Menjadi guru apapun, syarat utamanya adalah memiliki 4 kompetensi ; kepribadian, sosial, pedagogik dan professional. Materi Pendidikan Agama Islam, sangat luas dan membutuhkan kajian yang mendalam. Tidak semua kajian tersebut, cukup waktu untuk diperoleh dari sekolah, termasuk dari kampus. Belajar di pesantren, memberikan kesempatan untuk bisa belajar lebih banyak dan mendalam. Pelajaran yang diperoleh di pesantren itu, menambah bekal kompetensi untuk menjadi guru Agama. Karena itu, belajar di pesantren sangat dianjurkan, namun bukan berarti jika tidak belajar di pesantren tidak dapat menjadi guru agama Islam. Calon guru PAI bisa belajar dan berguru dari banyak sumber dan tempat. Yang terpenting, memiliki kompetensi yang cukup, sebagai syarat menjadi pendidik Allahu A'lam... 🙏🙏
bapak mohon maaf sebelumnya, izin bertanya apakah mahasiswa yang mengambi prodi PAI harus mondok atau pernah mondok? padahal orang tersebut ya pernah sekolah di lembaga islam atau suka dengan buku agama dan sering mengunjungi majlis ta'lim atau berguru
Kompetensi ideal bagi calon guru PAI bisa diperoleh dari manapun. Selain dari kampus, mahasiswa bisa belajar di pondok, dari madrasah, forum diskusi, dari majelis ilmu manapun boleh.
@@hendrikmusthofa703 Ikhtiar yang bisa dilakukan antara lain belajar tentang materi ujian seleksi, menjalani prosedur dan menyiapkan dokumen administrasinya. Setelah Ikhtiar itu dilakukan, bertawakal pada Allah, ridlo pada semua yang diberikan Allah dan meyakini bahwa semua takdir Allah SWT adalah baik. Tentang kecukupan finansial ; idealnya pendidik di manapun berhak memperoleh penghargaan finansial yang mencukupi. Sumber finansial itu bisa dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan yang menerima layanan pendidikan, yaitu orang tua anak didik. Pemerintah telah berusaha dan kita doakan agar terus berkemampuan memberikan penghargaan finansial bagi semua pendidik yang mengajar di manapun. Orang tua anak didik, telah memperoleh kebaikan dan amal mulia dari pendidik, selanjutnya orang tua yang kemudian waktunya memberikan balas kemuliaan itu, diantaranya dengan memberikan hak finansial yang sesuai. Jika orang tua memberikan penghargaan finansial yang lebih dari cukup pada pendidik, itu adalah sebuah kebaikan yang berpulang pada dirinya sendiri, Allah memberikan balasan untuk setiap kebaikan. Semoga Allah memberkahi para pendidik... Semoga Allah memberkahi para guru PAI yang membelajarkan akhlak mulia untuk kehidupan yang lebih baik.. Mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏
Assalamualaikum Pak aris. saya izin bertanya. apakah ketika seseorang berprofesi sebagai guru agama, ia juga harus berperan sebagai tokoh agama di masyarakat? karena menurut saya tidak semua guru PAI mempunyai kapasitas sebagai tokoh agama. dan jika kita tidak siap menjadi tokoh agama, apakah kita tidak bisa menjadi guru pai?
Menjadi guru tidak sama dengan menjadi tokoh di masyarakat. Menjadi guru itu secara professional harus memiliki 4 kompetensi ; pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Sepanjang seseorang guru sudah memiliki 4 kompetensi tersebut, sudah benar secara konstitusional untuk menjadi guru. Untuk menjadi tokoh, termasuk tokoh agama, tidak ada syarat yang mengatur secara khusus. Ketokohan bukan selalu memiliki parameter atau kriteria yang baku. Bisa jadi seseorang menjadi tokoh di masyarakat karena kemampuan akademis, bisa karena keturunan, bisa karena kemanfaatan bagi lingkungannya dan bisa jadi juga faktor lain, misalnya faktor politik dan budaya. Menjadi guru adalah kesempatan dan panggilan yang dapat diikuti semua orang, tetapi menjadi tokoh tidaklah demikian. Ingatlah, banyak guru yang meneladankan kesederhanaan dan hidup di ruang pengabdian yang jauh dari hasrat popularitas dan memiliki simbol ketokohan. Semua bisa menjadi guru .. tidak harus menjadi tokoh. Indonesia memanggil setiap individu untuk menjadi guru bagi perubahan moral dan intelektual. Semoga bermanfaat Wa Allah a'lam... 🙏🙏
MasyaaAllah.. pertanyaannya persis sperti yg saya rasakan pak. Jadi guru pai, tp sjujurnya ndak siap kalo disuruh untuk ceramah di forum keagamaan. Karna belum pernah / tidak terbiasa ceramah. Apalagi biasanya yg ceramah para tokoh agama / pak yai / pak ustadz
Alhamdulillah, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada calon calon pendidik 😊👍👍
Aamiin...
Sehat selalu buat pak Aris, salam dari mahasiswa pekalongan :)
Terimakasih... terimakasih... semoga Allah memberkahi Anda semua..
Alhamdulillah, terimakasih pak. semoga bermanfaat..
Sama 2, Aamiin...
Alhamdulillah.... Terimakasih atas ilmunya pak..... 🙏
Saya tidak belajar Agama
Menjadi guru agama tapi ga mondok apakah bisa menerapkan ilmu ilmunya di masyarakat?
Menjadi guru apapun, syarat utamanya adalah memiliki 4 kompetensi ; kepribadian, sosial, pedagogik dan professional.
Materi Pendidikan Agama Islam, sangat luas dan membutuhkan kajian yang mendalam. Tidak semua kajian tersebut, cukup waktu untuk diperoleh dari sekolah, termasuk dari kampus.
Belajar di pesantren, memberikan kesempatan untuk bisa belajar lebih banyak dan mendalam.
Pelajaran yang diperoleh di pesantren itu, menambah bekal kompetensi untuk menjadi guru Agama.
Karena itu, belajar di pesantren sangat dianjurkan, namun bukan berarti jika tidak belajar di pesantren tidak dapat menjadi guru agama Islam.
Calon guru PAI bisa belajar dan berguru dari banyak sumber dan tempat. Yang terpenting, memiliki kompetensi yang cukup, sebagai syarat menjadi pendidik
Allahu A'lam...
🙏🙏
Terimakasih sanget pak atas ilmu dan motivasinya
Sami 2...
bapak mohon maaf sebelumnya, izin bertanya apakah mahasiswa yang mengambi prodi PAI harus mondok atau pernah mondok? padahal orang tersebut ya pernah sekolah di lembaga islam atau suka dengan buku agama dan sering mengunjungi majlis ta'lim atau berguru
Kompetensi ideal bagi calon guru PAI bisa diperoleh dari manapun. Selain dari kampus, mahasiswa bisa belajar di pondok, dari madrasah, forum diskusi, dari majelis ilmu manapun boleh.
Terima kasih sarannya,semoga manfaat🤲🙏👍☝️🙏
Terimakasih...
Semoga Allah memberkahi selalu... 🙏🙏
Pagi, pak...aamin...
Trima kasih pak atas ilmunya.....😊
Sip bermanfaat juga untuk semua guru
Alhamdulillah....
Barakallahufiik 🙏
Guru pai oke
Berbagi juga oke
Terimakasih pak anis, salam dari mahasiswa PPG dari Purbalingga
Terimakasih... semoga Allah memberkahi selalu, Mas...
@@arisnurkhamidi7338 untuk guru pai, bagaimana agar cpat lllos test cpns atau p3k.? Agar finansial nya tercukupi pak.
@@hendrikmusthofa703 Ikhtiar yang bisa dilakukan antara lain belajar tentang materi ujian seleksi, menjalani prosedur dan menyiapkan dokumen administrasinya. Setelah Ikhtiar itu dilakukan, bertawakal pada Allah, ridlo pada semua yang diberikan Allah dan meyakini bahwa semua takdir Allah SWT adalah baik.
Tentang kecukupan finansial ; idealnya pendidik di manapun berhak memperoleh penghargaan finansial yang mencukupi. Sumber finansial itu bisa dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan yang menerima layanan pendidikan, yaitu orang tua anak didik. Pemerintah telah berusaha dan kita doakan agar terus berkemampuan memberikan penghargaan finansial bagi semua pendidik yang mengajar di manapun.
Orang tua anak didik, telah memperoleh kebaikan dan amal mulia dari pendidik, selanjutnya orang tua yang kemudian waktunya memberikan balas kemuliaan itu, diantaranya dengan memberikan hak finansial yang sesuai.
Jika orang tua memberikan penghargaan finansial yang lebih dari cukup pada pendidik, itu adalah sebuah kebaikan yang berpulang pada dirinya sendiri, Allah memberikan balasan untuk setiap kebaikan.
Semoga Allah memberkahi para pendidik...
Semoga Allah memberkahi para guru PAI yang membelajarkan akhlak mulia untuk kehidupan yang lebih baik..
Mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏
@@arisnurkhamidi7338 .makasih masukan nya, salam kenal bapak orang mana ya.?
@@hendrikmusthofa703 saya tinggal di Demak.... barakallahufiik
Assalamualaikum Pak aris. saya izin bertanya.
apakah ketika seseorang berprofesi sebagai guru agama, ia juga harus berperan sebagai tokoh agama di masyarakat? karena menurut saya tidak semua guru PAI mempunyai kapasitas sebagai tokoh agama. dan jika kita tidak siap menjadi tokoh agama, apakah kita tidak bisa menjadi guru pai?
Menjadi guru tidak sama dengan menjadi tokoh di masyarakat.
Menjadi guru itu secara professional harus memiliki 4 kompetensi ; pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Sepanjang seseorang guru sudah memiliki 4 kompetensi tersebut, sudah benar secara konstitusional untuk menjadi guru.
Untuk menjadi tokoh, termasuk tokoh agama, tidak ada syarat yang mengatur secara khusus. Ketokohan bukan selalu memiliki parameter atau kriteria yang baku.
Bisa jadi seseorang menjadi tokoh di masyarakat karena kemampuan akademis, bisa karena keturunan, bisa karena kemanfaatan bagi lingkungannya dan bisa jadi juga faktor lain, misalnya faktor politik dan budaya.
Menjadi guru adalah kesempatan dan panggilan yang dapat diikuti semua orang, tetapi menjadi tokoh tidaklah demikian.
Ingatlah, banyak guru yang meneladankan kesederhanaan dan hidup di ruang pengabdian yang jauh dari hasrat popularitas dan memiliki simbol ketokohan. Semua bisa menjadi guru .. tidak harus menjadi tokoh.
Indonesia memanggil setiap individu untuk menjadi guru bagi perubahan moral dan intelektual.
Semoga bermanfaat
Wa Allah a'lam... 🙏🙏
MasyaaAllah.. pertanyaannya persis sperti yg saya rasakan pak. Jadi guru pai, tp sjujurnya ndak siap kalo disuruh untuk ceramah di forum keagamaan. Karna belum pernah / tidak terbiasa ceramah. Apalagi biasanya yg ceramah para tokoh agama / pak yai / pak ustadz
@@anamuaw2455 apalagi ada guru lain yg bukan guru agama tapi ceramahnya lebih jago. nyesekk 😅
@@ezky4364 kok sama apa yang saya rasakan saat ini😢😢
@@ezky4364jgn kawatir mas, semua itu ada porsinya masing2 kok. ada yg pandai ttg ini ada yg itu, yg penting jgn pernah malu utk terus belajar... 😊