Tolong dijelaskan juga pak, mengapa lafadh Allah disitu harakat akhirnya dlummah, kok bukan fathah? Bukankah dalam teori nahwu menjelaskan lafadh setelah "illa" itu harakatnya difathah?
Baik Mas terima kasih. Secara kaedah, sebagian ahli lughoh ada yang membolehkan dibaca fathah karena istitsna' (sebagai mustatsna). Sebagian lagi ada yang melemahkannya. Tetapi yang makruf, dan ini adalah lughoh Al-Qur'an dan juga hadits, dibaca dengan dhommah (rofa') sebagai badal (badal bagi La dan isimnya, karena posisinya marfu'). Alasannya adalah karena kalimat La Ila Illallah disebut tam mujab (didahului nafi dan mustatsna minhu disebutkan).
𝐴𝑙ℎ𝑎𝑚𝑑𝑢𝑙𝑖𝑙𝑙𝑎ℎ𝑖𝑟𝑜𝑏𝑏𝑖𝑙𝑎𝑙𝑎𝑚𝑖𝑖𝑛.
Mengingatkan waktu di pondok ❤
@@lukman2686 masa² indah y akh.
Lanjutkan ustadz lebih banyak lagi konten nahwu shorf, Syukron
@@NurhidaYanti-z2m
Insyaallah.. doakan semoga istiqomah.
Kami bersyukur pada ALLOH yang telah memberi hidayah pada usttaz untuk menyampaikan pemahaman. Kalimah Tauhid tr
m kahskih yasalam
Kalimah Tauhid wajib. kita baca trm kasih y a salam
Segala pujia bagi Allah yang memberikan hidayah kita kpd kebenaran.
بارك الله فيك
@@elhaerslametslamet2591
وفيكم بارك الله
Tolong dijelaskan juga pak, mengapa lafadh Allah disitu harakat akhirnya dlummah, kok bukan fathah?
Bukankah dalam teori nahwu menjelaskan lafadh setelah "illa" itu harakatnya difathah?
Baik Mas terima kasih.
Secara kaedah, sebagian ahli lughoh ada yang membolehkan dibaca fathah karena istitsna' (sebagai mustatsna). Sebagian lagi ada yang melemahkannya.
Tetapi yang makruf, dan ini adalah lughoh Al-Qur'an dan juga hadits, dibaca dengan dhommah (rofa') sebagai badal (badal bagi La dan isimnya, karena posisinya marfu'). Alasannya adalah karena kalimat La Ila Illallah disebut tam mujab (didahului nafi dan mustatsna minhu disebutkan).
@irabnahwu terima kasih Pak atas penjelasannya