Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Session Tanya-Jawab: Tanya: Sikap apa yang kita lakukan saat menerima takdir buruk atau musibah di saat do’a tidak kunjung dikabulkan dan menghadapi kezhaliman luar biasa sehingga putus asa, mohon nasihatnya ustadz. Jawab: Allah Azza wa Jalla menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allah Azza wa Jalla mencintai hamba-Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang. Dan yang harus kita lakukan kembali ke sabda Nabi ﷺ, عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ ”Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin, semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang Mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” HR Muslim (no 2999). Jadi Nabi ﷺ mengatakan bahwa tidak ada yang buruk bagi seorang Mukmin kalau dia bisa bersyukur ketika mendapatkan hal positif di Dunia dan dia bisa bersabar ketika dia mendapatkan hal negatif di Dunia, tidak ada yang buruk semuanya baik dan yang terbaik. Dan jangan su’udzan dengan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan dengan gampangnya mengatakan do’a kita tidak dikabulkan, jangan-jangan yang membuat kita tersiksa bukan karena do’a kita yang tidak dikabulkan, tetapi kita buruk sangka kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bahwa Allah tidak mengabulkan do’a kita. Bukankah Nabi kita ﷺ bersabda, مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ ، وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ ، إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا : إِذًا نُكْثِرُ ، قَالَ : اللَّهُ أَكْثَرُ. “Tidak ada seorang muslim pun yang berdo’a dengan sebuah do’a yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ke-3 hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera di Dunia, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya. Para sahabat berkata, “Kalau begitu kami akan memperbanyak do’a kami”. Beliau berkata, “Allah lebih banyak lagi”. (HR Ahmad 11133 dari Abu Said Al-Khudri. Sanad-nya dinyatakan jayyid oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dkk. Contoh misalnya ketika ada orang meminta Rumah misalnya, dia tidak diberi rumah oleh Allah, sampai wafatnya menjadi kontraktor alias ngontrak sana ngontrak sini, namun Allah palingkan dia dari penyakit yang biaya pengobatannya itu semahal rumah yang dia inginkan, tapi dia tidak tahu, karena caranya bukan mendapatkan Whats App dari langit, ‘seharusnya anda terkena kanker pada tahun ini, tapi Allah palingkan’ dan bukan seperti itu. Jadi siapa yang bisa memastikan do’anya tidak dikabulkan oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, kecuali buruk sangka kepada Allah dan begitu buruk sangka masalahnya adalah apa yang Allah firmankan dalam QS Al-Fath: 6 yaitu وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ ۖ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا “Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali”. Jadi Allah akan azab orang yang buruk sangka dan itu sifat orang Munafik dan Musrik, adapun seorang Mukmin itu tidak buruk sangka kepada Allah. Dan mereka akan digilir terus dengan keburukan, jadi keburukannya selalu berputar di dalam kehidupannya dan Allah murka kepada mereka dan Allah melaknat mereka lalu Allah persiapkan Neraka Jahannam dan itu seburuk-buruk tempat kembali. Dan itu yang membuat kita tersiksa, jadi bukan do’a kita yang tidak dikabulkan, itu karena kita buruk sangka kepada Allah. Allah berfirman وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS Al-Ghaafir: 60). Dan sekali lagi buruk sangka itupun yang membuat do’a kita tidak dikabulkan bisa jadi. Penuh yakinlah bahwa Allah akan kabulkan setiap do’a. Hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, Nabi ﷺ bersabda, ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ “Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai dan tidak focus atau tidak khusu” (HR. Tirmidzi no. 3479. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Jadi justru ketika kita merasa Allah tidak kabulkan, itu yang membuat kita berantakan dan itu yang membuat do’a kita tidak dikabulkan. Jadi sebuah masalah besar ketika kita seperti ini dan jangan pernah berfikir demikian dan ingatlah selalu bahwa Allah bersama dengan orang-orang yang sabar. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah: 153 yaitu يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Mungkin saat ini kita dizhalimi oleh manusia dan akhirnya sebagian orang menjauh dari kita, namun Allah tidak akan menjauh dari kita, tidaklah cukup Allah saja untuk kita? Jadi banyak orang dia lupa bahwa kalau dia sabar mengalami masalah dan ujian mungkin dia dijauhi oleh manusia, tetapi Allah bersama dia, إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Dan yang menjadi masalah bukan karena di zhalimi, tetapi yang menjadi masalah adalah ke-Imanan pada saat kita di zhalimi dan masalahnya juga bukan pada saat kita di zhalimi, tetapi keyakinan terhadap janji Allah pada saat kondisi di zhalimi.
To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Sabtu, 4 Jumada Al-Ula 1445 AH/18 November 2023 Ahida Muhsin
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, orangtua beliau, keluarga beliau, guru-guru beliau, para ulama, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami, para orangtua kami, para guru guru kami dan guru guru anak anak kami, keluarga kami, sahabat sahabat kami, tetangga kami, serta seluruh umat muslim dimanapun berada, semoga Allah senantiasa menjaga ustadz, Barakallah fiikum
LAST PART Bukankah Nabi ﷺ dizhalimi khususnya selama 13 tahun dalam perjuangan beliau di kota Mekah, bukankah para Nabi itu di zhalimi, Nabi Yusuf, Nabi Ayub, Nabi Ibrahim dan para Nabi lainnya عليهم الصلاة و السلام. Jadi kita bukan orang pertama kali dizhalimi dan lihat apakah mereka hancur dan putus asa? Pernahkah Nabi ﷺ putus asa? Padahal hidup beliau di kota Mekah selalu dizhalimi dan dizhalimi pada saat berdakwah? Karena Ilmu dan Iman yang membedakan dan masalahnya bukan pada saat kita terzhalimi, namun masalahnya adalah Ilmu dan Iman pada saat kita terzhalimi. Kita tidak akan bisa sabar pada saat dizhalimi kalau kita tahu Ilmunya, Allah berfirman dalam QS Al-Kahf: 68 yaitu وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا “Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”. Jadi yang perlu kita camkan adalah bagaimana kita berilmu dan beriman pada saat kita dizhalimi. Tanya: Alhamdulillah saya sudah menikah dan sudah punya dua anak. Dan Alhamdulillah saya diberikan Istri yang baik senantiasa puasa Daud dan tidak pernah sama sekali berhubungan walaupun hanya sekedar chating dengan lelaki lain. Namun sangat sulit sekali saya menundukan pandangan di kantor tempat bekerja, mudah sekali hati ini suka dengan wanita-wanita teman kantor, punya nomor-nomornya sehingga mudah sekali chatingan dengan obrolan ngalor ngidul tidak jelas. Padahal kalau di lihat wanita tersebut pisiknya cantikan istri saya, dia juga tidak shalat tidak menutup aurat dan ngomongnya juga kasar. Apakah mata ini sudah buta dengan kebenaran dan suka dengan yang seperti itu padahal yang di rumah sangat shalihah. Apakah saya perlu di Ruqyah Ustadz, mohon nasihatnya. Jawab: Yang pertama selain memang ini sebuah kesalahan, namun pertanyaanya ini menunjukan ada harapan menjadi lebih baik, karena kita tahu bahwa kita ada kesalahan dalam diri kita. Dan yang menjadi masalah yang sering kita dapati, ada banyak orang itu tidak mengaku itu salah dan terus membela diri dan memberikan excuse terhadap kesalahannya. Jadi ketika kita tahu ada sesuatu yang salah dalam diri kita dan kita berusaha mencari obatnya dan kita bertanya, semoga itu awal dari kebaikan dan semoga Allah menjaga diri kita dari kemaksiatan dan kebiasaan-kebiasaan buruk kita. Ini menunjukan bahwa salah satu hal yang harus kita renungkan adalah bahwa tidak bisa senantiasa mengikuti hawa nafsu karena tidak akan pernah puas. Allah berfirman dalam QS Yusuf: 53 yang berbunyi; ۞ وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ Yang artinya, “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”. (QS Yusuf: 53). Jadi nafsu itu tidak akan pernah merasa puas kalau kita terus mengikutinya. Mau sebaik dan secantik apapun istri kita, kalau pegangannya hawa nafsu tidak akan selesai, makanya dikatakan Nafsu itu seperti anak kecil di umur menyusui, kalau engkau biarkan dan engkau turuti maka sampai dia besar dan remaja dia akan menyusu terus, tetapi kalau dia di sapih dia akan berhenti. Dan salah satu makna sapih di sini adalah kita tidak ikuti keinginannya dengan segala konsekuensi, walaupun anak kita menangis, marah, bahkan sampai demam itu tidak diikuti, maka disitulah nafsu akan berhenti dan setelah itu In Sha Allah akan kembali normal. Tapi kalau diikuti terus tidak akan selesai dan nanti akhirnya kita akan menjadi budak nafsu sehingga nanti kita beribadah kepada hawa nafsu dan itu sudah gelap semuanya. Makanya yang Allah firmankan dalam QS Al-Jasiyah: 23 yang berbunyi; أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ Yang artinya, “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”. (QS Al-Jasiyah: 23). Maka sekali lagi keinginan nafsu itu harus di sapih dengan segala konsekuensi dan bukan berarti di sapih dari awal, karena sekali lagi kita butuh nafsu dalam hidup misalnya dalam pernikahan kita butuh nafsu, makan kita butuh nafsu tetapi ada porsinya dan tidak bisa kita bebaskan, karena tidak akan selesai-selesai. Jadi ini bukan cantik atau tidak cantik tetapi ini tentang nafsu dan nafsu itu kalau dituruti akan buta semuanya. Jadi ini bukan tentang object tetapi ini tentang subject dan itu yang menjadi masalah. Berbeda dengan orang beriman yang akan dinaungi pada hari Kiamat, yaitu ada 7 golongan dimana tidak ada nanungan kecuali nanungan dari الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan diantaranya adalah seseorang yang diajak berzina oleh wanita yang punya kedudukan dan dia mengatakan, “Tidak, aku takut kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”. Jadi ini bukan tentang objectnya, tetapi ini tentang subjectnya dan bukan tentang istrinya cantik atau tidak cantik, tetapi ini tentang hawa nafsunya yang dia biarkan liar itu masalahnya. Jadi minta terus pertolongan kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan ini tidak mudah. Dan ketika keluar rumah apalagi mau ke Kantor membaca do’a terlebih mau keluar rumah, minta petunjuk agar di jaga oleh Allah lalu jangan lupa baca dzikir pagi dan petang kemudian minimalisir interaksi lalu sibukan diri kita dengan hal yang bermanfaat, ada banyak ayat yang belum kita baca, ada banyak ayat yang kita belum tahu maknanya. Lebih baik kita membaca Al-Qur’an daripada kita membaca chatingan dan ini menunjukan mana yang lebih menarik. Dan sekali lagi ingat ketika kita diberi pasangan yang baik, lalu kita tidak bersyukur, Allah berfirman إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ “maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim: 7). Dikhawatirkan akan ada bencana besar bagi diri kita dan akan ada azab yang pedih pada diri kita. Bukankah Fir’aun di azab oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى? Dan salah satunya karena dia tidak bersyukur padahal dia punya istri yang sangat luar biasa. Dan ketika kita punya pasangan, punya Istri atau Suami yang bertakwa adalah sebuah kenikmatan yang sangat besar, maka PR bersyukurnya pun juga sangat besar juga. Dan jangan sampai terlambat, karena setiap kesempatan itu ada waktunya dan tidak akan datang setiap saat. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Sabtu, 4 Jumada Al-Ula 1445 AH/18 November 2023 Ahida Muhsin
Masyaallah, barakallahu fiikum Ustadz dan Tim ❤ Selama ini selalu mempertanyakan kenapa saya begini² aja ga seperti adik saya yang sudah punya rumah dsd.. Merasa diingatkan, mungkin saya terlalu berburuk sangka pada Allah. Padahal Allah tau yang terbaik untuk sayaa..
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimushalihat, semoga Allah merahmati Imam Nawawi beserta keluarga beliau, guru guru beliau, dan jazakumullah khairan katsiran Ustadz Nuzul dan team
Jawaban doa dengan 3 cara itu jika doa biasa,bkn doa org terdzalimi,kl terdzalimi jawabannya pasti di tolong,bahkan Rasulullah bilang dosanya bakal di bales di dunia,yg brarti jwbn dr doa trrdzalimi bakal terkabul di dunia
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh, Jazaakumullahu khairan wa barakallahu fiik, semoga Allah senantiasa merahmati Imam Nawawi beserta keluarganya, Ustadz Nuzul beserta keluarga dan Tim Muhajir. Permisi saya ingin bertanya, jika ingin memberikan pertanyaan kepada ustad dan dibahas si sesi tanya jawab, kira-kira diberikan kemana ya?
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
PART ONE
Session Tanya-Jawab:
Tanya: Sikap apa yang kita lakukan saat menerima takdir buruk atau musibah di saat do’a tidak kunjung dikabulkan dan menghadapi kezhaliman luar biasa sehingga putus asa, mohon nasihatnya ustadz.
Jawab: Allah Azza wa Jalla menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allah Azza wa Jalla mencintai hamba-Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang. Dan yang harus kita lakukan kembali ke sabda Nabi ﷺ, عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ ”Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin, semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang Mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” HR Muslim (no 2999). Jadi Nabi ﷺ mengatakan bahwa tidak ada yang buruk bagi seorang Mukmin kalau dia bisa bersyukur ketika mendapatkan hal positif di Dunia dan dia bisa bersabar ketika dia mendapatkan hal negatif di Dunia, tidak ada yang buruk semuanya baik dan yang terbaik. Dan jangan su’udzan dengan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan dengan gampangnya mengatakan do’a kita tidak dikabulkan, jangan-jangan yang membuat kita tersiksa bukan karena do’a kita yang tidak dikabulkan, tetapi kita buruk sangka kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bahwa Allah tidak mengabulkan do’a kita. Bukankah Nabi kita ﷺ bersabda, مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ ، وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ ، إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا : إِذًا نُكْثِرُ ، قَالَ : اللَّهُ أَكْثَرُ. “Tidak ada seorang muslim pun yang berdo’a dengan sebuah do’a yang tidak terkandung di dalamnya dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah akan memberikannya salah satu dari ke-3 hal berikut: Allah akan mengabulkannya dengan segera di Dunia, mengakhirkan untuknya di akhirat atau memalingkannya dari keburukan yang semisalnya. Para sahabat berkata, “Kalau begitu kami akan memperbanyak do’a kami”. Beliau berkata, “Allah lebih banyak lagi”. (HR Ahmad 11133 dari Abu Said Al-Khudri. Sanad-nya dinyatakan jayyid oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dkk. Contoh misalnya ketika ada orang meminta Rumah misalnya, dia tidak diberi rumah oleh Allah, sampai wafatnya menjadi kontraktor alias ngontrak sana ngontrak sini, namun Allah palingkan dia dari penyakit yang biaya pengobatannya itu semahal rumah yang dia inginkan, tapi dia tidak tahu, karena caranya bukan mendapatkan Whats App dari langit, ‘seharusnya anda terkena kanker pada tahun ini, tapi Allah palingkan’ dan bukan seperti itu. Jadi siapa yang bisa memastikan do’anya tidak dikabulkan oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, kecuali buruk sangka kepada Allah dan begitu buruk sangka masalahnya adalah apa yang Allah firmankan dalam QS Al-Fath: 6 yaitu وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ ۚ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ ۖ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا “Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali”. Jadi Allah akan azab orang yang buruk sangka dan itu sifat orang Munafik dan Musrik, adapun seorang Mukmin itu tidak buruk sangka kepada Allah. Dan mereka akan digilir terus dengan keburukan, jadi keburukannya selalu berputar di dalam kehidupannya dan Allah murka kepada mereka dan Allah melaknat mereka lalu Allah persiapkan Neraka Jahannam dan itu seburuk-buruk tempat kembali. Dan itu yang membuat kita tersiksa, jadi bukan do’a kita yang tidak dikabulkan, itu karena kita buruk sangka kepada Allah. Allah berfirman وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS Al-Ghaafir: 60). Dan sekali lagi buruk sangka itupun yang membuat do’a kita tidak dikabulkan bisa jadi. Penuh yakinlah bahwa Allah akan kabulkan setiap do’a. Hadits dari Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه, Nabi ﷺ bersabda, ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ “Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai dan tidak focus atau tidak khusu” (HR. Tirmidzi no. 3479. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Jadi justru ketika kita merasa Allah tidak kabulkan, itu yang membuat kita berantakan dan itu yang membuat do’a kita tidak dikabulkan. Jadi sebuah masalah besar ketika kita seperti ini dan jangan pernah berfikir demikian dan ingatlah selalu bahwa Allah bersama dengan orang-orang yang sabar. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah: 153 yaitu يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Mungkin saat ini kita dizhalimi oleh manusia dan akhirnya sebagian orang menjauh dari kita, namun Allah tidak akan menjauh dari kita, tidaklah cukup Allah saja untuk kita? Jadi banyak orang dia lupa bahwa kalau dia sabar mengalami masalah dan ujian mungkin dia dijauhi oleh manusia, tetapi Allah bersama dia, إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Dan yang menjadi masalah bukan karena di zhalimi, tetapi yang menjadi masalah adalah ke-Imanan pada saat kita di zhalimi dan masalahnya juga bukan pada saat kita di zhalimi, tetapi keyakinan terhadap janji Allah pada saat kondisi di zhalimi.
To be continued 1 of 2 part
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Sabtu, 4 Jumada Al-Ula 1445 AH/18 November 2023
Ahida Muhsin
Bismillahirrahmanirrahim, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah alladzi bi ni'matihi tatimmush shoolihaat, semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, orangtua beliau, keluarga beliau, guru-guru beliau, para ulama, ustadz, keluarga, tim, para pemimpin kami, para orangtua kami, para guru guru kami dan guru guru anak anak kami, keluarga kami, sahabat sahabat kami, tetangga kami, serta seluruh umat muslim dimanapun berada, semoga Allah senantiasa menjaga ustadz, Barakallah fiikum
Barakallaahu fiikum Imam Nawawi Rahimahullaah. Jazakallaahu khayran. Hafidzakumullaah.
Barakallaahu fiikum Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri. Jazakallaahu khayran. Hafidzakallaah
LAST PART
Bukankah Nabi ﷺ dizhalimi khususnya selama 13 tahun dalam perjuangan beliau di kota Mekah, bukankah para Nabi itu di zhalimi, Nabi Yusuf, Nabi Ayub, Nabi Ibrahim dan para Nabi lainnya عليهم الصلاة و السلام. Jadi kita bukan orang pertama kali dizhalimi dan lihat apakah mereka hancur dan putus asa? Pernahkah Nabi ﷺ putus asa? Padahal hidup beliau di kota Mekah selalu dizhalimi dan dizhalimi pada saat berdakwah? Karena Ilmu dan Iman yang membedakan dan masalahnya bukan pada saat kita terzhalimi, namun masalahnya adalah Ilmu dan Iman pada saat kita terzhalimi. Kita tidak akan bisa sabar pada saat dizhalimi kalau kita tahu Ilmunya, Allah berfirman dalam QS Al-Kahf: 68 yaitu وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا “Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”. Jadi yang perlu kita camkan adalah bagaimana kita berilmu dan beriman pada saat kita dizhalimi.
Tanya: Alhamdulillah saya sudah menikah dan sudah punya dua anak. Dan Alhamdulillah saya diberikan Istri yang baik senantiasa puasa Daud dan tidak pernah sama sekali berhubungan walaupun hanya sekedar chating dengan lelaki lain. Namun sangat sulit sekali saya menundukan pandangan di kantor tempat bekerja, mudah sekali hati ini suka dengan wanita-wanita teman kantor, punya nomor-nomornya sehingga mudah sekali chatingan dengan obrolan ngalor ngidul tidak jelas. Padahal kalau di lihat wanita tersebut pisiknya cantikan istri saya, dia juga tidak shalat tidak menutup aurat dan ngomongnya juga kasar. Apakah mata ini sudah buta dengan kebenaran dan suka dengan yang seperti itu padahal yang di rumah sangat shalihah. Apakah saya perlu di Ruqyah Ustadz, mohon nasihatnya.
Jawab: Yang pertama selain memang ini sebuah kesalahan, namun pertanyaanya ini menunjukan ada harapan menjadi lebih baik, karena kita tahu bahwa kita ada kesalahan dalam diri kita. Dan yang menjadi masalah yang sering kita dapati, ada banyak orang itu tidak mengaku itu salah dan terus membela diri dan memberikan excuse terhadap kesalahannya. Jadi ketika kita tahu ada sesuatu yang salah dalam diri kita dan kita berusaha mencari obatnya dan kita bertanya, semoga itu awal dari kebaikan dan semoga Allah menjaga diri kita dari kemaksiatan dan kebiasaan-kebiasaan buruk kita. Ini menunjukan bahwa salah satu hal yang harus kita renungkan adalah bahwa tidak bisa senantiasa mengikuti hawa nafsu karena tidak akan pernah puas. Allah berfirman dalam QS Yusuf: 53 yang berbunyi;
۞ وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ
Yang artinya, “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”. (QS Yusuf: 53).
Jadi nafsu itu tidak akan pernah merasa puas kalau kita terus mengikutinya. Mau sebaik dan secantik apapun istri kita, kalau pegangannya hawa nafsu tidak akan selesai, makanya dikatakan Nafsu itu seperti anak kecil di umur menyusui, kalau engkau biarkan dan engkau turuti maka sampai dia besar dan remaja dia akan menyusu terus, tetapi kalau dia di sapih dia akan berhenti. Dan salah satu makna sapih di sini adalah kita tidak ikuti keinginannya dengan segala konsekuensi, walaupun anak kita menangis, marah, bahkan sampai demam itu tidak diikuti, maka disitulah nafsu akan berhenti dan setelah itu In Sha Allah akan kembali normal. Tapi kalau diikuti terus tidak akan selesai dan nanti akhirnya kita akan menjadi budak nafsu sehingga nanti kita beribadah kepada hawa nafsu dan itu sudah gelap semuanya. Makanya yang Allah firmankan dalam QS Al-Jasiyah: 23 yang berbunyi;
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Yang artinya, “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”. (QS Al-Jasiyah: 23).
Maka sekali lagi keinginan nafsu itu harus di sapih dengan segala konsekuensi dan bukan berarti di sapih dari awal, karena sekali lagi kita butuh nafsu dalam hidup misalnya dalam pernikahan kita butuh nafsu, makan kita butuh nafsu tetapi ada porsinya dan tidak bisa kita bebaskan, karena tidak akan selesai-selesai. Jadi ini bukan cantik atau tidak cantik tetapi ini tentang nafsu dan nafsu itu kalau dituruti akan buta semuanya. Jadi ini bukan tentang object tetapi ini tentang subject dan itu yang menjadi masalah. Berbeda dengan orang beriman yang akan dinaungi pada hari Kiamat, yaitu ada 7 golongan dimana tidak ada nanungan kecuali nanungan dari الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan diantaranya adalah seseorang yang diajak berzina oleh wanita yang punya kedudukan dan dia mengatakan, “Tidak, aku takut kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”. Jadi ini bukan tentang objectnya, tetapi ini tentang subjectnya dan bukan tentang istrinya cantik atau tidak cantik, tetapi ini tentang hawa nafsunya yang dia biarkan liar itu masalahnya. Jadi minta terus pertolongan kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan ini tidak mudah. Dan ketika keluar rumah apalagi mau ke Kantor membaca do’a terlebih mau keluar rumah, minta petunjuk agar di jaga oleh Allah lalu jangan lupa baca dzikir pagi dan petang kemudian minimalisir interaksi lalu sibukan diri kita dengan hal yang bermanfaat, ada banyak ayat yang belum kita baca, ada banyak ayat yang kita belum tahu maknanya. Lebih baik kita membaca Al-Qur’an daripada kita membaca chatingan dan ini menunjukan mana yang lebih menarik. Dan sekali lagi ingat ketika kita diberi pasangan yang baik, lalu kita tidak bersyukur, Allah berfirman إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ “maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim: 7). Dikhawatirkan akan ada bencana besar bagi diri kita dan akan ada azab yang pedih pada diri kita. Bukankah Fir’aun di azab oleh الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى? Dan salah satunya karena dia tidak bersyukur padahal dia punya istri yang sangat luar biasa. Dan ketika kita punya pasangan, punya Istri atau Suami yang bertakwa adalah sebuah kenikmatan yang sangat besar, maka PR bersyukurnya pun juga sangat besar juga. Dan jangan sampai terlambat, karena setiap kesempatan itu ada waktunya dan tidak akan datang setiap saat.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Sabtu, 4 Jumada Al-Ula 1445 AH/18 November 2023
Ahida Muhsin
Alhamdulillah
Jazakallahu khairan uztad, Dan semoga Allah merahmati para ulama kita, uztad dan keluarga juga tim.
Alhamdulilah .syukron wa jazakimullah khayran atas ilmu nya ustadz wa yubarokallah fikum .
HafizhahullahuTa'ala ustadz
Assalamualaikum waramatullahi wabarokatuh Ustadz, jazakallahu khairan Ustadz syukron ustadz Ilmunya
Masyaallah, barakallahu fiikum Ustadz dan Tim ❤
Selama ini selalu mempertanyakan kenapa saya begini² aja ga seperti adik saya yang sudah punya rumah dsd..
Merasa diingatkan, mungkin saya terlalu berburuk sangka pada Allah. Padahal Allah tau yang terbaik untuk sayaa..
Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimushalihat, semoga Allah merahmati Imam Nawawi beserta keluarga beliau, guru guru beliau, dan jazakumullah khairan katsiran Ustadz Nuzul dan team
Jazakallahu khairan ustadz ilmunya, barakallahu fiikum
Barakallahu fiikum ustadz dan team atas ilmunya 🙏🏻
Assalamualaikum, bismillah
Syukron ustadz dan tim untuk ilmunya, barakallahu fiikum
Jawaban doa dengan 3 cara itu jika doa biasa,bkn doa org terdzalimi,kl terdzalimi jawabannya pasti di tolong,bahkan Rasulullah bilang dosanya bakal di bales di dunia,yg brarti jwbn dr doa trrdzalimi bakal terkabul di dunia
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh, Jazaakumullahu khairan wa barakallahu fiik, semoga Allah senantiasa merahmati Imam Nawawi beserta keluarganya, Ustadz Nuzul beserta keluarga dan Tim Muhajir. Permisi saya ingin bertanya, jika ingin memberikan pertanyaan kepada ustad dan dibahas si sesi tanya jawab, kira-kira diberikan kemana ya?
Alhamdulilah