Ternyata ini jawaban kenapa Mushola menghadap ke arah laut⁉️ di Pantai Ngobaran Gunung Kidul

Поділитися
Вставка
  • Опубліковано 18 жов 2024

КОМЕНТАРІ • 10

  • @zaenalarifin5817
    @zaenalarifin5817 4 місяці тому +1

    Tempatnya bagus tapi jauh sekali ya,melewati jalan berliku dan perbukitan

  • @budikerjan
    @budikerjan 6 місяців тому

    Hadir sobat wah tempat wisata yang sangat keren dan menyenangkan ini

  • @samueliskandar6074
    @samueliskandar6074 6 місяців тому +1

    Mantap y sangat informatif

  • @cakrasuryamataram
    @cakrasuryamataram 6 місяців тому +2

    @hobydolan6776 itu mesjid sudah ada sejak jaman dahulu dan itu juga bangunan dari kraton yogyakarta dan PURE juga HADIAH DARI KRATON... ITULAH JOGJA YANG BAGUS DALAM MENDIDIK... tidak semua WAJUB ISLAM dan diISLAMKAN

  • @therightway5957
    @therightway5957 5 місяців тому

    *ITU BUKAN MUSHOLA ...*
    Itu bukan mushola, tetapi pas-nya tempat berdzikir ketika Sang Kyai (ulama sepuh dari Gunungkidul) ingin menguak siapa sebenarnya Ratu Kidul selama 40 kali malam Jum'at. Dibuatnyapun karena suatu ketika pada waktu minta petunjuk Allah dengan berdzikir tiba-tiba hujan kemudian berikutnya dibangun seperti mushala. Katakanlah bukan diniatkan sebagai tempat shalat. Dengan kata lain, menghadapnya ke selatan itu hanya masalah etika komunikasi dengan yang dimaksud. Pun pula juga ditulisi (ditandai) arah kiblatnya menghadap kiblat (barat).
    Alkisah ada kisah yang unik karena diklaim sebelum dibangun itu tempat ritual agama tertentu sehingga dipersengketakan. Konon aura mistiknya menjadi berpindah terpenjara ditempat itu, mungkin inilah persoalannya kenapa tempat-tempat ritual ibadah lain disekitarnya menjadi tidak sakral lagi, sepertinya ini latar belakang gugatannya yang konon urusannya sampai keraton.
    Tempat itu setelah 40 malam Jumat hampir tidak pernah dipakai lagi setelah terkuaknya dibalik mistisisme penghuni pantai selatan. Artinya, kondisi sekarang sudah tidak terawat dan seperti menjadi semacam petilasan saja.
    Ketika tempat itu digunakan, ending dari perjalanan spiritual 40 kali malam Jumat, Sang Kyai dijumpai Ratu Pantai Selatan dalam bentuk wanita cantik yang menawarkan dirinya dan segala apa keinginannya, maka dijawab oleh Sang Kyai : _"Yang Memberi Lebih Tahu dari Yang Diberi"_ (dalam bahasa Jawa halus). Dan ketika dibacakan dzikir nafi isbat dalam thariqah yaitu kalimah *"LAA ILAAHA ILLALLAH"* maka seketika yang tampak bukan wanita cantik tetapi seekor ular naga (wujud aslinya ?). Dari sinilah kemudian sang ratu selatan takhluk dan bersedia mengucapkan kalimat syahadat. Katakanlah, proses islamisasi Ratu Laut Selatan berawal dari peristiwa ini. Menurut pengakuan Ratu Pantai Selatan sendiri, sebelumnya sudah banyak menyesatkan manusia dari banyak pendeta, bikshu, kyai (ulama), resi, penguasa yang ingin kesuksesan, kesaktian, kekayaan dll.
    Kisah-kisah lain sebetulnya banyak, bahkan juga berlanjut islamisasinya Dewi Lanjar (Slamaran, Pekalongan) ratu pantai laut utara. Konon hal ini juga membuat kaget seorang ulama Jawa Tengah yang sudah masyhur namanya di tanah air (seorang habib), yang menurutnya penglihatannya sang ratu sudah menjadi muslim, _"Kok Dewi Lanjar sekarang sudah haji (hajah)?"_
    Demikian sekilas saya pernah mendengar dari teman jama'ah beliau yang bisa dipercaya. Bahkan katanya, hal diatas (tentang misteri laut selatan) seperti bukan kehendaknya sendiri tetapi memang ada "dhawuh" karena memang sudah sejak lama, kira-kira 30an yang lalu si teman saya itu secara tidak langsung dengar-dengar tugas Sang Kyai antara lain menguak berkaitan misteri laut selatan itu, kecuali dalam sehari-harinya bahkan adalah yang menjadi tugas pokok Pak Kyai memberikan pengajian tafsir Al-Quran secara bergilir dibeberapa tempat di Gunungkidul.

    • @purnomoary6567
      @purnomoary6567 5 місяців тому

      ???

    • @HaryantoSMP1PaliyanGK
      @HaryantoSMP1PaliyanGK 21 день тому

      ​@@purnomoary6567
      *RATU KIDUL & NYI RORO KIDUL*
      Ratu Kidul tesis sarjana Muhammad ‘Ulyan dalam tesis yang berjudul _Dekonstruksi Mitos Kanjeng Ratu Kidul_ yang diajukan pada pascasarjana Instintut Agama Islam Negeri Purwokerto berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber *KH. Ibnu Hajar bin Sholeh bin KH. Abdul Ghaniy Gagak Prenolo* _(Mbah Benu),_ seorang ulama sepuh dari Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, disebutkan :
      Ratu Kidul dan Nyai Roro Kidul adalah *dua sosok yang berbeda.* Ratu Kidul adalah sosok yang baik dan beriman, karena itu dia tidak butuh sesaji. Kalau ada orang yang memberikan sesaji di Pantai Selatan, berarti bukan Ratu Kidul tetapi dia ikut Nyai Roro Kidul atau Blorong. Makhluk tidak beriman dan mengikuti setan. Sehingga meninggalnya pun akan ikut bersamanya.
      Ada beberapa poin berkenaan keduanya:
      *Pertama,* Ratu Kidul tidak hanya satu. Disebutkan ada sembilan ratu, di antara mereka berasal dari golongan jin dan manusia. Dari golongan manusia karena berguru serta mempelajari ilmunya jin yang pada waktu itu masih menganut agama Hindu. Maka hidupnya menjadi seumur jin yakni ribuan tahun. Agama Hindu merupakan agama bumi yang paling tua. Namun demikian, dia akan tetap meninggal sebelum hari kiamat.
      Ratu yang sembilan itu menguasai Pantai Selatan karena saking luasnya perairan Samudra Hindia dengan kekuasaan di wilayah masing-masing. Misalnya, di Parangtritis Yogyakarta sampai ke barat Pelabuhan Ratu Jawa Barat kekuasaan Ratu A, Pantai Ngliyep Blitar Jawa Timur kekuasaan Ratu B, dan seterusnya. Ratu-ratu kidul dengan kekuasaan wilayah Pantai Selatan yang berbeda-beda itu itu antara lain Dewi Putih, Dewi Sekar Tanjung, Dewi Utari, Dewi Sekar Jagat, Dewi Nari Ratih, Dewi Nawang Wulan, Retno Dumilah dan Ratu Seba. Semuanya berjumlah sembilan, termasuk Dewi Lanjar atau Dewi Rara Kuning merupakan ratu dari Laut Jawa bagian utara di Pantai Slamaran Pekalongan yang berkuasa sampai ke Laut Cina Selatan.
      Pasukannya banyak, terdiri dari naga. Mereka juga muslim bahkan di antaranya ada dari golongan _min ba’dil auliya,_ waliyullah seperti *Dewi Putih* _(Kwan Im)_ walaupun awalnya memiliki latar belakang Budha setelah muslim ada tanda lafal Allah pada mahkotanya.
      *Kedua,* raja-raja Jawa yang pernah disebut berhubungan dengan mereka antara lain Panembahan Senopati. Pendiri Kerajaan Mataram ini disebut-sebut pernah berhubungan dengan Dewi Sekar Jagat. Kemudian Sultan Agung disebut-sebut dengan Dewi Nari Ratih, HB IX dengan Retno Dumilah.
      Menurut ulama sepuh dari Yogyakarta Selatan, tetapi Dewi Sekar Jagat, Nari Ratih dan Retno Dumilah berujar, _"meniko dede kulo"_ ("itu bukan saya") menolak pengakuan berhubungan dengan yang disebut di atas (Panembahan Senopati, Sultan Agung atau Hamengku Buwono IX).
      Artinya, maksud sang ulama kyai sepuh tadi, itu hanya “modifikasi” dari Nyai Blorong yang mengaku-ngaku Ratu Kidul sebagai Sekar Jagat, Nari Ratih dan Retno Dumilah.
      *Ketiga,* Izazil dari golongan iblis pernah menyamar menjadi seorang ajar, resi, atau pendeta (Ajar Cemara Tunggal) kemudian menjadi guru Retno Suwidi putri dari Raja Pejajaran Prabu Mundingsasi yang mengajarinya berbagai kesaktian dan hidup abadi. Kelak kemudian Retno Suwidi inilah yang dikenal sebagai *Nyai Blorong* dan menjadi salah satu penguasa Pantai Selatan sebagai Nyai Roro Kidul.
      *Keempat,* dikatakan tidak sedikit penguasa atau pejabat negara, pengusaha, dukun, paranormal bahkan kyai-ulama, pendeta, dan lain-lain tergelincir menjalin perjanjian (MoU) untuk kesuksesan, kukuasaan, kekayaan, ilmu kesaktian dan lain-lain dengan Nyai Roro Kidul yang sesungguhnya Nyai Blorong. Ada mantan petinggi negara setelah kematiannya menjadi "tukang sapu" di kerajaan selatan sebagai abdinya Blorong. Ada juga yang bertugas sebagai "gigolo" padahal ketika hidupnya cukup terhormat dan masyhur dielu-elukan sejarah.
      *Kelima,* disebutkan manusia yang “berumur panjang setelah kematiannya” bisa masuk kategori manusia setengah jin dan manusia setengah setan. Manusia setengah jin karena dahulunya belajar ilmunya jin, menyembah dewa atau minta kesaktian dari jin atau minta petunjuk jin. Akhirnya hanya fisiknya yang mati, tetapi jiwanya pindah ke alam jin. Manusia setengah jin demikian masih bisa ditolong ditarik menjadi muslim melalui wali-wali Allah atas izinNya. Misalnya Dewi Rara Kuning (Lanjar), Danghyang Sumbi, Rara Jonggrang dan Cleopatra ratu Mesir Kuno.
      Adapun manusia setengah setan maka tidak bisa ditolong dan kematiannya pun juga ikut setan sampai hari kiamat.
      Kalau orang minta tolong Nyai Blorong (Nyai Roro Kidul) untuk pesugihan, perdukunan, kesuksesan jabatan, kesaktian seperti Aji Rawa Rontek atau Pancasona itu masuk ilmunya setan. Setan itu tidak mati, sebenarnya bisa mati tetapi mohon jangan dibunuh sampai hari kiamat. Kalau jin usianya hingga ribuan tahun.
      Sebenarnya jin itu telah mendiami dunia ribuan tahun sebelum ada Nabi Adam. Mereka suka perang dan mengalirkan darah. Ada yang menjadi pekerja, ada yang cantik-cantik, bidadari, yang hebat-hebat itu golongan dewa, kalau istri dewa itu dewi. Itu ilmunya jin. Semuanya dari Allah. Jadi jin itu bisa mati, juga bisa sakit. Kalau setan bisa sakit, tetapi tidak mati sampai hari kiamat. Kalau mereka dibabad pakai pedang menjadi sepuluh maka sepuluh bagian itu tetap hidup, tetapi merasa sakit. Itulah setan.
      _Wallahu A’lam Bishawab._

  • @cakrasuryamataram
    @cakrasuryamataram 6 місяців тому

    MUSHOLA dari KRATON WAJIB MENGHADAP LAUT... TIDAK MENGHADAO KIBLAT... Karena ARAH KIBLAT DI HATI... BUKAN DI SATU ARAG... dan KERABAT KRATON MAYORITAS SYDAH KHATOLIK DAN KEJAWEN

  • @cakrasuryamataram
    @cakrasuryamataram 6 місяців тому

    @hobydolan6776 masyarakat GUNUNG KIDUL 60%SUDAH HINFU dan sekarang sudah BERKEMBANG MEMELUK KAPITAYAN DAN KEJAWEN... DAN MENINGGALKAN ISLAM... ITU BAGUS KARENA SADAR DIRI