- 2
- 13
Bintang Bintang
Приєднався 15 кві 2020
Belajar Macam Macam Gharib
Macam-macam bacaan bacaan Gharib dalam al-Qur’an
Imalah
Bacaan gharib pertama adalah Imalah. Imalah secara bahasa berarti cenderung atau belok. Dalam istilah Qiraat, Imalah berarti sedikit membunyikan fathah ke arah kasrah (setengah kasrah dan setengah fathah). Sehingga bunyinya menjadi e. Menurut Imam Hafs, hanya ada satu bacaan yang dibaca Imalah. Yaitu pada Surat Hud Ayat 41.
وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرَىهَا وَمُرْسَىهَا
Pada dasarnya, setiap Alif yang berharakat Fathah dibaca a. Namun, khusus pada lafadz مجرىَها dibaca e sehingga bunyinya menjadi “majreehaa”.
Isymam
Secara istilah Isymam, sebagai bacaan gharib kedua, berarti memasukkan unsur Dhommah pada Sukun dengan cara memoncongkan bibir. Terdapat satu bacaan al-Qur’an yang dibaca Isymam menurut Riwayat Hafs, yaitu pada Surat Yusuf Ayat 11.
قَا لُوْا يٰۤاَ بَا نَا مَا لَـكَ لَا تَأْمَنَّـا عَلٰى يُوْسُفَ وَاِ نَّا لَهٗ لَنٰصِحُوْنَ
Saat membaca lafadz لا تأمنا tepatnya pada huruf Nun, bibir kita perlu dimoncongkan menyerupai bentuk bibir saat membaca Dhommah. Apabila diibaratkan seperti membaca kata La Ta’manunna, namun bacaan u nya tidak dibunyikan, hanya bibirnya yang tetap dimoncongkan.
Saktah
Saktah secara istilah berarti berhenti sebentar tanpa bernafas. Terdapat empat bacaan dalam al-Qur’an yang dibaca Saktah.
Surat al-Kahfi Ayat 1-2
…… وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا (1) قَيِّمًا
Diantara lafadz عِوَجًا (1) قَيِّمًا terdapat bacaan Saktah, yaitu berhenti sejena tanpa benafas. sehingga bunyinya menjadi عِوَجًا (berhenti sebenar tanpa bernafas) قَيِّمًا
Surat Yasin Ayat 52
….. مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا..هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَانُ
Bacaan Saktah pada ayat ini terletak pada lafadz مِنْ مَرْقَدِنَا..هَذَا
Surat al-Qiyamah Ayat 27
كَلَّاۤ اِذَا بَلَغَتِ التَّرَا قِيَ
وَقِيْلَ مَنْ .. رَاقٍ
Bacaan Saktah pada ayat ini terletak pada lafadz مَنْ .. رَاقٍ
Surat al-Muthaffifin Ayat 14
اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَا لَ اَسَا طِيْرُ الْاَ وَّلِيْنَ
كَلَّا بَلْ… رَانَ عَلَى
Bacaan Saktah pada ayat ini terletak pada بَلْ… رَانَ
Tashil
Tashil berarti membunyikan antara Hamzah dan Alif. Terdapat satu bacaan dalam al-Qur’an yang dibaca Tashil, yaitu pada Surat Fusshilat Ayat 44.
….. ءَاَعْجَمِيٌّ وَ عَرَبِيّْ
Bacaan ءَاَعْجَمِيٌّ semula berbunyi Aa’jamiyyun, karena dibaca Tashil bunyinya menjadi Aha’jamiyyun.
Naql
Naql secara istilah adalah memindahlan harakat pada huruf sebelumnya. Dalam Riwayat Hafs, terdapat satu ayat dalam al-Qur’an yang dibaca Naql, yaitu pada Surat al-Hujurat Ayat 11.
بِئْسَ الإِسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الإِيْمَانِ
Pada bacaan al-Qur’an pada umumnya, lafadz بِئْسَ الإِسْمُ dibaca Bi’sal ismu. namun, karena menurut Imam Hafs lafadz tersebut dibaca Naql, maka bunyinya menjadi Bi’salismu.
Imalah
Bacaan gharib pertama adalah Imalah. Imalah secara bahasa berarti cenderung atau belok. Dalam istilah Qiraat, Imalah berarti sedikit membunyikan fathah ke arah kasrah (setengah kasrah dan setengah fathah). Sehingga bunyinya menjadi e. Menurut Imam Hafs, hanya ada satu bacaan yang dibaca Imalah. Yaitu pada Surat Hud Ayat 41.
وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرَىهَا وَمُرْسَىهَا
Pada dasarnya, setiap Alif yang berharakat Fathah dibaca a. Namun, khusus pada lafadz مجرىَها dibaca e sehingga bunyinya menjadi “majreehaa”.
Isymam
Secara istilah Isymam, sebagai bacaan gharib kedua, berarti memasukkan unsur Dhommah pada Sukun dengan cara memoncongkan bibir. Terdapat satu bacaan al-Qur’an yang dibaca Isymam menurut Riwayat Hafs, yaitu pada Surat Yusuf Ayat 11.
قَا لُوْا يٰۤاَ بَا نَا مَا لَـكَ لَا تَأْمَنَّـا عَلٰى يُوْسُفَ وَاِ نَّا لَهٗ لَنٰصِحُوْنَ
Saat membaca lafadz لا تأمنا tepatnya pada huruf Nun, bibir kita perlu dimoncongkan menyerupai bentuk bibir saat membaca Dhommah. Apabila diibaratkan seperti membaca kata La Ta’manunna, namun bacaan u nya tidak dibunyikan, hanya bibirnya yang tetap dimoncongkan.
Saktah
Saktah secara istilah berarti berhenti sebentar tanpa bernafas. Terdapat empat bacaan dalam al-Qur’an yang dibaca Saktah.
Surat al-Kahfi Ayat 1-2
…… وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا (1) قَيِّمًا
Diantara lafadz عِوَجًا (1) قَيِّمًا terdapat bacaan Saktah, yaitu berhenti sejena tanpa benafas. sehingga bunyinya menjadi عِوَجًا (berhenti sebenar tanpa bernafas) قَيِّمًا
Surat Yasin Ayat 52
….. مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا..هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَانُ
Bacaan Saktah pada ayat ini terletak pada lafadz مِنْ مَرْقَدِنَا..هَذَا
Surat al-Qiyamah Ayat 27
كَلَّاۤ اِذَا بَلَغَتِ التَّرَا قِيَ
وَقِيْلَ مَنْ .. رَاقٍ
Bacaan Saktah pada ayat ini terletak pada lafadz مَنْ .. رَاقٍ
Surat al-Muthaffifin Ayat 14
اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَا لَ اَسَا طِيْرُ الْاَ وَّلِيْنَ
كَلَّا بَلْ… رَانَ عَلَى
Bacaan Saktah pada ayat ini terletak pada بَلْ… رَانَ
Tashil
Tashil berarti membunyikan antara Hamzah dan Alif. Terdapat satu bacaan dalam al-Qur’an yang dibaca Tashil, yaitu pada Surat Fusshilat Ayat 44.
….. ءَاَعْجَمِيٌّ وَ عَرَبِيّْ
Bacaan ءَاَعْجَمِيٌّ semula berbunyi Aa’jamiyyun, karena dibaca Tashil bunyinya menjadi Aha’jamiyyun.
Naql
Naql secara istilah adalah memindahlan harakat pada huruf sebelumnya. Dalam Riwayat Hafs, terdapat satu ayat dalam al-Qur’an yang dibaca Naql, yaitu pada Surat al-Hujurat Ayat 11.
بِئْسَ الإِسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الإِيْمَانِ
Pada bacaan al-Qur’an pada umumnya, lafadz بِئْسَ الإِسْمُ dibaca Bi’sal ismu. namun, karena menurut Imam Hafs lafadz tersebut dibaca Naql, maka bunyinya menjadi Bi’salismu.
Переглядів: 10
Відео
Editan Free Fire Ezyy
Переглядів 33 роки тому
semoga Kalian Suka Dengan Vidio Saya "Ohh ya Yang Mau dieditin Komen saja di Kolom Yaa" "Terima kasih mau liat"