Відео

wel ah

Nama :Idoo Kelas : X9 Absen :27 Trimakasih atas penjelasan nya bu, materinya mudah di pahami

Insyira Aufala Zastavana X-9 "Puisi Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" karya W. S. Rendra menggambarkan banyak korban berjatuhan, amarah tidak bisa dikendalikan, dan masyarakat menuntut adanya perubahan. Hukum menjadi tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah, bahkan hukum tidak lagi diperhitungkan. Puisi ini menunjukkan bahwa kekuasaan itu melibatkan banyak orang dan membuat orang lupa akan tugasnya karena kenikmatannya yang sementara. W.S Rendra mengungkapkan bahwa yang harus ditegakkan adalah hukum adil, karena hukum adil merupakan pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Keadaan yang terjadi pada bulan Mei 1998 di mana ada sekelompok petugas yang ditugasi untuk menghasut masyarakat untuk melakukan penjarahan dan melakukan tindakan anarkis. W.S Rendra juga ingin agar para penguasa segera sadar dan berpikir menggunakan hati nurani.

Nurul Fatiyah_X9 Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" dibuat oleh W.S Rendra di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1998 dan dibacakannya di DPR pada tanggal 18 Mei 1998.Puisi ini bertemakan tentang protes kepada pemerintah ini mengggambarkan periode penting dalam sejarah Indonesia dan mengungkapkan perasaan serta pikiran masyarakat pada waktu itu, yaitu kerusuhan 1998. Dalam puisi ini, Rendra mengekspresikan penderitaan, kegelisahan, dan kemarahan atas kondisi sosial dan politik pada masa itu. Ia mencerminkan keresahan rakyat atas ketidakadilan, korupsi, dan kekuasaan yang otoriter. Puisi ini menjadi suara protes terhadap rezim yang ada dan panggilan untuk perubahan menuju keadilan dan kebebasan. Suasana dalam puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" karya W.S. Rendra adalah gelap, penuh dengan kekacauan, ketidakpastian, dan penderitaan. Rendra menggambarkan suasana yang tegang dan penuh dengan kekerasan, dengan gambaran-gambaran tentang api, darah, dan kerusuhan. Puisi ini menciptakan atmosfer yang memprihatinkan dan menegaskan ketidakpuasan serta kekecewaan terhadap kondisi politik dan sosial saat itu.

Arya Mandiri Wiguna X-9 Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" adalah karya dari seorang penyair W.S Rendra. Puisi ini dibuat di Jakarta pada tanggal 17 Mei 1998 dan dibacakan Rendra di DPR pada tanggal 18 Mei 1998. Puisi yang bertemakan tentang protes kepada pemerintah ini menggambarkan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yaitu kerusuhan Mei 1998. Dalam puisi ini, Rendra mengekspresikan penderitaan, kegelisahan, dan kemarahan atas kondisi sosial dan politik pada masa itu. Ia mencerminkan keresahan rakyat atas ketidakadilan, korupsi, dan kekuasaan yang otoriter. Puisi ini menjadi suara protes terhadap rezim yang ada dan panggilan untuk perubahan menuju keadilan dan kebebasan. Suasana dalam puisi ini adalah gelap, penuh dengan kekacauan, ketidakpastian, dan penderitaan. Rendra menggambarkan suasana yang tegang dan penuh dengan kekerasan, dengan gambaran-gambaran tentang api, darah, dan kerusuhan. Puisi ini menciptakan atmosfer yang memprihatinkan dan menegaskan ketidakpuasan serta kekecewaan terhadap kondisi politik dan sosial saat itu.

Nama : Suci Fatihatu Zahra X-9 Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" karya W.S. Rendra mencerminkan suasana kegelapan dan kekacauan yang melanda Indonesia pada bulan Mei 1998. Dalam puisi ini, Rendra menggambarkan suasana kekerasan, ketidakpastian, dan kemarahan yang melanda masyarakat saat itu, sambil mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang keadilan, kebenaran, dan tanggung jawab pemerintah. Makna:Sesungguhnya yang ingin disampaikan W.S. Rendra dalam sajaknya 'Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia' adalah sindiran dan perasaan miris terhadap kejadian pada bulan Mei 1998 yang menelan banyak korban ketika peristiwa itu terjadi. Tema: protes terhadap pemerintah,kemiskinan dan ketidak pekaan sosial

Sakti Nur X9 "Puisi sajak bulan Mei 1998" Oleh W.S Rendra, Puisi ini mencerminkan kegelisahan dan ketidakpuasan terhadap keadaan sosial dan politik yang korup dan tidak adil. Pengarang mengekspresikan kekecewaan terhadap kehilangan nilai-nilai moral dan keadilan dalam pemerintahan dan masyarakat. Puisi ini menggambarkan penderitaan dan ketidakpastian yang dialami oleh rakyat akibat tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab dari penguasa dan elit politik. Selain itu, pengarang juga menyerukan untuk memperjuangkan keadilan dan membangun sebuah sistem yang lebih adil dan bermoral.

Farhah Nabila Azzahro X-9 Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" Karya W.S. Rendra. dari puisi tersebut berisi adanya kekacauan, ketidakadilan, dan kekerasan yang terjadi selama kerusuhan Mei 1998 di Indonesia. Peristiwa ini menggambarkan perasaan kekecewaan dan kemarahan terhdap sosial dan situasi politik saat itu, mereka perlu adanya perubahan yang adil dan efektif, serta menekankan pentingnya kesatuan dan solidaritas di antara rakyat Indonesia dalam menghadapi dan menangani tantangan-tantangan tersebut.

Nafiah S.N, X9 Sesungguhnya yang ingin disampaikan W.S. Rendra dalam sajaknya 'Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia' adalah sindiran dan perasaan miris terhadap kejadian pada bulan Mei 1998 yang menelan banyak korban ketika peristiwa itu terjadi. Puisi yang bertemakan tentang protes kepada pemerintah ini tidak seperti puisi pada umumnya yang terikat dengan berbagai aturan. Dalam puisi ini Rendra menggunakan bahasa seperti berbicara langsung dengan kata kiasan sebagai pemanis, tanpa sedikitpun mengurangi makna yang ingin disampaikan. Suasana yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca ialah merasakan sebuah kekecewaan, amarah, ketidakadilan, dan kesedihan yang mendalam pada saat itu.

Rahma Ayu Wulandari X9 Puisi "Sajak bulan Mei 1998" oleh W.S Rendra berisi tentang sindiran dan perasaan miris terhadap kejadian pada bulan Mei 1998 yang menelan banyak korban ketika peristiwa itu terjadi.

Putri pratiwi ayuning tyas X9 "Sejak Bulan mei 1998" karya W.S Rendra ini menggambarkan tentang betapa ricuhnya Indonesia pada tahun 1998. Puisi ini juga ditulis dengan tujuan untuk menyindir pemerintahan Indonesia pada 1998.Menyindir tentang betapa bobroknya pemerintahan Indonesia pada tahun 1998.Puisi ini juga menyampaikan perasaan miris terhadap kericuhan yang menyebabkan banyak korban jiwa.

Rayya Nabillah Saputri X-9 Puisin"Sajak Bulan Mei 1998" Berisi sindiran dan perasaan miris terhadap kejadian pada bulan Mei 1998 yang menelan banyak korban ketika peristiwa itu terjadi.Dalam sajak tersebut, Rendra menjelaskan bahwa masa itu sebagai zaman yang edan. Zaman kala kitab undang-undang telah dibuang ke selokan. Zaman kala politikus tantara berdiri di atas hukum.Dalam sajaknya ini, sebagai saksi yang menyaksikan langsung saat keributandan kerusuhan berlangsung di masamenjelang Reformasi tersebut, Rendra begitu gamblang menjelaskan bagaimana sejarah hitam Indonesia pada saat peristiwa Kerusuhan 1998.Ia sangat merasa sangat bersedih ketika menghadapi situasi dimana masyarakat tidak lagi percaya kepada pemerintah. Karena memang pemerintah pada saat itu, tidak bisa dipercaya.

Alifa Anindita X-9 Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" karya W.S Rendra adalah perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan kemerdekaan Indonesia. Makna puisi ini adalah untuk mengenang dan menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Rendra menggambarkan para aparat keamanan yang seharusnya membela rakyat namun ternyata mereka adalah kaki tangan para penguasa. Puisi ini mengambarkan perasaan sedih, kemarahan, ketidakadilan, bingung, putus asa.

Dwisa suci Rahayu X9 puisi Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia karya W. S. Rendra mengungkapkan di dalam setiap bait puisi sangat terlihat jelas pemilihan kata-katanya bernada sindiran terhadap sikap pemerintah dan aparat yang berwenang dalam menghadapi peristiwa tersebut. Sesungguhnya yang ingin disampaikan W.S. Rendra dalam sajaknya ‘Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia’ adalah sindiran dan perasaan miris terhadap kejadian pada bulan Mei 1998 yang menelan banyak korban ketika peristiwa itu terjadi. Di dalam puisinya, penyair ingin menuntut ketidakadilan yang perlu ditegakkan dalam kejadian yang menggemparkan tersebut. Selain mengungkapkan sindiran rintihan mahasiswa yang menjadi korban kepada pemerintah yang semena-mena W.S Rendra juga menyampaikan inspirasinya melalui berbagai gaya bahasa yang digunakan dalam puisinya yang berjudul ‘Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia’.

Yani dwi septianingsih, X9 "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" karya W.S. Rendra menggambarkan suasana politik dan sosial di Indonesia pada tahun 1998, yang ditandai dengan ketidakstabilan dan konflik. Suasana yang digambarkan dalam puisi ini adalah suasana yang suram dan gelap, mencerminkan kondisi yang tidak menentu dan penuh ketidakpastian. Tema puisi ini adalah kritik terhadap pemerintahan dan penguasa yang tidak adil dan tidak bertanggung jawab. Puisi ini mengekspresikan ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang korup dan tidak adil, serta mengecam penindasan dan eksploitasi oleh penguasa. Makna puisi ini adalah penekanan pada pentingnya hukum yang adil dan keadilan sosial, serta peringatan terhadap bahaya penipuan dan manipulasi oleh penguasa. Puisi ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan dan mempertanyakan keadaan mereka sendiri dan masyarakat mereka, serta mengajak mereka untuk berjuang untuk keadilan dan kebenaran.

Lili Rachmawati X9 puisi sajak pada bulan mei 1998 oleh W. S. Rendra menggambarkan Kerusuhan Mei 1998 adalah peristiwa kerusuhan massa, demonstrasi anti-pemerintah, dan pembangkangan sipil di Indonesia pada bulan Mei 1998. Peristiwa ini terutama terjadi di kota Medan, Jakarta, dan Surakarta, dengan insiden-insiden kecil di wilayah lain di Indonesia. Puisi ini menceritakan penderitaan dan ketidakpastian yang dialami oleh rakyat akibat tindakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dari penguasa dan elit politik.

Monica Revareta Fabiola_X-9_ Puisi "Sajak Bulan Mei 1998" karya W.S Rendra. Puisi ini berisi sindiran yang ditujukan kepada pemerintah dan aparat keamanan negara atas sikap mereka yang acuh, sewenang-wenang, dan terkesan "angkat tangan" dalam meredam kemarahan terhadap aksi kebrutalan massa pada saat itu. Rendra mengekspresikan protes terhadap pemerintah dan otoritas yang tidak mampu menangani situasi dengan adil dan efektif, serta menekankan pentingnya kesatuan dan solidaritas diantara rakyat Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

naila x9 "sajak bulan mei 1998" oleh W.S Rendra menceritakan kisah pilu yang bisa dikatakan sebagai sebuah tragedi kemanusiaan dalam peristiwa Mei 1998 di Indonesia. Sebuah puisi yang menceritakan tentang suatu kondisi protes sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yang terjadi pada masa Orde Baru.

Elsha Gustianingrum X9 "Sejak Bulan Mei 1998" karya W.S. Rendra berisi tentang perasaan penulis terhadap peristiwa yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998. Puisi ini menggambarkan perasaan kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan penulis terhadap peristiwa tersebut. Puisi "Sejak Bulan Mei 1998" adalah salah satu karya terkenal dari W.S. Rendra yang menggambarkan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Puisi ini ditulis sebagai respons terhadap peristiwa yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, yang melibatkan kerusuhan, korupsi, dan perubahan politik besar. Puisi ini menggambarkan perasaan kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan penulis terhadap peristiwa tersebut. Melalui puisi ini, penulis berusaha untuk mengkomunikasikan perasaan dan pikirannya tentang peristiwa tersebut kepada pembaca. Puisi ini juga menunjukkan kepedulian penulis terhadap perubahan politik dan sosial di Indonesia.

Kumala X-10 "Sajak Bulan Mei 1998" adalah puisi karya W.S. Rendra, Puisi ini berisi sindiran yang ditujukan kepada pemerintah dan aparat keamanan negara atas sikap mereka yang acuh, sewenang-wenang, dan terkesan "angkat tangan" dalam meredam kemarahan terhadap aksi kebrutalan massa pada saat itu. Puisi ini juga mengekspresikan ketakutan dan amarah yang merajalela tanpa alamat, mencerminkan kekacauan dan kesedihan yang dirasakan oleh masyarakat. Pikiran kusut mencerminkan kebingungan dan keputusasaan yang dialami oleh masyarakat pada saat itu.

AJIS PURNOMO_X-10_ "Puisi Sejak Bulan Mei 1998, Karya W.S. Rendra berisi tentang Kerusuhan Mei 1998 adalah peristiwa kerusuhan massa, demonstrasi anti-pemerintah, dan pembangkangan sipil di Indonesia pada bulan Mei 1998. Peristiwa ini terutama terjadi di kota Medan, Jakarta, dan Surakarta, dengan insiden-insiden kecil di wilayah lain di Indonesia"

Subhan Fikri Hadi. Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" bermakna protes dan sindiran pada pemerintah pada Mei 1998, yang dimana pada saat itu terjadi kerusuhan besar-besaran. Pemerintah Indonesia pada saat itu tidak transparan dan banyak terjadi ketidakjujuran. W.S Rendra mengekspresikan ketidakpercayaan masyarakat kepada pemimpin. Para aparat keamanan yang harusnya melindungi rakyat namun ternyata mereka adalah kaki tangan para penguasa yang menyebabkan banyak korban pada kerusuhan tersebut.

Yuni Nur Azizah X10 puisi ini menceritakan Bahwa W.S Rendra menulis puisi ini pada saat masa orde baru. Pada masa itu banyak korban berjatuhan, amarah tidak bisa dikendalikan, dan masyarakat menuntut adanya perubahan. W.S Rendra menunjukkan bahwa kekuasaan itu melibatkan banyak orang dan membuat orang lupa akan tugasnya karena kenikmatannya yang sementara. W.S Rendra mengkritik mengenai hukum yang tumpul ke atas dan mengingatkan bahwa hukum harus lebih tinggi dari para pejabat. W.S Rendra menunjukkan bahwa sedih dan duka cita terlihat di wajah masyarakat Indonesia. W.S Rendra merasa sedih saat menulis puisi ini di masa itu.

Callista Anindyapta Naifah X-10 Puisi "Sajak Bulan Mei 1998" karya W.S. Rendra menggambarkan kekacauan, ketidakadilan, dan kekerasan yang terjadi selama kerusuhan Mei 1998 di Indonesia. Puisi ini mencerminkan perasaan kekecewaan dan kemarahan terhadap situasi politik dan sosial saat itu, sambil menyoroti semangat perlawanan dan harapan akan perubahan. Rendra mengekspresikan protes terhadap pemerintah dan otoritas yang tidak mampu menangani situasi dengan adil dan efektif, serta menekankan pentingnya kesatuan dan solidaritas di antara rakyat Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.

Ricky Fadhil Hellyandika Putra_X-10. Isi puisi tersebut adalah protes dan sindiran kepada pemerintah pada Mei 1998 yang dimana pada saat itu terjadi kerusuhan besar-besaran. Pemerintah Indonesia pada saat itu tidak transparan dan banyak terjadi ketidakjujuran. Dalam hal ini W.S Rendra menceritakan ketidakpercayaan masyarakat kepada penguasa. Para aparat keamanan yang harusnya melindungi rakyat namun ternyata mereka adalah kaki tangan para penguasa yang menyebabkan banyaknya korban pada kerusuhan Mei 1998.

Risma Ayu Raihanah_X-10_Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia karya W.S. Rendra menggambarkan situasi pemerintah dalam menghadapi situasi sosial-politik dan ekonomi yang terjadi pada saat itu yang dianggap tidak bisa memberikan solusi terbaiknya. Bahkan terjadi kerusuhan besar-besaran yang tidak dapat diredam hingga akhirnya banyak menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang tak terhingga.

Anas X10 "Puisi Sajak Bulan Mei 1998" oleh W.S. Rendra menggambarkan suasana politik dan sosial Indonesia pada bulan Mei 1998, saat terjadi kerusuhan dan pergolakan politik yang mengarah pada jatuhnya rezim Orde Baru. Puisi ini mencerminkan kegelisahan, kemarahan, dan aspirasi rakyat pada saat itu, serta mengekspresikan kritik terhadap ketidakadilan dan penindasan. Melalui metafora dan bahasa yang kuat, Rendra menggambarkan perjuangan dan harapan dalam menghadapi masa-masa sulit tersebut.

Rahmadila Putri Agesta_X10_Puisi ''Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia'' ini menggambarkan kegelisahan terhadap kondisi sosial dan politik yang kacau pada masanya. Ada gambaran tentang kegelapan, kekacauan, dan keputusasaan di tengah maraknya penindasan dan ketidakadilan. Puisi menyerukan untuk mengutamakan hukum yang adil daripada mencari pemimpin yang sempurna, serta mengingatkan akan bahaya dari penindasan oleh penguasa dan elit.

Tazqia Maulidatun Asifah_X.10_"puisi bersajak bulan mei 1998"puisi ini berisi tentang perlunya hukum yang adil untuk membimbing kehidupan manusia dalam prahara zaman yang penuh dengan intrik kekuasaan dan manipulasi. Ia menegaskan bahwa keadilan harus menjadi pedoman utama dalam menjalani kehidupan, bukan sekadar sebuah harapan kosong.

Laila dwi lestari X10 Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia". Puisi ini menggambarkan suasana politik dan sosial di Indonesia pada bulan Mei 1998, yang merupakan masa di mana terjadi kerusuhan dan perubahan politik penting di Indonesia. Puisi tersebut menceritakan tentang ketidakadilan, kekerasan, dan perjuangan rakyat dalam mencari keadilan dan kebebasan.Rendra menggambarkan para aparat keamanan yang seharusnya membela rakyat namun ternyata mereka adalah kaki tangan para penguasa. Pada saat itu, kasus Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN) sangat terpampang nyata. Hal inilah yang menyulut kemarahan rakyat. Rendra mengingatkan agar para penguasa menyadari akan kesalahan dan terbuka hati nuraninya.

Dwy Nur_X-10_ W.S. Rendra dalam sajaknya 'Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia' adalah sindiran dan perasaan miris terhadap kejadian pada bulan Mei 1998 yang menelan banyak korban ketika peristiwa itu terjadi.

Nagita X-10 "Sajak Bulan Mei 1998" karya W.S. Rendra adalah puisi yang menggambarkan kegelisahan dan perjuangan rakyat Indonesia saat itu, terutama dalam menghadapi krisis politik dan sosial yang terjadi pada bulan Mei 1998. Puisi ini mencerminkan perasaan dan pengalaman penulis terhadap situasi tersebut, serta menyampaikan pesan tentang keadilan, kebebasan, dan perubahan sosial. Melalui metafora bulan Mei, Rendra menggambarkan momen penting dalam sejarah Indonesia yang diwarnai oleh pertentangan dan perubahan yang mendalam.

Siva_X-10_Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 Di Indonesia" karya W.S. Rendra mencerminkan suasana kekacauan, ketegangan, dan aspirasi perubahan selama periode kerusuhan Mei 1998. Rendra mengekspresikan kegelisahan, kekecewaan, dan harapan akan perubahan sosial dan politik di Indonesia melalui penggambaran keadaan jalanan yang kacau dan aksi kekerasan, serta semangat perlawanan dan aspirasi untuk keadilan. Puisi ini merupakan bentuk protes dan kritik terhadap ketidakadilan sosial dan politik serta panggilan untuk bersatu dan berjuang demi perubahan yang lebih baik.

Rahmania_X-10_Puisi ini mencerminkan sindiran dan perasaan miris terhadap kejadian pada bulan Mei 1998 yang menelan banyak korban ketika peristiwa itu terjadi.

Naila_X.10_ "Sajak Bulan Mei 1998" adalah salah satu karya sastra yang menggambarkan peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, yakni peristiwa kerusuhan Mei 1998. Puisi ini mungkin berisi tentang pengalaman, perasaan, dan pemikiran penyair tentang peristiwa tersebut. Mungkin juga mencerminkan kegelisahan, kekecewaan, atau bahkan harapan akan masa depan bangsa. Isinya bisa beragam, mulai dari penggambaran suasana konflik, penderitaan, hingga refleksi atas nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Yolanda_X-10_Puisi ini mencerminkan kegelisahan dan ketidakpuasan terhadap keadaan sosial dan politik yang korup dan tidak adil. Pengarang mengekspresikan kekecewaan terhadap kehilangan nilai-nilai moral dan keadilan dalam pemerintahan dan masyarakat. Puisi ini menggambarkan penderitaan dan ketidakpastian yang dialami oleh rakyat akibat tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab dari penguasa dan elit politik. Selain itu, pengarang juga menyerukan untuk memperjuangkan keadilan dan membangun sebuah sistem yang lebih adil dan bermoral.

Ayra_X-10_Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia", bercerita tentang gambaran situasi Indonesia pada bulan Mei 1998. Puisi ini menggambarkan kegelapan, ketakutan, dan kekacauan yang terjadi pada waktu itu. Rendra mencoba untuk menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya keadilan, kebenaran, dan tanggung jawab moral, khususnya dalam konteks pemerintahan. Ia ingin menyampaikan bahwa setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Dyazti_X-10_Puisi "Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia" oleh W.S. Rendra mencerminkan kegelisahan dan kemarahan terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia pada saat itu. Puisi ini menyoroti kekacauan, ketidakadilan, dan ketidakpastian yang dirasakan oleh rakyat. Rendra menggunakan gambaran-gambaran yang kuat seperti bangkai-bangkai di jalan, kebingungan, dan aroma darah untuk mengekspresikan keadaan yang tidak stabil dan kebingungan yang dirasakan oleh masyarakat. Dia juga menyerukan perlunya hukum yang adil sebagai pedoman dalam menghadapi kekacauan dan ketidakadilan tersebut, sambil mengkritik kebijakan pemerintah dan elit politik yang korup. Puisi ini menegaskan pentingnya keadilan dan mengecam ketidakadilan serta ketidaksetiaan penguasa terhadap kepentingan rakyat.

Izin bertanya Apakah dalam rima asonasi boleh menggunakan 2 huruf vokal(a , i)? Apakah boleh dipilih salah satu dari huruf yang dominan?

terimakasih bu

boleh minta RPP y bu

Kok ada saya🗿

Nama resa fery Kelas X3 Absen 26

Nama : riska kusuma amalia kelas : X-4 absen : 33 sma 1 tuntang

Nama:Aina Kaisa A No:03 Kelas:X-5

Nama:Riska Oktavia Kelas:x2 Absen:30

Nama :oktaviona fitriani Kls :X1 No :26

Nm: KA Kls: xs1 No abs: 10

Assalamualaikum...boleh saya minta Perangkatx pembelajaranx

Keren