Відео

3 point penting yang aku dapetin dari podcast ini… Here we go! 1. Selesai dengan diri sendiri. Lebih mengenali diri sendiri, belajar cara kelola emosi kita, mengenali trauma apa saja yang kita punya and be healed. Mungkin tidak akan sempurna, tapi berprogress dalam perjalanan kita 2. Love yourself. Fill up your own cup! Jadi ketika dihadapkan pada social pressure kita tidak pusing dengan apa kata orang. Maka kita dapat dengan tenang menghapi tantangan dari keluarga atau sekitar kita 3. Be the best version of ourself. Menjelang dan di usia 30an agar tidak punya waktu untuk overthinking ataupun compare diri kita, yuk upgrade diri, berdampaklah, explore lebih banyak lagi, cari experience lebih banyak lagi. Yakinlah ketika kita siap, semua yang disiapkan oleh Tuhan takkan melewatkan kita🤍

Keren sih kontennya...mengikuti juga

Sy salahsatu org yg kdng komen d konten dia d IG,tp bukan sbg pendukung/fans dll..tp sbg org yg mencungkil hal² kecil lewat bhs yg cenderung puitis dll,simpelnya sy kontras dgn "isu²nya dia apalah itu" tp sy tdk menyudutkan dia,tp jd sisi yg lain,yg lbh jahat,lbh blak²an,kasar,kdng puitis,kdng ga jelas..wlopun mungkin komen² itu tdk berpengaruh thdp konten² dan isu²nya itu,tp setidaknya mungkin suatu hari dia bakal liat bhwa,konsep hidup ini bukan ttg masalah yg qt hadapi,tp qt sedang belajar menjadi sisi lain,agar bisa menghadapi masalah.. Kdng qt harus kembali k doktrin agama,wlopun secara iman qt yg tipis tdk bisa masuk kesana tp tdk ada salahnya,mengambil pelajaran dri sisi itu..bgtu mungkin slhsatu contohnya.. Terakhir utk bait yg panjang ini,dlm teori kehidupan Jepang,ada istilah ttg Ikigai dan Wabi Sabi.. Ikigai itu adlh doktrin ttg menemukan makna,jd wlopun kegiatan yg qt lakukan tdk menyenangkan dan bkn passion qt,tp qt sibuk mendalami apa makna dri yg qt lakukan ini..mencari hikmah.. Kmudian teori ttg Wabi Sabi yaitu berusaha menerima keadaan qt sbg manusia,tdk sempurna,kdng ceroboh,bodoh dll,tp qt menikmati keadaan itu bukan malah larut d dlmnya,dikit² isu,dikit² mental health,pdhl qt hanya harus menerima dan memperbaikinya... 2 poin ini yg mungkin kebanyakan org d usia 30an up,tdk bs menguasai sehingga mereka ingin kembali d usia 10 yg sllu bermain² dan ingin terus berada d usia 20 agar berbunga² remaja dgn masalah yg receh²...pdhl 30 adlh pelontar utk menghadapi 40 50 60 dan seterusnya,tp mereka jenuh dgn itu... Maaf panjang,semoga next podcastnya lbh nyambung lg antara host dan tamunya,jgn yg tdk nyambung tp d validasi utk kelihatan benar dan nyambung..ada bbrp mimik dan gimik yg smstinya tdk sprti itu,tp d lanjut biar kelihatan baik² sj.. Wassalam ❤

Kok banyak bhs inggris nya ya Krn ngg smua orang paham lho Ada juga yg tau tp tidak bener2 paham.. Pdhal esukasi ini baik..unt generqsi z ... Edukasi ini unt siapa ya..

thank you so much, because of traffic i was late to my concert and missed the first 20 minutes

Yg cowok kek gada fungsinya

Keren bgt kak narasumbernya

Aku salah satu followers dari @menjelang30tahun, dan dari podcast ini aku makin berempati tentang tantangan yang dirasain sama orang orang usia 30 an, kayak: 1. Tekanan sosial. Orang tua dan lingkungan nanya kapan nikah, kenapa belum punya mobil, kenapa belum punya rumah di usia segini. 2. Insecurity. Entah karena belum punya pasangan, sampai belum bisa mendapatkan pekerjaan yang stabil atau pekerjaan yang dianggap society adalah pekerjaan yang oke. 3. Kesepian. Biasanya di usia segini teman-teman kita cenderung udah nikah dan punya kehidupan sendiri, jadinya mungkin gak sebebas dulu untuk ketemu. Kak Sarah nyaranin kita belajar berdamai sama kesepian itu. Berusaha untuk tetap menikmati aktivitas yang kita lakuin meskipun sendirian, nonton bioskop misalnya. Aku percaya tiap siklus kehidupan, akan selalu ada tantangannya. Di usia 20-an mungkin soal pilihan karir, khawatir akan hubungan pertemanan, sampai quarter life crisis. Atau memasuki usia 30-an khawatir tentang ketidakpastian hidup, pekerjaan yang belum stabil atau bagi yang belum menikah misalnya, pertanyaan pertanyaan kapan nikah akan jadi konsumsi sehari-hari. Dari podcast kali ini aku belajar bahwa penting banget untuk mengkomunikasikan keadaan kita ke orang terdekat, seperti orang tua. Sebagai anak, kita perlu jujur akan baik atau buruknya keadaan yang lagi kita rasain, supaya orang tua juga bisa mengerti. Dan, daripada kita berlarut sama apa yang belum kita raih, atau sesuatu yang belum kita dapatkan, kenapa kita gak memaksimalkan apa yang kita punya atau peristiwa yang udah kita lewatin dan bisa memetik hikmahnya (walaupun ini pasti gak mudah juga untuk dilakuin). Lewat peristiwa-peristiwa yang kita lewatin, Kak Sarah bilang kalo kita bisa jadi manusia yang lebih dewasa. Lebih baik fokus sama potensi apa yang masih bisa dikembangkan dan ngejar cita-cita kita yang masih kepengen diraih. Thanks Kak Sarah udah berbagi cerita ❤️ ✨

Videonya sangat relate dengan kehidupan saya .. sempat di titik mau nikah untuk menjawab ekspektasi keluarga dan sosial.. tapi aku pun tetap utuh tanpa atau adanya hal tersebut.. dan sekarang setelah nonton podcast ini aku pun lebih berani untuk kejar mimpiku.. chayoo wanita berdaya❤❤

Sebenarnya umurku masih 24 tahun, tapi berhubung pertanyaan "kapan nikah ini sering di ajukan orangtuaku dari usiaku 20th, aku sangat ke trigger masalah pembahan ini, apalagi semenjak umurku hampir 25 th aku semakin frustasi kalok di tanya kapan nikah karena ada ucapan ancaman seperti "kak, maksimal banget nikah di umur 25th" bener pertanyaan ini membuat aku sebagai anak kurang nyaman, secara emosional aku juga pernah nangis karena nggak tahu harus gimana, mau ngomong belum berani, alih² malah sering menghindar tapi aku punya pemikitan yang sama seperti kakaknya, bahwa kita perlu untuk jujur dan ngomong ke orangtua mengenai apa problem kita. Semenjak beranjak dewasa, belajar mengenai hikmah di perjalanan hidup diri sendiri maupun orang lain membuat kita sedikit lapang hatinya, karena seberjalannya waktu akhirnya kita semakin kenal diri sendiri dan mampu menemui rasa sepi, dan mau berdamai denga kekesepian itu sendiri.

pembahasan yg bagus, bagaimana tekanan serta ekspektasi di usia menjelang 30 tahun,seperti menikah, punya karier sukses, atau hidup yang stabil, bisa bikin stres sampai memengaruhi kesehatan. cerita nyata, begitu menunjukkan betapa beratnya beban mental yang sering dirasakan di usia tersebut. Namun, ada juga solusi sederhana yang ditawarkan, seperti fokus pada diri sendiri, berhenti membandingkan hidup dengan orang lain, dan menerima bahwa setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Pesannya sangat jelas: kamu nggak sendirian, dan nggak apa-apa menjalani hidup sesuai ritmemu sendiri. “suka sekali :) “

Thanks sharing nya..

Narasumber sangat enak nyaman banget di dengerrr cara komunikasinya good bikin betahh❤

Sepanjang video cuma bisa bilang : bener banget, relate, aku juga ngerasain

Terima kasih banyak buat konten ini yg sangat menginspirasi aku yg usia 28 tahun ini kalau perjalanan hidup tiap orang berbeda, tergantung bagaimana kita menyikapinuya untuk bisa terus berkembang dan bangkit dari kertepurukan. Kita perlu menyadari banyak yg sudah terlewati kalau kita ga mau belajar dari masa lalu, kita cuma bisa terjebak ditempat yang sama padahal sangat banyak sekali kesempatan yg kita belum kita coba. I believe "after a storm the sun will always go back to shine"

Kak adminsarah

Aku salah satu followers coach anez dan ka sarah di ig jugaa, seneng banget liat u both bikin podcast, so insightful, bener2 bisa belajar dr pengalaman kaka2 yg ada di usia 30an buatku yg early 20 untuk ga gegabah. Totally agree sama pembicaraan di podcst ini, semakin dewasa makin banyak dihadapkan sama hal2 yg ga pasti dan hidup di indonesia bisa sgt challenging karna karakteristik masyarakatnya yg sosial, jadi kadang org tuh over kepo sm hidup kita. Ka sarah sempet sharing kalo gapapa banget untuk komunikasi karna itu cara yg paling ampuh untuk org lain bisa mengerti. Yang perlu dihighligt di sini adalah penemuan diri yg hilang sih, karna kegapastian dan akumulasi segala peristiwa yg kita rasakan dulu. Ka sarah sharing kalo udah semestinya kita aware sm kebutuhan dan keinginan, dengerin sinyal tubuh, dan cari pertolongan itu cara kita sayang sama diri sendiri. Artinya, ketika kita mau ngisi orang lain, pastikan dulu gelasnya penuh. Fokusin sm kesehatan mind body soul dulu, fokusin energi ke sesuatu yg sumbernya dari kita untuk kita, contohnya ngonten, kegiatan yg udah dipengenin dr dulu tp sempet keblock dan coba untuk memberanikan diri patahin blockannya. Dampaknya bisa ngerasa fulfilled lagi diri iniih. Nanggepin komentar negatif pun bisa lebih santai. Dengerin dan bantu org pun bisa niat ikhlas tulus tanpa pamrih. Terima kasih, coach anez, mas yaser, dan ka sarah atas insightnya. Sering2 bikin obrolan santai gini doongg!❤

Cerita Kak Sarah related bgt, & bener bgt kuncinya di komunikasi utk meminim presure dr ortu. Aku mau sharing pengalaman pribadiku, aku saat ini jg brusia 30thn dgn background anak proken home n fatherless, gagal nikah bbrapa kali. Bbrapa tahun ini bener” ujian bgt, ujian dilangkah adik, dan kmrn putus disaat sdh planning nikah. Yg aku mau sampaikn luangkan ruang & waktu utk sendiri dan keluar dr hiruk pikuk sosial, supaya km bisa dengar suara”yg sbenarnya apa yg kita mau dan life purpose kita. Sejak aku membenahi diri lbh selflove dan fokus apa yg aku mau, jauh lebih tenang dan damai hidup ini dan yakin akan tujuan hdpku sebenarnya. Apalagi saat aku mempelajari Loa combi stoic segalanya berdatangan tanpa aku duga, lbh positive vibes n mindset, dan aku sadar kenapa Tuhan menunda impian”ku karna aku hrs di uji dgn kekecewaan dan patah hati supaya aku berubah menjadi aku yg saat ini. Jadi utk perempuan”yg baca ini semangat tdk ada deadline dlm hidup, bahagia dgn apa yg sdh kita punya Insyallah yg lain akan datang dg sendirinya, you not broken girls you dont fix it, But Upgrade urself. Terus belajar dan jgn prnh lelah, meditasi dan workout setiap jam 5 pagi really works for me. Spread the love 💕 1 lg kita selesai dan fulfilled sm diri sendiri dulu, jgn cari pasangan krna kesepian nanti jatihnya mlah Attract org”gak mlah buat capek aja.

Terima kasih banyak atas konten ini yg sangat membuka pemikiran ku yg 27 tahun ini kalau proses tiap orang itu berbeda2, tergantung keberanian kita bagaimana untuk terus bisa berkembang dan bangkit atas ketidak berdayaan kita di masa lalu, dan look right now. Kita perlu sadar sudah banyak yg terlewati kalau kita ga bisa belajar dari yg dlu ya kita cuma bisa stuck disitu padahal sebenernyabbanyak sekali kesempatan yg kita belum coba Mari coba buka diri untuk mulai mengeksplr apapun itu demi kenyamanan hidup kita sekarang Fyi aku juga punya keinginan untuk menjadi content creator dan semoga segera terlaksana guna menjadikan itu wadah diri ini untuk healing dari kehidupan yg sudah dan sedang berjalan ini Gbu all

Pembelajaran yang saya dapatkan dari video ini yaitu memilih pilihan untuk hidup sendiri (tidak menikah) bukan berarti itu benar2 pilihan yang kita inginkan, tetapi bisa saja ada trauma yang menyebabkan memilih untuk hidup sendiri. Dan apabila sembuh dari trauma kita, kita bisa berani memilih untuk menikah dan tentunya diimbangi dengan kita mengenali diri kita, apa tujuan dari menikah dan seseorang yang seperti apa yang ingin kita jadikan partner. Untuk selesai dengan diri kita tidak harus benar2 selesai sebelum menikah, tetapi kita bisa bersama pasangan bersama sama untuk bisa selesai diri kita. Itulah pentingnya saling terbuka tentang perasaan kita kepada pasangan. Namun, itu menjadi hal yang tersulit karna beberapa yang saya temui, laki laki sulit mengenali dirinya. Saya bisa menjelaskan diri saya secara detail, tapi itu tidak berlaku sebaliknya. Kadang saya merasa terlalu banyak ia tahu tentang diri saya tapi saya sedikit mengetahui tentang dia, itu yang mungkin jadi tidak seimbang. Yang akhirnya saya akan memilih di hubungan selanjutnya, untuk lebih banyak mendengarkan ia dan berusaha untuk tidak mendominasi pembicaraan terutama terkait diri sendiri. Mungkin kalau boleh saya izin saran, untuk konten selanjutnya bisa dijelaskan lebih dalam terkait pengenalan trauma2 itu terdiri dari apa saja dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dibahas dalam sebelum menikah. Apakah semua aib kita perlu dijelaskan kepada calon pasangan kita? Bagaimana kalau ternyata ada sesuatu yang ditutupi oleh calon pasangan dan ternyata kita tidak siap mengetahui hal tersebut ? Bagaimana kalau sesuatu yang ditutupi itu ternyata kita ketahuinya dari orang lain? Apakah kita perlu menjelaskan orang yang seperti apa yang kita butuhkan ke calon pasangan? Tapi khawatir calon pasangan nanti akan membuat dirinya menjadi apa yang diinginkan calon pasangan padahal ia bukan orang seperti itu. Ia seperti berusaha menjadi orang yang baik yang mungkin ia takut akan ditinggal oleh pasangan. Tapi sepertinya pertanyaan saya di sini mungkin sudah ada jawabannya di buku yang berjudul IDO. Tapi pembahasan seperti ini jarang saya temui. Banyak dari konten coach anez yang sudah membuat saya memiliki pandangan yang berbeda terkait relationship. Terima kasih sudah membaca komentar saya, terima kasih sudah mengundang narasumber yang keren2, dan terima kasih untuk kontennya kak. Sehat dan sukses selalu coach anez dan kak Yasher❤

coach, kalau orgnya introvert terus kita beda kampus, gapernah ketemu setelah lulus sma.. masih ada chance kah untuk bersama???😢

Aku desember ini mau 30 Tahun kelahiran 94🎉, aku sblm umur 30 , dr umur 27 - 29 ortuku dan keluarga pihak mamaku "tanteku* nanya kapan nikah , kapan nikah , apalagi bapakku sdg sakit, rasanya tkut bgt blm nikah, tkut bapak pergi dluan, ternyata bapa berpulang dluan bulan Juni kmrn dan aku blm menikah. Awalnya terpukul dan sedih, tapi aku berusaha utk berdamai dgn keadaan, dan aku yakin Bapakku disana pasti bahagia mlht aku sehat2 disini. Buat kalian yg mau umur 30 dan sdh 30, ada yg blm tercapai, jgn sedih ya, hdup bkn utk berlomba2, kamu sehat, bahagia lahir batin, mental sehat itu lbh dr ckup. Ttp bersyukur setiap langkah kecil yg kamu lakukan , dan sayangi dirimu ❤

Bulan Desember 2024 aku 30 tahun, masih single, tidak bekerja, masih kuliah, merantau dan finansial saat ini belum stabil. Aku pernah dititik merasa useless sebagai manusia diusia "menjelang 30" karena merasa tertinggal dari teman2 seAngkatanku, tapi sekarang aku belajar untuk berdamai dengan diriku sendiri dan berdamai dengan lingkungan eksternal (yang tidak bisa aku kontrol sama sekali). Tidak munafik rasa kesepian itu nyata adanya,tapi skrg banyak sekali cara untuk berdamai degan itu, bisa fase sendiri adalaah hadiah dari tuhan untuk kamu mengenal diri sendiri seutuhnya terlebih dahulu, sebelum ada orang lain yang berbagi kehidupannya denganmu. Setelah nonton podcast ini insight baru yang aku dapat adalah "jangan takut untuk menghidupkan mimpi-mimpimu yang sudah terkubur lama, memulai membangun mimpi diusia 30 tahun bukanlah hal yang salah, perbaiki perlahan kebiasaan-kebiasaan kurang baik dari sekarang, dan cobalaah keluar dari zona nyamanmu saat ini untuk kesempatan besar yang unpredictable akan lebih mewarnai hidupmu saat ini dan menjadikanmu menjadi manusia yang lebih matang dari segala aspek kehidupan😊

Saya menemukan jati diriku dan mimpiku di umur 24 tahun, tapi mimpi saya ini di matangkan dan yakin bahwa ini mimpi dan jati diriku, dan yakin bahwa harus keluar dari zona nyaman di umur 30 tahun. Mba ini menjelaskan benar banget. Makasih sharingnya.

Benar banget jalan kaki, bisa kasih ilang setres.

Obrolan ini sangat bagus menginspirasi banget Bagus bgt utk belajar semua pasangan Tp sayang bolak balik harus mengeluarkan ingus Mendengarkan sambil ngemil/ makan Jadi gak mood Maaf ya, 🙏🙏🙏🙏

baru liat video" nya, keren banget obrolannya. next bikin video cara berantem yang sehat ya ka

Sulit ada suaranya. Cuma bilang iya & enggak 😊

Setiap podcast dengan narsum Bu Meilinda ini bener-bener dibikin mind blowing berkali-kali🤯 Belakangan ini baru sadar kalau diriku ini dominan logis. Apalagi pas masih single tuh segala sesuatu pasti ada sebab akibat. Eh, pas jalin hubungan sama satu cowo, kebuka mata hatiku. Selama ini sok sok an "aku gaakan sama kaya bapak ibukku begini begitu" sampai akhirnya cowokku berani ngomong kalau kekuranganku ini itu, semua yang disebutin itu sama persis dengan kekurangan ortu yang selama ini aku rasain. Ternyata secara emosional, action, sampe keras kepalanya aku semua sama kaya bapak dan ibu. "unlogicaly logic" yang dimaksud Bu Meilinda semuanya bener😅 Keluargaku bukan tipikal yang cerita ke anaknya langsung tentang pengalaman hidup, tapi aku selalu dengar pengalaman hidup ortu malah dari orang lain. Mereka juga memendam trauma yang sama denganku dari pengalaman mereka sendiri. Dari podcast ini aku belajar gimana komunikasi akan kebutuhan emosional, jarak, dan intimacy itu penting. Melihat aku yang berlatar belakang jarang mengkomunikasikan kelemahan diri sendiri di keluarga, justru menurunkan trauma yang sama secara alam bawah sadar. PR banget emang mau memutus rantai ini, tapi yaah 😮‍💨🥺

suka baanget dengerinnya, banyak ilmu, thanks coach aneeezzz 😍😍😍 kalau masih tahap pendekatan sama introvert gimana? ga perlu dikejar yaa? 😮

Keren kali topik nya, bintang tamu nya juga kerennnnn

Gw introvert udah belasan tahun hidup sendirian, Masih single, blom pernah pacaran, makan sendiri pulang ke rumah sendiri, tidur sendiri, nyaman banget ya wkwkwk

Sumpa isinya daging semua, padahal ini 1 jam lebih tapi ga kerasa bgt Disini juga banyak banget yang relate sama gue. Biar ga panjang panjang gue buat point point aja yaa 1. Ternyata healing itu harus dilakukan terus menerus, ibarat kaya mandi, hari ini mandi masa besok ga perlu mandi lagi ? 2. Menikahlah jika kamu maau untuk menikah, jangan karena keburu umur, tuntutan keluarga, pengen punya anak dll 3. Setelah menikah akan membuka luka luka lain 4. Cari pasangan yang cara berantemnya cocok 5. Dalam berpasangan harus sama sama memberi dan sama sama menerima 6. Prioritas setelah menikaah itu dari pasangan, anak baru orang tua masing masing 7. Soulmate itu yang help growth each other 8. Parenting orang tua sesuai dengan masalalunya yang belum sembuh 9. Ga ada yang salah tentang kegagalan, kamu harus tau apa yang kamu dapatkan dari itu, itu merupakan pengalaman yang mahal Wajib banget pokoknya nonton dari awal sampe akhir, percaya deh bakal banyak banget yang lo dapetin dari nonton ini 🫶🏼❤️

Hai kak, Saya dan suami adalah anak kambinghitam dari keluarga disfungsi. Saya sudah hampir 3th melakukan no contact dengan keluarga suami yg melakukan abuse selama 10th dan disitu suami tidak bertindak apapun, ngomong baik2 ke ibunya aja gak bisa. Saya sudah membeli dan membaca buku Family Constellation dan hampir semua saya baca relate dengan hidup saya. Karena ibu tidak hadir dan dekat secara emosional, saya jadi orang yg pengen diterima dikeluarga baru ini. Dan ternyata mereka mengendus trauma saya. Saya pikir saya akan diterima, ternyata cuma diawal dan akhirnya topeng terbuka, fase2 abuse mulai dilancarkan setelah akad terjadi. Merasa berhak kemudian didevalue, discard, hoovering, terus menerus karena setiap lebaran harus maaf2an, ternyata jadi senjata. Sampai akhirnya ada konflik dan saya googling. Kemudian memulai no contact dan healing. Ternyata lepas dari abuse, saya harus juga lepas dari kemelekatan kepada sumber trauma saya yaitu 'ibu'. Disitu saya menemukan diri saya, dan mulai selflove, membuat batasan dan tidak lagi mengizinkan orang untuk melanggar batasan saya, memanfaatkan apalagi melakukan abuse. Saya juga ikut grup survivor, membaca buku pengembangan diri, mengedukasi diri tentang narsistik khususnya dan juga menonton para edukator, coach, dan healer. Semoga kami bisa jadi pemutus rantai trauma antar generasi. Anak-anak tidak perlu healing trauma, menjalani hidup mereka dengan normal.

Woah.... nemu podcast yg bahas tema ini pasti bukan kebetulan, pasti ada maksudNya. Baru bbrp bulan tau Kak Anez dan Kak Yaser, seneng denger konten2nya. Merasa relate dan banyak pelajaran baru yg bisa diambil. Sampe diniatin buat jadi peserta Ranum nanti! Tema kali ini bener2 yang sedang aku butuhin. Lagi di masa mau mengikhlaskan keadaan, di usia 28 belum ada jodoh wlpn keinginan nikah udah kuat. Ternyata masih banyak hal yang harus dibenahi, termasuk trauma masa kecil yg buat aku terlalu obsesi pd hubungan romantis dan punya anxious attachment. Sudah terpikir utk ke psikolog untuk bahas ini. Konsep family constellation kayanya lebih menarik 😊 Fokus ke diri sendiri yg skrg aku ngerti, ya kaya dimaksud di video ini. Bukan me time yg seneng2, justru banyak sedihnya krn banyak hal yg baru disadari dari self reflection. Dari waktu senggang ini, banyak hal2 yang baru aku ngerti, salah satunya pentingnya keluarga. Sempet punya tujuan nikah biar cepet2 keluar dari rumah. It was all wrong. Sekarang sadar, mungkin blm waktunya. I am exactly where I should be right now. Dia punya rencana yang lebih indah. Aku skrg fokus mau bahagiain orang tua, berusaha memperbaiki keadaan rumah, dan pastinya belajar untuk jadi individu yg lbh baik lagi. Aku harus bisa punya keluarga yg nyaman untuk pulang sebelum memulai keluarga baru dgn orang lain. Kata Mbak Meilinda, jadilah anak yang baik sebelum jadi orang tua yang baik. I feel it to the core.... Bener2 tertarik banget sama konsep family constellation. Mau belajar lbh dalem lg ttg topik ini dan syukur2 bisa ketemu lgsg sm Mbak Meilinda ❤ Alhamdulillaah, thankyou Kak Anez dan Kak Yaser

Terima kasih sudah membahas ini, walau ini bukan pertama kalinya aku menonton mba Meilinda membahas bukunya, dan pernah membaca 1/2 bukunya yg pertama, namun pikiranku tercerahkan dan merasa terbantu. Sedikit sharing, aku wanita 31thn yg masih menata karir dan kehidupan di Jakarta, tidak memiliki kehidupan romantis, selain sehari-hari disibukkan dengan bekerja, weekend biasanya aku mengikuti komunitas. Aku adalah seorang caregivers dan tulang punggung di keluargaku. Kakak perempuanku didiagnosa skizofrenia oleh dokter psikiater sedari zaman aku kuliah, orgtuaku senang mengumpulkan barang yg kemudian aku sadar perilaku mereka adalah hoarding, oh ya kakakku pun begitu dan lebih parah. Mereka tinggal di kota yg berbeda dgnku. Banyak sekali faktor, dan faktor yg membuatku harus merelakan kehidupanku yg "tidak sama" dgn orglain adalah berakar dari pendidikan di rumah. Terkadang kalau aku ingat aku menjadi marah, jengkel, kecewa, lalu menangisinya. Di saat merasakan ketertarikan dan jatuh cinta terhadap seseorang pun, aku berulang kali meyakinkan diri, apakah org sepertiku pantas? Apakah ia akan menerima keluargaku? Dll yg menyebabkan aku tidak pantas memikirkan romansa dan harus menyelesaikan dulu kebutuhan keluargaku. Aku yg di usia kepala 3 ini sangat2 tertinggal dengan anak seusiaku. Bukan hanya dalam segi romansa dan karir, tp jg kehidupan, rumah yg layak, keluarga yg hangat tidak aku rasakan. Sampai pada suatu hari aku menjadi malas pulang mengunjungi keluargaku di kota lain, dan pulang saat mendengar bapakku masuk UGD karena diabetes, dan badannya mengurus. Sampai pada suatu hari aku membaca buku ini, dan akumembayangkan, dan menjadi sedih sejadinya. Aku sama sekali tidak memikirkan perasaan keluargaku, aku hanya memikirkan dan menata ulang sendirian kehidupanku di kota lain seorang diri seolah tidak membutuhkan mereka. Aku pun seolah tidak peduli padahal saya satu2nya yg mgkn mereka gantungkan. Aku pun mencoba merasakan, ya benar, mereka pasti memiliki lukanya masing-masing. Mereka berhasil membesarkanku karena itulah versi terbaik yg bisa mereka berikan kepadaku. Terima kasih atas buku ini, mungkin di sini aku bisa lebih lagi berempati. Kembali kepada hal romansa, aku menyukai seseorang yg jelas2 tidak melihatku kembali. Tapi sudah jadi lagu lama, dari jaman bangku sekolah hingga dewasa ini, aku yg si tidak populer selalu saja bertepuk sebelah tangan, sepertinta tidak ada yg penasaran dan mengejar2ku hehe.. Namun yg namanya suka, apakah aku tidak boleh merasakannya? Kembali ke bahasan video ini, hal yg aku pelajari, untuk bertemu dan menjalin relasi dgn seseorang itu tidak harus selesai dulu dgn diri sendiri, mgkn bisa kerja sama menyelesaikan bersama. Karena dilihat dari kasusku, untuk menyelesaikan luka keluargaku, butuh waktu yang sangat sangat panjang, apabila menunggu selesai, umurku tidak akan cukup lagi untuk merasakan indahnya romansa di usia awal 30thn-an. Tentu semua ini tidak aku tidak pedulikan, banyak hal yg harus dibenahi terus perlahan-lahan, juga banyak hal yg harus aku pelajari. Saat ini aku sedang meriset sesuatu, mengupayakan kebiasaan hoarding keluargaku berkurang dan mengedukasi mereka lagi dari 0 tanpa terlihat menggurui. Aku tau ini sangat sulit dan menantang, terlebih aku berbeda kota. Akan banyak tenaga, peluh, biaya, kesabaran yg harus aku korbankan, terlebih aku seorang . Semoga aku tidak kehilangan semangat belajar seumur hidup. Mohon doanya & sekali lagi terima kasih ya atas podcastnya. Semoga hidup anda semua selalu diberkahi & bahagia😊🙏

Terimakasih couch anez, ka yash dan mba melinda, aku rasa semua diskusi ini bisa kita ambil pelajarannya karena pasti kita alami sendiri beberapa hal serupa. I just realized in late 2023 about the trauma passed down from our parents and even our grandparents. Starting from that realization, I became deeply interested in learning more about emotions and psychology. Emotional intelligence is incredibly important, both for building a career and for the journey of finding a partner. I absolutely love mbak melinda quote: “Love equals seeing plus distance minus judgment,” and I completely agree with it. It resonates so much with me, especially because I’ve learned a lot from past relationships. “Faces change, lessons stay.” Coincidentally, to be honest, I’m still struggling with the process of becoming resilient-it’s something that’s really challenging for me, but I’m trying to work on it. I can’t wait for more lessons to come!

Trima kasih sudah mengundang mbk meilinda sutanto,, Dari obrolan ini aq belajar bahwa proses itu penting,mengenal diri sendiri itu penting dan hubungan di dalam keluarga yang sehat itu juga penting,thankyou

Terimakasih sudah mengundang mbk meilinda sutanto,topiknya menarik bgt🙏

haloo selamat pagii ka Anez, ka Yash, dan ka Meilinda 😊✨ Ka, aku mau bilang banyak sekali terima kasih atas obrolan ini, Family Constellation, sekaligus aku mau cerita ya ka. Secara tidak sadar, sebelum konten ini ada, aku udah menerapkan beberapa hal dari metode ini dalam menjalani hubungan. Di antaranya: 1. Sadar bahwa kita tidak akan pernah bisa mengubah orang, kaya lagunya Bruno Major "To Let A Good Thing Die" dengerin deh kak kalo belum pernah, cantik banget lagunya ✨ 2. Memberi space untuk pasangan itu sangat penting. Ini diungkapin mudah, dilaksanakan sulit, tapi harus bisa. 3. Kebetulan aku sama kaya ka Anez dan ka Yash. Aku adalah orang yang ekstrovert dan pasangan adalah orang yang introvert. Kadang aku harus mundur satu langkah untuk bisa maju beberapa langkah ke depan. Tapi kak, sekarang aku dan pasangan sudah berpisah satu bulan yang lalu, dengan alasan yang menurut aku masuk akal. Kami memutuskan untuk menjauh dalam bentuk penjagaan dan ketaatan padaNya. Aku merasa kami berdua memiliki kesamaan cara pandang terhadap kehidupan dan dunia. Saat itu kami ngobrol dengan tenang tanpa emosi marah. Aku sebagai perempuan justru malah bersyukur ka diingatkan dalam hal kebaikan apalagi tujuannya untuk menjaga. Sedih masih ada tapi rasa syukur aku harus jauh lebih besar. Saat ini, kami memutuskan untuk aku fokus ke goals aku, dia fokus ke goals dia. Prosesnya masih sangat panjang di usia kami 23 dan 24. Aku akan selalu senang untuk berproses, mendapat kegagalan, dan berkembang. Aku percaya, Tuhan menyiapkan hadiah yang indah disetiap ujian yang diberikan ✨😊 God is our forever place to comeback home ✨😊 Terima kasih ka udah baca curhat aku, minta doanya yang terbaik ya kak🖤

Waawwww topik yg new menurut aku, pas denger bisa loh nyembuhin trauma bareng2 pasangan jd tambah percaya cinta cehh wkwk soalnya sebelumnya mikirnya ah nanti dulu deh w sembuh dulu baru mau punya relasi and then tonight aku bisa dengerin banyak ilmu relationship!! Menarik bgt karna semua org punya trauma masing2 balik lagi gimana kita mau accepted my trauma dan what's next i doing? Omggg ternyata relationship yg sblmnya itu mirror dari trauma kita jd dipertemuan dgn org yg sama dgn trauma yg sama😢 jd itu adalah cerminan memory trauma kita :) make sence bgt obrolan kali ini😂 terima kasih sudah menyadarkanku❤

Obrolan seru, makasih udah ajak main kesini Kak Yasser & Kak Anez!

Menurut gw buat prilaku Gen Z yang konsumtif butuh banget buat mulai nyatet semua pengeluaran dia tiap bulannya, jadi buat pengingat & refleksi diri apa aja yang di lakukan 1 bulan terakhir

Bagus isi kontennya insightful

Sangat-sangat insightful dan relate juga sm yg aku rasain skrg, huhu. Setelah nonton podcastnya, sekarang jadi tau ternyata sendiri itu bukan berarti kesepian ya, tapi justru kesempatan untuk lebih terhubung dengan diri sendiri. Sebagai Gen Z yang sedang berproses di usia 23 tahun, kadang aku ngerasa kejebak dalam kesepian. Kadang rasanya kayak sepi aja walaupun ada kegiatan. Tapi setelah nyimak podcast, aku jadi sadar kalo kesepian bukan sesuatu yang harus dihindari atau ditakuti. Kalo dipikir" lagi, justru kesepian itu bisa menjadi waktu berharga untuk lebih kenal sama diri sendiri, temuin apa yang sebenarnya kita inginkan, dan bangun koneksi yang tulus dgn teman, alam, tuhan, dll. Makasih ya kakak-kakak udh sharingg✨

Tetap menjadi diri sendiri ditengah keramaian dunia sangat dibutuhkan. Kalau engga, identitas kita tergerus arus. Gak akan ada ruang berpikir apa yang diri ini ingin capai. Makasih loh, obrolannya nge-reminder banget. 🙏😊

How was the concert? Was it the whole series, full episodes or what? 😢

omg thank you i saw it last night and want to relive it😂

Kebanyakan scrapping di medsos gen z mah, ahkirnya subconsciousness belum siap, otak memang unlimited tpi subconsciousness kta ad batas nya, blm apa2 udh mikir 100jt-1M pertama, skill umr udh nuntut Badan utk action ngelangkah jauh, apa ga ovt tuh Kbanyakan mikirin tujuan hidup,YOLO lah,blm bahagiain keluarga lah sampe lupa di setiap jalan ada air terjun,ad tumbuhan,ad energi alam yang nurturing buat kita sehari2.dan ahkirnya kehilangan kebahagian,karena sibuk mikirn tujuan

Wkwk nonton ini setiap kak bilal ngomong w ngangguk2 lagi saking relatenya sm kehidupan genz skrg😂 jujur bnr bgt dgn jaman skrg yg namanya aslum tuh bisa aja terjadi di siapapun klo kita ga bijak filter pikiran kita karna lambung itu otak kedua manusia😢 setuju bgt kita butuh boundries di circle pertemanan karna kita harus tegas dan beda gpp sm mereka toh kita ngelakuin apa yg hati kita bilang case misal main sampai malam kita gpp loh yg team pulang duluan sebelum jam 8 malam dan tmn2 kita masih pada nongkrong this is normal dan kita jg gaperlu ngerasa gaenak mau balik dluan, karna kita yg tahu betul diri kita sendiri tentang dampaknya w jd kurang tidur kalo w ga balik skrg case besoknya adalah hari kerja. Yes relate bgt didikan ortu blm balik ke rumah jam 7 malem udh dicariin, dulu tuh mikir seribet itu dan ternyata hasinya skrg w bisa menjaga diri w sendiri. Kalo soal kesepian relate bgt lagiiii😭🤣 gen z saking sibuk kerja sampai lupa cari pasangan🤣 yess bener self healing w nyari fun nya kita spt jalan santai, berenang, baca buku, journalling, dan nonton neftlix dgn kita sendiri kita bisa ngobrol sm diri sendiri😂 yeayyy byk bgt insight di video kali ini sukak bgt di studio jd lebih fokus nontonnya😂 btw aku enjoy bgt dengerin konten kal ini tengkyu kak❤