Karomah Wali Lima Berhubungan Dengan Guru Sekumpul Saat Lahiran? - Jejak Guru #20

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 1 тра 2021
  • BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kubah Wali Lima berada di Desa Murung Kenanga, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kslsel).
    Jarak tempuh menuju Kubah Wali Lima dapat memggunakan kendaraan roda dua atau lebih ataupun berjalan kaki, dari Pasar Bauntung Batuah Martapura.
    Itu karena tidak sampai 1 kilometer dari Pasar Bauntung Batuah Martapura ataupun dari Masjid Agung Al Karomah.
    Ada dua akses dapat melalui Sungai Martapura dan jalan darat. Anda dapat melintas di Jalan Pelabuhan Kelurahan Murung Keraton atau Jalan Melati Desa Tunggul Irang Ilir.
    Obyek wisata religi, Kubah Wali Lima itu karena terdapat pusara makam KH Abdurrahman, KH Ahmad Zaini, KH Husein Qadri, KH Badaruddin dan KH Muhammad Rosyad.
    KH Abdurrahman bin KH Zainuddin bin Abdusamad bin Abdullah Al Banjari atau masyhur disebut warga kala itu tuan haji (Tunji) Adu dilahirkan pada 1250 hijriyah atau bertepatan abad ke 18 silam.
    Riwayat lainnya, Tunji Adu kala yang menyusui tuan guru Sekumpul melalui air liurnya sampai kenyang selama 40 hari.
    Ternyata rumah tuan guru Sekumpul dilahirkan berdekatan dengan rumah tinggal Tunji Adu sekeluarga di Kampung Tunggul Irang Seberang.
    Tunji Adu memiliki anak lelaki yang juga tokoh agama Islam, yaitu KH Ahmad Zaini. Nama Ahmad Zaini inilah yang mengilhami nama kecil Guru Sekumpul.
    "Nama Guru Sekumpul awalnya, Qusyairi. Kwmudian diubah menjadi Muhammad Zaini hingga kini," ujar KH Muhammad Noval, S.Ag, buyut Tunji Adu
    Dikisahkan, datuknya Tunji Adu belajar ilmu agama Islam dengan KH Said Wali di Dalam Pagar pada tengah malam sesudah mengajari cucunya KH Husein Qadri.
    Pagi harinya, Tunji Adu kembali ke Kampung Tunggul Irang menggunakan jukung atau perahu kecil dari kampung Dalam Pagar.
    Tunji Adu pernah belajar di Makkah, negeri Saudi Arabia, pada 23 Rajab 1300 hijriah. Kalau dari kelahirannya sudah berusia 50 tahun, masih tetap menuntut ilmu agama Islam, selama beberapa bulan di Arab Saudi.
    Pulang dari Arab Saudi, Tunji Adu memiliki ilmu syariat, thariqat, hakikat dan ma'rifat. Tak sedikit yang belajar dengan Tunji Adu, di antaranya para tokoh agama Islam di Martapura dan daerah lainnya di Kalimantan.
    Pada Jumat, 23 Rabiulawwal 1364 hijriah berpulang ke rahmatullah dan dimakamkan di alkah keluarganya, di Tunggul Irang Seberang.
    Kawasan Tunggul Irang Seberang adalah wilayah yang tidak pernah diinjak serdadu kolonial Belanda dan Jepang kala itu berkat karomah dari amalan Tunji Adu.
    Diriwayatkan KH Ahmad Zaini bin KH Abdurahman (Tunji Adu) yang dilahirkan pada 17 Rabiulawwal 1307 hijriyah atau bertepatan Kamis 10 November 1889 masehi.
    KH Ahmad Zaini mendapatkan ilmu agama dari ayahnya sendiri, Tunji Adu hingga mendapatkan amanah sebagai Mufti pada kemerdekaan Indonesia, saat ini mungkin menjabat Kepala Kementerian Agama Kabupaten Banjar.
    Riwayat lainnya, KH Ahmad Zaini yang mendirikan Pesantren Iqdamul Ulum di Desa Tunggul Irang Ulu pada 11 September 1941 masehi hingga kini pesantren itu masih eksis.
    KH Ahmad Zaini, keturunannya menjadi tokoh agama Islam di Martapura, diantaranya KH Husein Qadri, KH Badaruddin dan KH Muhammad Rosyad.
    KH Husein Qadri adalah teman seperguruan KH Syarwani Abdan atau Guru Bangil. KH Husein Qadri ini menjadi Qadhi atau Hakim di era Kemerdekaan Indonesia.
    Kitab karangannya yang terkenal hingga kini adalah Senjata Mukmin. Kitab ini berisi amalan, wirid dan doa-doa pilihan.
    Kitab Manasik Haji dan Umroh yang ditulisnya dalam bahasa arab melayu yang kini masih menjadi pegangan warga yang ingin persiapan menunaikan ibadah haji dan umroh.
    KH Badaruddin, tokoh agama Islam yang memimpin Pondok Pesantren Darusalam Martapura, Nadzir Masjid Agung Al Karomah, anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia.
    Dari pernikahan KH Badaruddin, lahir putra dan putri yang juga berpengetahuan agama Islam yang luas menjadi pemimpin di Pondok Pesantren Darusalam Martapura dan menjadi tempat masyarakat berkonsultasi tentang pengetahuan agama Islam.
    KH Muhammad Rosyad adalah saudara dari KH Badaruddin. Semasa hidupnya diamanahkan sebagai Nadzir Masjid Agung Al Karomah dan memimpin majelis taklim di Masjid Agung Al Karomah bidang tafsir Al Quran.
    Dari KH Muhammad Rosyad inilah jejak dakwahnya dilanjutkan Guru Haji Muhammad Noval, S.Ag dan saudaranya yang mengabdi sebagai guru di Pondok Pesantren Darusalam Martapura dan Pesantren Iqdamul Ulum Desa Tunggul Irang Ulu. (banjarmasinpost.co.id/ mukhtar wahid)
    #WaliLima #GuruSekumpul #JejakGuru

КОМЕНТАРІ • 7