- 762
- 48 607
Masjid Baitul Haq Puri Gading
Indonesia
Приєднався 23 тра 2017
Akun dakwah Official, Masjid Baitul Haq Puri Gading
.
.
WhatsApp Center : 0852 1327 4473
.
.
WhatsApp Center : 0852 1327 4473
Dokumentasi Idul Adha 1445 H - Masjid Baitul Haq Puri Gading
Dokumentasi Idul Adha 1445 H - Masjid Baitul Haq Puri Gading
Переглядів: 155
Відео
New Imam Masjid Baitul Haq - Ust. Chaerudin
Переглядів 15410 місяців тому
New Imam Masjid Baitul Haq - Ust. Chaerudin
Imam Masjid Baitul Haq - QS Ar Ra'd 1-7
Переглядів 34710 місяців тому
Imam Masjid Baitul Haq - QS Ar Ra'd 1-7
Suara Indah Irama Kurdi Imam Masjid Baitul Haq - Ust. Thoriq Fajri
Переглядів 22110 місяців тому
Suara Indah Irama Kurdi Imam Masjid Baitul Haq - Ust. Thoriq Fajri
Amalan yang Paling Pertama Dihisab | Ustadz Sunardi
Переглядів 3211 місяців тому
Amalan yang Paling Pertama Dihisab | Ustadz Sunardi
Larangan mengabaikan kemungkaran dan menyertainya | Ustadz Sunardi
Переглядів 811 місяців тому
Larangan mengabaikan kemungkaran dan menyertainya | Ustadz Sunardi
Lakukanlah Umroh dan Berhajilah | Ustadz Sunardi
Переглядів 711 місяців тому
Lakukanlah Umroh dan Berhajilah | Ustadz Sunardi
Berbuat Baik Terhadap Semua Makhluk Allah | Ustadz Sunardi
11 місяців тому
Berbuat Baik Terhadap Semua Makhluk Allah | Ustadz Sunardi
Khutbah Jum'at : Problematika Palestina adalah Masalah Seluruh Umat Islam|Ust. Arinal Haq Munir, Lc
Переглядів 95Рік тому
Khutbah Jum'at : Problematika Palestina adalah Masalah Seluruh Umat Islam|Ust. Arinal Haq Munir, Lc
Cara Rasulullah Menyimpan Harta | Ustadz Sunardi
Переглядів 18Рік тому
Cara Rasulullah Menyimpan Harta | Ustadz Sunardi
Keutamaan Menghafal Al Quran | Ustadz Sunardi
Переглядів 9Рік тому
Keutamaan Menghafal Al Quran | Ustadz Sunardi
Kemuliaan orang yang berdzikir Kepada Allah SWT | Ustadz Sunardi
Переглядів 37Рік тому
Kemuliaan orang yang berdzikir Kepada Allah SWT | Ustadz Sunardi
Jalankan Sholat dengan Ikhlas dan Khusyuk | Ustadz Sunardi
Переглядів 14Рік тому
Jalankan Sholat dengan Ikhlas dan Khusyuk | Ustadz Sunardi
Tanggung Jawab umat Muslim terhadap Kemungkaran | Ustadz Sunardi
Переглядів 6Рік тому
Tanggung Jawab umat Muslim terhadap Kemungkaran | Ustadz Sunardi
Dzikullah sebagai tanda kita Bersyukur | Ustadz Sunardi
Переглядів 6Рік тому
Dzikullah sebagai tanda kita Bersyukur | Ustadz Sunardi
Bersemangatlah dalam menjalankan Sholat | Ustadz Sunardi
Переглядів 16Рік тому
Bersemangatlah dalam menjalankan Sholat | Ustadz Sunardi
Teruslah Membaca Al Quran | Ustadz Sunardi
Переглядів 5Рік тому
Teruslah Membaca Al Quran | Ustadz Sunardi
Punya Kesulitan Dalam Hidup ? Baca Ayat ini Ketika Shalat | Ustadz Sunardi
Переглядів 12Рік тому
Punya Kesulitan Dalam Hidup ? Baca Ayat ini Ketika Shalat | Ustadz Sunardi
5 Perkara yang ditanya Ketika Hisab | Ustadz Sunardi
Переглядів 7Рік тому
5 Perkara yang ditanya Ketika Hisab | Ustadz Sunardi
Sikap Kita Jika memiliki Kekayaan Harta Didunia | Ustadz Sunardi
Переглядів 14Рік тому
Sikap Kita Jika memiliki Kekayaan Harta Didunia | Ustadz Sunardi
Keutamaan surat Al Waqiah | Ustadz Sunardi
Переглядів 23Рік тому
Keutamaan surat Al Waqiah | Ustadz Sunardi
Keistimewaan Surat Al Mulk | Ustadz Sunardi
Переглядів 26Рік тому
Keistimewaan Surat Al Mulk | Ustadz Sunardi
Keistimewaan Surat Yasin | Ustadz Sunardi
Переглядів 18Рік тому
Keistimewaan Surat Yasin | Ustadz Sunardi
Jalankan Perintah Kewajiban Sholat | Ustadz Sunardi
Переглядів 6Рік тому
Jalankan Perintah Kewajiban Sholat | Ustadz Sunardi
Berbuat Baik Kepada Kelarga | Ustadz Sunardi
Переглядів 11Рік тому
Berbuat Baik Kepada Kelarga | Ustadz Sunardi
Harta Kekayaan Didunia yang Menjadi Kebaikan Diakhirat | Ustadz Sunardi
Переглядів 48Рік тому
Harta Kekayaan Didunia yang Menjadi Kebaikan Diakhirat | Ustadz Sunardi
Derajat dan Kemuliaan Sholat | Ustadz Sunardi
Переглядів 29Рік тому
Derajat dan Kemuliaan Sholat | Ustadz Sunardi
Berdzikir Menyebut Nama Allah SWT | Ustadz Sunardi
Переглядів 9Рік тому
Berdzikir Menyebut Nama Allah SWT | Ustadz Sunardi
Berdakwah dijalan Allah dengan Kemampuan Kita | Ustadz Sunardi
Переглядів 9Рік тому
Berdakwah dijalan Allah dengan Kemampuan Kita | Ustadz Sunardi
Intronya panjang niaaannn..
Bismillaahi Rohmaanir Rohiim. Afwan,,, Perihal masalah amalan BID'AH sudah diperingatkan oleh Rosulullohu sholallohu 'alaihi wa salam di dalam banyak periwayatan Hadits. Karena itu kita tidak boleh menganggap ringan atau membiarkan amalan BID'AH yang ada di lakukan oleh sebagian kaum muslimin. Demikian setidaknya saling menasihati atau mengingatkan tentang bahaya BID'AH bagi kemurnian Ajaran Agama Islam yang sudah SEMPURNA, yaitu yang di sebut juga sebagai Islam KAFFAH (murni seutuhnya) sehingga tidak perlu berinovasi dengan menambah nambah atau mengurangi terhadap SUNNAH atau SYARI'AT ISLAM yang sudah di tentukan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala dan Rosulullohu sholallohu 'alaihi wa salam. Walaupun demikian juga kita hendaknya tidak memudah mudahkan untuk mengklaim terhadap sesuatu perbuatannya yang BID'AH, namun juga hendaknya kita tidak melonggarkan atau menganggap ringan atau tidak perduli terhadap saudara kita yang sedang berada di dalam bahaya BID'AH atau kerusakan kerusakan Agamanya, yang artinya kita perlu Tabayyun kepada ilmu/ Wahyu ( dengan penjelasan Al Qur'an dan As Sunnah) dengan pembahasannya secara ilmiah dan dengan dukungan fakta sejarah. Sehingga dengan demikian kita umat Islam tidak lagi di anggap awam terus terhadap ajaran agamanya sendiri, jadi sudah saatnya di akhir zaman ini harus pintar dan cerdas serta tegas untuk dapat mengatakan mana yang HAQ dan mana yang BATIL. Sehingga tidak lagi berada di dalam keraguan. ADA ENAM TAHAPAN SETAN DALAM MENYESATKAN MANUSIA. Langkah pertama: Diajak pada kekafiran, kesyirikan, serta memusuhi Allah dan Rasul-Nya Inilah langkah pertama yang ditempuh oleh setan, barulah ketika itu ia beristirahat dari rasa capeknya. Setan akan terus menggoda manusia agar bisa terjerumus dalam dosa pertama ini. Jika telah berhasil, pasukan dan bala tentara iblis akan diangkat posisinya menjadi pengganti iblis. Langkah kedua: Diajak pada perbuatan bid’ah Jika langkah pertama tidak berhasil, manusia diajak pada perbuatan bid’ah. Perbuatan ini lebih disukai oleh iblis daripada dosa besar atau pun maksiat lainnya. Karena bahaya bid’ah itu: (1) membahayakan agama seseorang, (2) membahayakan orang lain, jadi ikut-ikutan berbuat sesuatu yang tidak ada tuntunan, (3) orang yang berbuat bid’ah akan sulit sadar untuk taubat karena ia merasa amalannya selalu benar, (4) bid’ah itu menyelisihi ajaran Rasul dan selalu mengajak untuk menyelisihi ajaran beliau. Setan yang menggoda seperti ini pun juga akan diangkat sebagai pembantu iblis jika telah berhasil menyesatkan manusia dalam hal ini. Langkah ketiga: Diajak pada dosa besar (al-kabair) Kalau langkah kedua tidak berhasil, setan akan mengajak manusia untuk melakukan dosa besar, lebih-lebih jika ia adalah seorang alim (berilmu) dan diikuti orang banyak. Setan lebih semangat lagi menyesatkan alim semacam itu supaya membuat manusia menjauh darinya, maksiat semacam itu pun akan mudah tersebar, dan akan dirasa pula bahwa maksiat itu malah mendekatkan diri pada Allah. Yang berhasil menyesatkan manusia dalam hal ini, dialah yang nanti akan menjadi pengganti iblis. Langkah keempat: Diajak dalam dosa kecil (ash-shaghair) Jika setan gagal menjerumuskan dalam dosa besar, setan akan mengajak pada dosa kecil. Dosa kecil ini juga berbahaya. إياكم ومحقرات الذنوب كقوم نزلوا في بطن واد فجاء ذا بعود وجاء ذا بعود حتى انضجوا خبزتهم وإن محقرات الذنوب متى يؤخذ بها صاحبها تهلكه “Jauhilah oleh kalian dosa-dosa kecil. (Karena perumpamaan hal tersebut adalah) seperti satu kaum yang singgah di satu lembah, lalu datanglah seseorang demi seorang membawa kayu sehingga masaklah roti mereka dengan itu. Sesungguhnya dosa-dosa kecil itu ketika akan diambil pemiliknya, maka ia akan membinasakannya.” (HR. Ahmad, 5: 331, no. 22860. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih) Maksud hadits, jika dosa kecil terus menumpuk dan tidak terhapus, maka itu akan membinasakan. Di sini tidak disebutkan dosa besar karena jarang terjadi di masa silam dan dosa besar memang benar-benar dijaga agar tidak terjerumus di dalamnya. Demikian dijelaskan oleh Al-Munawi. Imam Al-Ghazali menyebutkan, dosa kecil lama-lama bisa menjadi besar karena: (1) menganggap remeh dosa kecil tersebut, (2) terus menerus dalam berbuat dosa. Karena ingatlah yang namanya dosa ketika seseorang menganggap itu begitu besar (berbahaya), menjadi kecil di sisi Allah. Sebaliknya, ketika dosa itu dianggap remeh, maka menjadi besar di sisi Allah. (Dinukil dari Faidh Al-Qadir, 3: 127) Langkah kelima: Disibukkan dengan perkara mubah (yang sifatnya boleh, tidak ada pahala dan tidak ada sanksi di dalamnya) Namun karena sibuk dengan yang mubah mengakibatkan luput dari pahala. Jika setan tidak mampu menggoda dalam tingkatan kelima ini, maka seorang hamba akan benar-benar tamak pada waktunya. Ia akan tahu bagaimanakah berharganya waktu. Ia pun tahu ada nikmat dan ada akibat jelek jika tidak menjaganya dengan baik. Jika tidak mampu dalam langkah kelima, maka setan beralih pada langkah yang keenam. Langkah keenam: Disibukkan dalam amalan yang kurang afdhal, padahal ada amalan yang lebih afdhal Setan akan menggoda manusia supaya ia luput dari pahala amalan yang lebih utama dan ia terus tersibukkan dengan yang kurang afdhal. Mengenal enam langkah ini seharusnya membuat kita bisa melakukan prioritas dalam bneramal dan mencari manakah yang paling diridhai oleh Allah. Pembahasan di atas kami sarikan dari Badai’ul Fawaid (3: 381 - 385) karya Ibnul Qayyim rahimahullah. Moga bermanfaat. Semoga kita sekalian kaum muslimin selalu berada di atas HIDAYAH dan TAUFIK dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Dan tetap teguh ISTIQOMAH di atas SUNNAH hingga akhir hayat bisa mencapai HUSNUL KHOTIMAH. Jazakumullahu Khoiron wa Barokallahu Fikum.🙏 ViaHijrahApp.
Kaidah-Kaidah Penting Dalam Ittiba’ (1) Dalam ber-ittiba’, yaitu meneladani dan mencontoh tuntunan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, Maka terdapat beberapa kaidah penting, yaitu: 1. Agama Islam dibangun di atas wahyu dan dalil yang shahih, bukan akal dan pendapat Maka jika datang suatu perintah ataupun larangan dari Kitabullah atau sunnah (hadits) Rasul-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam, wajib bagi menerimanya dan bersegera untuk menerapkannya dengan melaksanakan perintah atau menjauhi larangan. Oleh karena itu dahulu para salaf rahimahumullah berjalan mengikuti nash-nash. Mereka menghukumi seseorang di atas jalan yang benar selama dia mengikuti atsar.1 Zuhri berkata, “Risalah datangnya dari Allah, kewajiban Rasul Shallallahu’alaihi Wasallam adalah menyampaikan dan kewajiban kita adalah menerimanya.”2 Ketika menjelaskan perkataan Ath-Thahawi, “Telapak kaki Islam tidak akan tegak kecuali di atas permukaan menerima dan pasrah,” Ibnu Abil ‘Izz berkata, “Yaitu tidak akan kokoh keislaman seseorang yang tidak menerima dan tunduk kepada nash-nash al-Kitab dan as-Sunnah, tidak menolaknya dan tidak mempertentangkannya dengan pendapat, akal dan logikanya.”3 2. Wajib bagi seorang Muslim untuk mencari tahu tentang hukum syar’i dan memastikannya sebelum mengamalkannya di dalam semua urusan hidupnya Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, (( مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ )) “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perkara (tuntunan-pen) kami padanya maka tertolak”4 Asy-Syathibi berkata, “Setiap orang yang mencari sesuatu yang tidak disyariatkan di dalam beban-beban syariat (ibadah-pen), berarti dia telah menyelisihi syariat. Dan setiap orang yang menyelisihi syariat, amalan dia di dalam penyelisihan itu adalah batil (sia-sia). Maka barangsiapa mencari sesuatu yang tidak disyariatkan di dalam beban-beban syariat, berarti amalannya juga batil.”5 Alangkah indahnya perkataan seorang khalifah yang lurus, Ali radhiallahu’anhu, ketika dia berkata, “Janganlah kalian mengikuti sunnahnya orang-orang (yang masih hidup -pen). Karena sesungguhnya ada seseorang yang melakukan amalan ahli surga kemudian dia berbalik lalu melakukan amalan ahli neraka sehingga dia mati dan termasuk ahli neraka. Dan sesungguhnya ada seseorang yang melakukan amalan ahli neraka kemudian dia berbalik - karena Allah mengetahui tentangnya - lalu dia melakukan amalan ahli surga sehingga dia mati dan termasuk ahli surga. Dan jika kalian memang harus melakukannya (mengikuti suatu sunnah -pen), maka hendaknya terhadap orang-orang yang telah wafat, bukan yang masih hidup.” Beliau mengisyaratkan kepada Rasul Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat beliau yang mulia.6 Dan juga perkataan Abu Zinad, “Sesungguhnya sunnah-sunnah dan sisi-sisi kebenaran banyak yang datang menyelisihi akal. Maka mau tidak mau kaum muslimin harus mengikutinya. Di antaranya, bahwa seorang wanita haidh mengganti puasa namun tidak mengganti shalat.”7 3. Maksud dari ittiba’ kepada Rasul Shallallahu’alaihi Wasallam adalah mengamalkan segala ajaran yang beliau bawa Baik yang ada di dalam Al-Qur’an sebagai wahyu dari Allah Ta’ala kepada beliau, maupun berupa perintah maupun larangan, dan juga mengamalkan sunnah yang suci. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, أَلاَ إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ أَلاَ إِنِّي أُوتِيتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ “Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi al-Kitab bersama dengan yang semisalnya. Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi al-Kitab bersama dengan yang semisalnya.”8 ‘Atha berkata, “Mentaati Rasul adalah dengan mengikuti al-Kitab dan as-Sunnah.”9 Al-‘allamah As-Sa’di berkata, “Sesungguhnya wajib bagi seluruh hamba untuk berpegang dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasul Shallallahu’alaihi Wasallam, tidak halal menyelisihinya. Dan sesungguhnya pernyataan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sama dengan pernyataan Allah Ta’ala di dalam memberikan hukum. Maka tidak ada keringanan ataupun alasan bagi seorangpun untuk meninggalkannya. Dan tidak boleh mendahulukan perkataan seseorang atas perkataan beliau Shallallahu’alaihi Wasallam.”10 4. Ibadah-ibadah yang ditinggalkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan tidak beliau lakukan padahal ada sebab yang menuntutnya pada zaman beliau, maka melakukannya adalah bid’ah sedangkan meninggalkannya adalah sunnah Seperti perayaan maulid Nabi, menghidupkan malam Isra’ Mi’raj, merayakan tahun baru hijrah serta yang semisalnya. Hal ini ditunjukkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, (( مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ )) “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perkara (tuntunan-pen) kami padanya maka tertolak.”11 Imam Malik rahimahullah berkata, “Apa saja yang bukan merupakan agama pada hari itu, maka pada hari ini juga bukan merupakan agama.”12 Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Meninggalkan sesuatu secara terus-menerus adalah sunnah, sebagaimana perbuatan yang terus-menerus adalah sunnah.”13 Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Adapun ahlussunnah wal jama’ah, mereka berkata bahwa setiap perkataan dan perbuatan yang tidak tetap dari para sahabat radhiallahu’anhum adalah bid’ah. Karena seandainya baik, tentunya mereka telah mendahului kita melakukannya.”14 5. Segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia di dalam pokok-pokok dan cabang-cabang agama, di dalam urusan dunia dan akhirat, yang berupa ibadah dan muamalah, dalam keadaan damai ataupun perang, dalam masalah politik atau ekonomi, dan seterusnya, maka syariat telah menjelaskan dan menerangkannya Allah Ta’ala berfirman. وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ “Dan telah Kami turunkan suatu kitab kepadamu sebagai penjelas terhadap segala sesuatu, sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi kaum muslimin.” (QS. An-Nahl: 89) Allah Ta’ala berfirman, الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا “Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama.” (QS. Al-Maidah: 3) Seorang dari kaum musyrikin berkata kepada Salman Al-Farisi, “Apakah Nabimu mengajarkan segala sesuatu kepada kalian sampai pun pada masalah buang air?” Maka Salman menjawab, “Benar, beliau telah melarang kami dari menghadap kiblat ketika buang air besar maupun kecil … - sampai akhir hadits”.15 Catatan kaki: 1 Lihat perkataan Ibnu Sirin yang semisal dengan ini di dalam sunan Ad-Darimi no. 140. 2 Shahih Bukhari, Fathul Bari (13/504). 3 Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah (1/219). 4 Riwayat Muslim (3/1343) no: 1718. 5 Al-I’tisham karya Asy-Syathibi (2/358). 6 Al-Muwafaqaat (2/333). 7 Riwayat al-Bukhari, lihat Fathul Bari (4/192). Ibnu Hajar berkata, “Dan perkataan Abu Zinad, ‘sesungguhnya sunnah-sunnah banyak yang datang menyelisihi akal’, seakan-akan beliau mengisyaratkan kepada perkataan Ali, ‘seandainya agama ini (bersandar) dengan akal, tentunya bagian bawah sepatu lebih berhak untuk diusap dari pada bagian atasnya.’ Riwayat ini dikeluarkan oleh Ahmad (1267), Abu Daud (162), Ad-Daruquthni (1/199) dan para perawinya adalah tsiqaat (orang-orang yang terpercaya). Dan banyak yang semakna dengan ini di dalam Asy-Syar’iyat”. 8 Riwayat Ahmad (4/131) dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (1/516) no: 2643. 9 Riwayat Ad-Darimi (1/77) no: 223. 10 Tafsir as-Sa’di (7/333). 11 Riwayat Muslim (3/1343) no: 1718. 12 Al-I’tisham karya Asy-Syathibi (1/49). 13 Majmu’ Al-Fatawa karya Ibnu Taimiyah (26/172). 14 Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim (4/156). 15 Riwayat Muslim (1/223) no. 262, lihat Tafsir As-Sa’di (4/230, 231)
🎗️DI ANTARA BUKTI CINTA KEPADA ALLOH🎗️ Oleh Ustadz. : Abu Muhammad Syihabuddin Al-Atsary Kecintaan kepada Allâh -‘Azza wa Jalla- merupakan salah satu pondasi keimanan. Yaitu kecintaan yang berupa pengagungan hati dan pengakuan lisan, berikut realisasi dari hal-hal yang menjadi konsekuensinya, termasuk didalamnya mengikuti Sunnah Nabi-Nya -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam-didalam mewujudkan ‘ubudiyyah kepadan-Nya. _ MENGIKUTI RASULULLAH SEBAGAI BUKTI CINTA KEPADA ALLAH _ Al-Imâm Ibnul Qayyim -Rahimahullâh- mengatakan : “Mahabatullâh (kecintaan kepada Allâh -‘Azza wa Jalla-) adalah sebuah kelaziman (keharusan) bagi yang mengaku beriman kepada-Nya, baik dia lelaki maupun perempuan. Bahkan cinta ini termasuk syarat laa ilâha illlallâh, dan merupakan asas atau landasan dalam beramal.” _ Ad-Dâ’ wad-Dawâ’ : 303. Allâh -‘Azza wa Jalla- berfirman : قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ “Katakanlah (wahai Muhammad) : “Jika Kalian (benar-benar) mencintai Allâh, maka ikutilah aku; niscaya Allâh mencintai Kalian dan mengampuni dosa-dosa Kalian.’ Dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” _ QS Ali Imran : 31. Al-Imâm Al-Hasan Al-Bashriy -Rahimahullâh- dan selainnya dari Salafush-Shâlih berkata : “Ada orang-orang yang mengaku mencintai Allâh -Subhânahu wa Ta’âlâ-, maka Allâh -Subhânahu wa Ta’âlâ- uji mereka dengan ayat ini.” _ Tafsiir Ibnu Katsiir : 2/25. Al-Imâm Ibnul Qayyim -Rahimahullâh- mengatakan : “Karena itulah, kata ayat ini dinamakan ayat mihnah/ujian.” _ Tafsiir Ibnu Katsiir : 2/25. Al-Imâm Ibnu Katsiir -Rahimahullâh- berkata : “Ayat yang mulia ini merupakan hakim pemutus bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allâh -Subhânahu wa Ta’âlâ-, sementara orang itu tidak di atas thariiqah muhammadiyah (yaitu jalan yang ditempuh oleh Râsul Muhammad -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam-). Orang itu dusta dalam pengakuan cintanya sampai dia mau mengikuti syariat Muhammad -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam-, tunduk pada ajaran nabawiyyah dalam seluruh ucapan, perbuatan dan keadaannya.” _ Tafsiir Ibnu Katsiir : 2/25 Asy-Syaikh ‘Abdurrahmân Ibnu Nâshir As-Sa’diy -Rahimahullâh- ketika menafsirkan ayat ini menjelaskan : “Tidaklah cukup bagi seseorang hanya mengklaim semata bahwa ia mencintai Allâh. Ia harus jujur dalam klaimnya tersebut. Dan diantara tanda kejujuran klaimnya adalah ia mengikuti Rasûlullâh -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam- dalam segala keadaan, dalam perkataan dan perbuatan, dalam pokok agama maupun cabangnya, zhahir dan batinnya, barangsiapa yang mengikuti Rasûlullâh -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam- maka hal ini menunjukkan kejujuran klaim cintanya kepada Allâh.” _ Tafsir As-Sadiy Surat Ali Imran : 31. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -Rahimahullâh berkata : “Barangsiapa yang mengklaim dirinya mencintai Allâh -‘Azza wa Jalla-, akan tetapi ia tidak mengikuti Sunnah Rasûlullâh -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam-, maka sungguh ia telah berdusta.” _ Majmu’ Fatawa : 8/360. Asy-Syaikh Shalih Fauzân Al-Fauzân -Hafizhahullâh- menjelaskan: “Dalam ayat ini ada penjelasan tentang bukti cinta kepada Allâh, manfaat dan buahnya. Bukti dan tanda cinta kepada Allâh adalah mengikuti tuntunan Rasûlullâh -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam-. Manfaat cinta kepada Allâh serta buahnya adalah mendapatkan kecintaan dari Allâh, rahmat-Nya serta ampunan-Nya.” _ Al-Irsyâd Ilâ Shahiihil I’tiqâd : 55. Maka di antara konsekuensi dari mencintai Allâh dan mengimani kerasulan Rasûlullâh -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam- adalah mengikuti syari’at Beliau yang tercakup di dalamnya urusan ibadah. Bahkan mengikuti apa yang Beliau -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam- syari’atkan merupakan salah satu hak Beliau -Shallallâhu ‘Alaihi Wassalam- yang teragung yang harus Kita tunaikan. ---Syarh Tsalâtsatul Ushûl [Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Shâleh Al Utsaimiin] : 98 Semoga share artikel kajian ilmiah Ilmu Syar'i ini bermanfaat. Semoga Alloh berikan kemampuan bisa ISTIQOMAH di SUNNAH hingga akhir hayat yang HUSNUL KHOTIMAH. Jazakumullahu Khoiron wa Barokallahu Fikum.🙏
Alhamdulillah,,, Alloh mudahkan untuk hadir dan menyimak kajiannya Pa Ustazd,,, Semoga kita sekalian selalu di dalam jalan HIDAYAH dan TAUFIK dari Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Dan teguh ISTIQOMAH di atas SUNNAH hingga akhir hayat bisa mencapai HUSNUL KHOTIMAH. Demikian hendaknya kita selalu minta tolong kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala agar di berikan keselamatan dan perlindungan hingga kita di jaga oleh Alloh terhindar dari siksa atau azab di dalam kubur dan siksa atau azab di akhirat kelak. Sesungguhnya siksa atau azab Alloh Subhanahu wa Ta'ala sangatlah berat dan pedih. Jazakumullahu Khoiron wa Barokallahu Fikum.🙏
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu ,Batam Kepri hadir mendengarkan pngajian semoga bermanfaat Amin
Ayahkuu
Alhmdulillaah my father ustd. Robaini ❤
WAKIL IBLIS DI MUKA BUMI Kajian sunnah, kajian yang mengajarkan tauhid dan melarang syirik, mengajak kepada sunnah dan meninggalkan bid’ah, adalah dakwah Islam yang sebenarnya, maka siapa yang melarangnya, membubarkannya, menggembosinya atau men-tahdzir Ustadznya tanpa alasan yang benar, ia telah menghalangi manusia dari jalan Allah ta’ala dan menyebabkan mereka tersesat karena semakin jauh dari ilmu yang shahih. Inilah tujuan Iblis. Kenapa mau jadi wakil Iblis…! Allah ‘azza wa jalla berfirman, قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ “Katakanlah: Wahai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi orang-orang yang telah beriman dari jalan Allah, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan? Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” [Ali Imron: 99] ➡ Al-’Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, نواب ابليس في الارض وهم الذي يثبطون الناس عن طلب العلم والتفقه في الدين فهؤلاء أضر عليهم من شياطين الجن فانهم يحولون بين القلوب وبين هدى الله وطريقه “Wakil-wakil iblis di muka bumi adalah mereka yang menghalang-halangi manusia menuntut ilmu dan berusaha memahami agama, maka mereka itu lebih berbahaya bagi manusia dari setan-setan jin, karena mereka memalingkan hati-hati manusia dari petunjuk Allah dan jalan-Nya.” [Miftah Daris Sa’adah, 1/160] KARENA PERANGKAP IBLIS PERTAMA ADALAH MENGHALANGI MANUSIA MENUNTUT ILMU AGAMA ➡ Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, اعلم أن أول تلبيس إبليس عَلَى الناس صدهم عَنِ العلم لأن العلم نور فَإِذَا أطفا مصابيحهم خبطهم فِي الظُلَم كيف شاء “Ketahuilah bahwa, perangkap iblis pertama atas manusia adalah menghalangi mereka menuntut ilmu agama, karena ilmu adalah cahaya, apabila telah padam lentera-lentera mereka maka dengan mudah iblis menjerumuskan mereka dalam kegelapan.” [Talbis Iblis, dalam Pasal Perangkap Iblis Terhadap Kaum Sufi (Ahli Tarekat, Tasawuf, Shufiyyah) Agar Tidak Sibuk dengan Ilmu, hal. 283] Penulis: Al-Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah
KESYIRIKAN (MENYEKUTUKAN ALLOH) ADALAH KEZALIMAN YANG BESAR Saudaraku seiman yang semoga dirahmati Allah Ta’ala, mari kita renungkan, apabila ada seseorang yang menzalimi ibu Anda, orang tersebut adalah orang yang baik akhlaknya di masyarakat, muamalahnya bagus, tetapi dia hanya zalim kepada ibu anda saja. Bagaimana penilaian Anda terhadap orang tersebut? Tentu saja, Anda akan menilai orang tersebut buruk dan jelek, meskipun dia baik ke semua orang, kecuali kepada ibu Anda saja. Nah, demikianlah orang yang melakukan kesyirikan kepada Allah Ta’ala, melakukan berbagai macam pelanggaran tauhid serta tidak menunaikan hak Allah Ta’ala di muka bumi, bahkan tidak beriman kepada Allah Ta’ala alias kafir. Meskipun dia baik ke semua orang, tetapi dia telah melakukan hal buruk kepada Allah Ta’ala karena telah melakukan kezaliman terbesar, yaitu kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman bahwa dosa syirik adalah dosa dan kezaliman terbesar, وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.” (QS. Luqman: 13) Maksud dari kezaliman yang besar adalah kezaliman yang paling zalim, yaitu syirik. Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, أي : هو أعظم الظلم “Yaitu (syirik adalah) kezaliman yang paling besar.” (Tafsir Ibnu Katsir) Dalam berbagai nash (dalil tegas) disebutkan dosa kesyirikan adalah dosa dan kezaliman yang terbesar. Allah Ta’ala berfirman, وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا “Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’: 48) Meskipun mereka (orang kafir) adalah orang yang baik akhlaknya dan bagus muamalahnya, akan tetapi Allah Ta’ala menyebutkan mereka adalah seburuk-buruk makhluk. Allah Ta’ala berfirman, إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ “Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik, (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6) Walau mereka seburuk-buruk makhluk, tentu kita tidak boleh menzalimi mereka, tetap bergaul dan bermuamalah yang baik selama mereka tidak mengganggu kita dan memerangi Islam. Mungkin muncul pertanyaan, “Mengapa ada orang kafir yang baik akhlaknya dan sering melakukan kegiatan sosial membantu sesama, lalu mati dalam keadaan kafir dan tidak beriman, lalu Allah memasukkan dia ke dalam neraka? Sepertinya tidak adil.” Jawabannya: Ini bahkan keadilan, karena dia telah zalim dan melakukan kesyirikan kepada Allah Ta’ala. Dia baik kepada manusia tetapi tidak baik terhadap penciptanya yang telah memberikan kehidupan, rezeki, dan segalanya kepadanya. Demikian juga bisa kita buat permisalan, apabila ada orang yang tidak daftar sekolah, dia ikut semua pelajaran dengan baik, apakah dia dapat ijazah? Tentu tidak, demikian juga orang kafir yang tidak beriman. Demikian, semoga bermanfaat. *** @ Lombok, Pulau Seribu Masjid
BERSANDARLAH DI ATAS SUNNAH Pada akhir zaman akan semakin sedikit kebaikan, banyak yang menentang, dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat dan condongnya manusia kepada dunia… Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ “Akan datang suatu masa, dimana orang yang bersabar (berpegang teguh) pada agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api” (HR. At-Tirmidzi no. 2260, hadits dari Anas bin Malik, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 8002) فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ “Sesungguhnya setelah kalian akan ada hari-hari kesabaran, dimana bersabar pada hari-hari itu seperti menggenggam bara api. Orang yang beramal tatkala itu memperoleh pahala sama dengan 50 orang yang beramal seperti amalannya” (HR. At-Tirmidzi no. 3058 dan Ibnu Majah no. 4014, hadits dari Abu Tsa’labah al-Khusyani). Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan tambahan : قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ منكم Ditanyakan : “Wahai Rasulullah, sama dengan pahala 50 orang dari mereka atau kami ?“. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “50 orang dari kalian” (lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3172) Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : “Pahala yang besar ini karena keterasingannya di antara manusia, dan karena dia berpegang teguh dengan “SUNNAH” di antara kegelapan hawa dan akal pikiran” (Madarijus Salikin III/199) Maka Syaikh al-Albani rahimahullah berkata : اعرف السنة تعرف البدعة، أما إذا عرفت البدعة فلا يمكنك أن تعرف السنة. “Pelajarilah as-Sunnah, otomatis engkau akan mengetahui bid’ah, adapun jika engkau hanya mengetahui bid’ah, maka tidak mungkin bagimu untuk mengenal as-Sunnah” (Silsilah al-Huda wan Nur no. 715) Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata : “Sesungguhnya Ahlussunnah adalah “Yang Paling Sedikit” dari manusia pada zaman yang telah lewat dan mereka paling sedikit dari manusia pada “Zaman Yang Tersisa”. Mereka adalah orang-orang yang tidak ikut-ikutan dengan orang-orang yang bermewah-mewahan, dan tidak juga dengan ahli bid’ah dalam kebid’ahan mereka, dan mereka sabar di dalam menjalankan “SUNNAH” hingga bertemu Rabb mereka” (Sunan ad-Darimi 1/83 dan Ta’dzimu Qodzrus Shalat Lil Marwazih II/678). Imam Yahya bin Ma’in rahimahullah berkata : لأن يكونوا خصمائي أهل البدع يوم القيامة خير من أن يكون خصمي رسول الله بتركي الذب عن سُنته. “Sungguh lebih baik ahli bid’ah yang akan menjadi musuh-musuhku pada hari Kiamat nanti, daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan menjadi musuhku, karena aku tidak mau membela sunnah beliau” (Al-’Alamusy Syamikh hal 388) Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah berkata : ولزوم السنة ماهو بالأمر السهل ، فيه ابتلاء وامتحان، هناك ناس يعيرونك ويؤذونك ويتنقصونك، ويقولون : هذا متشدد متنطع إلى آخره ، أو ربما أنهم لا يكتفون بالكلام، ربما أنهم يقتلونك أو يضربونك، أو يسجنونك ولكن اصبر إذا كنت تريد النجاة وأن تشرب من هذا الحوض، اصبر على التمسك بسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى أن تلقاه على الحوض “Komitmen dengan sunnah itu bukanlah perkara yang mudah. Di dalamnya penuh dengan berbagai ujian dan cobaan. Akan selalu ada orang-orang yang mencelamu, menyakitimu dan merendahkanmu. Mereka mengatakan : “ini radikal ekstrem” dll. Bahkan kadang kala tidak cukup hanya ucapan saja, mereka pun bisa membunuhmu, memukulmu atau memenjarakanmu. Tetapi tetaplah bersabar, jika engkau ingin keberhasilan dan bisa menenggak air dari telaga Rasulullah ﷺ. Bersabarlah dalam berpegang dengan sunnah Rasulullah ﷺ sampai engkau bertemu dengan beliau di telaganya kelak” (Syarah ad-Durroh al-Madhiyyah fî Aqdi Ahlil Firoqil Mardhiyyah hal 190) Ustadz Najmi Umar Bakkar, حفظه الله تعالى
SEDIKIT DAN SESUAI SUNNAH MASIH LEBIH BAIK DARI PADA BANYAK TETAPI BID'AH Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Al Halabi Al Atsary Kata mutiara tersebut tidak hanya terucap dari seorang shahabat, dan diantara yang mengucapkannya ialah Abu Darda’ dan Abdullah bin Mas’ud -Radhiallahu anhuma- seperti yang disebutkan dalam Syarh Ushul I’tiqad Ahlus Sunnah (nomor114 dan 115), Assunnah karya Ibnu Nashr (hal 27-28), Al Ibanah (I/320) karya Ibnu Baththah,dan lain-lain. Juga terdapat riwayat dari Ubay bin Ka’ab Radhiallahu anhu seperti disebutkan dalam Al Hujjah fi Bayan Al Mahajjah (I/111) dengan redaksi: “Sesungguhnya sederhana dalam jalan hidup dan sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa sallam adalah lebih baik daripada banyak tetapi menyalahi jalan hidup dan sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Maka lihatlah amal kamu, baik banyak maupun sedikit, agar yang demikian itu sesuai dengan jalan hidup dan sunnah nabi Shalallahu alaihi wa sallam” [1] Itulah kata mutiara yang memberikan metode yang agung bagi seorang Muslim yang ingin mengikuti kebenaran dalam amal dan ucapannya agar sesuai dengan aturan syari’at. Kata mutiara tersebut disadur dari beberapa hadits shahih, diantaranya: [1]. Sabda Nabi Shalallahu alaihi wa sallam, “Artinya : Hindarilah olehmu melampaui batas dalam agama”. [Hadits Riwayat Nasa’i :V/268, Ibnu Majah:3029, dan Ahmad : I/215&347, dengan sanad hasan] [2]. Sabda Nabi Shalallahu alaihi wa sallam, “Artinya : Amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang berkesinambungan, meskipun sedikit.” [Hadits Riwayat Bukhary : I/109 dan Muslim no.782 dari Aiysah] [3]. Sabda Nabi Shalallahu alaihi wa sallam : “Artinya : Sesungguhnya setiap amal terdapat masa giat, dan disana ada masa jeda. Maka siapa yang jedanya kepada bid’ah sesungguhnya dia sesat, dan siapa yang jedanya kepada sunnah maka dia terbimbing.” [2] Dan hadits-hadits lain. Sunnguh para shahabat -Radhiallahu anhum- dan tabi’in Rahimahumllahu ta’ala, benar-benar mengaplikasikan kaidah tersebut dengan sangat cermat. Mereka sangat antusias untuk mengikuti sunnah walau hanya dengan sedikit amal.Tidak hanya itu,tetapi mereka juga sangat jauh dari bid’ah, meskipun ada orang yang menyangka bahwa bid’ah itu terdapat tambahan kebaikan. Abu Ahwash [3] berkata kepada dirinya sendiri ,”Wahai Sallam,tidurlah kamu menurut sunnah.Itu lebih baik daripada kamu bangun malam untuk melakukan bid’ah.” [4] Dan Ibrahim An-Nalkha’i berkata, ”Seandainya para shahabat Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam mengusap kuku, niscaya aku tidak membasuhnya karena mencari keutamaan dalam mengikuti mereka.” [5] Betapa indahnya firman Allah dalam menetapkan kaidah tersebut : “Artinya : Supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya.” [ Al Mulk : 2] Allah tidak mengatakan,” Yang banyak amalnya” sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsier dalam tafsirnya (IV/619). Dan barangsiapa merasa sempit pada jalan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam dan jalan orang-orang mukmin terdahulu maka Allah tidak memberi kelapangan kepadanya.[6] Diantara yang penting untuk diingatkan disini adalah cara menyimpulkan dalil yang salah oleh sebagian orang yang ditegur ketika melakukan bid’ah, seperti shalat yang tidak ada contohnya dalam Sunnah. Mereka menggunakan dalil, “Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang shalat kepada seorang hamba?” [Al-Alaq : 9-10] Sungguh demikian ini cara menyimpulkan dalil yang batil dan pendapat yang salah tentang ayat Al Qur’an!! Imam Abu Syamah dalam Al Baits (hal 114) berkata setelah menyebutkan beberapa hadits dan atsar yang melarang shalat yang tidak sesuai dengan Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa sallam, ” Apakah boleh bagi seorang Muslim bila mendengar beberapa hadits dan atsar ini, dia mengatakan, bahwa Nabi Shalallahu alaihi wa sallam melarang shalat dan bahwa Umar dan Ibnu Abbas, dikategorikan sebagai orang yang telah disebutkan dalam firmanNya: “Artinya : Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan salat” [Al-Alaq : 9-10] [7] Demikian pula, setiap orang yang melarang sesuatu yang dilarang syari’at Islam tidak boleh dikatakan seperti ini. Sebab orang yang menggunakan dalil tersebut dengan menganggap baik setiap amalnya yang tidak sesuai dengan sunnah adalah orang bodoh yang merubah kitab Allah dan mengganti firmanNya. Sesungguhnya Allah telah mencabut kelezatan pemahaman akan maksud wahyu darinya tersebut”. Dan dalam halaman 214, beliau (yakni Imam Abu Syamah) berkata: “Maka sungguh nyata dan jelas -dengan pertolongan Allah- kebenaran orang yang mengingkari hal-hal yang bid’ah, meskipun bid’ahnya berupa shalat dan memakmurkan masjid. Dan janganlah dia memperdulikan kebencian orang bodoh yang mengatakan : “Tidak mungkin Islam memerintahkan membatalkan shalat dan menghancurkan masjid?” Sebab perumpamaan dia seperti orang yang mengatakan: “Bagaimana diperintahkan menghancurkan masjdi?” Padahal telah maklum bahwa Nabi Shalallahu alaihi wa sallam pernah menghancurkan masjid Dhirar!!! Atau seperti orang yang mengatakan : “Bagaimana mungkin Islam melarang membaca Al Qur’an dalam ruku dan sujud?” Padahal terdapat hadits shahih bahwa Ali Radhiallahu anhu berkata:” “Artinya : Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam melarang aku membaca Al Qur’an dalam ruku dan sujud.” [Hadits Riwayat Muslim] Jadi mengikuti Sunnah lebih utama daripada mempertahankan bid’ah, meskipun berupa shalat. Sebab mengikuti sunnah lebih banyak faidahnya dan lebih besar pahalanya, meskipun kita menganggap bahwa dalam bentuk shalat tersebut terdapat pahala.” Dan Allah-lah yang memberi taufik kepada kebenaran. [Disalin dari kitab Al Ilmu Ushul Bida’ Dirasah Taklimiyyah Muhimmah Fi Ilmi Ushul Fiqh, Penulis Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, edisi Indonesia Membedah Akar Bid’ah, Penerjemah Asmuji Solihan Zamakhsyari, Penerbit Pustaka Al-Kautsar hal, 26-28] _________ Foote Note [1] Juga diriwayatkan oleh Al Laalikai no.11,Ibnul Mubarak dalam AzZuhd :II/21, dan Abu Nu’aim dalam Al Hilyah :I/252 [2] Hadits shahih dengan berbagai jalan, lihat Al Itmam no.23521 dan Attiba’ AsSunnah no.8] [3] Namanya adalah Sallam bin Sulaim, Lihat Siyar An-Nubala VII/281 oleh Adz-Dzahabi. [4] Al Ibanah no.251 [5] Hadits Riwayat Ad Darimi:I/72 dan Ibnu Baththah :254 [6] Naqd Al Qaumiyyah Al Arabiyyah : 48, Syaikh Abdul Aziz bin Baz [7] Lihat Musaajalah Ilmiyyah:30-31 Al Izz bin Abdis Salam
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim Belajar ilmu hadis banyak jurusannya ada jurusan Ilmu hadis sahih, jurusan hadis lemah, jurusan hadis palsu. Maka ambil dan amalkan jurusan hadis sahih. Karena hadis sahih ga ada keraguan dan pasti sampai ke Rosullullahu Shollallohu 'alaihi wa Salam. Hadis sahih lebih utama dan lebih agung untuk di amalkan. Karena itu bagian dari pada pengagungan terhadap TAUHIDILLOH. Demikianlah buat apa kita harus mengambil dan mengamalkan hadis lemah apalagi hadis palsu. Sedangkan hadis2 sahih juga jumlahnya banyak dan kita pun belum dapat menghitung jumlahnya. Dan hadis2 yang lemah dan palsu biasanya banyak menimbulkan perdebatan, dan perbedaan pendapat di antara kalangan ulama sehingga bisa menimbulkan keraguan bagi umat yang awam. Dan pada kenyataannya para da'i di akhir zaman ini di era globalisasi modern ini di sepak terjang berdakwahnya belum nampak sejatinya sebagai da'i yang jujur sepenuh hati menyampaikan yang Haq, yang di dalamnya ada ayat-ayat Al Qur'an dan hadis2 TENTANG PERINTAH atau ANJURAN, ayat ayat Al Qur'an dan hadis2 tentang TENTANG LARANGAN, serta ayat ayat Al Qur'an dan hadis2 TENTANG ANCAMAN. Namun anehnya kenapa masih kita dapati dari para da'i pada saat berdakwah dan juga dari sebagian jama'ah kaum muslimin ada yang suka ALERGI sehingga enggs mau menjelaskan tentang ayat-ayat Al Qur'an dan hadis2 ANCAMAN, misalnya tentang BAHAYA BID'AH, BAHAYA SYIRIK, BAHAYA KHURAFAT ILMU PERDUKUNAN. Namun sebaliknya metode berdakwahnya lebih suka goyonan, ketimpringan, ceritera2 dongeng khurafat. Dan apakah dakwah atau nasihat yang demikian itu akan menambah Ilmu, Iman, dan Amal. Sedangkan hakikat tujuan utamanya berdakwah atau menyampaikan nasihat Agama itu kepada umat termasuk buat diri sendiri dan jama'ah kaum muslimin umumnya adalah untuk mencapai KETAQWA'AN (menumbuhkan rasa takut kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala). Karena itu dakwah isinya adalah ilmu, yaitu penjelasan ayat2 Al-Qur'an dan hadits2 Rosullullahu Shollallohu 'alaihi wa Salam dan dengan pemahaman para Salaf. Jadi apakah mungkin akan mencapai tujuan utamanya dari berdakwah sekiranya yang di sampaikan hanya sekedar ceritera2 guyonan (yang penting bisa ketawa dan banyak yang suka atau pengikutnya), misalnya ceritera2 dongeng kurafat atau ceritera2 yang tidak jelas sehingga demikan terlepas dari pada tujuan berdakwah (menyampaiksn nasuhst). Semoga Alloh selalu menjaga dan melindungi kita sekalian. Semoga kita di berikan keteguhan ISTIQOMAH di atas SUNNAH hingga akhir hayat bisa mencapai HUSNUL KHOTIMAH. Walloohu a'lam Jazakumullahu Khoiron wa Barokallahu Fikum.🙏
فلا يؤذين Supaya tidak diganggu… Menguatkan Dakwah Bapak2 ke Istri & Anak Sholihahnya. Dan menjadi penguat bagi Muslimah yang istiqomah utk menutup auratnya… جزاكم الله خيرا ، يا أستاذنا
❤
Alhamdulillah tambah ilmu serta menambahkan keyakinan bahwa ALLAH S.W.T. Maha adil atas semua hamba2nya.
Kajian tafsir Akquran di masjid "Baitul Haq" ❤❤❤
Alhamdullilah ❤❤❤
Aamiin ya robba’alamiin
Alhamdulillah ..barokhallahu fiik hu fiilmi ustdz
❤😊
MasyaAllah... Tabaarokallah
Assalamualaikum... Suaranya gak terdengar. Mungkin ada masalah di audionya
Barakallah ustadz
Jazakallahkhoir Ustadz🙏
Terima kasih ilmunya ustad
alhamdulillah nyimak
MasyaAllah...
Masyaa Alloh.....
Baitul haw Purding ist the best❤
Assalamualaikum Afwan ustau nanya Benarkah kl ada perempuan ikut mengantar jenazah maka jenazah itu disiksa lrn krn para perempuan ikut ngantar itu
Menarik sekali Ust Apud bisa menjelaskan hikmah2 kejadian2 dlm hijrah Rasulullah SAW dlm era millennium ini
Admin ..Sayang looping billboard opening nya kelamaan sekali...baru in...di menit 21.35
Perlu sekali utk diamalkan...very basic
Alhamdulillah terimakasih tausiahnya Ustadz, Jazakallahkhoir🙏
Mas mau nanya kalo dkm masjid Baitul Haq siapa ya
Beliau kini ditunjuk salah satu dari 2 org...di Indonesia...yg ikut dlm Seminar Al Quran di Turki apa Kairo...utk membuat sosialisasi sejarah Al Quran...asal usul nya...sampai berkembang di daerah2 tertentu dibawa para ulama dan pedagang...agar saling memahami dan tidak berkonflik tajam. Beliau sempat mengupas ada 8 aliran besar Al Quran di dunia ini yg dibawa langsung oleh para sahabat. Dijelaskan yg beredar di Indonesia..beda dg yg di Maghribi (Maroko) yg menyebar di negara2 Balkan...Beda juga dg yg di Afrika...dll
👆Beliau org Jawa Timur... salah satu guru kami di bidang kajian Al Quran...di Masjid kami...seorang Doktor Ilmu Al Quran yg juga murid Prof.Dr. Al Syaikh Abdurrahman as-Sudais yg langsung talaki dg beliau dlm belajar Al Quran. Namun beliau adalah seorang yg moderat dan aktifis nasional sejak jaman rezim orde baru. Beliau dikenal juga sbg ustadz 1.000 pulau...krm suka blusukan ke daerah pelosok pulau2 terpencil di Indonesia, khususnya Indonesia Timur utk dakwah dan meng Islamkan saudara2 kita di Indonesia Timur...shg terampil juga menggunakan senjata laras pendek dan laras panjang...krn dulu sempat terlibat dlm upaya mendamaikan konflik di Maluku...Lengkap 🙏🏻
Beliau kini ditunjuk salah satu dari 2 org...di Indonesia...yg ikut dlm Seminar Al Quran di Turki apa Kairo...utk membuat sosialisasi sejarah Al Quran...asal usul nya...sampai berkembang di daerah2 tertentu dibawa para ulama dan pedagang...agar saling memahami dan tidak berkonflik tajam. Beliau sempat mengupas ada 8 aliran besar Al Quran di dunia ini yg dibawa langsung oleh para sahabat. Dijelaskan yg beredar di Indonesia..beda dg yg di Maghribi (Maroko) yg menyebar di negara2 Balkan...Beda juga dg yg di Afrika...dll
Subhanallah...bersyukur sekali kita dapat ilmu dari beliu...Semoga Allah merahmati beliau kesehatan dan berkah serta umur panjang...shg ilmu nya dpt tersebar seluas2nya kepada saudara2 kita...!
Min, mana tausiah nya?
Mabruk ya syeikhona
Ma sya' Allah tabarakallah.. 👍
Mn
Aslmkm min, video tausiah Mamah Dedehnya yg mana ya ?
Tabarokalloh semogah sehat trus ust
Ini lah yg selama ini dihimdari dan ditakuti ummat manusia. Kematian. Demi apapun banyak yg terpeleset amalannya agar terhindar dari kematian. Memghindari sakit...dan mencari obat nya. Menghindari perang...mencari perlindungannya....Mencari uang yg banyak agar sehat selalu...Berebut tempat utk selamat agar tdk mati...dll. Ihtiar Mempertahankan hidup dan menghindari mati...itu adalah Sunatullah...dikehendaki Allah sang pencipta alam semesta. Namun masalah nya sering terlupakan amalan apa saja yg benar...Jangan tdk perduli baik atau buruk...dosa apa tidak...melanggar hukum apa tidak....Segala cara dilakukan utk mempertahankan hidup menghindari mati. Itu lah pangkal asal muasal banyaknya kedzaliman terjadi krn mempertahankan hidup...takut mati. Takut apa tidak...Itu suatu keniscayaan bahwa semua yg bernyawa akan mati. Cuman masalahnya bagaimana mempersiapkan kejadian tersebut. Sy ingat salah satu Ustadz di kajian ini mengibaratkan kehidupan itu seperti balapan motor GP.Saling berpacu mendahului...dan yg sering menang adalah yg berpacu tdk dg nafsu tapi dg ilmu. Dan kalau sdh terjun dlm Balap Motor GP..maka ancaman celaka dan jatuh itu suatu keniscayaan yg tdk dapat dihindari. Cuman masalahnya bagaimana kita mempersiapkan diri dg ilmu nya. Spt Valentino Rossi...sang jawara Balap Motor GP...selalu balapan tdk dg nafsu...tapi dg perhitungan ilmu nya. Juga dia dg ilmunya....dia sdh mempersiapkan bagaimana kalau celaka dan jatuh. Maka nya dia jadi jawara. Bandingkan dg kita misalnya tdk berlatih...tdk berilmu...tdk mempersiapkan diri....Langsung terjun ke Balapan Motor GP....apa yg terjadi ?? Apalagi balapannya hanya krn nafsu tinggi serta ambisi....Kira2 bisa menang tidak ? Finish pun kayak nya blm tentu bisa. Naaah....Alhamdulillah...kajian di Masjid Baitul Haq ini membahas ilmu persiapan turun ke arena Motor GP nya kehidupan....Dan persiapan melewati peristiwa pasti sekali seumur hidup...kematian
*keliling trooosss lelang mushaf??* kalo bisa nanti transparan mas boby penggunaan nya buat apa itu duit
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh mohon maaf mengganggu waktunya... kami dari team kaffah official, mau meminta izin untuk menggunakan audio dari chanel ini, apakah di perkenankan admin? terima kasih sebelumnya.. wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Assalamu'alaikum afwan mau bertanya adakah yang memiliki kontaknya ustadz Muammar?
47.10 : Niat puasa (pentjng untuk di ketahui) karena ada berbagai mashab. Dan kita boleh taqliq kepada mashab imam yg lain, tapi kita hendaknya mengikuti satu mashab saja agar ilmu kita sanad nya tersambung samoai Rasulullah...Jibril....Allah SWT.