Wilayah pesisir Tanjung Benoa sebagai lokasi direncanakannya Glamping resort merupakan habitat alami bagi Penyu Hijau, atau bernama latin Chelonia mydas, yang menurut IUCN (The International Union for Conversation of Nature) statusnya sudah hampir punah. Pada penelitian ini membahas metode desain untuk melestarikan habitat asli penyu hijau di Tanjung Benoa tanpa mengesampingkan aspek fungsi dan arsitektur glamping resort. Metode pendekatan yang digunakan adalah arsitektur biomimikri tingkat organisme dengan variabelnya fungsi, proses, bentuk, konstruksi dan material. Pendekatan ini memungkinkan adanya hubungan yang harmonis antara bangunan dan alam dengan menerapkan strategi alami ke dalam desain bangunan. Dari analisis ke-lima variabel bentuk terhadap tingkat organisme penyu hijau, didapatkan hasil elaborasi bentuk 3 (tiga) alternatif desain glamping sesuai siklus hidup penyu hijau. Hierarki siklus yang berulang terhadap proses daur hidup penyu hijau pada habitatnya menghasilkan program ruang, tata interior glamping, zonasi tapak, jaringan plumbing, serta sistem mekanikal elektrikal dengan panel surya untuk glamping resort ini