Ketika manusia yang lupa diri gelap mata, seolah mempengaruhi rasa kebencian, serta kekuasaan. Disanalah manusia mulai terpengaruh akan tipu daya karena haus akan kekuasaan. Sama halnya dengan tokoh pewayangan Mahabrata Sangkuni, yang digambarkan sebagai sosok yang begitu jahat, licik dan lebar mulutnya.
Dengan kefasihannya bertutur kata membuat orang-orang yang bicara dengannya selalu terpedaya oleh manis bibirnya. Sebagai metafora, karakteristik Sangkuni mengingatkan kita untuk selalu waspada terhadap ulah orang yang cenderung licik dan manipulatif dalam kehidupan jaman sekarang
Dimana komposer mengimplementasikan tokoh yang haus akan kekuasaan serta tipu daya manusia, hal ini menjadi dasar penggarap melahirkan sebuah karya baleganjur dengan nuansa musikal tegas, enerjik, dan ditambah alunan vokal untuk mengegaskan cerita yang terkandung didalamnya.
Jalinan harmonisasi melodi reong menggambarkan hubungan akan kefasihan Sangkuni dalam bertutur kata yang selalu bisa membuat orang lain terpedaya oleh manis bibirnya. Kekilitan ceng-ceng yang dinamis menggambarkan akan sifat haus kekuasaan, dan hentaklan kendang memberikan aksentuasi dalam keseluruhan instrumen sehingga terwujudnya Baleganjur Kreasi yang berjudul SANGKUNI.
Komposer :
I Kadek Wahyu Kertayasa
I Putu Ono Putra, S.Sn.
Koreografer :
I Made Candra Pastika, S.Pd.
Pembina Tabuh :
I Ketut Yatna, S.Pd.
Penata Kamera :
I Kadek Dwi Candra Ardana Yasa, S.Pd.
I Putu George Budiananta Merta, S.Pd.
Penanggung Jawab
Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Melaya
Elly Kristini, S.Pd.