Syubhat riba : Bgmn menjawabnya Pinjam uang ada tambahan tidak riba karena : 1. Uang bukan termasuk 5 barang Yang bisa menyebabkan riba : emas, perak, gandum, dll Yang kalo tukar sejenis harus sama 2. Uang mengalami inflasi, sehingga nilai nya berubah ubah. Pinjam sekarang bayar 6 bulan lagi berbeda nilainya 3. Tambahan menjadi riba, jika hutang di bayar langsung. Yadan biyadin. Hutang 1 juta bulan depan dibayar 1,1 juta = riba Kalau di cicil maka tidak riba Itulah syubhat yg harus dijawab
Hey bos jaman nabi transaksi pakai emas. Mau disimpan 20th nilainya masih sama. Jaman sekarang kita pakai uang kertas FIAT yang nilainya terus terdegradasi.Cth tahun 2010 100jt bisa dapat 200g emas, tahun 2020 100jt cuma dapat 100g. Kalau lu pinjam 100jt th 2010 dan lu balikin 100jt tahun 2020 ya lu zolim bukan? alias kurang bayar. Harusnya lu balikin 200jt agar setara nilai emas 200g.
Pertanyaan anda bagus, ini yg uztadz2 ga paham ekonomi ga berani jawab. Padahal matematikany jelas. Riba atau tidak itu acuannya nilai emas, bukan nilai mata uang FIAT. Misal lu pinjamm 100jt th 2010 (setara 200g emas) lalu lu kembalikan th 2020 200jt (setara 200g emas) apa itu riba? Secara FIAT nominalnya LEBIH tapi secara nilai EMAS nilainya sama. Hayo? Uztadz gimana bisa jawab ga?
ini yg uztadz2 ga paham ekonomi ga berani jawab. Padahal matematikany jelas. Riba atau tidak itu acuannya nilai emas, bukan nilai mata uang FIAT. Misal lu pinjamm 100jt th 2010 (setara 200g emas) lalu lu kembalikan th 2020 200jt (setara 200g emas) apa itu riba? Secara FIAT nominalnya LEBIH tapi secara nilai EMAS nilainya sama. Hayo? Uztadz gimana bisa jawab ga?
Kamu terserah mau Terima atau ndak, kalau Definisi Riba di zaman sekarang itu tidak sama dengan definisi Riba zaman Nabi, silahkan saja lakukan, ga ada yang melarang.
urusan akhirat jgn dibawa2 untung rugi urusan receh dunia mas. gak akan nyambung. pinjaman itu lebih baik dr sedekah untuk yg darurat. bukan utuk hal2 sepele seperti beli mobil dan sejenisnya. jika untuk modal usaha ajak untuk kerjasama bagi hasil. untuk org2 yg anti riba itu ga akan terkecoh dgn teori2 ekonomi dunia. riba tetap haram dan dosa besar.
@@huseenhansen7879 giliran dikritisi langsung "jangan bicara untung rugi" lah tai hidup itu hutuh duit, anda poligami saja butuh duit aakwkaoakaow kadrun
Hey bos jaman nabi transaksi pakai emas. Mau disimpan 20th nilainya masih sama. Jaman sekarang kita pakai uang kertas FIAT yang nilainya terus terdegradasi.Cth tahun 2010 100jt bisa dapat 200g emas, tahun 2020 100jt cuma dapat 100g. Kalau lu pinjam 100jt th 2010 dan lu balikin 100jt tahun 2020 ya lu zolim bukan? alias kurang bayar. Harusnya lu balikin 200jt agar setara nilai emas 200g.
Biasa kalo orang bodoh natural itu dikasih ilmu banyak mengAnalisa dan banyak mikirnya, kalo orang bodoh ditambah bandel pasti banyak membantahnya. Bukan perkara sedikit atau banyaknya nilai yg didapatkan, tapi lihat bagaimana nilai tambahan itu didapatkan.
Pertama kali ikut kajian tentang Riba Ustadz...
Apakah hasil uang mengontrakan toko di kantor gadai termasuk riba ?
Syubhat riba :
Bgmn menjawabnya
Pinjam uang ada tambahan tidak riba karena :
1. Uang bukan termasuk 5 barang Yang bisa menyebabkan riba : emas, perak, gandum, dll
Yang kalo tukar sejenis harus sama
2. Uang mengalami inflasi, sehingga nilai nya berubah ubah.
Pinjam sekarang bayar 6 bulan lagi berbeda nilainya
3. Tambahan menjadi riba, jika hutang di bayar langsung.
Yadan biyadin.
Hutang 1 juta bulan depan dibayar 1,1 juta = riba
Kalau di cicil maka tidak riba
Itulah syubhat yg harus dijawab
Hey bos jaman nabi transaksi pakai emas. Mau disimpan 20th nilainya masih sama. Jaman sekarang kita pakai uang kertas FIAT yang nilainya terus terdegradasi.Cth tahun 2010 100jt bisa dapat 200g emas, tahun 2020 100jt cuma dapat 100g. Kalau lu pinjam 100jt th 2010 dan lu balikin 100jt tahun 2020 ya lu zolim bukan? alias kurang bayar. Harusnya lu balikin 200jt agar setara nilai emas 200g.
Pertanyaan anda bagus, ini yg uztadz2 ga paham ekonomi ga berani jawab. Padahal matematikany jelas. Riba atau tidak itu acuannya nilai emas, bukan nilai mata uang FIAT. Misal lu pinjamm 100jt th 2010 (setara 200g emas) lalu lu kembalikan th 2020 200jt (setara 200g emas) apa itu riba? Secara FIAT nominalnya LEBIH tapi secara nilai EMAS nilainya sama. Hayo? Uztadz gimana bisa jawab ga?
Mirip ketua umum partai demokrat
Wajah hampir mirip, akhlaq beda jauh
Saya sampai buka google, beda jauh :")
ini yg uztadz2 ga paham ekonomi ga berani jawab. Padahal matematikany jelas. Riba atau tidak itu acuannya nilai emas, bukan nilai mata uang FIAT. Misal lu pinjamm 100jt th 2010 (setara 200g emas) lalu lu kembalikan th 2020 200jt (setara 200g emas) apa itu riba? Secara FIAT nominalnya LEBIH tapi secara nilai EMAS nilainya sama. Hayo? Uztadz gimana bisa jawab ga?
Kamu terserah mau Terima atau ndak, kalau Definisi Riba di zaman sekarang itu tidak sama dengan definisi Riba zaman Nabi, silahkan saja lakukan, ga ada yang melarang.
@@nugiono3478 inilah lucunya uztadz sekarang, giliran dikritisi lgsung lepas tanggung jawab, kalau ada ilmunya monggo dijawab kocak
urusan akhirat jgn dibawa2 untung rugi urusan receh dunia mas. gak akan nyambung. pinjaman itu lebih baik dr sedekah untuk yg darurat. bukan utuk hal2 sepele seperti beli mobil dan sejenisnya. jika untuk modal usaha ajak untuk kerjasama bagi hasil. untuk org2 yg anti riba itu ga akan terkecoh dgn teori2 ekonomi dunia. riba tetap haram dan dosa besar.
@@huseenhansen7879 giliran dikritisi langsung "jangan bicara untung rugi" lah tai hidup itu hutuh duit, anda poligami saja butuh duit aakwkaoakaow kadrun
Hey bos jaman nabi transaksi pakai emas. Mau disimpan 20th nilainya masih sama. Jaman sekarang kita pakai uang kertas FIAT yang nilainya terus terdegradasi.Cth tahun 2010 100jt bisa dapat 200g emas, tahun 2020 100jt cuma dapat 100g. Kalau lu pinjam 100jt th 2010 dan lu balikin 100jt tahun 2020 ya lu zolim bukan? alias kurang bayar. Harusnya lu balikin 200jt agar setara nilai emas 200g.
Biasa kalo orang bodoh natural itu dikasih ilmu banyak mengAnalisa dan banyak mikirnya, kalo orang bodoh ditambah bandel pasti banyak membantahnya. Bukan perkara sedikit atau banyaknya nilai yg didapatkan, tapi lihat bagaimana nilai tambahan itu didapatkan.