Didi Kempot SD nya di ngawi ikut Ibunya dan tinggal di rumah neneknya kebetulan rumah ibu dan neneknya dekat, SMP nya di Solo ikut bapaknya, SMA nya disuruh bapak ikut pakdhe di Samarinda, Kalimantan Timur tapi katanya nggak sampe lulus SMA dan sempat kerja disana di pertambangan minyak lepas pantai bagian suplay makanan selama beberapa tahun, kemudian pulang kampung ke Solo dan ketemu keluarganya, lalu Pakdhe Didi ketemu rekan rekannya SMPnya di Solo, nah dari situlah Didi dan teman temannya nongkrong dan main musik lalu mereka mencoba ngamen di Solo. Setelah mengetahui kakaknya Pakdhe Mamiek Prakoso sukses di Jakarta, Didi Kempot pun senang dan juga ingin sukses seperti kakaknya, berangkatlah Didi Kempot ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Didi Kempot tidak langsung sukses, untuk menyambung hidup dia harus mengamen, Didi tinggal di kontrakan yang dekat kandang kambing di wilayah Slipi, dan setiap pagi Didi pasti ngutang gorengan ke Warung Ibunya Yoto yaitu Supiyem dan dibayar setelah pulang ngamen, dan Didi pernah pacaran dengan seorang gadis cantik, namun sayang orang tua si gadis enggan merestui hubungan keduanya karena Didi Kempot yang dianggap Gelandangan, Rambut gondrong, mabuk-mabukan, dan dianggap tidak punya masa depan cerah, Didi pun pasrah dan intropeksi diri dan dari situlah lagu Cidro diciptakan. Lama kelamaan Mamiek pun tau kalau Didi ngamen dan tidak menyangka adiknya hidup seperti itu di Jakarta, waktu ngamen pernah disamperin Mamiek untuk diajak pulang dan Didi mau, tapi pulangnya kemana, Mamiek aja belum punya rumah masih ngontrak 😂. Dan Mamiek pun penasaran dengan mental nyanyi Didi, diajaklah Didi ke suatu perumahan untuk ngamen dan Mamiek melihat seperti apa mental penyanyi Didi dan Mamiek pun puas dengan mentalnya Didi. Selama mengamen, sebenarnya Didi sudah mencoba mengirimkan lagu rekamannya ke label rekaman namun sering tidak ada hasil. Barulah pada tahun 1989, Nasib baik menghampiri Didi Kempot, saat itu dia diberitahu Mamiek bahwa ada orang yang ingin mendengar nyanyiannya, orang itu adalah Pompi Suradimansyah, personil No Koes. Sebelum berangkat kesana Didi mandi dan dandan di rumah kontrakan Mamiek, dia pakai bajunya punya Mamiek. Setelah sampai ditempat yang dijanjikan, Didi pun dites menyanyi dan Didi memilih lagu We Cen Yu (koWe panCen Ayu) dan lolos, dan Akhirnya Didi Kempot membuat album pertamanya Batara Grup yang beranggotakan Mamiek, Pompi dan Dian, dan untuk pertama kalinya Didi diundang ke acara musik Safari yang tayang di TVRI, dia juga mengajak adiknya Eko untuk jadi dancernya. Album pertama Didi kempot di Indonesia kurang dapat respon, hingga akhirnya ada turis Suriname yang berdomisili di Belanda datang ke Indonesia dan tertarik membelinya, sesampainya di Belanda, turis tersebut menyebarkan lagu didi lewat radio dan lagu We Cen Yu sukses di sana. Selama di Indonesia, dia tidak pernah dapat tawaran untuk konser, hingga datang orang Suriname untuk menawarinya konser di negaranya, pesan tersebut awalnya didapat dari temannya Mamiek, lalu Mamiek pun menyampaikan pesan ini ke Didi Kempot, dan Didi menerima tawaran itu. Di konser pertamanya tersebut Didi kaget karena orang Suriname hafal dengan lagu-lagunya, padahal baru pertama kali konser di Suriname, dari situlah kesuksesan dimulai. Didi Kempot menikah dengan Saputri, istri pertamanya pada tahun 1989 dan digelar sederhana. Lagu layang kangen diciptakan Didi Kempot untuk Saputri, karena saat itu Didi sedang ada di Jakarta, sedangkan Saputri di Ngawi, mereka cuma bisa berkabar lewat surat. Pada tahun 1998, sebelum mengeluarkan album Stasiun Balapan, di Indonesia Didi sempat mengeluarkan bebarapa album yaitu We Cen Yu (1989), Bungkus Saja (1991/1992), Malam Mingguan (1996), Eling Kowe (1997), Angin Paramaribo (1997). Barulah pada tahun 1998 Didi kempot rekaman lagu-lagu untuk album stasiun balapan di studio Lokananta solo, setelah selesai kemudian Didi dan ditemani Istri keduanya Dian Ekawati berangkat ke Semarang untuk menawarkan lagunya di label rekaman disana, disepanjang perjalanan sempat turun hujan deras dan bahkan mobil yang mereka tumpangi hampir mengalami kecelakaan, untuk keselamatan, akhirnya mobilnya istirahat dulu sambil menunggu hujan agak reda, Dian Ekawati pun berdoa kepada yang Maha Kuasa semoga album ini sukses di Indonesia dan akhirnya album stasiun balapan benar benar sukses. Mungkin itu sedikit cerita kesuksesan Didi Kempot, kisah ini betul betul asli tanpa dibuat buat.
Mas ... Njenengan kagungan tugas menyatukan putra putriny mas Didik... Yo , pie pie o... Ikukabeh balung daging kulite Mas Didik.. Dadi usahakno putro putri ne almarhum biso do rumaket... Mbuh sejarahe pie.. Nanging iku bondho sing ketok... Cobo pirsani Mas Staso lan adik2 e... Sorotmata mereka pleg ketipleg KING ROMO ALMARHUM... maturnuwun..
Katanya p dhe didi beli gitar pertama kali dg jual sepedanya...terus mlayu ke solo..katanya mau nyari bapaknya...cb buka canel tv garuda suriname yg wawancara lngsung dg p dhe didi
Beda versi sama ceritanya Pakde yg diwawancarai penyiar metro tv. Mungkin krn beda rumah jd g tau pasti kehidupan sang kakak. Krn waktu kecil mnrt cerita Pakde ikut simbah nya dan sodaranya ikut bapaknya
Saya akui orang jawa kenapa pintar² dan pantang menyerah Banyak wong jowo sukses di tanah kalimantan, kalimantan bisa rame dan maju karena ada nya orang Jawa dan orang Sulawesi.
Setuju saya sobat ambyar dari malang menduukung sekali.. pak walikota saya yang satu hotel dan kamarnya hadap hadapan dengan pak wali waktu acara apeksi di kalimantan dan kita foto bareng waktuu karnaval....pak tolong pak buatkan patung didi kempot ya pak..🙏🙏🙏🙏
Didi Kempot SD nya di ngawi ikut Ibunya dan tinggal di rumah neneknya kebetulan rumah ibu dan neneknya dekat, SMP nya di Solo ikut bapaknya, SMA nya disuruh bapak ikut pakdhe di Samarinda, Kalimantan Timur tapi katanya nggak sampe lulus SMA dan sempat kerja disana di pertambangan minyak lepas pantai bagian suplay makanan selama beberapa tahun, kemudian pulang kampung ke Solo dan ketemu keluarganya, lalu Pakdhe Didi ketemu rekan rekannya SMPnya di Solo, nah dari situlah Didi dan teman temannya nongkrong dan main musik lalu mereka mencoba ngamen di Solo. Setelah mengetahui kakaknya Pakdhe Mamiek Prakoso sukses di Jakarta, Didi Kempot pun senang dan juga ingin sukses seperti kakaknya, berangkatlah Didi Kempot ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta, Didi Kempot tidak langsung sukses, untuk menyambung hidup dia harus mengamen, Didi tinggal di kontrakan yang dekat kandang kambing di wilayah Slipi, dan setiap pagi Didi pasti ngutang gorengan ke Warung Ibunya Yoto yaitu Supiyem dan dibayar setelah pulang ngamen, dan Didi pernah pacaran dengan seorang gadis cantik, namun sayang orang tua si gadis enggan merestui hubungan keduanya karena Didi Kempot yang dianggap Gelandangan, Rambut gondrong, mabuk-mabukan, dan dianggap tidak punya masa depan cerah, Didi pun pasrah dan intropeksi diri dan dari situlah lagu Cidro diciptakan. Lama kelamaan Mamiek pun tau kalau Didi ngamen dan tidak menyangka adiknya hidup seperti itu di Jakarta, waktu ngamen pernah disamperin Mamiek untuk diajak pulang dan Didi mau, tapi pulangnya kemana, Mamiek aja belum punya rumah masih ngontrak 😂. Dan Mamiek pun penasaran dengan mental nyanyi Didi, diajaklah Didi ke suatu perumahan untuk ngamen dan Mamiek melihat seperti apa mental penyanyi Didi dan Mamiek pun puas dengan mentalnya Didi. Selama mengamen, sebenarnya Didi sudah mencoba mengirimkan lagu rekamannya ke label rekaman namun sering tidak ada hasil. Barulah pada tahun 1989, Nasib baik menghampiri Didi Kempot, saat itu dia diberitahu Mamiek bahwa ada orang yang ingin mendengar nyanyiannya, orang itu adalah Pompi Suradimansyah, personil No Koes. Sebelum berangkat kesana Didi mandi dan dandan di rumah kontrakan Mamiek, dia pakai bajunya punya Mamiek. Setelah sampai ditempat yang dijanjikan, Didi pun dites menyanyi dan Didi memilih lagu We Cen Yu (koWe panCen Ayu) dan lolos, dan Akhirnya Didi Kempot membuat album pertamanya Batara Grup yang beranggotakan Mamiek, Pompi dan Dian, dan untuk pertama kalinya Didi diundang ke acara musik Safari yang tayang di TVRI, dia juga mengajak adiknya Eko untuk jadi dancernya. Album pertama Didi kempot di Indonesia kurang dapat respon, hingga akhirnya ada turis Suriname yang berdomisili di Belanda datang ke Indonesia dan tertarik membelinya, sesampainya di Belanda, turis tersebut menyebarkan lagu didi lewat radio dan lagu We Cen Yu sukses di sana. Selama di Indonesia, dia tidak pernah dapat tawaran untuk konser, hingga datang orang Suriname untuk menawarinya konser di negaranya, pesan tersebut awalnya didapat dari temannya Mamiek, lalu Mamiek pun menyampaikan pesan ini ke Didi Kempot, dan Didi menerima tawaran itu. Di konser pertamanya tersebut Didi kaget karena orang Suriname hafal dengan lagu-lagunya, padahal baru pertama kali konser di Suriname, dari situlah kesuksesan dimulai. Didi Kempot menikah dengan Saputri, istri pertamanya pada tahun 1989 dan digelar sederhana. Lagu layang kangen diciptakan Didi Kempot untuk Saputri, karena saat itu Didi sedang ada di Jakarta, sedangkan Saputri di Ngawi, mereka cuma bisa berkabar lewat surat. Pada tahun 1998, sebelum mengeluarkan album Stasiun Balapan, di Indonesia Didi sempat mengeluarkan bebarapa album yaitu We Cen Yu (1989), Bungkus Saja (1991/1992), Malam Mingguan (1996), Eling Kowe (1997), Angin Paramaribo (1997). Barulah pada tahun 1998 Didi kempot rekaman lagu-lagu untuk album stasiun balapan di studio Lokananta solo, setelah selesai kemudian Didi dan ditemani Istri keduanya Dian Ekawati berangkat ke Semarang untuk menawarkan lagunya di label rekaman disana, disepanjang perjalanan sempat turun hujan deras dan bahkan mobil yang mereka tumpangi hampir mengalami kecelakaan, untuk keselamatan, akhirnya mobilnya istirahat dulu sambil menunggu hujan agak reda, Dian Ekawati pun berdoa kepada yang Maha Kuasa semoga album ini sukses di Indonesia dan akhirnya album stasiun balapan benar benar sukses. Mungkin itu sedikit cerita kesuksesan Didi Kempot, kisah ini betul betul asli tanpa dibuat buat.
pak eko SMA nya almh mas Didi waktu di samarinda SMA mana dan apa betul almh punya keluarga di samarinda tepatnya jl argomulyo Sidodadi maaf kepo aja pak eko karena saya orang samarinda.
@@Iriantika Apa nya bener Bu Iriantika Prihastyanti. Kalau saya sih pilih narasumber dari beliau sendiŕi di sa'at ada diolog di media media lain, wawancara di pertunjukan komser, pengajian dan Internat hasil wawancara beliau sebelum wafat.
@@All-NH maksudnya itu lho Pak Aditya bilang, kalo om Eko wajah dan posturnya mirip Mbah Ranto, bapaknya Om Didi Kempot dan Pak Eko wkwk. Salah tangkap ya🤣
Alhamdulillah. Mas didi/sobat ambyarrrrrr sudah di bikin cerita film nya ya. Tunggu tanggal tayang nya saja di bioskop seluruh indonesia yach.. Sobat ambyarrrrrr
Kurang.panjang cerita nya,,, lagi dong hehee Kl soal Om didi kempot.mah gak ada bosen nya nyimak. Hallo mas Eko, kita pernah jumpa di hongkong waktu itu heheee fotomu jek yak simpen lo 😊😊😊
*Iya, pernah ada wawancara nya beliau sendiri di channel lain. Beliau ikut nenek / kakek nya di Ngawi, dengan pekerjaan warung. Ini juga pernah yang juga saya baca di Internat di akhir tahun 2019 sekitar September.* *Maka nya sa'at ini yang saya perhatikan dari sumber channel dari wawancara dari media dan pertunjukan nya maupun di sa'at di acara pengajian*
@@megajon4457 Iya, betul demikian sama Mas Brooo. *Salam Budaya "Jaya Budaya Nuasantara Lestari Budaya Nusantara Jaya Negeri Nusantara"* *Untuk +62 Tetep Rukun Tentrem Sak Lawase*
Penggemar Didikempot idolaku Yogyakarta Indonesia hadir terima kasih mas Eko❤😂😊🎉👍🏆🌄❤️🇮🇩🤲
Didi Kempot SD nya di ngawi ikut Ibunya dan tinggal di rumah neneknya kebetulan rumah ibu dan neneknya dekat, SMP nya di Solo ikut bapaknya, SMA nya disuruh bapak ikut pakdhe di Samarinda, Kalimantan Timur tapi katanya nggak sampe lulus SMA dan sempat kerja disana di pertambangan minyak lepas pantai bagian suplay makanan selama beberapa tahun, kemudian pulang kampung ke Solo dan ketemu keluarganya, lalu Pakdhe Didi ketemu rekan rekannya SMPnya di Solo, nah dari situlah Didi dan teman temannya nongkrong dan main musik lalu mereka mencoba ngamen di Solo. Setelah mengetahui kakaknya Pakdhe Mamiek Prakoso sukses di Jakarta, Didi Kempot pun senang dan juga ingin sukses seperti kakaknya, berangkatlah Didi Kempot ke Jakarta.
Sesampainya di Jakarta, Didi Kempot tidak langsung sukses, untuk menyambung hidup dia harus mengamen, Didi tinggal di kontrakan yang dekat kandang kambing di wilayah Slipi, dan setiap pagi Didi pasti ngutang gorengan ke Warung Ibunya Yoto yaitu Supiyem dan dibayar setelah pulang ngamen, dan Didi pernah pacaran dengan seorang gadis cantik, namun sayang orang tua si gadis enggan merestui hubungan keduanya karena Didi Kempot yang dianggap Gelandangan, Rambut gondrong, mabuk-mabukan, dan dianggap tidak punya masa depan cerah, Didi pun pasrah dan intropeksi diri dan dari situlah lagu Cidro diciptakan. Lama kelamaan Mamiek pun tau kalau Didi ngamen dan tidak menyangka adiknya hidup seperti itu di Jakarta, waktu ngamen pernah disamperin Mamiek untuk diajak pulang dan Didi mau, tapi pulangnya kemana, Mamiek aja belum punya rumah masih ngontrak 😂. Dan Mamiek pun penasaran dengan mental nyanyi Didi, diajaklah Didi ke suatu perumahan untuk ngamen dan Mamiek melihat seperti apa mental penyanyi Didi dan Mamiek pun puas dengan mentalnya Didi. Selama mengamen, sebenarnya Didi sudah mencoba mengirimkan lagu rekamannya ke label rekaman namun sering tidak ada hasil. Barulah pada tahun 1989, Nasib baik menghampiri Didi Kempot, saat itu dia diberitahu Mamiek bahwa ada orang yang ingin mendengar nyanyiannya, orang itu adalah Pompi Suradimansyah, personil No Koes. Sebelum berangkat kesana Didi mandi dan dandan di rumah kontrakan Mamiek, dia pakai bajunya punya Mamiek. Setelah sampai ditempat yang dijanjikan, Didi pun dites menyanyi dan Didi memilih lagu We Cen Yu (koWe panCen Ayu) dan lolos, dan Akhirnya Didi Kempot membuat album pertamanya Batara Grup yang beranggotakan Mamiek, Pompi dan Dian, dan untuk pertama kalinya Didi diundang ke acara musik Safari yang tayang di TVRI, dia juga mengajak adiknya Eko untuk jadi dancernya.
Album pertama Didi kempot di Indonesia kurang dapat respon, hingga akhirnya ada turis Suriname yang berdomisili di Belanda datang ke Indonesia dan tertarik membelinya, sesampainya di Belanda, turis tersebut menyebarkan lagu didi lewat radio dan lagu We Cen Yu sukses di sana.
Selama di Indonesia, dia tidak pernah dapat tawaran untuk konser, hingga datang orang Suriname untuk menawarinya konser di negaranya, pesan tersebut awalnya didapat dari temannya Mamiek, lalu Mamiek pun menyampaikan pesan ini ke Didi Kempot, dan Didi menerima tawaran itu. Di konser pertamanya tersebut Didi kaget karena orang Suriname hafal dengan lagu-lagunya, padahal baru pertama kali konser di Suriname, dari situlah kesuksesan dimulai. Didi Kempot menikah dengan Saputri, istri pertamanya pada tahun 1989 dan digelar sederhana. Lagu layang kangen diciptakan Didi Kempot untuk Saputri, karena saat itu Didi sedang ada di Jakarta, sedangkan Saputri di Ngawi, mereka cuma bisa berkabar lewat surat. Pada tahun 1998, sebelum mengeluarkan album Stasiun Balapan, di Indonesia Didi sempat mengeluarkan bebarapa album yaitu We Cen Yu (1989), Bungkus Saja (1991/1992), Malam Mingguan (1996), Eling Kowe (1997), Angin Paramaribo (1997). Barulah pada tahun 1998 Didi kempot rekaman lagu-lagu untuk album stasiun balapan di studio Lokananta solo, setelah selesai kemudian Didi dan ditemani Istri keduanya Dian Ekawati berangkat ke Semarang untuk menawarkan lagunya di label rekaman disana, disepanjang perjalanan sempat turun hujan deras dan bahkan mobil yang mereka tumpangi hampir mengalami kecelakaan, untuk keselamatan, akhirnya mobilnya istirahat dulu sambil menunggu hujan agak reda, Dian Ekawati pun berdoa kepada yang Maha Kuasa semoga album ini sukses di Indonesia dan akhirnya album stasiun balapan benar benar sukses. Mungkin itu sedikit cerita kesuksesan Didi Kempot, kisah ini betul betul asli tanpa dibuat buat.
Mas ... Njenengan kagungan tugas menyatukan putra putriny mas Didik... Yo , pie pie o... Ikukabeh balung daging kulite Mas Didik.. Dadi usahakno putro putri ne almarhum biso do rumaket... Mbuh sejarahe pie.. Nanging iku bondho sing ketok... Cobo pirsani Mas Staso lan adik2 e... Sorotmata mereka pleg ketipleg KING ROMO ALMARHUM... maturnuwun..
Dirintis dari bawah.Haslnya mendunia.
Katanya p dhe didi beli gitar pertama kali dg jual sepedanya...terus mlayu ke solo..katanya mau nyari bapaknya...cb buka canel tv garuda suriname yg wawancara lngsung dg p dhe didi
Buah jatuh ngak jauh dari pokoknya mas eko ngomong aja udah lucu lawong anak mbah ranto 🇲🇨👍👍👍👍👍
Beda versi sama ceritanya Pakde yg diwawancarai penyiar metro tv. Mungkin krn beda rumah jd g tau pasti kehidupan sang kakak. Krn waktu kecil mnrt cerita Pakde ikut simbah nya dan sodaranya ikut bapaknya
Tinggal d Samarinda kerja d daerah pendingin... D rig.. Offshore..konser terakhir d Balikpapan.. Bulan maret 2020 .. Ambyarrr 😭
Saya akui orang jawa kenapa pintar² dan pantang menyerah
Banyak wong jowo sukses di tanah kalimantan, kalimantan bisa rame dan maju karena ada nya orang Jawa dan orang Sulawesi.
P, eko gudel,,, kenapa klu sama kluarga yan velia lebih dekat, dibanding dengan kluarga mas staso,, kan sama" keponak kan
Ini adiknya om didi,yg sering ikut di video klipnya lagunya om didi
Sehat selalu mas Eko Guntur Martinus ,, lanjutkan perjuangan mas Didi Kempot
mirip alm bpk nya
*Mudah2an Pemda solo berniat buatkan monumen pade di stasiun balapan..solo matur sembah nuwun*
Ludiro Marlan sudah dibuat patungnya..
Setuju saya sobat ambyar dari malang menduukung sekali.. pak walikota saya yang satu hotel dan kamarnya hadap hadapan dengan pak wali waktu acara apeksi di kalimantan dan kita foto bareng waktuu karnaval....pak tolong pak buatkan patung didi kempot ya pak..🙏🙏🙏🙏
Critane ra podo
Siip
Ni mas eko q suka org trampil cerdas jg bijak terlihat dr sikap bcr jg santun gk model,, orgnxa apa ada nxa kaya pak dhe didi
Mirip banget dengan bapaknya Mbah Ranto gudel
Ceritane ngalor ngidul piye to iki sik bener sing endi ??
Mas Eko mirip+persis buanget... ma alm.Mbah Ranto...
Stania mirip omnya ini
Beritane ngalor ngidul kata yg Ngawi katanya SD SMP nya di Ngawi gimana sih bro
Didi Kempot SD nya di ngawi ikut Ibunya dan tinggal di rumah neneknya kebetulan rumah ibu dan neneknya dekat, SMP nya di Solo ikut bapaknya, SMA nya disuruh bapak ikut pakdhe di Samarinda, Kalimantan Timur tapi katanya nggak sampe lulus SMA dan sempat kerja disana di pertambangan minyak lepas pantai bagian suplay makanan selama beberapa tahun, kemudian pulang kampung ke Solo dan ketemu keluarganya, lalu Pakdhe Didi ketemu rekan rekannya SMPnya di Solo, nah dari situlah Didi dan teman temannya nongkrong dan main musik lalu mereka mencoba ngamen di Solo. Setelah mengetahui kakaknya Pakdhe Mamiek Prakoso sukses di Jakarta, Didi Kempot pun senang dan juga ingin sukses seperti kakaknya, berangkatlah Didi Kempot ke Jakarta.
Sesampainya di Jakarta, Didi Kempot tidak langsung sukses, untuk menyambung hidup dia harus mengamen, Didi tinggal di kontrakan yang dekat kandang kambing di wilayah Slipi, dan setiap pagi Didi pasti ngutang gorengan ke Warung Ibunya Yoto yaitu Supiyem dan dibayar setelah pulang ngamen, dan Didi pernah pacaran dengan seorang gadis cantik, namun sayang orang tua si gadis enggan merestui hubungan keduanya karena Didi Kempot yang dianggap Gelandangan, Rambut gondrong, mabuk-mabukan, dan dianggap tidak punya masa depan cerah, Didi pun pasrah dan intropeksi diri dan dari situlah lagu Cidro diciptakan. Lama kelamaan Mamiek pun tau kalau Didi ngamen dan tidak menyangka adiknya hidup seperti itu di Jakarta, waktu ngamen pernah disamperin Mamiek untuk diajak pulang dan Didi mau, tapi pulangnya kemana, Mamiek aja belum punya rumah masih ngontrak 😂. Dan Mamiek pun penasaran dengan mental nyanyi Didi, diajaklah Didi ke suatu perumahan untuk ngamen dan Mamiek melihat seperti apa mental penyanyi Didi dan Mamiek pun puas dengan mentalnya Didi. Selama mengamen, sebenarnya Didi sudah mencoba mengirimkan lagu rekamannya ke label rekaman namun sering tidak ada hasil. Barulah pada tahun 1989, Nasib baik menghampiri Didi Kempot, saat itu dia diberitahu Mamiek bahwa ada orang yang ingin mendengar nyanyiannya, orang itu adalah Pompi Suradimansyah, personil No Koes. Sebelum berangkat kesana Didi mandi dan dandan di rumah kontrakan Mamiek, dia pakai bajunya punya Mamiek. Setelah sampai ditempat yang dijanjikan, Didi pun dites menyanyi dan Didi memilih lagu We Cen Yu (koWe panCen Ayu) dan lolos, dan Akhirnya Didi Kempot membuat album pertamanya Batara Grup yang beranggotakan Mamiek, Pompi dan Dian, dan untuk pertama kalinya Didi diundang ke acara musik Safari yang tayang di TVRI, dia juga mengajak adiknya Eko untuk jadi dancernya.
Album pertama Didi kempot di Indonesia kurang dapat respon, hingga akhirnya ada turis Suriname yang berdomisili di Belanda datang ke Indonesia dan tertarik membelinya, sesampainya di Belanda, turis tersebut menyebarkan lagu didi lewat radio dan lagu We Cen Yu sukses di sana.
Selama di Indonesia, dia tidak pernah dapat tawaran untuk konser, hingga datang orang Suriname untuk menawarinya konser di negaranya, pesan tersebut awalnya didapat dari temannya Mamiek, lalu Mamiek pun menyampaikan pesan ini ke Didi Kempot, dan Didi menerima tawaran itu. Di konser pertamanya tersebut Didi kaget karena orang Suriname hafal dengan lagu-lagunya, padahal baru pertama kali konser di Suriname, dari situlah kesuksesan dimulai. Didi Kempot menikah dengan Saputri, istri pertamanya pada tahun 1989 dan digelar sederhana. Lagu layang kangen diciptakan Didi Kempot untuk Saputri, karena saat itu Didi sedang ada di Jakarta, sedangkan Saputri di Ngawi, mereka cuma bisa berkabar lewat surat. Pada tahun 1998, sebelum mengeluarkan album Stasiun Balapan, di Indonesia Didi sempat mengeluarkan bebarapa album yaitu We Cen Yu (1989), Bungkus Saja (1991/1992), Malam Mingguan (1996), Eling Kowe (1997), Angin Paramaribo (1997). Barulah pada tahun 1998 Didi kempot rekaman lagu-lagu untuk album stasiun balapan di studio Lokananta solo, setelah selesai kemudian Didi dan ditemani Istri keduanya Dian Ekawati berangkat ke Semarang untuk menawarkan lagunya di label rekaman disana, disepanjang perjalanan sempat turun hujan deras dan bahkan mobil yang mereka tumpangi hampir mengalami kecelakaan, untuk keselamatan, akhirnya mobilnya istirahat dulu sambil menunggu hujan agak reda, Dian Ekawati pun berdoa kepada yang Maha Kuasa semoga album ini sukses di Indonesia dan akhirnya album stasiun balapan benar benar sukses. Mungkin itu sedikit cerita kesuksesan Didi Kempot, kisah ini betul betul asli tanpa dibuat buat.
Mhn maaf mbok buatnya judul itu yg menyejukkan, tdk cocok dgn isinya, m.nwn
pak eko SMA nya almh mas Didi waktu di samarinda SMA mana dan apa betul almh punya keluarga di samarinda tepatnya jl argomulyo Sidodadi maaf kepo aja pak eko karena saya orang samarinda.
di sma katolik jalan wr supratman samarinda
Perjalanan hidup sang maestro..
Mas Eko persis sama alm mbah ranto
Tetab semangat pak de ......!! Sobat ambyar .
Saestu om eko jan plek mirip mbah ranto gudel, saking dedeg sak pasuryanipun persis
Bener
@@Iriantika Apa nya bener Bu Iriantika Prihastyanti. Kalau saya sih pilih narasumber dari beliau sendiŕi di sa'at ada diolog di media media lain, wawancara di pertunjukan komser, pengajian dan Internat hasil wawancara beliau sebelum wafat.
@@All-NH maksudnya itu lho Pak Aditya bilang, kalo om Eko wajah dan posturnya mirip Mbah Ranto, bapaknya Om Didi Kempot dan Pak Eko wkwk. Salah tangkap ya🤣
Iyaa bener
Bisa di bikin film Pakde Didik Kempot dari mas Guntur iki..
Alhamdulillah. Mas didi/sobat ambyarrrrrr sudah di bikin cerita film nya ya. Tunggu tanggal tayang nya saja di bioskop seluruh indonesia yach.. Sobat ambyarrrrrr
@@puer123 tapi itu bukan menceritakan perjalanan didi kempot
Kurang.panjang cerita nya,,, lagi dong hehee
Kl soal Om didi kempot.mah gak ada bosen nya nyimak.
Hallo mas Eko, kita pernah jumpa di hongkong waktu itu heheee fotomu jek yak simpen lo 😊😊😊
X
Ki seng bener yg mana? Kok beda versi?apa dulu mas nya pak dhe didi sdh kerja merantau ya kok g begitu apal kecilnya adiknya
Oalah mangkae ada lagunya pakde didi kempot judulnya "PERAWAN KALIMANTAN"
Lagu perawan Kalimantan itu lagu cover dari lagu daerah suku Banjar. Itu bukan lagu ciptaan asli mas didi. Saya lupa judulnya.
@@parisnjau1030 karindangan Ya
@@DavidKuy iya karindangan judul lagunya bro...makasih udah ingetin.
@@parisnjau1030 Iya Santuy
@@parisnjau1030 emg Kmu Dri mana
Jarene gak sempet lulus sma....
Trs lari neng jkt,ngamen...
Sehat2 selalu mas Eko
Ceritane kok ora Podo Karo critone mas Didi K, Endi seng bener, mbok Ojo ngawur.
Pakdhe mungkin sengojo ra bloko bab masa2 smp & sma, soale mbandel koyo critane adine iki si mas eko guntur 😄
Nderek tangklet , mas Eko gudel niku griyane pundi mas
sukoharjo
Aku lihat di yuotube sebelah, critanya pak de sendiri SD di Ngawi ikut mbah, terus SMP di Solo
*Iya, pernah ada wawancara nya beliau sendiri di channel lain. Beliau ikut nenek / kakek nya di Ngawi, dengan pekerjaan warung. Ini juga pernah yang juga saya baca di Internat di akhir tahun 2019 sekitar September.*
*Maka nya sa'at ini yang saya perhatikan dari sumber channel dari wawancara dari media dan pertunjukan nya maupun di sa'at di acara pengajian*
Iya,saya jg liat wawancara salah satu stasiun tv nasional....bahkan beliau rela jual sepeda onthel demi untuk membeli gitar....
@@megajon4457 ini sebagai narasumber nya bagainama ya, sekalian yang buat wawancara khok juga ngak mementingkan Aktualitas.
@@All-NH betul tp apapun cerita orang lain saya masih lbh percaya pada cerita yg alm.sampaikan ke publik saat beliau masih Sugeng/sehat...
@@megajon4457 Iya, betul demikian sama Mas Brooo.
*Salam Budaya "Jaya Budaya Nuasantara Lestari Budaya Nusantara Jaya Negeri Nusantara"*
*Untuk +62 Tetep Rukun Tentrem Sak Lawase*
Samarinda kaltim
Kok adiknya keliatan lebih tua hehe
Eko ini temen deket. SMKI solo sampai kuliah di STSI / ISI solo sekelas denganku.
Kurang spesifik kalimantannya
nomer berapa pak eko
zahra ning eko gudel paling bontot.
Katanya sekolahnya mas didi DO yah?
sejak kecil disidowayah KEDUNGGALAR..ikut nenek..mungkin stlh SMP....
Lulus SMA di Kalimantan, baru kembali ke Solo
Dulu almarhum Didi kempot pernah datang ke smd saya foto2 belio nyanyi di lembus swana
Ternyata lulusan SMP SMA di kalimantan.
Balasan smp sma mana ya di kalimantan rb apa bjrms kalimantan kan sda timur selatan barat utara
@@ponisihponisih3442 kalimantan timur saudara
j