Відео

Best laa. Teringat zaman dulu.

bang aziz m osman pun dh terer lead guitar...

Saya fans Chelsea

Best legend indie pop rock garage band

mantap lejen...kenangan zaman mude

Sedap sound. Stereo. Alu sentiasa tggu lagu bru dr mereka. Selalu terawang2. Thanks Bakri, Naza. Thanks all

Ya Tuhankuuuu Once hensem sungguh! Haha memory betul konsert ni ♥️ Akhirnya dapat tengok semula.

Azlan suara power dah gitu ganteng lagi 😍 sampai orng tu maok peluk cium 🤣

Teringat zaman UM taun 2002 dulu. Lagu ni la duk slalu main dlm winamp

Siyesss aah sound live baekk mcm ni..camera jalan sana sini sound sekata je

bakri eh yang post

Skrg bru bole beza jibeng ngn mono sbb mono dh berisi hahahaha

🇵🇸☝🏻

Salam, Aku dah jadi kerap dengar MIMPI PULANG SAKIT. Memang best.... bila nak buat lain pulak? Apapun moga succes.

Penontonya kok gak di shoot

I went to this concert, superb performance.

Lagu NI xkuar2 mat..dah 2024..

Palestine will be free

Apesal aku sesat spi cini..2024..hihi..fokus kt pemintt azlan tu naik stage siap nk plokk😂😂

BUBARNYA BAND MELISSA SEBENARNYA HANYALAH SALAH SATU DARI SEKIAN BANYAK DAMPAK YANG TERJADI DAN DIALAMI BANYAK BAND MALAYSIA OLEH SEBAB ADANYA PRAHARA BESAR YANG MELATARBELAKANGI YAITU SITUASI DAN KONDISI HANCURNYA INDUSTRI MUSIK MALAYSIA. ADA DUA HAL SEBAB HANCURNYA INDUSTRI MUSIK MALAYSIA, SATU KARENA KARYA MUSIK/LAGU MALAYSIA TIDAK BERKUALITAS, KEDUA GEMPURAN MUSIK BERKUALITAS DARI LUAR YANG MEREBUT HATI PASAR MALAYSIA, TERMASUK MUSIK DARI INDONESIA YANG LEBIH BERKUALITAS DIBANDING MUSIK MALAYSIA. BAND-BAND MALAYSIA INI JIKA KITA LIHAT DARI LUARNYA MEREKA TERLIHAT KEREN, RAMBUT GONDRONG, ROCK 'N ROLL, TAPI KONDISI DALAMNYA ATAU INTERNAL MANAGEMENNYA SANGAT RAPUH DALAM HAL FINANSIAL SEBAB MINIM PENGHASILAN MALAH KADANG MINUS. SEHINGGA ADA BANYA-BAND YANG BARU MUNCUL SUDAH TENGGELAM TIDAK TERDENGAR LAGI. ADA BANYAK BAND LAMA MALAYSIA BERBISNIS SAMPINGAN JUAL KULINER DI KEDAI KECIL, JUAL T-SHIRT MACAM MELISSA, MAX DAN BABYLON. SANGAT MIRIS PELAKU SENI DI MALAYSIA INI. MEREKA BERBISNIS SAMPINGAN JUAL T-SHIRT BUKAN KARENA MEREKA SUDAH SUKSES BERMUSIK LALU MELEBARKAN SAYAP MERAMBAH BISNIS T-SHIRT. MEREKA BERBISNIS T-SHIRT KARENA BAND TIDAK BISA MENGHIDUPI. MEREKA TIDAK BISA HIDUP MENGANDALKAN HANYA DARI KONSER SEBAB KONSER SEPI MESKI SUDAH TURUN HARGA TETAP KALAH DIJAJAH KONSER-KONSER BAND DAN PENYANYI INDONESIA YANG MESKIPUN MAHAL TETAP LAKU. BAND INDONESIA MACAM DEWA 19 SEBAGAI CONTOHNYA, MEREKA BUKA BISNIS RESTAURANT, BISNIS HIBURAN KARAOKE, MENGELUARKAN PRODUK ROKOK DEWA 19, MENGELUARKAN T-SHIRT. ITU SEMUA BUKAN KARENA DEWA KURANG DANA ATAU FINANSIAL TAPI KARENA MEREKA SUDAH SUKSES DALAM BERMUSIK, JADWAL KONSER PADAT, PUNYA BANYAK DUIT MAKA MEREKA MENCOBA MEMBANGUN GURITA BISNIS, MEMBANGUN INVESTASI BESAR DI LUAR MUSIK. SELAMA KUALITAS MUSIK MALAYSIA JELEK, KENTAL CITARASA MELAYU DAN TERDENGAR KUNO, SELAMA ITU PULA MUSIK MALAYSIA AKAN GAGAL DI NEGARA MALAYSIA SENDIRI KALAH DENGAN MUSIK INDONESIA YANG BERCITARASA LEBIH UNIVERSAL TIDAK KENTAL DENGAN CITARASA ETNIK TERTENTU. KENYATAAN YANG SANGAT MIRIS DI MALAYSIA ADALAH DARI DULU SAMPAI SEKARANG YANG MALAYSIA BANGGA BANGGAKAN HANYA SEARCH, WINGS, AMY, AWIE, ISABELA. TIDAK ADAKAH GENERASI MUDA INSAN SENI MALAYSIA YANG PANTAS DIANGKAT? KENAPA DARI DULU SAMPAI SEKARANG DUNIA MUSIK MALAYSIA HANYA BERKUTAT DI SEARCH, WINGS, AMY, AWIE, ISABELA, ITU-ITU SAJA TERUS. YANG SANGAT MIRIS LAGI ADALAH BAHWA LAGU MELAYU MALAYSIA DI MALAYSIA INI SEGMEN PASARNYA HANYA ORANG MELAYU MALAYSIA SAJA KARENA ORANG CHINA DAN BANGLA/INDIA DI MALAYSIA PUNYA DUNIA MUSIKNYA SENDIRI. SEGMEN PASAR LAGU MELAYU HANYA MAMPU MENYASAR ORANG MELAYU, SEGMEN PASAR ORANG MELAYU INI PUN MASIH DIPECAH LAGI KEBANYAKAN LEBIH SUKA LAGU INDONESIA. KALAU MISALKAN TERJADI ADA DUA KONSER BERDAMPINGAN ANATARA BAND INDONESIA DAN BAND MALAYSIA DI KUALA LUMPUR AKU YAKIN BAND MALAYSIA TIDAK ADA YANG MENONTON. BEDA DI INDONESIA, LAGU INDONESIA MERAJAI DI NEGARA SENDIRI DAN LAGU INDONESIA PUN DISUKAI DI KALANGAN CHINESE INDONESIA. KARENA CHINESE INDONESIA JIWANYA SUDAH INDONESIA, MEREKA BERBAHASA INDONESIA. ITULAH BEDA INDUSTRI MUSIK MALAYSIA DAN INDONESIA YANG BAGAIKAN BUMI DAN LANGIT. MUSIK MALAYSIA KETINGGALAN JAMAN JUGA DISEBABKAN PERUNDANGAN-UNDANGAN DI MALAYSIA YANG TERLALU KONSERVATIF, BANYAK ATURAN YANG MALAH MEMBATASI PROSES KREATIF ANAK MUDA MALAYSIA DALAM MENYALURKAN EKSPRESINYA MELALUI SENI. LIHAT SAJA HAL-HAL SEDERHANA DALAM DUNIA MUSIK MALAYSIA, PALING BERANI MUSISI MALAYSIA ITU HANYA GONDRONG. MEREKA TIDAK BERTINDIK, TIDAK BERTATO, KALEM-KALEM SAJA TIDAK ADA YANG MINUM ALKOHOL, TIDAK TERLIBAT PENGGUNAAN NARKOBA, DAN KARYA LAGU MALAYSIA ITU KALAU BOLEH SAYA BILANG MIRIP PERKATAAN SASTRAWAN BESAR INDONESIA WS RENDRA YAITU HANYA BERBICARA TENTANG ANGGUR DAN REMBULAN, LAGU-LAGU CINTA OMONG KOSONG YANG JAUH DARI REALITA KEHIDUPAN. APA GUNANYA KARYA SENI APABILA JAUH DARI REALITA KEHIDUPAN? MEMANG BANGSA MELAYU MALAYSIA DARI DULU TERKENAL BANGSA PENGECUT. MAKA TIDAK HERAN PARA SENIMANNYA JUGA PENGECUT. PARA MUSISI, BAND DAN PENYANYI APAKAH ADA YANG MEMBUAT LAGU BERTEMA KRITIK SOSIAL? APAKAH ADA LAGU YANG MENGKRITIK JALANNYA PEMERINTAHAN KORUP DI MALAYSIA? APAKAH ADA LAGU YANG MENGKRITIK JALANNYA KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA DI MALAYSIA YANG SAMPAI SAAT INI MALAYSIA BELUM MAMPU MEWUJUDKAN BANGSA MALAYSIA, PENYATUAN DARI MELAYU, CHINESE DAN BANGLA/INDIA? DI INDONESIA MUSIK BUKAN HANYA SEKEDAR HIBURAN, TAPI JUGA MENJADI API KESADARAN, MENJADI CORONG PROTES ANAK MUDA, MENJADI POTRET KEHIDUPAN MANUSIA DAN ALAM. BANYAK LAGU INDONESIA MENGKTITIK PENGUASA, MEMPROTES KERUSAKAN ALAM, DAN TENTANG HUBUNGAN MANUSIA DENGAN TUHAN. CONTOHNYA LAGU BERJUDUL BONGKAR, KESAKSIAN, KANTATA TAKWA, KANTATA BELLA VITA, FOR GREEN AND PEACE, GOSIP JALANAN, DAN BNAYAK LAGI LAINNYA. LAGU-LAGU SLANK, GOD BLESS, SAWUNG JABO, SETIAWAN DJODY, SUPERMAN IS DEATH, IWAN FALS, SWAMI, KANTATA, ADALAH BEBERAPA MUSISI DAN GRUP MUSIK YANG MENYUARAKAN TENTANG KETIDAKADILAN. MEREKA MENJADI CORONG ANAK MUDA MEMPROTES PARA POLITISI BUSUK. APAKAH DUNIA PERMUSIKAN MALAYSIA SUDAH SAMPAI PADA TARAF ITU? TIDAK! SENIMAN MALAYSIA MEMANG TIDAK REVOLUSIONER, TAKUT BEREKSPRESI.

Belum bisa move on dari formasi ini

Mengapa pasar musik Malaysia di semua genrenya dikuasai musik Indonesia? Jawabannya adalah karena lagu-lagu Indonesia itu lebih universal dari segi aransemen, dari segi bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang logat dan dialeknya tidak kental nuansa/citarasa etnik tertentu misalnya Melayu, Jawa, atau etnik lainnya. Sehingga lagu berbahasa Indonesia ini universal bisa diterima semua suku bangsa yang ada di Nusantara. Sedangkan lagu Malaysia dari segi aransemen musiknya masih terasa citarasa Melayu, lirik lagunya menggunakan bahasa Melayu, logatnya masih sangat terdengar Melayu, itu yang menyebabkan lagu Malaysia tidak universal dan sulit diterima telinga rakyat di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa tidak hanya etnik Melayu. Kesan rakyat Indonesia terhadap bahasa Melayu ini adalah bahasa kampung, sehingga sampai saat ini apabila bahasa Melayu ini dijadikan lagu bagi orang Indonesia yang mendengar mereka mengatakan lagu Malaysia ketinggalan zaman/kuno. Maka pantas jika karya lagu Malaysia tidak mampu menembus pasaran Indonesia. Sebab di Indonesia Melayu hanya salah satu etnik dari ratusan etnik yang ada. Ketika orang Indonesia dengar lagu Malaysia maka orang Indonesia merasa sedang mendengar lagu daerah saja, jadi belum tentu bisa diterima telinga dari suku bangsa lain di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa segmen pasar lagu-lagu Malaysia di Indonesia sangat kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia 270an juta jiwa. Tetapi jika ada lagu bernada Melayu tapi berkualitas bagus dan aransemennya kekinian pun akan diterima di Indonesia, contohnya band bercitarasa Melayu dari Indonesia sendiri padahal personilnya bukan orang Melayu, yaitu band ST12. Nadanya mengandung citarasa Melayu tetapi bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, lagu-lagunya jauh lebih berkualitas dari lagu Melayu Malaysia. Sangat diterima di negara sendiri Indonesia, diterima Malaysia, Brunei dan Singapura. Dua tahun terakhir ini puluhan band dan penyanyi Indonesia silih berganti konser di Malaysia, penontonnya mencapai ribuan meski harga tiketnya mahal, Itu bukti bahwa lagu-lagu Indonesialah yang mampu mengakomodir/memuaskan rasa haus publik Malaysia, Brunei, Singapura akan lagu-lagu berkualitas. Sedangkan lagu Malaysia memang kurang bisa mengakomodir/memuaskan selera musik publik Malaysia sendiri karena lagu-lagu Malaysia kurang berkualitas dan citarasanya kalah dengan citarasa lagu Indonesia. Pantas jika banyak band atau penyanyi Malaysia gagal di negara sendiri. Citarasa lagu Melayu kalah dengan citarasa lagu berbahasa Indonesia yang universal berdiri di atas semua suku bangsa Nusantara, tidak kental dengan nuansa/citarasa suku bangsa tertentu. Ketika publik Malaysia dengar lagu-lagu Indonesia yang berkualitas maka standar selera musik publik Malaysia menjadi tinggi sehingga ketika publik Malaysia selesai mendengar lagu-lagu Indonesia lalu mendengar lagu-lagu dari Malaysia sendiri mereka merasa lagu Malaysia itu hambar. Ibaratnya mendengar lagu Indonesia itu seperti meminum madu, lalu setelah itu mendengar lagu Malaysia akan terasa seperti minum air putih saja. Tidak ada rasa, hambar. Para musisi dan penyanyi Malaysia jangan salahkan karya lagu, band, penyanyi Indonesia laris di Malaysia, Singapura, Brunei, sebab kreatifitas bangsa Indonesia memang jauh lebih unggul. Para musisi Malaysia harus bercermin bagaimana caranya agar lagu-lagu mereka menjadi berkualitas dan diminati setidaknya untuk publik Malaysia sendiri. Selama lagu-lagu Malaysia tidak universal, kental dengan cutarasa kemelayuan maka selama itu pula lagu-lagu Malaysia akan gagal di negara sendiri kalah bersaing dengan lagu berbahasa Indonesia dan hanya sedikit saja lagu Malaysia itu yang bisa masuk pasaran Indonesia. Jika kita amati beberapa tahun terakhir banyak lagu Malaysia yang mulai menggunakan bahasa Indonesia seperti penggunaan kata mereka, kalian, bisa, lo, gue, dan sebagainya. Contohnya adalah band Masdo, lalu Amir Masdi, Nuha dan banyak lagi lagu Malaysia mulai bercitarasa Indonesia agar lebih universal. Band dan penyanyi Indonesia akan terus "menjajah" Malaysia dengan karya lagu berbahasa Indonesianya yang universal. Bahkan tidak hanya lagu tetapi sinetron dan film Indonesia juga akan terus laris di Malaysia. Apalagi sekarang era globalisasi internet, karya seni Indonesia mudah masuk Malaysia. Tapi jangan diklaim ya, Malingsia! DAYA KREATIFITAS BANGSA MUDA BERNAMA BANGSA INDONESIA DENGAN BAHASA BARUNYA BAHASA INDONESIA INI AKAN SELALU BERLANJUT. INDONESIA MEMANG BOCAH/ANAK BONGSOR(BERBADAN BESAR) YANG LAHIR KEMARIN SORE TAPI DI DALAM JASAD KANAK-KANAK INDONESIA YANG BONGSOR INI ADA KEKUATAN SUPER POWER DARI BANGSA-BANGSA TUA YANG BERSEMAYAM DI DALAMNYA YAITU ADA JAWA, MELAYU, SUNDA, BATAK, BUGIS DAN RATUSAN SUKU BANGSA TUA LAINNYA YANG BERSATU DI DALAM JASAD BOCAH BERNAMA INDONESIA INI SEHINGGA BANGSA INI MAMPU MELAHIRKAN KARAKTER KUAT DALAM BANYAK HAL, SALAH SATUNYA KARYA MUSIK INDONESIA YANG UNIVERSAL.

Mengapa pasar musik Malaysia di semua genrenya dikuasai musik Indonesia? Jawabannya adalah karena lagu-lagu Indonesia itu lebih universal dari segi aransemen, dari segi bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang logat dan dialeknya tidak kental nuansa/citarasa etnik tertentu misalnya Melayu, Jawa, atau etnik lainnya. Sehingga lagu berbahasa Indonesia ini universal bisa diterima semua suku bangsa yang ada di Nusantara. Sedangkan lagu Malaysia dari segi aransemen musiknya masih terasa citarasa Melayu, lirik lagunya menggunakan bahasa Melayu, logatnya masih sangat terdengar Melayu, itu yang menyebabkan lagu Malaysia tidak universal dan sulit diterima telinga rakyat di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa tidak hanya etnik Melayu. Kesan rakyat Indonesia terhadap bahasa Melayu ini adalah bahasa kampung, sehingga sampai saat ini apabila bahasa Melayu ini dijadikan lagu bagi orang Indonesia yang mendengar mereka mengatakan lagu Malaysia ketinggalan zaman/kuno. Maka pantas jika karya lagu Malaysia tidak mampu menembus pasaran Indonesia. Sebab di Indonesia Melayu hanya salah satu etnik dari ratusan etnik yang ada. Ketika orang Indonesia dengar lagu Malaysia maka orang Indonesia merasa sedang mendengar lagu daerah saja, jadi belum tentu bisa diterima telinga dari suku bangsa lain di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa segmen pasar lagu-lagu Malaysia di Indonesia sangat kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia 270an juta jiwa. Tetapi jika ada lagu bernada Melayu tapi berkualitas bagus dan aransemennya kekinian pun akan diterima di Indonesia, contohnya band bercitarasa Melayu dari Indonesia sendiri padahal personilnya bukan orang Melayu, yaitu band ST12. Nadanya mengandung citarasa Melayu tetapi bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, lagu-lagunya jauh lebih berkualitas dari lagu Melayu Malaysia. Sangat diterima di negara sendiri Indonesia, diterima Malaysia, Brunei dan Singapura. Dua tahun terakhir ini puluhan band dan penyanyi Indonesia silih berganti konser di Malaysia, penontonnya mencapai ribuan meski harga tiketnya mahal, Itu bukti bahwa lagu-lagu Indonesialah yang mampu mengakomodir/memuaskan rasa haus publik Malaysia, Brunei, Singapura akan lagu-lagu berkualitas. Sedangkan lagu Malaysia memang kurang bisa mengakomodir/memuaskan selera musik publik Malaysia sendiri karena lagu-lagu Malaysia kurang berkualitas dan citarasanya kalah dengan citarasa lagu Indonesia. Pantas jika banyak band atau penyanyi Malaysia gagal di negara sendiri. Citarasa lagu Melayu kalah dengan citarasa lagu berbahasa Indonesia yang universal berdiri di atas semua suku bangsa Nusantara, tidak kental dengan nuansa/citarasa suku bangsa tertentu. Ketika publik Malaysia dengar lagu-lagu Indonesia yang berkualitas maka standar selera musik publik Malaysia menjadi tinggi sehingga ketika publik Malaysia selesai mendengar lagu-lagu Indonesia lalu mendengar lagu-lagu dari Malaysia sendiri mereka merasa lagu Malaysia itu hambar. Ibaratnya mendengar lagu Indonesia itu seperti meminum madu, lalu setelah itu mendengar lagu Malaysia akan terasa seperti minum air putih saja. Tidak ada rasa, hambar. Para musisi dan penyanyi Malaysia jangan salahkan karya lagu, band, penyanyi Indonesia laris di Malaysia, Singapura, Brunei, sebab kreatifitas bangsa Indonesia memang jauh lebih unggul. Para musisi Malaysia harus bercermin bagaimana caranya agar lagu-lagu mereka menjadi berkualitas dan diminati setidaknya untuk publik Malaysia sendiri. Selama lagu-lagu Malaysia tidak universal, kental dengan cutarasa kemelayuan maka selama itu pula lagu-lagu Malaysia akan gagal di negara sendiri kalah bersaing dengan lagu berbahasa Indonesia dan hanya sedikit saja lagu Malaysia itu yang bisa masuk pasaran Indonesia. Jika kita amati beberapa tahun terakhir banyak lagu Malaysia yang mulai menggunakan bahasa Indonesia seperti penggunaan kata mereka, kalian, bisa, lo, gue, dan sebagainya. Contohnya adalah band Masdo, lalu Amir Masdi, Nuha dan banyak lagi lagu Malaysia mulai bercitarasa Indonesia agar lebih universal. Band dan penyanyi Indonesia akan terus "menjajah" Malaysia dengan karya lagu berbahasa Indonesianya yang universal. Bahkan tidak hanya lagu tetapi sinetron dan film Indonesia juga akan terus laris di Malaysia. Apalagi sekarang era globalisasi internet, karya seni Indonesia mudah masuk Malaysia. Tapi jangan diklaim ya, Malingsia! DAYA KREATIFITAS BANGSA MUDA BERNAMA BANGSA INDONESIA DENGAN BAHASA BARUNYA BAHASA INDONESIA INI AKAN SELALU BERLANJUT. INDONESIA MEMANG BOCAH/ANAK BONGSOR(BERBADAN BESAR) YANG LAHIR KEMARIN SORE TAPI DI DALAM JASAD KANAK-KANAK INDONESIA YANG BONGSOR INI ADA KEKUATAN SUPER POWER DARI BANGSA-BANGSA TUA YANG BERSEMAYAM DI DALAMNYA YAITU ADA JAWA, MELAYU, SUNDA, BATAK, BUGIS DAN RATUSAN SUKU BANGSA TUA LAINNYA YANG BERSATU DI DALAM JASAD BOCAH BERNAMA INDONESIA INI SEHINGGA BANGSA INI MAMPU MELAHIRKAN KARAKTER KUAT DALAM BANYAK HAL, SALAH SATUNYA KARYA MUSIK INDONESIA YANG UNIVERSAL.

Mengapa pasar musik Malaysia di semua genrenya dikuasai musik Indonesia? Jawabannya adalah karena lagu-lagu Indonesia itu lebih universal dari segi aransemen, dari segi bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang logat dan dialeknya tidak kental nuansa/citarasa etnik tertentu misalnya Melayu, Jawa, atau etnik lainnya. Sehingga lagu berbahasa Indonesia ini universal bisa diterima semua suku bangsa yang ada di Nusantara. Sedangkan lagu Malaysia dari segi aransemen musiknya masih terasa citarasa Melayu, lirik lagunya menggunakan bahasa Melayu, logatnya masih sangat terdengar Melayu, itu yang menyebabkan lagu Malaysia tidak universal dan sulit diterima telinga rakyat di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa tidak hanya etnik Melayu. Kesan rakyat Indonesia terhadap bahasa Melayu ini adalah bahasa kampung, sehingga sampai saat ini apabila bahasa Melayu ini dijadikan lagu bagi orang Indonesia yang mendengar mereka mengatakan lagu Malaysia ketinggalan zaman/kuno. Maka pantas jika karya lagu Malaysia tidak mampu menembus pasaran Indonesia. Sebab di Indonesia Melayu hanya salah satu etnik dari ratusan etnik yang ada. Ketika orang Indonesia dengar lagu Malaysia maka orang Indonesia merasa sedang mendengar lagu daerah saja, jadi belum tentu bisa diterima telinga dari suku bangsa lain di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa segmen pasar lagu-lagu Malaysia di Indonesia sangat kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia 270an juta jiwa. Tetapi jika ada lagu bernada Melayu tapi berkualitas bagus dan aransemennya kekinian pun akan diterima di Indonesia, contohnya band bercitarasa Melayu dari Indonesia sendiri padahal personilnya bukan orang Melayu, yaitu band ST12. Nadanya mengandung citarasa Melayu tetapi bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, lagu-lagunya jauh lebih berkualitas dari lagu Melayu Malaysia. Sangat diterima di negara sendiri Indonesia, diterima Malaysia, Brunei dan Singapura. Dua tahun terakhir ini puluhan band dan penyanyi Indonesia silih berganti konser di Malaysia, penontonnya mencapai ribuan meski harga tiketnya mahal, Itu bukti bahwa lagu-lagu Indonesialah yang mampu mengakomodir/memuaskan rasa haus publik Malaysia, Brunei, Singapura akan lagu-lagu berkualitas. Sedangkan lagu Malaysia memang kurang bisa mengakomodir/memuaskan selera musik publik Malaysia sendiri karena lagu-lagu Malaysia kurang berkualitas dan citarasanya kalah dengan citarasa lagu Indonesia. Pantas jika banyak band atau penyanyi Malaysia gagal di negara sendiri. Citarasa lagu Melayu kalah dengan citarasa lagu berbahasa Indonesia yang universal berdiri di atas semua suku bangsa Nusantara, tidak kental dengan nuansa/citarasa suku bangsa tertentu. Ketika publik Malaysia dengar lagu-lagu Indonesia yang berkualitas maka standar selera musik publik Malaysia menjadi tinggi sehingga ketika publik Malaysia selesai mendengar lagu-lagu Indonesia lalu mendengar lagu-lagu dari Malaysia sendiri mereka merasa lagu Malaysia itu hambar. Ibaratnya mendengar lagu Indonesia itu seperti meminum madu, lalu setelah itu mendengar lagu Malaysia akan terasa seperti minum air putih saja. Tidak ada rasa, hambar. Para musisi dan penyanyi Malaysia jangan salahkan karya lagu, band, penyanyi Indonesia laris di Malaysia, Singapura, Brunei, sebab kreatifitas bangsa Indonesia memang jauh lebih unggul. Para musisi Malaysia harus bercermin bagaimana caranya agar lagu-lagu mereka menjadi berkualitas dan diminati setidaknya untuk publik Malaysia sendiri. Selama lagu-lagu Malaysia tidak universal, kental dengan cutarasa kemelayuan maka selama itu pula lagu-lagu Malaysia akan gagal di negara sendiri kalah bersaing dengan lagu berbahasa Indonesia dan hanya sedikit saja lagu Malaysia itu yang bisa masuk pasaran Indonesia. Jika kita amati beberapa tahun terakhir banyak lagu Malaysia yang mulai menggunakan bahasa Indonesia seperti penggunaan kata mereka, kalian, bisa, lo, gue, dan sebagainya. Contohnya adalah band Masdo, lalu Amir Masdi, Nuha dan banyak lagi lagu Malaysia mulai bercitarasa Indonesia agar lebih universal. Band dan penyanyi Indonesia akan terus "menjajah" Malaysia dengan karya lagu berbahasa Indonesianya yang universal. Bahkan tidak hanya lagu tetapi sinetron dan film Indonesia juga akan terus laris di Malaysia. Apalagi sekarang era globalisasi internet, karya seni Indonesia mudah masuk Malaysia. Tapi jangan diklaim ya, Malingsia! DAYA KREATIFITAS BANGSA MUDA BERNAMA BANGSA INDONESIA DENGAN BAHASA BARUNYA BAHASA INDONESIA INI AKAN SELALU BERLANJUT. INDONESIA MEMANG BOCAH/ANAK BONGSOR(BERBADAN BESAR) YANG LAHIR KEMARIN SORE TAPI DI DALAM JASAD KANAK-KANAK INDONESIA YANG BONGSOR INI ADA KEKUATAN SUPER POWER DARI BANGSA-BANGSA TUA YANG BERSEMAYAM DI DALAMNYA YAITU ADA JAWA, MELAYU, SUNDA, BATAK, BUGIS DAN RATUSAN SUKU BANGSA TUA LAINNYA YANG BERSATU DI DALAM JASAD BOCAH BERNAMA INDONESIA INI SEHINGGA BANGSA INI MAMPU MELAHIRKAN KARAKTER KUAT DALAM BANYAK HAL, SALAH SATUNYA KARYA MUSIK INDONESIA YANG UNIVERSAL.

Mengapa pasar musik Malaysia di semua genrenya dikuasai musik Indonesia? Jawabannya adalah karena lagu-lagu Indonesia itu lebih universal dari segi aransemen, dari segi bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang logat dan dialeknya tidak kental nuansa/citarasa etnik tertentu misalnya Melayu, Jawa, atau etnik lainnya. Sehingga lagu berbahasa Indonesia ini universal bisa diterima semua suku bangsa yang ada di Nusantara. Sedangkan lagu Malaysia dari segi aransemen musiknya masih terasa citarasa Melayu, lirik lagunya menggunakan bahasa Melayu, logatnya masih sangat terdengar Melayu, itu yang menyebabkan lagu Malaysia tidak universal dan sulit diterima telinga rakyat di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa tidak hanya etnik Melayu. Kesan rakyat Indonesia terhadap bahasa Melayu ini adalah bahasa kampung, sehingga sampai saat ini apabila bahasa Melayu ini dijadikan lagu bagi orang Indonesia yang mendengar mereka mengatakan lagu Malaysia ketinggalan zaman/kuno. Maka pantas jika karya lagu Malaysia tidak mampu menembus pasaran Indonesia. Sebab di Indonesia Melayu hanya salah satu etnik dari ratusan etnik yang ada. Ketika orang Indonesia dengar lagu Malaysia maka orang Indonesia merasa sedang mendengar lagu daerah saja, jadi belum tentu bisa diterima telinga dari suku bangsa lain di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa segmen pasar lagu-lagu Malaysia di Indonesia sangat kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia 270an juta jiwa. Tetapi jika ada lagu bernada Melayu tapi berkualitas bagus dan aransemennya kekinian pun akan diterima di Indonesia, contohnya band bercitarasa Melayu dari Indonesia sendiri padahal personilnya bukan orang Melayu, yaitu band ST12. Nadanya mengandung citarasa Melayu tetapi bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, lagu-lagunya jauh lebih berkualitas dari lagu Melayu Malaysia. Sangat diterima di negara sendiri Indonesia, diterima Malaysia, Brunei dan Singapura. Dua tahun terakhir ini puluhan band dan penyanyi Indonesia silih berganti konser di Malaysia, penontonnya mencapai ribuan meski harga tiketnya mahal, Itu bukti bahwa lagu-lagu Indonesialah yang mampu mengakomodir/memuaskan rasa haus publik Malaysia, Brunei, Singapura akan lagu-lagu berkualitas. Sedangkan lagu Malaysia memang kurang bisa mengakomodir/memuaskan selera musik publik Malaysia sendiri karena lagu-lagu Malaysia kurang berkualitas dan citarasanya kalah dengan citarasa lagu Indonesia. Pantas jika banyak band atau penyanyi Malaysia gagal di negara sendiri. Citarasa lagu Melayu kalah dengan citarasa lagu berbahasa Indonesia yang universal berdiri di atas semua suku bangsa Nusantara, tidak kental dengan nuansa/citarasa suku bangsa tertentu. Ketika publik Malaysia dengar lagu-lagu Indonesia yang berkualitas maka standar selera musik publik Malaysia menjadi tinggi sehingga ketika publik Malaysia selesai mendengar lagu-lagu Indonesia lalu mendengar lagu-lagu dari Malaysia sendiri mereka merasa lagu Malaysia itu hambar. Ibaratnya mendengar lagu Indonesia itu seperti meminum madu, lalu setelah itu mendengar lagu Malaysia akan terasa seperti minum air putih saja. Tidak ada rasa, hambar. Para musisi dan penyanyi Malaysia jangan salahkan karya lagu, band, penyanyi Indonesia laris di Malaysia, Singapura, Brunei, sebab kreatifitas bangsa Indonesia memang jauh lebih unggul. Para musisi Malaysia harus bercermin bagaimana caranya agar lagu-lagu mereka menjadi berkualitas dan diminati setidaknya untuk publik Malaysia sendiri. Selama lagu-lagu Malaysia tidak universal, kental dengan cutarasa kemelayuan maka selama itu pula lagu-lagu Malaysia akan gagal di negara sendiri kalah bersaing dengan lagu berbahasa Indonesia dan hanya sedikit saja lagu Malaysia itu yang bisa masuk pasaran Indonesia. Jika kita amati beberapa tahun terakhir banyak lagu Malaysia yang mulai menggunakan bahasa Indonesia seperti penggunaan kata mereka, kalian, bisa, lo, gue, dan sebagainya. Contohnya adalah band Masdo, lalu Amir Masdi, Nuha dan banyak lagi lagu Malaysia mulai bercitarasa Indonesia agar lebih universal. Band dan penyanyi Indonesia akan terus "menjajah" Malaysia dengan karya lagu berbahasa Indonesianya yang universal. Bahkan tidak hanya lagu tetapi sinetron dan film Indonesia juga akan terus laris di Malaysia. Apalagi sekarang era globalisasi internet, karya seni Indonesia mudah masuk Malaysia. Tapi jangan diklaim ya, Malingsia! DAYA KREATIFITAS BANGSA MUDA BERNAMA BANGSA INDONESIA DENGAN BAHASA BARUNYA BAHASA INDONESIA INI AKAN SELALU BERLANJUT. INDONESIA MEMANG BOCAH/ANAK BONGSOR(BERBADAN BESAR) YANG LAHIR KEMARIN SORE TAPI DI DALAM JASAD KANAK-KANAK INDONESIA YANG BONGSOR INI ADA KEKUATAN SUPER POWER DARI BANGSA-BANGSA TUA YANG BERSEMAYAM DI DALAMNYA YAITU ADA JAWA, MELAYU, SUNDA, BATAK, BUGIS DAN RATUSAN SUKU BANGSA TUA LAINNYA YANG BERSATU DI DALAM JASAD BOCAH BERNAMA INDONESIA INI SEHINGGA BANGSA INI MAMPU MELAHIRKAN KARAKTER KUAT DALAM BANYAK HAL, SALAH SATUNYA KARYA MUSIK INDONESIA YANG UNIVERSAL.

Mengapa pasar musik Malaysia di semua genrenya dikuasai musik Indonesia? Jawabannya adalah karena lagu-lagu Indonesia itu lebih universal dari segi aransemen, dari segi bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia yang logat dan dialeknya tidak kental nuansa/citarasa etnik tertentu misalnya Melayu, Jawa, atau etnik lainnya. Sehingga lagu berbahasa Indonesia ini universal bisa diterima semua suku bangsa yang ada di Nusantara. Sedangkan lagu Malaysia dari segi aransemen musiknya masih terasa citarasa Melayu, lirik lagunya menggunakan bahasa Melayu, logatnya masih sangat terdengar Melayu, itu yang menyebabkan lagu Malaysia tidak universal dan sulit diterima telinga rakyat di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa tidak hanya etnik Melayu. Kesan rakyat Indonesia terhadap bahasa Melayu ini adalah bahasa kampung, sehingga sampai saat ini apabila bahasa Melayu ini dijadikan lagu bagi orang Indonesia yang mendengar mereka mengatakan lagu Malaysia ketinggalan zaman/kuno. Maka pantas jika karya lagu Malaysia tidak mampu menembus pasaran Indonesia. Sebab di Indonesia Melayu hanya salah satu etnik dari ratusan etnik yang ada. Ketika orang Indonesia dengar lagu Malaysia maka orang Indonesia merasa sedang mendengar lagu daerah saja, jadi belum tentu bisa diterima telinga dari suku bangsa lain di Indonesia. Itulah sebabnya mengapa segmen pasar lagu-lagu Malaysia di Indonesia sangat kecil jika dibandingkan dengan total penduduk Indonesia 270an juta jiwa. Tetapi jika ada lagu bernada Melayu tapi berkualitas bagus dan aransemennya kekinian pun akan diterima di Indonesia, contohnya band bercitarasa Melayu dari Indonesia sendiri padahal personilnya bukan orang Melayu, yaitu band ST12. Nadanya mengandung citarasa Melayu tetapi bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, lagu-lagunya jauh lebih berkualitas dari lagu Melayu Malaysia. Sangat diterima di negara sendiri Indonesia, diterima Malaysia, Brunei dan Singapura. Dua tahun terakhir ini puluhan band dan penyanyi Indonesia silih berganti konser di Malaysia, penontonnya mencapai ribuan meski harga tiketnya mahal, Itu bukti bahwa lagu-lagu Indonesialah yang mampu mengakomodir/memuaskan rasa haus publik Malaysia, Brunei, Singapura akan lagu-lagu berkualitas. Sedangkan lagu Malaysia memang kurang bisa mengakomodir/memuaskan selera musik publik Malaysia sendiri karena lagu-lagu Malaysia kurang berkualitas dan citarasanya kalah dengan citarasa lagu Indonesia. Pantas jika banyak band atau penyanyi Malaysia gagal di negara sendiri. Citarasa lagu Melayu kalah dengan citarasa lagu berbahasa Indonesia yang universal berdiri di atas semua suku bangsa Nusantara, tidak kental dengan nuansa/citarasa suku bangsa tertentu. Ketika publik Malaysia dengar lagu-lagu Indonesia yang berkualitas maka standar selera musik publik Malaysia menjadi tinggi sehingga ketika publik Malaysia selesai mendengar lagu-lagu Indonesia lalu mendengar lagu-lagu dari Malaysia sendiri mereka merasa lagu Malaysia itu hambar. Ibaratnya mendengar lagu Indonesia itu seperti meminum madu, lalu setelah itu mendengar lagu Malaysia akan terasa seperti minum air putih saja. Tidak ada rasa, hambar. Para musisi dan penyanyi Malaysia jangan salahkan karya lagu, band, penyanyi Indonesia laris di Malaysia, Singapura, Brunei, sebab kreatifitas bangsa Indonesia memang jauh lebih unggul. Para musisi Malaysia harus bercermin bagaimana caranya agar lagu-lagu mereka menjadi berkualitas dan diminati setidaknya untuk publik Malaysia sendiri. Selama lagu-lagu Malaysia tidak universal, kental dengan cutarasa kemelayuan maka selama itu pula lagu-lagu Malaysia akan gagal di negara sendiri kalah bersaing dengan lagu berbahasa Indonesia dan hanya sedikit saja lagu Malaysia itu yang bisa masuk pasaran Indonesia. Jika kita amati beberapa tahun terakhir banyak lagu Malaysia yang mulai menggunakan bahasa Indonesia seperti penggunaan kata mereka, kalian, bisa, lo, gue, dan sebagainya. Contohnya adalah band Masdo, lalu Amir Masdi, Nuha dan banyak lagi lagu Malaysia mulai bercitarasa Indonesia agar lebih universal. Band dan penyanyi Indonesia akan terus "menjajah" Malaysia dengan karya lagu berbahasa Indonesianya yang universal. Bahkan tidak hanya lagu tetapi sinetron dan film Indonesia juga akan terus laris di Malaysia. Apalagi sekarang era globalisasi internet, karya seni Indonesia mudah masuk Malaysia. Tapi jangan diklaim ya, Malingsia! DAYA KREATIFITAS BANGSA MUDA BERNAMA BANGSA INDONESIA DENGAN BAHASA BARUNYA BAHASA INDONESIA INI AKAN SELALU BERLANJUT. INDONESIA MEMANG BOCAH/ANAK BONGSOR(BERBADAN BESAR) YANG LAHIR KEMARIN SORE TAPI DI DALAM JASAD KANAK-KANAK INDONESIA YANG BONGSOR INI ADA KEKUATAN SUPER POWER DARI BANGSA-BANGSA TUA YANG BERSEMAYAM DI DALAMNYA YAITU ADA JAWA, MELAYU, SUNDA, BATAK, BUGIS DAN RATUSAN SUKU BANGSA TUA LAINNYA YANG BERSATU DI DALAM JASAD BOCAH BERNAMA INDONESIA INI SEHINGGA BANGSA INI MAMPU MELAHIRKAN KARAKTER KUAT DALAM BANYAK HAL, SALAH SATUNYA KARYA MUSIK INDONESIA YANG UNIVERSAL.

0:03 Separa Sedar 3:42 Picagari 8:45 Singapura - Kuala Lumpur

Uii Andra rahmDan WOW guitaris terkeren dan versetail di Indonesia Apa lagi once vokolis terbaik wow

Dewa itu ya once dan once itu Dewa

Once dah la hendsom suara sedap

Tahniah ...ada gak lagu ngutuk si laknat tu oleh soulfly versi Malaysia.

Keren lagu hip hop dibikin lagu ska keren bang 😊😊😊😊

I like bass guitar line dude 😎 good job F.P

❤❤❤

best gile!

tampilan tyo nugros maco bgt kalah anak jaman skrg

Ngeliatin mulut tyo kya lagi ngunyah, makan permen kah?

Ada tyo

Sesekali sorot penontonnya jg min..

Band Yang Tidak ada Tandingannya Dewa19, Musisi Terbaik Dalam Sepanjang sejarah Tanah Air Indonesia

Yeaahhh

mantap

I have a decent Tamil lyric for pure rock.

best formasi bahkan add guitaristnya aja keren

video siapa la ni.. layan sekarang jadi vibe habis do

mana dhani?

Keren sangat penampilan once❤

Suara once ini enak banget

That nadhasvaram solo addi🔥

tq2