"Talakama" adalah sebuah karya musik yang menggambarkan proses pembuatan anyaman kelabang mantri dalam bentuk komposisi Tabuh Kreasi. Judul ini berasal dari singkatan tata titi ngulat kelabang mantri, yang dalam bahasa Indonesia mengacu pada tata cara membuat anyaman kelabang mantri. Penata mencoba menggambarkan ide ini melalui bentuk musik Tabuh Kreasi yang terdiri dari empat bagian, yaitu pengawit, gegenderan, bapang, dan pengecet.
Pada bagian Pengawit yang merupakan bagian awal dari karya ini, penata mencoba untuk merefleksikan kerumitan jalinan anyaman kelabang sebagai inspirasi pembuka. Jalinan instrumen melodi seperti penyacah, jublag, dan jegog menciptakan suasana saat pertama kali memperhatikan kelabang mantri.
Kemudian pada bagian gegenderan penata mencoba menggambarkan proses pembuatan kelabang mantri dengan rumus 1,2,2,2 yang jika dijumlahkan menjadi angka 7. Dari hal tersebut penata mencoba untuk mengkemasnya melalui pengaplikasian unsur sub divisi 7 melalui ritme kotekan gangsa dan kantilan sebagai pengambaran proses pembuatan kelabang mantri yang kompleks. Selanjutnya, pada bagian bapang terdiri dari tiga pola dengan tempo cepat, pelan, dan sedang yang ditujukan untuk memperkaya dinamika.
Pada bagian terakhir yaitu pengecet, penata memasukan rumus 3,2,2,2 yang jika dijumlahkan menjadi angka 9 yang kemudian diolah menjadi sub divisi pola kotekan gangsa. Sub divisi 9 ini mencerminkan kerumitan dalam proses pembuatan kelabang mantri. Kemudian terdapat Rumus 1,2,2,2 dan 3,2,2,2 yang diaplikasikan melalui pola sinkopasi pada instrumen kajar dengan tambahan pola permainan angsel reyong dan kekendangan. Kemudian terdapat bagian pekaad sebagai ending atau penanda berakhirnya karya tabuh kreasi Talakama.


Pendukung karya :​Sanggar Sabda Murti