Відео

Jgnkan ribuan. Jutaan kitap klaw itu krangan manusia yg masih .nasi apalagi mkan besi .semen batu ..mka itu lebig baik ....karna kitab krngan ulama itu ..kebanyakan mnyesatkan ..contoh doa qunut ..itu artinya bukan ajaran yg benar ..tetapi ajaran abu nawas pemalas .pingin enak hanya modal mbacot adol among (mubalig ) .. sedgkan islam mnganjurkan .kerja keras banting tulang peras keringat ....bukan malas kerja adol omong modar ingin masuk surga ....surgane kakeanmu apa ....aqu dulu qunutan .setelah tahu artinya kunut itu .mngemis .bergantung kpda allah ....ormas kurang waras berfatwah .walawpun pemalas klaw allah mnghendaki kaya pasti kita kaya ...klawpun kita raijin kerja klaw allah mnghedaki kita mlarat .ya mlarat .rezeki diatur allah ...wahai tolol sejak kapan klian anggap allah sebagai panitia jatah raskin ..selamat tololan ya ...

NYANYIAN DENGAN MENGGUNAKAN AYAT-AYAT SUCI AL-QUR'AN Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 27 Shafar 1404 H, yang bertepatan dengan tanggal 3 Desember 1983 M, di Jakarta setelah: MENIMBANG: 1. Bahwa pada dasarnya agama Islam dapat menerima semua karya seni yang tidak bertentangan dengan ajaran dan hukum Islam; 2. Bahwa berdakwah juga dapat dilakukan melalui media seni; 3. Bahwa pada akhir-akhir ini telah tumbuh group musik yang membawakan lagu yang syairnya diambil dari terjemahan ayat-ayat suci Al-Qur'an; 4. Bahwa agar kesucian dan kehormatan serta keagungan Al-Qur'an tetap terpelihara dipandang perlu Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa tentang hal tersebut. MEMPERHATIKAN : 1. Al-Qur'an surah Yasin: 69 وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِين (يس : ٦٩ ) "Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Qur'an itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan." 2. Hadis riwayat Tabrani dan Baihaqi: "Bacalah Al-Qur'an dengan gaya bahasa orang-orang Arab. Dan janganlah dengan gaya bahasa orang Yahudi dan orang Nasrani dan orang-orang yang fasik. Sesungguhnya akan datang sesudahku orang-orang yang melagukan Al-Qur'an semacam lagu nyanyian, lagu penyembahan patung, dan lagu berteriak-teriak. Apa yang mereka baca tidak melalui tenggorokan mereka, yakni tidak sampai ke hati. Hati mereka terkena fitnah dan juga terkena fitnah hati orang-orang yang membanggakan keadaan mereka." 3. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan tertib (sesuai dengan tajwid). MENDENGAR: Pendapat dan saran-saran anggota Komisi Fatwa dalam rapatnya tanggal tersebut di atas. MEMUTUSKAN Dengan bertawakkal kepada Allah SWT MEMFATWAKAN 1. Melagukan ayat-ayat suci Al-Qur'an harus mengikuti ketentuan ilmu tajwid. 2. Boleh menyanyikan/melagukan terjemahan Al-Qur'an, karena terjemahan Al-Qur'an tidak temasuk hukum Al-Qur'an. Ditetapkan: Jakarta, 27 Shafar 1404 Н 3 Desember 1983 M KOMISI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua Sekretaris ttd Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML H. Mas'ud Saiful Alam, BA ttd

PENULISAN AL-QUR'AN DENGAN SELAIN HURUF ARAB بسم الله الرحمن الرحيم Sidang Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang diadakan pada hari Rabu tanggal 22 Juni dan hari Senin tanggal 27 Juni 1977 oleh para anggotanya serta beberapa ulama yang sengaja diundang untuk membahas masalah "PENULISAN KITAB SUCI AL-QUR'AN DENGAN HURUF SELAIN ARAB", setelah dibahas dalam dua kali sidang dengan mengemukakan berbagai hujah dan dalil berkesimpulan dan memberi fatwa mengenai hal tersebut sebagai berikut: 1. Penulisan Kitab Suci Al-Qur'an dengan huruf selain huruf Arab ada yang mengharamkan (melarang) dan ada pula yang men-jawaz-kan (membolehkan). 2. Dengan huruf apa pun kitab suci Al-Qur'an itu ditulis pembacaannya wajib dengan bacaan Arabiyah Fasihah Mujawwadah (arab fasih dengan tajwid). 3. Penulisan Kitab Suci Al-Qur'an dengan huruf selain huruf Arab berarti membuka jalan ke arah mempelajari bacaan Al-Qur'an melalui jalan yang tidak langsung dan mudah keliru bacaannya. 4. Penulisan kitab suci Al-Qur'an dengan huruf selain Arab, karena mengikuti pendapat yang membolehkan dan dianggap sangat perlu, harus dibatasi sekadar hajat dan ditulis di samping huruf Arab aslinya. Demikian fatwa yang diputuskan dalam sidang tersebut. Ditetapkan: Jakarta, 27 Juni 1977 MAJELIS ULAMA INDONESIA KOMISI FATWA Ketua ttd Sekretaris ttd KH. M. Syukri Ghozali H. Amiruddin Siregar

PENEMPELAN FOTO PADA MUSHAF AL-QUR'AN (KEMULIAAN AL-QUR'AN) بسم الله الرحمن الرحيم FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 5 Tahun 2005 Tentang PENEMPELAN FOTO PADA MUSHAF AL-QUR'AN (KEMULIAAN AL-QUR'AN) Majelis Ulama Indonesia, setelah: MENIMBANG: 1. bahwa akhir-akhir ini sebagian masyarakat terkadang menempelkan sesuatu yang tidak lazim, seperti foto dan tulisan-tulisan pada mushaf Al-Qur'an. 2. bahwa perbuatan itu telah menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat tentang status hukumnya: apakah hal itu hukumnya boleh ataukah tidak boleh (haram). 3. bahwa oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan fatwa tentang hal tersebut untuk dijadikan pedoman. MENGINGAT 1. Firman Allah SWT وَإِنَّهُ لَفَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ {٧٦) إِنَّهُ لَقُرْعَانٌ كَرِيمٌ {٧٧) "Sesungguhnya Al-Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia." (QS. Al-Waqi'ah [56]: 77) HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA SEJAK 2. Kaidah fikih: دَرْءُ الْمُفَاسِدِ مُقَدَّمُ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ Menghindarkan kerusakan (hal-hal negatif) diutamakan daripada mendatangkan kemaslahatan." كُلِّ مُبَاحِ أَذًى فِعْلُهُ إِلَى حَرَامٍ فَهُوَ حَرَامٌ سَدًّا لِلزّرِيعَةِ Setiap perbuatan mubah (yang dibolehkan) yang jika dilakukan dapat membawa pada perbuatan haram adalah haram saddan lidz-dzariah (karena untuk menutup pintu perbuatan haram) MEMPERHATIKAN: 1. Pendapat para Ulama, antara lain: a. Imam al-Bajuri dalam Hasyiyah al-Bajuri, juz 1, h. 121 dan Wahbah al-Zuhaili dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu (Damsyiq: Dar al- Fikr, 2004), juz 1, h. 452: ويُحْرَمُ وَضَعُ شَيْ عَلَى الْمُصْحَفِ كَخبْرٍ وَمِلْحِ، لِأَنَّ فِيْهِ إِزْرَاءً وَامْتِهَانًا Haram meletakkan sesuatu seperti roti dan garam pada mushaf karena hal tersebut mengandung pelecehan dan penghinaan (terhadapnya). b. Syaikh 'Athiyyah Shaqr (Ketua Komisi Fatwa Al- Azhar) dalam Ahsan al-Kalam fi al-Fatawa wa al-Ahkam, (al- Qahirah: Dar al-Ghad al-'Arabi, t.th), juz II, h. 152 dan juz XI h. 8: وَصَفَ اللهُ الْقُرْآنَ بِأَنَّهُ كَرِيمٌ، وَمِنْ كَرَامَتِهِ أَلَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ. وَقَدْ قَالَ الْعُلَمَاءُ: إِنْ كُلِّ مَا يُعْرِضُ كِتَابَ اللَّهِ أَوْ أَيَّ حُزْءٍ مِنْهُ إِلَى الإِهَانَةِ حَرَامٌ تَحَدَّثَ الْعُلَمَاءُ عَنْ مَظَاهِرِ تَكْرِيمِ الْقُرْآنِ وَالْمُصْحَفِ الَّذِي يَحْوِيهِ ... وَمِنْ مَظْهَرِ التَّكْرِيمِ عَدَمُ وَضْعِهِ تَحْتِ الْوِسَادَةِ عِنْدَ النَّوْمِ، أَوْ وَضْعِ أَمْتِعَةٍ أَوْ كُتُبِ فَوْقَهُ، أَوْ عَمَلُ أَيِّ شَيْءٍ يُعْتَبَرُ عُرْفًا إِهَانَةً لَهُ. Allah telah memberikan predikat pada Al-Qur'an sebagai Al-Qur'an yang mulia. Di antara kemuliaannya adalah bahwa Al-Qur'an tidak boleh disentuh kecuali oleh mereka yang suci. Para ulama mengatakan: segala hal yang dapat menyebabkan pelecehan terhadap Kitabullah atau bagian Kitabullah adalah haram. Para ulama juga telah membicarakan bentuk-bentuk pemuliaan Al-Qur'an dan mushaf yang memuatnya. Di antara bentuk pemuliaannya adalah tidak meletakkan Al-Qur'an di bawah bantal ketika tidur, meletakkan barang atau buku di atasnya, atau perbuatan apapun yang oleh 'urf (kebiasaan masyarakat) dipandang sebagai penghinaan/ pelecehan terhadapnya. c. Dr. Ahmad al-Syirbashi (Guru Besar Universitas Al. Azhar) dalam Yasalunaka fil al-Din wa al-Hayah, (Bayrut: Dar al-jil, 1986), juz II, h. 373: لا شَكُ أَنَّ الْقُرْآنَ الْمَحِيدَ هُوَ كَلامُ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ، وَهُوَ فَوْقَ كُلِّ كَلامٍ، وَالْمُصْحَفُ الذي يَحْوِي كَلامَ اللهِ يَحِبُ تَوقِيرُهُ وَاحْتَرَامُهُ وَعَدَمُ تَعْرِيضِهِ لِلْإِهَانَةِ وَالاحْتِقَارِ Tidak diragukan bahwa Al-Qur'an Al-Majid adalah Kalam (firman) Allah dan ia di atas segala kalam (ucapan, perkataan). Mushhaf yang memuat kalam Allah tersebut wajib imuliakan dan dihormati serta tidak boleh melakukan sesuatu yang dapat menghinakan dan melecehkannya. 2. Fatwa MUI Kabupaten Indramayu, no 1 tahun 2005 tentang penempelan foto pada al-Qur'an. 3. Rapat Komisi Fatwa MUI, 10 Rabi'ul Akhir 1426 H/ 19 Mei 2005 dan Rabiul Akhir 1426 H/ 21 Mei 2005. Dengan memohon taufik dan hidayah Allah SWT, MEMUTUSKAN MENETAPKAN : FATWA TENTANG PENEMPELAN FOTO PADA MUSHAF AL-QUR'AN (KEMULIAAN AL-QURAN) 1. Wajib hukumnya menjaga kemuliaan Al-Qur'an. 2. Meletakkan sesuatu atau menempelkan sesuatu pada mushaf Al- Qur'an termasuk menempelkan foto pada mushaf Al-Qur'an termasuk menempelkan foto dan gambar-gambar lainnya hukumnya haram apabila: a. Terhadap unsur pelecehan dan penghinaan terhadap Al-Qur'an. b. Dapat mengakibatkan tabaghudh (permusuhan) dan takhashum (perselisihan). Agar setiap muslim yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini. Ditetapkan Jakarta, 12 Rabiul Akhir 1426 H 12 Mei 2005 M MAJELIS ULAMA INDONESIA KOMISI FATWA Ketua Sekretaris ttd ttd K.H. Ma'ruf Amin Drs. H. Hasanuddin, M.Ag

*1. Cabang-cabang pokok dari ilmu hadits* Diantara cabang-cabang besar yang tumbuh dari Ilmu hadits Riwayah dan Dirayah ialah : a. Ilmu Rijalil Hadits = 1) Al Isti'ab : Ibnu Abdil Barr ( 463 H) 2) Usdul Ghabah : Izzuddin Ibnu Atsir ( 630 H ) 3) At Tajrid : Az Dzahaby ( 747 H ) 4) Al Ishabah : Ibnu Hajar Al Asqalany Kitab ini telah diringkas oleh As Suyuthi dalam kitab 'Ainul Ishabah *b). Kitab-kitab Jarah dan Ta'dil* 1) Kitab Thabaqat : Muhammad Ibnu Sa'ad Az Zuhry Al Bashary ( 230 H ) 2) Ats Tsiqah : Al 'Ajajy 3) Ats Tsiqah: Abu Hatim Ibnu Hibban Al Busty 4) Kitab Adl Dlu'afa : Al Bukhari 5) Kitab Adl Dlu'afa: Ibnul Jauzy ( 597 H ) 6) Kitab At Tabyin : Ibrahim Ibnu Muhammad Al Halaby ( 841 H ) (7) Al Kamal : Abu Muhammad Abdul Ghany Al Maqdisy ( 660 H ) (8) Tahdzibut Tahdzib : Ibnu Hajar Al Asqalany (9) Al Ightibath bil Ma'rifati Man Rawa Bil Ikhtilath : Burhanuddin Ibnul 'Ajamy ( 841 H ) *Ilmu Fannul Mubhamat* (1) Al Isyarat Ila Bayani Asmail Mubhamat : An Nawawy (2) Hidayatus Sari Muqaddimah Fathul Bari : Ibnu Hajar Al Asqalany *Ilmu Tashhif Wat Tahrif* (1) At Tashhif Wat Tahrif : Abu Ahmad Al 'Askary ( 283 H ) *Ilmu 'Ilalil Hadits* (1) Kitab Ilalil Hadits : Ibnu Abi Hatim ( 327 H ) *Ilmu Gharibil Hadits* (1) Ilmu Gharibil Hadits : Abu 'Ubaid Al Qasim Ibnu Sallam ( 224 H ) (2) Ilmu Gharibil Hadits : Ibnu Qutaibah Ad Dainury ( 276 H ) (3) Ilmu Gharibil Hadits : Al Khaththaby ( 378 H ) (4) Gharibil Qur'an dan Gharibil Hadits : Abu 'Ubaid Ahmad Ibnu Al Harawy (40 H ) (5) Al Fa-iq : Az Zumakhsyary (6) An Nihayah : Ibnul Atsir (606 H ) (7) Ad Durrun Natsier : As Suyuthi ( 911 H ) *Ilmu Nasikh Wal Mansyukh* (1) Al I'tibar : Muhammad Ibnu Musa Al Hazimy (584 H ) *Ilmu Asbabu wurudil Hadits* (1) Ilmu Asbabu wurudil Hadits : Abu Hafash 'Umar Ibnu Muhammad Ibnu Raja Al 'Ukbary ( 309 H ) (2) Al Bayan Wat Ta'rif : Ibnu Hamzah Al Husaini ( 1120 H ) Yang telah dicetak dalam tahun 1329 H. *Ilmu Talfiqil Hadits atau Ilmu Mukhtaliful hadits* (1) Ilmu Mukhtaliful hadits : Imam Syafi'i (204 H) (2) Ta'wil Mukhaliful hadits : Ibnu Qutaibah (3) Ilmu Mukhtaliful hadits : Ath Thahawy (4) At Tahqiq : Ibnul Jauzy Kitab ini telah disyarahkan oleh Al ustadz Ahmad Muhammad Syakir dan baik sekali nilainya. *Ilmu Mushthalah Ahli Hadits* (1) Muqaddimah Ibnu Shalah : Al Hafidh Ibnu Shalah (2) Fathul Mughits / Mushthalah Ahli Hadits ( 771 H (3) Nukatul Waiyah : Al Biqa'y ( 855 H ) (4) Nukhbatul Fikar dan syarahnya Nuzdatunnadhar oleh Al 'Asqalany (5) Taujihun Nadhar fi Ushulil Atsar : Asy Syaikh Thahir Al Jaza-iry (6) Qawa'idul Tahdiets : Allamah Jamaluddin Al Qasimy

Daftar Kitab hadits : (1). Shahih Bukhari penerbit pustaka as Sunnah 5 jilid lengkap (2).Shahih Muslim pustaka as Sunnah 4 jilid lengkap (3). Sunan Abi Dawud pustaka Azzam 3 jilid lengkap (4). Sunan Tirmidzi 4 jilid lengkap pustaka gema insani (5). Sunan Nasa'i 4 jilid pustaka gema insani (6). Sunan Ibnu Majah 3 jilid pustaka gema insani (7) Al Muwaththa' Imam Malik 2 jilid pustaka Azzam (8). Musnad Ahmad 22 jilid pustaka Azzam (9). Sunan Darimi 2 jilid pustaka Azzam (10). Shahih Ibnu Hibban 8 jilid belum rampung pustaka Azzam (11). Shahih Ibnu Khuzaimah 4 jilid pustaka Azzam (12) Sunan Daraquthni 4 jilid pustaka Azzam (13). Al Mustadrak Hakim 12 jilid pustaka Azzam (14). Musnad Syafi'i 2 jilid pustaka Azzam (15). Sunan Syafi'i 2 jilid pustaka Azzam (16).Az Zuhdu Ibnu Mubarak 3 jilid pustaka Azzam (17). Mu'jam Shaghir Thabrani 2 jilid pustaka Azzam (18). Mu'jam Ausath Thabrani (19). Mu'jam Kabir Thabrani 3jilid belum rampung pustaka Azzam (20). Al Adzkar Nawawi pustaka as Sunnah (21). Lubabul Hadits Suyuthi mutiara ilmu (22). Tanqihul qaulil hadits ( Syarah Lubabul Hadits ) mutiara ilmu (23). Asbabul wurud : Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Damsyiqi ; Kalam mulia (24).Syama'il Muhammadiyah : Tirmidzi ; Khatulistiwa press (25). Ta'wil Mukhaliful hadits Ibnu Qutaibah pustaka Azzam (26). Asbabul wurud Al Hadits Suyuthi pustaka as Sunnah (27). Mukhtaliful hadits imam Syafi'i (28). Al Muntaqa Ibnu Jarud (29). Ath-Thabaqat Ibnu Sa'ad (30). Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam pustaka Akbar Media (31). Al Jami' Abdur Razzaq As San'any(211 H) (32). Mushannaf Syu'bah Ibnu Hajjaj (160 H ) (33). Mushannaf Sufyan Ibnu 'Uyainah ( 198 ) (34). Mushannaf Al Laits Ibnu Sa'ad ( 175 ) (35). Mushannaf Al Auza'y ( 150 H ) (36). Mushannaf Al Humaidy ( 219 H ) (27). Al Maghazin Nabawiyah : Muhammad Ibnu Waqid Al Aslamy ( 130 H - 207 H ) (28). Musnad Abu Hanifah ( 150 H ) (29). Musnad Zaid Ibnu Ali (30). Musnad Musa Ibnu 'Abdillah Al 'Abasy (31). Musnad Musaddad Ibnu Musarhad ( 32). Musnad Asad Ibnu Musa (33). Musnad Abu Daud Ath-Thayalisy (34). Musnad Nu'aim Ibnu Hammad (35). Musnad Abu Ya'la Al Maushily (36). Musnad Al Humaidy (37). Musnad Ali Al Madany (38). Musnad 'Abid Ibnu Humaid (249 H ) (39). Musnad Al Bazzar (40). Musnad Baqiy Ibnu Makhlad (201-296 H) (41). Musnad Ibnu Ruhawaih (42). Musnad Muhammad Ibnu Nashr Al Marwazy (43). Musnad Abu Bakr Ibnu Abi Syaibah (235 H) (44). Musnad Abul Qosim Al Baghawy(214 H) (45). Musnad 'Utsman Ibnu Abi Syaibah (293 H ) (46). Musnad Abul Husain Ibnu Muhammad Al Masarkhasy (298 H) (47). Musnad Ad Darimu (48). Musnad Sa'id Ibnu Manshur (227 H ) (49). Tahdzibul Atsar Al Imam Ibnu Jarir (50). Shahih Abu 'Awanah (51). Al Mukhtarah Muhammad Ibnu Abdul Wahid Al Maqdisy (52). Muntaqal Akhbar Majduddin Ibnu Taimiyah Al Harrany (652 H) Yang telah disyarahkan oleh Asy Syaukany ( 1250 H) dalam kitabnya Nailul authar 9 jilid lengkap pustaka CV. Asy-Syifa' (53). Sunan Kubra Al Baihaqy ( 458 H ) (54). Sunan Shughra Al Baihaqy (55). Al Ahkamus Shughra Al Hafidh Abu Muhammad Abdul Haq Al Asybily ( Ibnu Kharrat ) (582 H ) (56). Umdatul Ahkam Abdul Ghani Al Maqdisy ( 600 H) yang telah disyarahkan oleh Ibnu Daqiqil 'Id : Ihkamul Ahkam pustaka Azzam (57). Shahih Targhib wa Tarhib Al Mundziry 6 jilid lengkap pustaka darul Haq (58). Al Ilzamat Daraquthny (59). Al Mustadrak Abu Dzar Al Harawy (60). Shahih Abu 'Awanah (61). Al Muntaqa Ibnu Sakin (62). Mushannaf Thahawy (63). Musnad Ibnu Nasher Ar-Razy Ibnu Mundzir (64). Muntaqa Qasim Ibnu Ashbagh (65). Musnad Ibnu Jami' Muhammad Ibnu Ahmad (66). Musnad Muhammad Ibnu Ishaq (67). Musnad Al Khawarizmy (68). Al Ahkamus Shughra Abu Muhammad Abdul Haq ( Ibnu harrat) (69). Al Imam fi Ahaditsil Ahkam : Ibnu Daqiqil 'Id (70). Bulughul Maram Ibnu Hajar Al Asqalany (852 H)& disyarahkan oleh Al Qadli Al Husain Muhammad Ibnu Isma'il As San'any (1182 H) dalam Kitab Subulussalam pustaka Darus Sunnah 4 jilid lengkap (71). Takhrij Ahadits Tafsir Al Kasysyaf : Al Zaila'y (762 H ) (72). Al Kafisy Syafi' Takhriji Ahaditsi Kasysyaf Ibnu Hajar Al Asqalany (73). Takhrij Ahaditsil Baidlawy : Abdul Rauf Al Manawy (74). Tuhfatur Rawi fi Takhriji Ahaditsil Baidlawy : Muhammad Zadah (1175 H ) (75). Takhrij Ahaditsil Syarah Ma'anil Atsar / Al Hawi : Ath Thahawy (76). Takhrij Ahaditsil Azkar : Ibnu Hajar Al Asqalany (78). Takhrij Ahaditsil Mishbah wal Misykah = Hijaratur Ruwah ila Takhriji Ahaditsil Mishbah wal Misykah (79). Manahilus Safa fi Takhriji Ahaditsi Syifa : Suyuthi (80). Takhrij Ahadits Minhajil Ushul : As Subky & Ibnu Mulaqqin & Zainuddin Al Iraqy (81). Takhrij Ahadits Mukhtashar karangan Ibnu Hajib : Ibnu Hajar, Ibnu Mulaqqin & Muhammad Ibnu Abdil Hadi (704 H) (82). Takhrij Ahaditsil Hidayah fi Fiqhil Hanafiyah: Jamaluddin Zaila'y yang dinamai Nashbur Rayah li Ahaditsil Hidayah (83). Ad Dirayah fi Muntakhabi Takhrij Ahaditsil Hidayah: Ibnu Hajar (84). Takhrij Ahaditsil Ihya : Zainuddin Al Iraqy (85). Al Maqasidul Hasanah: As Sakhawy (86). Talkhis Subul il Kasyfilliabas : 'Izzuddin Muhammad Ahmad Al Khalily (1507 H ) (87). Kasyful Khafa' wa Muzilul Albas : Al Hafidh Al Ajaluny (88). It-haful Maharah Biathrafil 'Asyarah : Ibnu Hajar Al Asqalany (89). Athraful Musnad Al Mu'tali bi Athraful Masanidil Hanbaly : Ibnu Hajar (90). Athrafu Shahih Ibnu Hibban : Al 'Iraqy (91). Athraful Masanidil Asyarah : Syihabuddin Al Bushiry (92). Al Mukhtarah: Muhammad Ibnu Abdil Wahid Al Maqdisy ( 643 H ) (93). Riyadlus Shalihin : Imam Nawawy & Syarah nya Bahjatun Nadhirin 5 jilid lengkap pustaka Imam Syafi'i (94). Syarah Arba'in Nawawy pustaka Darul Haq (95) Musnad Al Qamarul Munir Fi Al Munadil Kabir : Ibnu Asakir (96) Adl Dlu'afa Al 'Uqailu (97) Al Maudhu'at Ibnul Jauzy (98) Silsilah hadits Shahih : Muhammad Nashiruddin Al Albany Penerbit pustaka imam Syafi'i (99) Silsilah hadits dhaif & Maudhu' 4 jilid lengkap pustaka gema insani 100) Al-Kamil Fi al-Dhu’afa’ karangan Ibnu ‘Adi. 101) Al-Majruhin karangan Ibnu Hibban. 102) Al-Dhu’afa’ karangan al-Azdi. 103) Tafsir Ibnu Mardawaih. 104) Al-Afrad karangan al-Daraqutni. 105) Tulisan al-Khatib al-Baghdadi. 106) Tulisan Ibnu Syahin. 107) Tulisan Abu Nu’aim al-Asbahani seperti Hilyah al-Auliya’, 26 jilid lengkap pustaka Azzam (108Tarikh Asbahan dan lain-lain. 109) Tulisan al-Hakim seperti Tarikh Naisabur. 110) Al-Abathil karangan al-Juzaqani. (111)Al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalani mengarang kitab al-Qaul al-Musaddad Fi al-Zabb ‘An Musnad Ahmad yang mempertahankan 24 buah hadis daripada kitab Musnad Ahmad yang dihukum palsu oleh Ibnu al-Jauzi. (112Al-Hafiz al-Suyuti mengarang pula sebuah kitab bertajuk al-Qaul al-Hasan Fi al-Zabb ‘An al-Sunan 113 al-Laali' al-Masnu'ah fil Ahaditsil Maudhu'ah 114) Al-Hafiz al-Suyuthi turut mengkhususkan sebuah kitab yang berjudul al-Ta’aqqubat ‘Ala al-Maudhu’at atau al-Nukat al-Badi'at 'Ala al-Maudhu'at yang hanya menghimpunkan hadis-hadis yang beliau tidak setuju dengan penilaian palsu Ibnu al-Jauzi. Terdapat lebih 300 buah hadis dalam kitab ini. (115) Al-Hafiz al-Suyuti juga mengarang kitab Zail al-Laali al-Masnu'ah atau al-Ziyadat 'Ala al-Maudhu'at yang menghimpunkan hadis-hadis palsu tambahan yang tidak disebutkan oleh Ibnu al-Jauzi dalam al-Maudhu'at. (116) Setelah itu datang Ibnu 'Arraq dengan kitab Tanzih al-Syari'ah al-Marfu'ah yang menghimpunkan hadis-hadis kitab al-Maudhu'at, kritikan-kritikan al-Suyuti dalam al-Laali al-Masnu'ah dan al-Nukat al-Badi'at 'Ala al-Maudhu'at serta hadis-hadis palsu tambahan dalam Zail al-Laali al-Masnu'ah. Beliau juga turut menyertakan kritikan-kritikan beliau sendiri terhadap pendapat dan penilaian al-Suyuti.

*Tahapan Belajar Fikih Syafi'i* ___________ Yang selalu membuat kagum dari guru kami, Habib Abdullah bin Ahmad Al-Jufri, beliau begitu tertata rapi dan detil ketika mengkaji ensiklopedia kitab fikih. Wawasannya yang begitu luas nan komprehensif, tak heran jika beberapa Masyayikh menjuluki beliau; "Ifrit"-nya fikih Syafi'i. Kala itu sempat bertanya, "Maulana, kitab apa yang perlu diprioritaskan dalam belajar ilmu fikih madzhab Asy-Syafi'i sesuai tahapannya? Serta bagaimana urutannya?" 1) Ar-Risâlah Al-Jâmi'ah karya Al-Habib Ahmad Alawi Al-Habsyi (w. 1144 H). Penerbit PUTERA BUMI,Sebagai pengantar memasuki bahasan fikih. 2) Lalu kitab Safînah An-Najâh karya Syeikh Salim bin Abdullah bin Sumair.penerbit PT. KARYA THOHA PUTRA Semarang (Untuk syarah; beliau biasa menggunakan (a). kitab Nailu Ar-Rajâ' karya Al-Habib Ahmad bin Umar Asy-Syathiri Penerbit CAHAYA ILMU (w. 1360 H): Karena penjelasannya yang daqiq). (b) Terjemah Kāsyifatus sajā penerbit pustaka Amani & isyfa' Lanā 3) Setelah itu Al-Muqaddimah As-Sughra: Al-Mukhtashar Al-Lathîf karya Al-Allamah Abdullah bin Abdurrahman Bafadhal (w. 918 H) Penerbit Kota Ilmu.dengan syarah Al-Bayân was At-Ta'rîf karya Dr. Ahmad Nishf. Di sini akan memberikanmu mukaddimah dan mengantarkan pada Al-Muqaddimah selanjutnya, yaitu Al-Kubra. 4) Barulah ke Al-Kubra: Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyah karya Al-Allamah Abdullah bin Abdurrahman Bafadhal (w. 918 H) Penerbit Daarul Abidin Publisher Surabaya (dengan syarah Busyrā Al-Karîm karya Syeikh Said Ba'isyin (w. 1270 H): Sebagai syarah paling mutaakhirin serta merangkum beberapa metode ulama sebelumnya - tidak memiliki Hasyiyah)." Adapun terkait rekomendasi Hasyiyah sebagai penunjang dan penambah wawasan atas kitab tersebut, kata beliau, "(a) jika ingin ringkas dan padat; maka baca Hâsyiyah Al-Jarhazi 'alā Al-Manhaj Al-Qawîm li Ibnu Hajar Al-Haitami karya Imam Abdullah bin Sulaiman Al-Jarhazi (w. 1201 H). (b) Jika ingin yang luas akan faidah dan maklumatnya; baca Hâsyiyah At-Tarmasī 'alā Al-Manhaj Al-Qawîm karya Syeikh Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Manan Dipomenggolo At-Tarmasi - Pacitan (w. 1338 H). (c) Sementara yang mencakup kumpulan dan pengelompokan perspektif para fuqoha terdahulu seperti Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, Imam Ar-Ramli, Imam Khatib Asy-Syirbini, Imam Asy-Syabramalisi, Imam Az-Ziyadi, dll; maka baca Hâsyiyah Al-Kubrā 'alā Al-Manhaj Al-Qawîm [Al-Mawâhib Al-Madaniyah] karya Imam Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdi (w. 1194 H)." (Ketika mensyarah Muqaddimah Hadhramiyah; beliau banyak menukil dari kitab yang ketiga saking luasnya maklumat yang didapat). Lalu setelahnya? Kata beliau, "setelahnya 5) Matan Abi Syujâ' penerbit pustaka Arafah, dengan syarahnya yang tidak asing, Fathu Al-Qarîb Al-Mujîb karya Ibnu Qasim Al-Ghazzi (w. 918 H). penerbit Lirboyo press ( توشيح على بن قاسم= Syarah Fathul Qarib penerbit Lirboyo.Untuk penunjang di tahapan kitab ini bisa baca: Al-Iqnâ' karya Syeikh Muhammad Khatib Asy-Syirbini (w. 979 H), juga Hâsyiyah Al-Bâjûrī 'alā Fathi Al-Qarîb karya Syaikhul Azhar Ibrahim Al-Bajuri (w. 1276 H). Dengan catatan: sembari mengkaji kitab Fathu Al-Qarîb Penerbit Mu'jizat,dianjurkan juga dibarengi dengan membaca kitab Al-Yâqût An-Nafîs karya Syeikh Ahmad bin Umar Asy-Syathiri (w. 1360 H). penerbit kota Ilmu "Lantaran bagaimana dengan Matan Zubad ibnu Ruslan?" "Bisa dipelajari usai Matan Abi Syuja'. Namun Matan Zubad penerbit THOHA PUTRA cocok untuk memperkokoh malakah. Dan yang paling utama untuk ini, harus dihafal!" Tegas beliau. Bukan ahli fikih kalau tidak hafal ini. "6) Selanjutnya seorang thalib bisa memilih antara dua: Dengan mengkaji kitab 'Umdatu As-Sâlik karya Ibnu An-Naqib Al-Mashri (w. 769 H) Penerbit DUTA KARYA SANTRI atau mengkaji kitab Fathu Al-Mu'în karya Syeikh Ahmad Zainuddin Al-Malibari (w. 987 H). penerbit Lirboyo press ,Keduanya sama." Untuk Hasyiyah terhadap kitab Fathu Al-Mu'în yang direkomendasikan oleh guru kami yaitu kitab Tarsyîh Al-Mustafîdîn karya As-Sayyid Alawi bin Ahmad As-Saqaf (w. 1335 H): Karena memuat berbagai macam faidah yang tidak didapati dalam kitab I'ânah Ath-Thâlibîn karya Syeikh Abu Bakar Syatho Ad-Dimyathi (w. 1310 H) beserta kritik terhadapnya. Sementara I'ânah Ath-Thâlibîn sendiri, kata beliau, penjelasannya yang begitu banyak dan terlalu melebar. Seringkali beliau ketika mengisi pengajian merujuk ke kitab Tarsyîh dibanding I'ânah. "7) Baru setelah itu seorang thalib bisa memasuki kitab Al-Minhâj [Minhâj Ath-Thâlibîn] karya Imam An-Nawawi (w. 676 H). 2 jilid lengkap pustaka Azzam Jika semua itu usai terlewati -dengan mutqin- maka dengan ini seorang thalib bisa dikatakan lulus dalam mempelajari ilmu fikih madzhab Asy-Syafi'i! Fatahallahu alaik!" Dalam hal ini beliau mewanti-wanti akan hadirnya Syaikhun Fattah (seorang guru yang memumpuni) dalam membimbing hingga gerbong akhir fikih madzhab Asy-Syafi'i. 8) AL Umm 16 penerbit pustaka Azzam (9) Syarah Al Muhadzdzab Adz Dzahaby 32 jilid penerbit pustaka Azzam (10) Raudhatul Thalibin : Imam Nawawi 3 jilid lengkap Penerbit Pustaka Azzam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله رب العالمين و به نستعين على أمور الدنيا و الدين و على اله وصحبه اجمعين أما بعد : Puji syukur kehadirat Allahﷻ karena dengan limpahan Rahmat dan karunia Nya sehingga pada kesempatan kali ini saya dapat memulai sesuatu usaha untuk menyebarkan luaskan ilmu agama Yang kami awali dengan menyebutkan beberapa kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal jama'ah sebagai berikut : (1). Aqidah Thahawiyah Penerbit pustaka darul Haq (2). Aqidah Asy'ari ( Al-ibanah ) penerbit Turas Pustaka (3). Al LUMA' IMAM ASY'ARI penerbit Rene Turas (4) Aqidah Sanusiyah penerbit santri salaf (5). Aqidah Maturidiyah penerbit Turas Pustaka (6). Syarhus Sunnah Al Muzani penerbit pustaka darul Haq (7). الخراسانية الغربية = Aqiqah salaf Syaikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi pustaka Al Kautsar (8). Syarah Ushulus Sunnah (Keyakinan Imam Ahmad dalam Aqidah ) Media Tarbiyah (9). Mahir Aqidah Sanusiyah ( Syaikh Muhammad Ibnu Yusuf As-Sanusiy) dilengkapi keterangan penting dan dalil-dalil pokok Tauhid (10). Qotrul Ghaits Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Jawi penerbit CV Toha Putra Semarang (11). Qami'uth Thughyan 'Ala Manzhumah Syu'abil Iman ( Syaikh Muhammad Ibnu Umar Al Jawi penerbit Al Miftah Surabaya (12). Syarah Aqidatul Awam ( Syaikh Ahmad Marzuqi) penerbit Miftahul Ulum (13). Kifayatul Awam ( Syaikh Muhammad Al-Fudholi ) penerbit Mutiara Ilmu Surabaya (14). Jawahirul Kalamiyah ( Syaikh Thohir bin Shaleh Al-Jazairi) penerbit Salim Nabhan Surabaya (15). Ahlus Sunnah wal jama'ah BID'AH Khurafat oleh : H. Djarwani Hadikusuma penerbit PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta (16). Hidayatul Insan Fii Ta'allumi Tauhid ( Bimbingan kepada manusia dalam mempelajari ilmu tauhid) disusun oleh : KH. Ibrahim bin Muhammad Nuh bin Abul Qasim Diterbitkan oleh : Lembaga pengembangan pendidikan dan Pengajaran Pondok pesantren Modern / Salafiyah Al-Madaniyah Jaro Tabalong Kalimantan Selatan 2004 (17) Tïjan Ad-Darari oleh Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani Penerbit Mutiara Ilmu (18)Nalar Logis Ilmu Teologis ( Terjemah Kitab Tïjan Ad-Darari oleh Syaikh Ibrahim bin Muhammad Al Bajuri) Disertai dengan Kitab Syarah karya Syaikh Muhammad bin Umar Nawawi Al-Jawi al-Bantani (19). Al I'tisham Asy-Syathibi penerbit pustaka Azzam. Itulah 19 kitab tauhid yang akan menjadi pembahasan utama pada artikel dalam blogger ini & إن شاء الله setelah semua nya Rampung tentunya secara bertahap dari kitab paling dasar sampai tingkat tinggi Dan dibahas secara bab perbab. Bagi yang mau memberikan bantuan dalam bentuk kitab atau pun berbentuk uwang Silahkan inbox wa 081243902179 Sampai jumpa pada Pembahasan pertama yaitu : Aqidah Thahawiyah Semoga Allah memudahkan و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Nah bagus tuh, sekarang ajak aja debat ulama" Aswaja seperti Afandi dan Sanie Uye, pasti sangat mudah untuk meng counter mereka. Tapi yaa seperti yang kita ketahui Wahaboy cuman berani di kandang giliran di ajak diskusi ciut 🤭

Yang dibakar otak yg kosong. Yang percaya.. orang yang kosong otaknya. Yang membakar.. ahli bidaah aristosyiah.

Karena tidak bisa membendung dakwah orang yg mereka sebut wahabi Selalu ada fitnah -fitnah baru dari kelompok sebelah, Seperti: guru2 wahabi sanad keilmuan tidak bersambung, sekarang yg terbaru suka merubah isi kitab😂😂😂

Wahabi tukang Play victim... Pengecut... Dan tidak beradab...

Udang aliran maturidi ustad dan kumpulan karya karya yang bersanad , panteskan islam zaman mundur kembali perpustakaan Iraq pada massa itu di bakar oleh Mongol?? Yuuu kita bangun perpustakaan baitul hikmah bangkit kembali? Apakah canel ini atau ustadnya g dapatkan hati hikmahnya ???

Kalo letnan Lawrent itu siapa yah?

Sama2 muslim jangan bakar kitab2nya hargai sama menjalankan

Qunut bid'ah, Tai kucing gak najis 😂

Tuduhan bahwa pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab (Wahhabi) membakar kitab-kitab ulama terdahulu adalah isu kontroversial yang sering muncul dalam perdebatan sejarah Islam. Namun, dari sumber-sumber yang ada, tidak ditemukan bukti sahih bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab atau pengikutnya secara sistematis membakar kitab-kitab ulama terdahulu. 1. Sikap Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap Kitab-Kitab Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-1792) adalah seorang ulama yang mengikuti mazhab Hanbali dan banyak merujuk kepada kitab-kitab ulama sebelumnya, terutama karya-karya Imam Ahmad bin Hanbal, Ibn Taymiyyah, dan Ibn Qayyim al-Jawziyyah. Dalam berbagai tulisannya, beliau mengutip ulama dari berbagai mazhab dan tidak ada bukti dalam karyanya yang menyerukan pembakaran kitab-kitab ulama. 2. Klaim Pembakaran Kitab dalam Sejarah Wahhabi Beberapa sumber menyebutkan bahwa dalam ekspansi gerakan Wahhabi pada abad ke-18 dan 19 di Najd dan Hijaz, beberapa kitab yang dianggap berisi syirik atau bid'ah dihancurkan. Namun, klaim ini lebih sering datang dari pihak yang menentang gerakan Wahhabi, seperti Kesultanan Utsmaniyah dan para ulama yang menolak ajaran mereka. Misalnya, tuduhan bahwa mereka membakar kitab-kitab fiqih dan tasawuf berasal dari pihak yang menentang gerakan mereka, tetapi sumber primer dari pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri tidak menunjukkan bahwa ada kebijakan resmi untuk membakar kitab-kitab ulama terdahulu. 3. Sikap Ulama Wahhabi Kontemporer Ulama Wahhabi kontemporer, seperti Syaikh Shalih Al-Fawzan dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, menolak tuduhan ini dan menegaskan bahwa mereka tidak pernah memiliki kebijakan membakar kitab-kitab ulama terdahulu. Mereka justru banyak mengomentari dan mencetak ulang karya ulama klasik. Kesimpulan Tuduhan bahwa Wahhabi membakar kitab-kitab ulama terdahulu tampaknya lebih bersifat propaganda politik dan sejarah daripada fakta yang memiliki bukti kuat. Tidak ada sumber primer dari pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab yang menunjukkan kebijakan semacam itu. Namun, ada kemungkinan bahwa dalam beberapa insiden tertentu, kitab-kitab yang dianggap mengandung syirik atau bid'ah dihancurkan oleh individu atau kelompok tertentu, tetapi ini bukan kebijakan resmi dari gerakan tersebut.

Ngswaja berusaha mencari pembenaran Wahabi berusaha mencari kebenaran

Pembahasan yg ditunggu2

Emang siapa yang bilang pak.

kalau merubahnya banyak maka akan ketahuan, memang ada perubahan itu tidsk bisa dipungkiri

Ngopi ngopi 😂😂😂😂😂

Ngasahiroh dobolisasi terbukti hujjahnya dalikit brooo😅😅😅

Saya Pernah mendengarkan Idrus Ramli dan Kyai Assyairoh menyatakan klo Salafi banyak merubah kitab kitab dari kata pengantarnya saja sdh berbeda bgt kira kira yg disampaikan dan saya hampir percaya subhat tsb...

sejarah mencatat nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wassalam berdakwah,menyampaikan kebenaran,beliau tidak pernah berdusta,taat kepada Allah. pada saat itu banyak musuh musuh nabi,tidak menerima dakwah beliau,bahkan ingin membunuh beliau. kenapa? karena kedingkian. sekarang yg dakwah manusia biasa tentunya banyak yg menolak,mungkin ada juga kedengkian,atau ada kesombongan. dakwah al Quran dan sunah yg difahami salaf tentu lebih mendekati kebenaran,apalagi masalah tauhid tentu membuat kita lebih tenang dalam akidah,ibadah dan muamalah.

tahun 1920 an waktu Wahabi Menang di Arab Saudi, banyak kitab dan hadist imam Bukhari di bakar, beruntung lah KH.hasyim ASY'ARI menyelamatkan kitab yg tersisa dan membawa nya pulang ke Indonesia

Ttp cinta ulama ahlusunah waljamaah sampai akhir hidup sy

Sesaaaaaat ente ini , dan terlalu sombong merasa yng paling benar

Salafi wahabi sesat

Katanya mau debat nntg sani uye kera sakti 2 dasar kera

Itu aja klu sutad jidat hitam ngomong cuekin aja,Org tua Rasulullah aja di masukin ke dalam neraka.emang mereka panitia neraka.itu menandakan ke dangkalan ilmu mereka.mereka kaum hawaboy klu GK liat google mereka tdk bisa ceramah.😂😂😂😂😂

Katanya mau ngopi din? 😂😁🤣

kitab tafsir showi saya, di juz 3 dalam surat al fatir, kitan aslinya isinya ada penjelas tentang wahabi, namun dalam terbitan arab saudi penjelasan itu hilang😂 dan sayang nya diindonesia cetakan itu diperbanyak oleh percetakan indo😂 dan banyak kitab" lain nya😂

Aswaja yang gak setuju dengan paparan diatas mohon dibantah secara ilmiah dengan mendatangkan sumber-sumber yang valid, jangan cuma "pokoknya", "takfiri", "tabdi'" dst.

Sombong amat..

Maaf SAUDARA KU Mari kita ikuti Beliau Rosululloh Solallohu alaihi wasallam dan Para sahabatnya yang telah di Ajarkan langsung oleh Rosululloh Solallohu alaihi wasallam lalu Para Sahabatnya ,,,,

jangankan kitab aswaja, kitab nabi pun wajib kita bakar kalo, nabi itu palsu . Apalagi kalo buku yang su'

Di dunia tidak ada yang tidak butuh keduniaan. Termasuk Ibnu Abdul Wahab, Ibnu Mas'ud, dan Wahabi. Bukti nyata Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abdul Wahab berontak ingin berkuasa dijazirah Arab, Arab Saudi sekarang. Ya , apalagi melenyapkan, membakar, membakar, atau merubah kitab jauh lebih mudah. Dengan modal kekuasaan, kerajaan, kekayaan, dan uang serta nafsu apapun bisa dilakukan. Bukti lainnya, bagaimana masipnya *wahabi* indonesia. Tapi cukup jujur, tidak ngaku *Salafi.* Dan ini bukti upaya besar nafsu *Wahabi* untuk mengubah keyakinan ummat Islam.

Hati² dengan ajaran tanduk setan dari nejd. Mengklaim Ahlusunnah tapi ternyata bukan. Suka membidahkan amalan yg mreka sndiri tdk tau dalilnya

Kajian Bahasa Indonesia di Pintu 19 Masjid Nabawi Kembali Lagi Kabar gembira bagi jamaah umroh di Madinah, mulai malam nanti Ahad, 10 Sya’ban 1446 H/09 Februari 2025 ba’da Magrib- Isya’ kembali akan diadakan kajian di Pintu 19 Masjid Nabawi. Alhamdulillah guru kita, Ust. Dr. Ariful Bahri, MA sudah kembali ke Kota Nabi. Silahkan dishare Nabi salallahu alaihi wa sallam bersabda : من دل على خير ، فله أجر فاعله "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala orang yang melakukannya” (HR. Muslim) Abu Yusuf Akhmad Ja’far, Lc,BA, M.Pd

Suatu pengakuan ( apologia) seorg wahabi tulen 😂😂 Bikin2 sendiri, ragu jg dia sendiri Memang kitab yg kau sebut dipelajari di kalangan ulama Ahlussunnah wal Jamaah (4 mazhab)??

Semuanya mengaku paling SALAFI dan selainnya adalah Ahli Bid’ah, Hizbiyyah, dholaalah, dll. !!?? Inilah Pengakuan Bingung Seorang Salafi Wahabi; - Kalau saya masuk Salafi Rodja, saya di tahdzir oleh Salafi Dzulkarnain. Padahal Ust.Dzulkarnain adalah murid yang diakui oleh Syaikh Shalih Fauzan. - Kalau saya masuk Salafi Ustadz Dzulkarnain, saya di tahdzir oleh Salafi Luqman Ba’abduh. Padahal Ust.Luqman Ba’abduh adalah murid Syaikh Muqbil dan diakui oleh Syaikh Robi’. - Kalau saya masuk Salafi Ustadz Luqman Ba’abduh, saya di tahdzir oleh Salafi Syaikh Yahya Al-Hajuri. Padahal Syaikh Yahya Al-Hajuri adalah pewaris utama dakwah Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi’i di markaz dakwah darul hadits, dammaj, Yaman. - Kalau saya masuk Salafi Ust.Abdullah Hadrami, Ust.Agus Hasan Bashori, Ust.Khalid Basalamah, Ust.Ahmad Rofi’i, saya di tahdzir oleh Salafi STAI Ali Bin Abi Thalib surabaya. - Kalau saya masuk Salafi STAI Aly As-Sunnah medan, maka saya di tahdzir oleh para pengikut Abu Ihsan Al-Medani CS. Semoga Allah SWT menurunkan rahmat, hidayah serta ilmu-Nya yang diberkahi kepada kita semua, agar tidak mudah mencaci maki orang, khususnya para ulama dan ilmu-ilmu yang telah mereka wariskan kepada kita. Dan semoga kita bisa menjadi murid-murid yang santun, shalih, beradab, berakhlaq mulia, serta tidak merasa paling pintar sendirian. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

REALITA YANG MEMILUKAN - Syaikh Yahya Al-Hajuri (murid senior Syaikh Muqbil) mentahdzir Ustadz Luqman Ba’abduh CS. - Ustadz Dzulqarnain dan Ustadz Afifuddin mentahdzir Ustadz Firanda Andirja dan Radio Rodja. - Ustadz Luqman Ba’abduh mentahdzir Ustadz Dzulkarnain CS dan memfatwakan bahwa Dzulkarnain CS adalah MLM (Mutalawwin La’ib Makir). - Ulama muda Salafi dari madinah, yakni Syaikh DR.Abdullah Al-Bukhari menyebut Syaikh Muqbil Bin Hadi Al-Wadi’i khawarij, menyebut Ust.Firanda Dajjal, menyebut Ust.DR.Ali Musri pendusta khabits. - Ustadz DR.Ali Musri di tahdzir Ustadz Luqman Ba’abduh, sedangkan Ust.Luqman Ba’abduh di katakan MALING oleh Ustadz Ali Musri karena pernah mencuri kitab seharga kurang lebih 200 juta. - Ustadz Agus Hasan Bashori dan Syaikh Mamduh Farhan Al-Buhairi di tahdzir oleh Ustadz Abdurrahman At-Tamimi dan di vonis sebagai Sururi. - Sedangkan Ustadz Abdurrahman at-Tamimi CS di tahdzir sebagai Hizbi oleh para pengikut Ustadz Faisal Usamah Mahri CS. - Ustadz Indra Al-Medani, Syaikh Utsman Shalih Al-Ifriki, dan Salafi STAI Aly As-Sunnah medan di tahdzir oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Medani CS dan dianggap sebagai Hizbi, manhajnya tidak jelas, dst. - Syaikh Salim Bin ‘Ied Al-Hilali dituduh pencuri oleh mereka yang kontra Syaikh Yahya Al-Hajuri. - Syaikhain Ibnai Bazmul (dua bersaudara) mentahdzir Syaikh Ali Hasan Al-Halabi. - Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali menyebut Syaikh Ali Hasan Al-Halabi sebagai ahli bid’ah dan mentahdzirnya. - Sedangkan Syaikh Falih bin Naafi’ Al Harbi mentahdzir Syaikh Rabi’. - Di Mesir juga demikian, dua murid Syaikh Al-Albani yakni Syaikh Muhammad Hasan dan Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini disebut mubtadi’ (ahli bid’ah) oleh murid-muridnya Syaikh Muqbil. - Ulama sekaliber Syaikh Ibnu Jibrin ditahdzir oleh Syaikh Yahya An-Najmi sebagai ikhwani (ikhwanul muslimin). - Ulama Salafi Syaikh Hasan bin Abdullah Qu’ud menyindir Syaikh Rabi’ bahwa bahasa Arab Sayyid Quthub sekelas mahasiswa sedangkan bahasa Arab Syaikh Robi’ masih sekelas anak-anak i’dadi (pemula). - Syaikh Abdul Aziz bin Manshur Al Kinani mentahdzir Syaikh Robi: dan membuat kitab khusus membantah “kesesatan” Syaikh Robi’ berjudul Ar-Raddu ‘Alal-Ad’iyatis-Salafiyah setebal 239 hal. - Syaikh Abu Utsman As-Salafi mentahdzir Syaikh Robi’ dengan menulis kitab khusus berjudul “61 Ashlan Faasidan lifirqati murji’ah al khuluf: Ra-Rabi’iyun”.

Siapa yang bersedia mendanai untuk mempertemukan sanie uye dan zainal abidin dalam debat terbuka. Dari pada saling klaim.

Tradisi tahrif ala Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang mereka warisi dari pendahulunya, kaum Mujassimah itu, juga berlangsung hingga dewasa ini dalam skala yang cukup signifikan. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 300 kitab yang isinya telah mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil orang-orang Wahabi. Di antaranya adalah kitab al-Ibanah ‘an Ushul al-Diyanah karya al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Kitab al-Ibanah yang diterbitkan di Saudi Arabia, Beirut dan India disepakati telah mengalami tahrif dari kaum Wahhabi. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan isi kitab al-Ibanah tersebut dengan al-Ibanah edisi terbitan Mesir yang di-tahqiq oleh Fauqiyah Husain Nashr. Tafsir Ruh al-Ma’ani karya al-Imam Mahmud al-Alusi juga mengalami nasib yang sama dengan al-Ibanah. Kitab tafsir setebal tiga puluh dua jilid ini telah di-tahrif oleh putra pengarangnya, Syaikh Nu’man al-Alusi yang terpengaruh ajaran Wahabi. Menurut Syaikh Muhammad Nuri al-Daitsuri, seandainya tafsir Ruh al-Ma’ani ini tidak mengalami tahrif, tentu akan menjadi tafsir terbaik di zaman ini. Tafsir al-Kasysyaf, karya al-Imam al-Zamakhsyari juga mengalami nasib yang sama. Dalam edisi terbitan Maktabah al-Ubaikan, Riyadh, Wahabi melakukan banyak tahrif terhadap kitab tersebut, antara lain ayat 22 dan 23 Surat al-Qiyamah, yang di-tahrif dan disesuaikan dengan ideologi Wahabi. Sehingga tafsir ini bukan lagi Tafsir al-Zamakhsyari, namun telah berubah menjadi tafsir Wahabi. Hasyiyah al-Shawi 'ala Tafsir al-Jalalain yang populer dengan Tafsir al-Shawi, mengalami nasib serupa. Tafsir al-Shawi yang beredar dewasa ini baik edisi terbitan Dar al-Fikr maupun Dar al-Kutub al-’Ilmiyah juga mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil Wahabi, yakni penafsiran al-Shawi terhadap surat al-Baqarah ayat 230 dan surat Fathir ayat 7. Kitab al-Mughni karya Ibn Qudamah al-Maqdisi al-Hanbali, kitab fiqih terbaik dalam madzhab Hanbali, juga tidak lepas dari tahrif mereka. Wahabi telah membuang bahasan tentang istighatsah dalam kitab tersebut, karena tidak sejalan dengan ideologi mereka. Kitab al-Adzkar al-Nawawiyyah karya al-Imam al-Nawawi pernah mengalami nasib yang sama. Kitab al-Adzkar dalam edisi terbitan Darul Huda, 1409 H, Riyadh Saudi Arabia, yang di-tahqiq oleh Abdul Qadir al-Arna’uth dan di bawah bimbingan Direktorat Kajian Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia, telah di-tahrif sebagian judul babnya dan sebagian isinya dibuang. Yaitu Bab Ziyarat Qabr Rasulillah SAW diganti dengan Bab Ziyarat Masjid Rasulillah SAW dan isinya yang berkaitan dengan kisah al-’Utbi ketika ber-tawasul dan ber-istighatsah dengan Rasulullah saw, juga dibuang.

Mancgester U ...kalah hujah

Benar,sejarah telah membuktikan Wahabi memberontak ke pemerintahan yg sah di arab

Kaum Aswaja KW, kalah hujjah.. eh nuduh merubah kitab2. Sampai skrg tidak pernah terbukti.. Ini kan namanya kalah dalil ngajak gelut..😂

Kita tetap ndak pernah percaya isyu2 yg dibuat oleh kaum sufi nganu....

Wah. Ustadz Wahabi ini bohong. Kok ustadz pernyataannya mengada ngada. Dari mana dpt cerita seperti itu?