehkan bahkan mengajak untuk memilih orang-orang kafir sebagai pemimpin, dan lain sebagainya.
      Satu lagi termasuk kelompok ulama su’ yaitu ulama yang mengajak kepada kebaikan, tetapi dengan cara-cara kefasikan, seperti berdakwah dengan musik dan gendingan. Mulutnya mengajak ke surga, sementara tangan dan kakinya mengajak orang lain untuk bergoyang mengikuti setan. Atau berdakwah dengan menggunakan metode lawak, sehingga ungkapan yang kotor dan contoh-contoh yang seronok menjadi bumbu wajib di dalam setiap ceramahnya, karena target keberhasilannya adalah puasnya hadirin, pemirsa, dan pendengar, dengan gelak tawa dan senyuman lebar sebanyak mungkin. Tema dan isi dakwah pun dipilih dan dikemas sesuai dengan selera para panitia dan pengunjung. Mulutnya mengajak kepada iman, namun lawakan dan kebanyolannya melupakan akhirat. Intinya adalah ia mencari “ridha manusia”. Jenis ulama penghibur (pelawak dan pemusik) ini tidak mengikuti aturan dakwah dalam syariat Islam, tetapi mengikuti nafsu setan demi mengejar ridha manusia. Mereka lupa akan ancaman Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 'Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan (resiko mendapat) murka manusia, maka Allah akan mencukupinya dari manusia. Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan (menyebabkan) kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dirinya kepada manusia.”
      (HR. Tirmidzi, no. 2419)
      Alhasil ulama su’ adalah perusak agama, pemadam sunnah, pelindung bid’ah, pelopor maksiat. Sesungguhnya tepat ungkapan Ibnul Mubarak, "Tidaklah merusak agama ini melainkan para raja, ulama su’, dan para rahibnya. Hal ini karena manusia ini bergantung kepada ulama (ahli ilmu dan amal), ubbad (ahli ibadah), dan muluk (umara, aghniya’). Jika mereka baik, manusia akan baik, dan jika mereka rusak, pasti dunia menjadi rusak."
      (Tafsir Ibnu Katsir, 2/462)
      Umar bertanya kepada Ziyad bin Hudair, "Apakah kamu mengerti apa yang merusak Islam ❓"
      Ziyad menjawab : "Tidak."
      Umar berkata, "Tergelincirnya seorang alim, debatnya orang munafik -dengan ayat Al-Qur’an-, dan (penetapan) hukumnya para imam yang menyesatkan.”
      (Riwayat Ad-Darimi)
      Ulama su’ sejatinya adalah da’i-da’i neraka. Dalam hadits Hudzaifah, ketika ia bertanya kepada Rasulullah, "Sesungguhnya kita dahulu ada dalam kejahiliahan, lalu Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan ❓"
      Beliau menjawab dalam ucapannya yang panjang sampai berkata, "Ya, para da’i di ambang pintu Jahannam. Siapa yang mendatangi ajakannya pasti akan mereka lemparkan ke dalamnya.”
      (H.R. Al-Bukhari : 7084, dll)
      Ulama su’ adalah musuh Allah, mereka sebegitu buruknya karena memutarbalikkan urusan, maka benar-benar terbalik. Seharusnya salah seorang dari mereka bisa menjadi pengajak dan penyeru kepada jalan Allah, ternyata mereka sesat dan menyesatkan, mengajak kepada jalan setan.
      (Dari ucapan Ali radhiallahu anhu, Ad-Dakwatut Tammah, Abdullah Al-Hadrami, h. 42).
      Ulama su’ adalah ulama fasik yang akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka sebelum para penyembah berhala, karena salahnya orang yang mengerti tidak sama dengan orang yang tidak mengerti.
      (Mukhtashar Jami’ Bayanil Ilmi, 164)

  • @solehaaja6813
    @solehaaja6813 4 місяці тому

    klo syirik se 7 klo bid ah tunggu Dulu apakah semua bid ah sesat kita harus sepakat dulu seperti apa

    • @drssaifullah8511
      @drssaifullah8511 4 місяці тому

      Syirikpun juga pemahamannya ada persamaan dlm hal pokok tapi dlm hal furu' ada pemahaman yg berbeda.

    • @solehaaja6813
      @solehaaja6813 4 місяці тому

      @@drssaifullah8511 syirik aja ada pemahaman nya apakah bid ah di pahami semua sesat seperti y g di gaung kan Wahabi

    • @jrytjhdrm918
      @jrytjhdrm918 4 місяці тому

      Ulama Su' Adalah Da'i-Da'i Yang Menyeru Kepada Jahannam.
      Oleh : Ustadz Abu Hamzah As-Sanuwi.
      Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis daripada gula, namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan).
      Allah berfirman,
      "Apakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Ku-berikan) kalian tertipu, ataukah kalian berani kepada-Ku ❓ Demi diri-Ku, Aku bersumpah, Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka), sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.”
      (H.R. Tirmidzi)
      Sesuai dengan namanya, ulama su’ (buruk) tentu pekerjaan-nya merusak, mengacau, dan menyesatkan. Disebut ulama karena baju dan lisannya seperti ulama, disebut su’ karena perbuatan, ajakan, dan hatinya jahat. Oleh karena itu ulama su’ termasuk jenis manusia yang berbulu domba namun berhati serigala. Ulama su’ sekarang ini adalah generasi penerus dari ulama su’ zaman dahulu. Ulama su’ mengajarkan tipu-daya untuk mencari celah-celah hukum Allah, sehingga mereka bisa memakan harta secara batil seperti kisah penduduk yang menghalalkan mencari ikan pada hari Sabtu dengan tipu-daya yang cukup terkenal itu, atau menghalalkan bangkai dengan cara mencairkannya menjadi minyak lalu dijual dan dimakan harganya.
      Ulama su’ adalah peringkat ulama yang paling rendah, paling buruk, dan paling merugi. Ia adalah seorang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, dan tidak mengajarkannya kepada manusia. Di samping itu, ia mengajak kepada kejahatan dan kesesatan. Ia menyuguhkan keburukan dalam bentuk kebaikan. Ia menggambarkan kebatilan dengan gambar sebuah kebenaran. Ada kalanya karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan, atau apa saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Atau ada juga yang melakukan itu karena sengaja menentang Allah dan Rasul-Nya demi menciptakan kerusakan di muka bumi ini. Mereka tidak lain adalah para khalifah setan dan para wakil Dajjal.
      Di antara ulama su’ ada juga kelompok yang mengajak kepada kebaikan, namun tidak pernah memberikan keteladanan. Karena itu, Ibnul Qayyim berkata,
      "Ulama su’ duduk di depan pintu surga, dan mengajak manusia untuk masuk ke dalamnya dengan ucapan dan seruan-seruan mereka. Dan mengajak manusia untuk masuk ke dalam neraka dengan perbuatan dan tindakannya. Ucapan mereka berkata kepada manusia, "Kemarilah ❗ Kemarilah ❗" Sedangkan perbuatan mereka berkata, "Janganlah engkau dengarkan seruan mereka. Seandainya seruan mereka itu benar, tentu mereka adalah orang yang pertama kali memenuhi seruan itu.”
      (Al-Fawaid, Ibnul Qayyim, hal. 61)
      Diriwayatkan bahwa Allâh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberi wahyu kepada Nabi Daud alaihis salam,
      "Wahai Daud, janganlah engkau jadikan antara Aku dengan dirimu seorang alim yang sudah tergoda oleh dunia, sehingga ia bisa menghalangimu dari jalan mahabbah-Ku. Karena sesungguhnya mereka adalah para begal yang membegal jalannya hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya hukuman terkecil yang Aku kenakan untuk mereka adalah Aku cabut kelezatan bermunajat dari hati mereka.”
      (Jami’ Bayanil Ilmi, Ibnu Abdil Bar, 1/193)
      Asy-Sya’bi berkata : "Akan ada sekelompok penduduk surga yang melongok, melihat sekelompok penduduk neraka. Lalu penduduk surga menyapa mereka dengan penuh keheranan, 'Apa yang membuat kalian masuk neraka, padahal kami masuk surga karena jasa didikan dan ajaranmu ❓'
      Mereka menjawab : 'Sesungguhnya kami memerintahkan kalian melakukan kebaikan, namun kami sendiri tidak melaksanakannya'."
      Allah telah mencela orang-orang semacam ini sejak zaman Nabi Musa alaihis salam, dan mengabadikan hinaan itu di dalam kitab suci sepanjang masa. Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) ❓ Maka tidakkah kamu berpikir ❓"
      (Q.S. Al-Baqarah : 44) (Mukhtashar Jami’ Bayanul Ilmi, Ahmad bin Umar Al-Bairuti, hal. 165)
      Contohnya banyak sekali, seperti ulama yang di dalam muktamar telah memutuskan keharaman musik, lalu setelah pulang ke pesantrennya ternyata di rumahnya terang-terangan memutar kaset-kaset nyanyian, atau bahkan santrinya direstui membentuk grup musik atau qosidah. Ada lagi ulama yang dengan manisnya mengatakan bahwa tugasnya adalah berdakwah demi kesejahteraan Islam, namun di waktu lain ia malah membolehkan bahkan mengajak untuk memilih orang-orang kafir sebagai pemimpin, dan lain sebagainya.
      Satu lagi termasuk kelompok ulama su’ yaitu ulama yang mengajak kepada kebaikan, tetapi dengan cara-cara kefasikan, seperti berdakwah dengan musik dan gendingan. Mulutnya mengajak ke surga, sementara tangan dan kakinya mengajak orang lain untuk bergoyang mengikuti setan. Atau berdakwah dengan menggunakan metode lawak, sehingga ungkapan yang kotor dan contoh-contoh yang seronok menjadi bumbu wajib di dalam setiap ceramahnya, karena target keberhasilannya adalah puasnya hadirin, pemirsa, dan pendengar, dengan gelak tawa dan senyuman lebar sebanyak mungkin. Tema dan isi dakwah pun dipilih dan dikemas sesuai dengan selera para panitia dan pengunjung. Mulutnya mengajak kepada iman, namun lawakan dan kebanyolannya melupakan akhirat. Intinya adalah ia mencari “ridha manusia”. Jenis ulama penghibur (pelawak dan pemusik) ini tidak mengikuti aturan dakwah dalam syariat Islam, tetapi mengikuti nafsu setan demi mengejar ridha manusia. Mereka lupa akan ancaman Rasûlullâh Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 'Barangsiapa yang mencari ridha Allah dengan (resiko mendapat) murka manusia, maka Allah akan mencukupinya dari manusia. Dan barangsiapa mencari ridha manusia dengan (menyebabkan) kemurkaan Allah, maka Allah menyerahkan dirinya kepada manusia.”
      (HR. Tirmidzi, no. 2419)
      Alhasil ulama su’ adalah perusak agama, pemadam sunnah, pelindung bid’ah, pelopor maksiat. Sesungguhnya tepat ungkapan Ibnul Mubarak, "Tidaklah merusak agama ini melainkan para raja, ulama su’, dan para rahibnya. Hal ini karena manusia ini bergantung kepada ulama (ahli ilmu dan amal), ubbad (ahli ibadah), dan muluk (umara, aghniya’). Jika mereka baik, manusia akan baik, dan jika mereka rusak, pasti dunia menjadi rusak."
      (Tafsir Ibnu Katsir, 2/462)
      Umar bertanya kepada Ziyad bin Hudair, "Apakah kamu mengerti apa yang merusak Islam ❓"
      Ziyad menjawab : "Tidak."
      Umar berkata, "Tergelincirnya seorang alim, debatnya orang munafik -dengan ayat Al-Qur’an-, dan (penetapan) hukumnya para imam yang menyesatkan.”
      (Riwayat Ad-Darimi)
      Ulama su’ sejatinya adalah da’i-da’i neraka. Dalam hadits Hudzaifah, ketika ia bertanya kepada Rasulullah, "Sesungguhnya kita dahulu ada dalam kejahiliahan, lalu Allah menganugerahkan kepada kami kebaikan ini, maka apakah setelah kebaikan ini ada keburukan ❓"
      Beliau menjawab dalam ucapannya yang panjang sampai berkata, "Ya, para da’i di ambang pintu Jahannam. Siapa yang mendatangi ajakannya pasti akan mereka lemparkan ke dalamnya.”
      (H.R. Al-Bukhari : 7084, dll)
      Ulama su’ adalah musuh Allah, mereka sebegitu buruknya karena memutarbalikkan urusan, maka benar-benar terbalik. Seharusnya salah seorang dari mereka bisa menjadi pengajak dan penyeru kepada jalan Allah, ternyata mereka sesat dan menyesatkan, mengajak kepada jalan setan.
      (Dari ucapan Ali radhiallahu anhu, Ad-Dakwatut Tammah, Abdullah Al-Hadrami, h. 42).
      Ulama su’ adalah ulama fasik yang akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka sebelum para penyembah berhala, karena salahnya orang yang mengerti tidak sama dengan orang yang tidak mengerti.
      (Mukhtashar Jami’ Bayanil Ilmi, 164)

  • @tanpabatas8356
    @tanpabatas8356 4 місяці тому +1

    sampai wudhlu saja ada perbedaan antar ulama , jika umat tidak memiliki kecerdasan sendiri kemampuan memahami agama hanya seprti robot tentu habis fikirannya disuguhi perbedaan perbedaan pada setiap sudut agama akhirnya ambruk tak mampu mengenali lagi pilihan , karna ingin sempurna secara utuh ....

    • @drssaifullah8511
      @drssaifullah8511 4 місяці тому

      Maka ulama salaf sholihin yg kita ikuti dibatasi hanya pada 4 madzhab saja dlam Fiqih

  • @rudinrani2181
    @rudinrani2181 4 місяці тому

    Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfa'at bagi orang2 yg beriman.
    (Qs. Adh-Dhariyat : 55)
    NB : orang2 yg sering membuat kesyirikan dan bid'ah selalu diperingatkan tapi malah marah tidak terima.

    • @muhamadselamet5552
      @muhamadselamet5552 4 місяці тому

      Basi syurak syirik syurak syirik cuman bisa ngomong..turun langsung ke lapangan/hutan kayak Kiyai Aswaja memberantas kesyirikan melawan dukun santet/dukun pesugihan yang meresahkan masysrakat...berani ga melawan para dukun santet/dukun pesugihan di hutan ? Jangan cuman koar koar syurak syirik syurak syirik..

    • @kosintasayang730
      @kosintasayang730 4 місяці тому +1

      yg anda maksud siapa ya

    • @staycafe5978
      @staycafe5978 4 місяці тому +1

      Yg memperingatkan belum tentu benar, yg diperingatkan belum pasti salah.
      Lah koq anda sudah seperti Nabi yg mendapat wahyu, Sampai anda bisa memutuskan mana yg salah dan mana yg benar.

    • @armannasir2492
      @armannasir2492 4 місяці тому

      Kebenaran ala kacamata kuda ya??

    • @rudinrani2181
      @rudinrani2181 4 місяці тому

      Manusia menilai sesuai ilmunya masing2.

  • @sniper-bojes
    @sniper-bojes 4 місяці тому

    Jgn kau ikut sebelum kau tau ilmunya.

    • @muhammadabdulah7864
      @muhammadabdulah7864 4 місяці тому +2

      Ini lgi di kasih tau ilmunya

    • @mastumba783
      @mastumba783 4 місяці тому +1

      Bongaaak luuu😂

    • @sniper-bojes
      @sniper-bojes 4 місяці тому

      @@mastumba783 pendongeng

    • @xtren1567
      @xtren1567 4 місяці тому +1

      Sikat terus Ust orang yg mau menghancurkan islam biar pd melek ,jangan suka dikit dikit bidah modal celana cingkrang ama jenggot aja udah sok benar

    • @jibrilachmad7774
      @jibrilachmad7774 4 місяці тому

      Org macam ni biasanya ilmunya cm sampe di ferut...

  • @suluhsabil
    @suluhsabil 4 місяці тому

    Para imam madzhab khilaf tentang dalil wudhu.
    Tapi Para imam madzhab tidak ada khilaf tentang maulid dan kenduri mayit. Mereka tidak buat maulid dan kenduri mayit. Artinya mereka sepakat( ijma') tidak ada maulid dan kenduri mayit.

    • @Rifky900
      @Rifky900 4 місяці тому

      كبلوك ايت جاعن دبوروع سوندريان
      بايق بايق باج

    • @armannasir2492
      @armannasir2492 4 місяці тому

      Kalau menurut ente Maulid dan kenduri mayit gak ada ijma' tentang itu, BAGAIMANA DENGAN TRILOGI TAUHID YANG GAK ADA DALILNYA dari AL Quran dan Sunnah Rasulullah apalagi dari ijma' ulama ente terapkan??

    • @suluhsabil
      @suluhsabil 4 місяці тому

      @@armannasir2492
      Pembagian tauhid rububiyah, uluhiyah, asma wa sifat, seperti pembagian hukum tajwid ikhfa, iqlab, idgham.
      Ulama hanya mengklasifikasi, tidak membuat sesuatu yg baru. Bukan ngoplos2 dalil.
      Beda dengan bid'ah aqidah Asyairah. Membagi kalamullah jadi kalam nafsi dan lafdzi. Itu mengada2 sesuatu tentang Allah Ta'ala tanpa dalil.

    • @AzharIsmail258
      @AzharIsmail258 4 місяці тому

      kamu bagi jawapan sendiri ka...macamana kamu boleh tahu, tidak buat maulid dan kenduri mayit artinya mereka sepakat? kau pernah tanya mereka ka? sudah tentu tidak kan? dan terus bagi jawapan mereka sepakat (ijma') tentang perkara ni.

    • @armannasir2492
      @armannasir2492 4 місяці тому

      @@suluhsabil katanya kalian berdasarkan Al Quran dan sunnah Rasulullah, coba sebutkan dalilnya yang secara JELAS dari Al Quran dan Sunnah Rasulullah yang mengatakan bahwa trilogi tauhid adalah tauhid nya seorang muslim..