SEJARAH SINGKAT GUNUNG GAMPING DAN BEKAKAK
Вставка
- Опубліковано 15 жов 2024
- (Sejarah Gunung Gamping)
Di Cagar Alam Gunung Gamping yang terletak di dusun gamping tengah, desa ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY Yogyakarta terdapat sebongkah batu besar yang masih berdiri kokoh, batu besar itu merupakan saksi bisu dari keberadaan gunung gamping di masa lalu, Batu besar itu menurut ahli geologi diperkirakan berusia 50 juta tahun dan mengandung kapur yang berkadar tinggi. Gunung gamping sendiri dulunya berderet panjang Membujur dari timur ke barat dari kampung Delingsari (Padukuhan Gamping Tengah) hingga Padukuhan Tlogo, Desa Ambarketawang.
Hingga tahun 1937, Gunung Gamping masih berdiri kokoh memanjang. Karena ekploitasi penambangan yang besar-besaran, yang tersisa kini hanyalah gundukan batu besar yang tersisa dan menjadi monumen keberadaan Gunung Gamping. Sejak zaman dahulu material dari gunung selalu digunakan untuk bahan material dan pewarna tembok. Ketika Era penjajahan tiba, penambangan dilakukan makin menjadi, Sebagian besar Material dari gunung gamping di gunakan oleh pemerintahan kolonial untuk membangun rumah-rumah loji. Selain itu pabrik-pabrik gula di Yogyakarta pada masa itu turut andil dengan hilangnya gunung gamping. Kapur dari gunung gamping sering sekali digunakan sebagai media pemurnian tebu untuk dijadikan kristal gula.
Berdasarkan Junghuhn seorang peneliti asal Belanda, dalam catatannya menuliskan kronologis di mulainya pengerukan kekayaan alam dari gunung gamping. Dalam catatannya dia juga membuat sketsa gunung gamping (gambar sudah tertera di atas) yang menarik dan dibuat di java album 1849. Pada masa itu gunung gamping berupa perbukitan karst luas dengan bukit-bukit gamping yang mencapai 150 kaki atau sekitar 50 meter dari permukaan tanah. Berdasarkan penuturan junghuhn pada tahun 1883, dikeluarkan suatu aturan yang dikenal dengan "pranatan" yang membolehkan penggalian batu gamping. Alhasil tragedi hilangnya gunung gamping pun di mulai, batu-batuan gamping mulai di eksploitasi besar-besaran untuk pembangunan pada masa zaman belanda dulu baik itu untuk bangunan loji hingga digunakan untuk bahan pengolahan pabrik gula. Selepas penjajahan berlalu, penambangan masih terus dilanjutkan oleh masyarakat dengan mengeruk tambang dari gunung gamping yang tersisa, akibat penambangan itulah gunung yang tadinya ribuan hektar menjadi sekian ratus meter. Pada tahun 1950-an, setelah eksploitasi tambang besar-besaran dari gunung gamping, yang tersisa hanyalah bongkahan yang setinggi kurang lebih 15-20 m. Dr Werner Rothpletz, seorang ahli geologi asal swiss pada tahun 1956 pernah mengabadikan gambar bongkahan batu bagian dari gunung gamping yang tersisa setinggi 15-20 meter yang berdiri sendiri diantara pesawahan (bisa cek di google).
(Sejarah Singkat Bekakak)
Dibawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta, area Gunung Gamping seluas 1,082 hektare ditata menjadi cagar alam yang menyimpan ragam ekosistem flora dan fauna burung.
Gunung gamping yang terlihat saat ini ternyata menyimpan catatan sejarah yang panjang diantaranya ada upacara adat yaitu Bekakak. Hal ini yang juga dijelaskan oleh juru kunci Gunung Gamping yang bernama Bapak Gito. Beliau menceritakan kepada kami tentang sejarah awal mula adanya batu gamping besar yang berukuran tinggi kurang lebih 15-20 meter dan lebar sekitar 10 meter sampai dengan upacara adat yang bernama Bekakak. Menurut Pak Gito ternyata dahulunya daerah gamping merupakan daerah perbukitan yang struktur batunya adalah jenis batu gamping. Di perbukitan gamping juga ada sekitar enam (6) gua yang ditinggali oleh warga. Dari kisah inilah yang nantinya ada upacara adat yang bernama Bekakak.
Sejarahnya dulu gua yang ditinggali oleh warga tersebut runtuh akibat gempa dan menelan banyak korban, diantaranya para abdi dalem yang mencari korban direruntuhan tersebut juga ikut tertimbun reruntuhan gua. Namun karena tingkat kepercayaan orang jaman dahulu sehingga ada yang menyebutkan bahwa runtuhnya gua karena yang menunggu (jin) kurang sesajinya. Pada akhirnya warga masyarakat diperintahkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk membuat upacara bekakak, dimana bekakak ini terbuat dari tepung ketan dibentuk patung temanten laki-laki dan perempuan yang didalamnya terdapat juruh atau air gula kelapa. Bekakak ini lalu disembelih di sekitar gunung gamping tersebut hingga saat ini. Namun lokasi tragedi gua runtuh yang banyak menelan korban tersebut tidak diketemukan lokasinya, akan tetapi menurut Pak Gito, pernah ada penambang batu kapur yang menemukan tulang-tulang manusia tapi entah disebelah mana, karena dulu disekitar gunung gamping ini (gamping tengah) ada sekitar 100 tobong gamping (pembakaran kapur).
Saat ini ditahun 2020 Perbukitan Gamping itu sudah hilang dan tersisa Batu Gamping yang merupakan bagian dari bukit gamping tersebut dan menjadi tempat upacara bekakak yang diadakan setiap bulan Sapar.
Wah nanti kesini ah..
Jumat, 9/9/22 ada upacara bekakak disitu om. Buat nyembelih bekakaknya.
@@KomunitasOhol ia... Merapat
Belakang kos zaman masih kuliah dulu... Jadi kangen masa masa kuliah 😂
Taun brp om
Kradenan srumbung magelang nyimak
Matur nuwun om🙏
Belakang kost ,waktu kuliah di UMY sering menyaksikan upacara bekakak . Jogja ngangenin 👍
Aku org argorejo sedayu tp blas blm pernah lihat bekakak gamping keburu kerja diluar negeri 17 thn moga 3 thn lg bisa lihat bekakak upacara tradisimbekakak
Gunung Gamping sebagai monumen untuk mengenang kejayaan penambangan gamping masa lalu dengan upacara bekakak
Ada video lawasnya saat gunung gamping masih menjulang tinggi. Cari divideo komunitas ohol lainnya
nyimak
😀😀👍
Video yg bagus untuk edukasi sejarah,, explor trs tempat2 bersejarah, sy pernah ke tempat ini waktu di jogja.
Siap mas😀👍. Lanjut terus
Waktu smp ada pendopo
Tempel sleman nyimak lur
Siap lur, mantap 😀👍👍
Blm pernah msk..cuma di dpn gerbang...
Tengkiyu mas..jd bisa lbh paham..
Sebelah selatan gunung gamping ada bekas dari keraton ambar ketawang. Keraton sebelum yang sekarang.
Baru tau ceritanya om, selama ini hanya tau kl ada acara bekakak tuh jalan wates daerah gamping pasti macet dan ramai banget, katanya ada acara bekakak
Iya om, dan ternyata upacara bekakak memang sudah dari dulu
Aku juga tinggal di kecamatan Gamping gessss. Baru tahu sekarang ini asal usul nama Gamping. Makasih ya gessss. 😀
Alhamdulillah infonya bermanfaat😀😀👍
doeloe medio 2010 saja misih bisa dimasoeki,sebeloem corona akoe melihat lapanganja
Subhanallah ini kampungku sangat mendidik dan bersejarah🙏🙏👍👍
Kampung penuh sejarah, dulu ada gunung sekarang hilang
Aku biyen wong Gamping sak iki wes lali karo tanah kelahiran ku wes 30 thn ra weruh
Merantau nggeh
@@KomunitasOhol geh mas
Aku yo wong pasekan Balecatur lg kecil suka nonton saparan tp sekarang tinggal di Tangerang Banten
Rame banget ya om nek ada acra bekakak. Merantau dr taun brp om ?
Ini waktu pandemi buka min? Narasumber/juru kuncinya juga disana terus ya?
Waktu itu ttup. Kurang tau tinggalnya juru kuncinya dmn
@@KomunitasOhol emang ini kunjungannya sebelum pandemi ya?
@@muhammadhusni8055 Sudah pandemi itu om
Salam anak rantau asli gamping
Siap om, kapan kapan akan ada pembahasan lagi mengenai bekakak dan gunung gamping😁👍
Kalau yang asli tlogo kemana mana aman dari gangguan apapun. InsyaAllah.. Termasuk saya🤣😂.. Bapak mamak tlogo sleman. Saya lahir di Kalimantan 🤣😂
Bekakak ,..kirain nama hewan tapi ternyata ,tepung ketan. Dlmnya Ada gulanya to
Iya seperti yang saya jelaskan divideo😀😀👍