Perkenalkan kami dari kelompok 3 Penoligi Hukum, Universitas Muhammdiyah Malang. Kelompok kami terdiri dari 4 anggota, diantaranya :
1. Novalita Ratu Karunia A.Z. (202110110311427)
2. Rima Ratna Palupi (202110110311444)
3. Gholib (202110110311460)
4. Nathania Martha Cahyaning S. (202110110311470)
Dalam video kali ini, kami akan berdiskusi mengenai tujuan pemidaan berdasarkan teori relatif berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2021 (UU Sistem Peradilan Pidana Anak) dan Peraturan Kepolisian Negeri Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021. Berikut penjelasan secara singkat mengenai Teori Relatif, yakni :
Teori relatif dengan sebutan lain, teori tujuan atau utilitarian theory. Teori ini pada dasarnya bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat. Pencetus pertama teori ini adalah Karl O. Christiansen, ia memandang bahwa pidana bukanlah untuk melakukan pembalasan terhadap pelaku kejahatan, akan tetapi mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat. Dengan beberapa tujuan pokok pemidanaan, diantaranya :
1. Mempertahankan ketertiban masyarakat
2. Memperbaiki kerugian yang diterima oleh masyarakat sebagai akibat terjadinya kejahatan
3. Memperbaiki si penjahat
4. Membinasakan si penjahat
5. Mencegah kejahatan
Selain itu, Teori tujuan memiliki 2 fungsi pencegahan, yakni :
1) Teori Pencegahan Umum
Teori berupa penjatuhan sanksi pidana kepada seseorang yang telah melakukan kejahatan dan tujuannya untuk menimbulkan rasa takut kepada orang lain untuk tidak melakukan kejahatan juga. Sanksi pidana yang diancamkan terhadap perbuatan yang dilarang harus tertulis dalam UU sehingga dapat mengurungkan niat orang lain untuk berbuat jahat.
2) Teori Pencegahan Khusus
Teori ini memiliki tujuan agar pidana itu dapat mencegah si penjahat mengulangi kejahatan. Tujuan pidana selain untuk mempertahankan ketertiban masyarakat, juga mempunyai tujuan untuk menakuti, memperbaiki, dan membinasakan kejahatan tertentu. Dengan kata lain pemidanaan ini memiliki fungsi untuk mendidik atau memperbaiki terpidana agar menjadi masyarakat yang baik dan berdaya guna sehingga setelah tuntutan pidana habis, maka ia dapat diterima kembali oleh masyarakat.
Teori Relatif ini memiliki beberapa ciri pokok, sebagai berikut:
1. Tujuan pidana adalah pencegahan
2. Pencegahan bukan tujuan akhir, tetapi hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu kesejahteraan masyarakat
3. Hanya pelanggaran-pelanggaran hukum yang dapat dipersalahkan kepada si pelaku saja (misalnya karena sengaja)
4. Pidana harus memiliki tujuan agar kejahatan tersebut tidak terulang kembali
Pidana melihat ke depan (sifatnya prospektif)